Anda di halaman 1dari 17

Bab 2 – Penaksiran Parameter

PENAKSIRAN PARAMETER

2.1 PENGERTIAN

Seperti yang kita ketahui bahwa untuk meneliti sebuah


populasi kita memiliki keterbatasan baik dari sisi waktu,
kemampuan dan hal lainnya. Oleh karena itu digunakan
statistika inferensia untuk mengetahui bagaimana
karakteristik dari sebuah populasi. Terdapat dua bagian
dalam statistika inferensia, yaitu penaksiran parameter
dan pengujian hipotesis.

Penaksiran parameter adalah suatu proses untuk


mengetahui parameter suatu populasi dengan
menggunakan statistik sampel. Sedangkan pengujian
hipotesis adalah proses di mana diambil keputusan
apakah penaksiran yang dilakukan diterima atau ditolak.

2.2 TITIK TAKSIRAN DAN DERAJAT KEPERCAYAAN

Dalam penaksiran parameter, terdapat dua istilah


penting yaitu titik taksiran dan interval taksiran. Titik

Statistika II 2-1
Bab 2 – Penaksiran Parameter

taksiran adalah sebuah nilai tertentu yang digunakan


untuk menaksir suatu parameter. Contoh penelitian yang
dilakukan pada 100 orang sampel karyawan suatu
perusahaan yang diambil secara acak menyebutkan
bahwa rata-rata pendapatan mereka sebesar 750.000
sehingga ditaksir rata-rata pendapatan seluruh karyawan
perusahaan sebesar 750.000. Nilai 750.000 adalah
sebuah titik taksiran (penaksir) untuk menaksir rata-rata
pendapatan populasi karyawan perusahaan.

Penaksir yang baik adalah penaksir yang memiliki sifat-


sifat berikut:
a. Penaksir tak bias (unbised estimator), di mana nilai
ekspekasi atau rata-rata dari sampel sama dengan
parameter populasi ( E  x    ).
b. Penaksir bervarians minimum (efficient estimator), di
mana penaksir memiliki nilai varians paling kecil di
antara penaksir lainnya.
c. Penaksir konsisten (consistent estimator), di mana
semakin bertambah jumalh sampel yang diambil,
nilai taksiran akan semakin mendekati nilai
sebenarnya.

Interval taksiran adalah suatu rentang nilai atau interval


tertentu yang menunjukkan pada interval mana
parameter muncul dengan nilai peluang tertentu. Nilai

Statistika II 2-2
Bab 2 – Penaksiran Parameter

peluang tertentu tersebut dinamakan derajat


kepercayaan (confidence level). Derajat kepercayaan
digunakan karena pada dasarnya suatu penaksiran tidak
mungkin memiliki kebenaran mencapai 100%. Hal
tersebut disebabkan nilai taksiran diperoleh dari sampel
bukan dari populasi secara keseluruhan.
Nilai derajat kepercayaan terletak di antara 0 dan 1, di
mana semakin mendekati nilai 1 semakin mendekati nilai
sebenarnya. Sehingga dapat dirumuskan bahwa nilai
derajat kepercayaan sebesar (1 - )100%. Jika 
sebesar 5% maka derajat kepercayaannya sebesar
95%, jika  sebesar 1% maka derajat kepercayaan
sebesar 99%.

Nilai derajat kepercayaan 95% dan 99% adalah nilai


derajat kepercayaan yang selalu digunakan walaupun
tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan nilai
lain.

2.3 MENAKSIR RATA-RATA POPULASI

Terdapat dua kategori untuk menentukan interval


taksiran rata-rata populasi, yaitu kategori pertama di
mana nilai n  30 dan simapangan baku populasi
diketahui dan kategori kedua di mana nilai n  30 dan
simpangan baku populasi tidak diketahui.

Statistika II 2-3
Bab 2 – Penaksiran Parameter

Untuk nilai n  30, interval taksiran rata-rata populasi


diperoleh dengan formula:
s
Xz
n

Di mana nilai X menunjukkan nilai rata-rata sampel, z


menunjukkan nilai z dari tabel distribusi z berdasarkan
nilai derajat kepercayaan tertentu, s menunjukkan niali
simpangan baku sampel dan n menunjukkan jumlah
sampel yang diambil.

Contoh 2.1:
Sebuah perusahaan ingin mengetahui berapa rata-rata
penjualan yang dilakukan oleh para salesnya di semua
cabang perusahaan. Dari 100 orang sales yang diteliti
secara acak diperoleh rata-rata penjualan mereka
sebesar 256 unit per bulan dengan standar deviasi
sebesar 17,6 unit. Pada interval berapa rata-rata
penjualan seluruh sales perusahaan jika ditentukan nilai
derajat kepercayaan sebesar 95%?

Solusi:
Dari data diketahui n sebesar 100, X sebesar 256, s
sebesar 17,6 dan nilai derajat kepercayaan sebesar
95%. Maka rata-rata penjualan seluruh sales berada
pada interval:

Statistika II 2-4
Bab 2 – Penaksiran Parameter

s 17,6
Xz  256  1,96  256  3,45
n 100

Nilai z sebesar 1,96 diperoleh dari tabel z. dengan nilai


derajat kepercayaan sebesar 0,95 maka nilai tabel z
adalah sebesar 0,95/2 = 0,4750 yang merupakan
pertemuan nilai 1,9 dengan nilai 0,06 sehingga nilai z
sebesar 1,96.

Hasil perhitungan diatas, menunjukkan rata-rata


penjualan seluruh sales berada pada interval (256–3,45)
sampai (256+3,45) atau pada 252,55 sampai 258,45
unit/bulan.

Jika jumlah sampel kurang dari 30 (n < 30) dan nilai


simpangan baku populasi tidak diketahui maka formula
yang digunakan adalah:
s
Xt
n
Di mana nilai t adalah nilai yang diperoleh dari tabel
distribusi t (student) dengan nilai derajat kepercayaan
dan jumlah sampel tertentu. Pada tabel distribusi t
terdapat istilah derajat bebas (degree of freedom).
Derajat bebas adalah suatu nilai yang secara bebas
dapat diobservasi dari suatu sampel acak. Secara umum
nilai degree freedom akan berkurang sesuai dengan
jumlah penaksiran parameter yang dilakukan. Misalnya

Statistika II 2-5
Bab 2 – Penaksiran Parameter

sebuah sampel berukuran n, akan ditaksir nilai rata-rata


populasinya menggunakan nilai simpangan baku sampel
(s). Ini artinya nilai df sebesar n-1.

Contoh 2.2:
Sebuah perusahaan lampu mengklaim bahwa produk
lampunya mampu bekerja selama 6000 jam. Pengujian
dilakukan dengan mengambil 25 buah sampel lampu
secara acak. Dari pengujian diperoleh bahwa rata-rata
sampel lampu bekerja selama 5800 jam dengan
simpangan baku 198,6 jam. Jika derajat kepercayaan
sebesar 95%, dapatkah klaim perusahaan tersebut
dipertahankan?

Solusi:
Dari data diketahui nilai n sebesar 25, rata-rata sampel
5800 dengan simpangan baku 198,6 jam. Pada tingkat
kepercayaan 95% maka nilai rata-rata populasi berada
pada:
s 542,3
Xt  5800  2,064  5800  108,46
n 25

Sehingga nilai taksiran intervalnya adalah pada 5691,54


sampai 5908,46. Maka klaim perusahaan tidak dapat
dipertahankan karena nilai 6000 berada di luar interval
rata-rata populasi.

Statistika II 2-6
Bab 2 – Penaksiran Parameter

2.4 MENAKSIR PROPORSI POPULASI

Proporsi adalah suatu nilai pecahan, rasio atau


persentase yang menunjukkan jumlah bagian dari
sampel atau populasi yang mengalami suatu kejadian
tertentu. Misalnya 7 dari 10 orang sampel menggunakan
shampo merek “X”. Maka proporsinya adalah sebesar
0,7 atau 70%.

Formula untuk menetukan interval taksiran proporsi


populasi adalah sebagai berikut:
p(1  p)
pz
n
Di mana p adalah nilai proporsi sampel, z menunjukkan
nilai z pada derajat kepercayaan tertentu dan n
menunjukkan jumlah sampel.

Contoh 2.3:
Penelitian yang dilakukan terhadap 200 orang pengguna
ponsel Mobilora menunjukkan 165 orang merasa puas
akan kemampuan ponsel tersebut. Jika nilai derajat
kepercayaan ditentukan sebesar 95% cari interval
taksiran proporsi pengguna ponsel yang puas.

Solusi:
Dari data diketahui nilai n sebesar 200, X sebesar 165
sehingga nilai p sebesar 165/200 = 0,825. nilai derajat

Statistika II 2-7
Bab 2 – Penaksiran Parameter

kepercayaan sebesar 95% sehingga nilai z = 1,96. Maka


interval taksiran proporsi adalah:
p(1  p) 0,825(1  0,825)
pz  0,825  1,96  0,825  0,053
n 200
Jadi nilai proporsi pengguna ponsel Mobilora yang puas
ada pada interval 0,772 sampai 0,878. Dengan kata lain
pengguna ponsel Mobilora yang puas mencapai 77,2%
sampai 87,8%.

2.5 MENAKSIR SELISIH RATA-RATA DAN


PROPORSI(UTS)

Bagaimana jika kita ingin menaksir perbedaan rata-rata


antara dua populasi? Bagaimana pula menaksir selisih
proporsinya? Berikut ini adalah formula yang digunakan
untuk menaksir selisih rata-rata dan proporsi suatu
populasi.

Interval selisih rata-rata:


 x 1  x 2   z  / 2 .s x1x 2   1   2    x 1  x 2   z  / 2 .s x1x 2
`
dengan nilai s x1 x 2 merupakan nilai kesalahan baku
(standard error) yang diperoleh dari formula:

s 2x1 s 2x 2
s x1 x 2  
n1 n2

Statistika II 2-8
Bab 2 – Penaksiran Parameter

Interval selisih proporsi:


 p1  p 2   z  / 2 .s p1 p 2   1   2    p1  p 2   z  / 2 .s p1 p 2
dan nilai s p1 p 2 diperoleh dengan:
p 1 (1  p1 ) p 2 (1  p 2 )
s p1 p 2  
n1  1 n2 1

Contoh 2.4:
Saat ini terdapat berbagai cara untuk melakukan
investasi dua di antaranya adalah dalam bentuk deposito
dan reksadana. Rata-rata keuntungan yang diperoleh
dari deposito di 12 bank terpilih sebesar 6,5% dengan
standar deviasi sebesar 0,82%. Sedangkan besar
keuntungan yang dapat diraup dengan berinvestasi
reksadana sebesar 10,3% dengan standar deviasi
sebesar 1,22% berdasarkan observasi pada 8
perusahaan sekuritas. Carilah pada kisaran berapa
persen nilai selisih rata-ratanya pada derajat
kepercayaan 95%.

Solusi:
Dari data diketahui nilai x 1  10,3 dan nilai x 2  6,5 .

Sedangkan nilai s x1  1,22 dan nilai s x 2  0,82 . Maka


diperoleh:

Statistika II 2-9
Bab 2 – Penaksiran Parameter

x 1  x 2  10,3  6,5  3,8


dan
1,22 2 0,82 2
s x1 x 2    0,492
8 12

Sehingga interval selisih rata-ratanya adalah:


 x 1  x 2   z  / 2 .s x1x 2   1   2    x 1  x 2   z  / 2 .s x1 x 2

 3,8  1,96  0,492    1   2    3,8  1,96  0,492 

2,84   1   2   4,74
Jadi selisih rata-rata keuntungan ada pada kisaran
2,84% sampai 4,74% pada derajat kepecayaan 95%.

Contoh 2.5:
Dua sampel acak yang terdiri dari responden wanita dan
responden pria masing-masing berjumlah 80 orang.
Sebanyak 48 orang responden wanita menyatakan
kepuasan terhadap produk ponsel Sanes sedangkan
responden pria yang puas sebanyak 38 orang. Hitung
interval taksiran selisih proporsinya jika derajat
kepercayaan ditentukan sebesar 95%.

Solusi:
Dari data diketahui nilai n1 dan n2 sebesar 80.
Sedangkan nilai p1 sebesar 48/80 = 0,6 dan nilai p2

Statistika II 2-10
Bab 2 – Penaksiran Parameter

sebesar 28/80 = 0,35. Maka nilai p 1 - p2 sebesar 0,25.


Sedangkan nilai standar error sebesar:
0,6  0,4 0,35  0,65
s p1 p 2    0,077
80  1 80  1

Sehingga interval taksirannya adalah:


 p1  p 2   z  / 2 .s p1p 2   1   2    p1  p 2   z  / 2 .s p1p 2

 0,25  1,96  0,077     1   2    0,25  1,96  0,077  

0,1   1   2   0,4
Jadi selisih proporsinya ada pada kisaran 0,1 sampai
0,4.

2.6 MENENTUKAN UKURAN SAMPEL

Seperti yang diutarakan pada bab sebelumnya bahwa


ukuran sampel yang akan kita ambil dapat ditentukan
dengan menggunakan penaksiran parameter baik rata-
rata ataupun proporsi. Sehingga jumlah sampel yang
diambil setidaknya dapat mewakili populasi yang ingin
kita observasi. Formula untuk menentukan ukuran
sampel dengan menaksir rata-rata  adalah sebagai
berikut:
n  [(Z/2.)/e]2

Statistika II 2-11
Bab 2 – Penaksiran Parameter

Di mana nilai Z/2 menunjukkan nilai z tabel untuk derajat


kepercayaan tertentu, nilai  menunjukkan nilai
simpangan baku populasi dan nilai e menunjukkan nilai
kesalahan yang dapat diterima. Pada beberapa kasus
nilai simpangan baku populasi sering tidak diketahui
sehingga nilai simpangan baku ini dapat diperoleh
melalui tiga cara, yaitu diambil dari penelitian terdahulu,
diambil dengan mengobservasi beberapa data saja atau
dengan pendekatan nilai rentang (R) di mana nilai
simpangan merupakan seperempat nilai R.

Contoh 2.6:
Seorang analis pasar meneliti harga minyak goreng
bermerek untuk keperluan estimasi harga menghadapi
lebaran tahun ini. Mengingat di pasaran terdapat banyak
merek minyak goreng maka analis tersebut hanya akan
mengambil sampel di mana ia mendapatkan data bahwa
standar deviasi untuk harga minyak goreng bermerek
sebesar Rp 2400. Jika ia menetapkan kesalahan yang
dapat diterima dalam menaksir rata-rata sebesar 800
dan derajat kepercayaan sebesar 95%, berapakah
jumlah sampel yang harus diambil?

Solusi:
n  [(Z/2.)/e]2
 (1,96  2400 / 800)2
 (5,88)2
 34,57  35

Statistika II 2-12
Bab 2 – Penaksiran Parameter

Jadi jumlah sampel yang harus diambil sebanyak 35


merek.

Selain menggunakan penaksiran rata-rata, ukuran


sampel dapat ditentukan dengan menggunakan
penaksiran proporsi. Formulanya adalah sebagai berikut:
n  p (1 – p)(Z/2/e)2
Di mana nilai p adalah proporsi populasi, Z/2 adalah nilai
z tabel dengan derajat kepercayaan tertentu dan e
menunjukkan nilai kesalahan yang dapat diterima. Jika
nilai proporsi populasi (p) tidak diketahui maka nilai p
tersebut dapat diganti dengan menggunakan 0,5.

Contoh 2.7:
Seorang peneliti pasar terkenal akan melakukan
penelitian terhadap para pengguna lima merek
handphone ternama. Karena tidak diketahui secara pasti
angka seluruh pengguna masing-masing merek, peneliti
tersebut menggunakan penaksiran parameter proporsi
untuk menentukan jumlah sampel yang akan diambil.
Kemudian ditetapkan derajat kepercayaan sebesar 95%
dengan tingkat kesalahan yang dapat ditolelir sebesar
5%. Berapakah jumlah sampel yang harus diambil untuk
mewakili populasi?

Solusi:

Statistika II 2-13
Bab 2 – Penaksiran Parameter

n  p (1 – p)(Z/2/e)2
 0,5  0,5  (1,96/0,05)2
 0,25  1536,64
 384,16  385

Jadi jumlah pengguna handphone yang diambil sebagai


sampel sebanyak 385 orang.

Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa


ukuran sampel yang diambil bergantung pada tiga faktor,
yaitu:
a. Besarnya derajat kepercayaan yang ditentukan.
b. Nilai kesalahan yang dapat diterima.
c. Varians atau sebaran dan proporsi dari populasi.

Statistika II 2-14
Bab 2 – Penaksiran Parameter

LATIHAN
1. PT. Recha Pharmacy, sebuah perusahaan produsen
obat, ditunjuk sebagai salah satu pembuat obat
generik untuk penderita hipertensi. Selama 12 bulan
terakhir perusahaan telah memproduksi rata-rata
150.000 butir obat dengan simpangan baku sebesar
12.250 butir. Jika ditentukan nilai  sebesar 10%
tentukan interval rata-rata produksi tiap bulannya!

2. Sebanyak 186 orang buruh pabrik dijadikan sample


acak untuk diteliti jumlah jam kerjanya. Dari
penelitian diketahui bahwa rata-rata jam kerja
sample adalah 10,25 jam per harinya dengan
simpangan baku 1,12 jam. Jika derajat kepercayaan
ditentukan sebesar 99%, tentukan interval rata-rata
jam kerja buruh pabrik tersebut!

3. Dalam upaya meningkatkan penjualan, PT. Candy


Red mengiklankan produknya pada sejumlah stasiun
TV. Guna mengetahui apakah iklan yang dilakukan
tersebut efektif atau tidak, pihak perusahaan meneliti
sejumlah konsumen produknya. Dari 384 orang yang
dijadikan sample ternyata sebanyak 293 orang yang
mengkonsumsi produk dipengaruhi oleh iklan dan
sisanya ternyata tidak peduli dengan iklan. Pada
derajat kepercayaan 90%, tentukan interval proporsi
konsumen yang terpengaruh oleh iklan!

Statistika II 2-15
Bab 2 – Penaksiran Parameter

4. PT. Komunikasi Lintas Persada adalah sebuah


perusahaan distributor peralatan telekomunukasi
yang terbagi atas dua divisi regional, yaitu Divisi I
Jawa-Bali dan Divisi II Sumatera-Kalimantan.
Menjelang akhir tahun pihak perusahaan akan
mengevaluasi hasil penjualan di dua divisi tersebut.
Pada Divisi I, terdapat 20 cabang perusahaan
dengan hasil penjualan rata-rata sebesar Rp. 125,8
juta dengan standar deviasi sebesar Rp. 8,24 juta.
Sedangkan pada Divisi II, terdapat 14 cabang
dengan rata-rata hasil penjualan sebesar Rp. 98,55
juta dengan standar deviasi sebesar Rp. 6,86 juta.
Jika ditentukan nilai  sebesar 5%, tentukan interval
selisih rata-rata penjualannya!

5. Pelatihan kerja bertujuan untuk meningkatkan


produktivitas dari para pegawai di suatu perusahaan.
PT. Indotex merupakan salah satu perusahaan yang
saat ini telah melakukan pelatihan bagi pegawai di
bagian pemasaran dan produksi. Jumlah pegawai
yang ada di bagian pemasaran berjumlah 78 orang
yang 53 orang di antaranya mengikuti pelatihan.
Sedangkan dari 36 orang bagian produksi sebanyak
30 orang mengikuti pelatihan. Pada taraf nyata 5%,

Statistika II 2-16
Bab 2 – Penaksiran Parameter

tentukan interval selisih proporsi pegawai yang tidak


mengikuti pelatihan.

6. Jupiter Research akan meneliti tingkat kepuasan


konsumen terhadap suatu produk. Tingkat kepuasan
ini diukur dari jumlah nilai yang didapat berdasarkan
pengajuan angket. Penelitian yang sama pada
periode sebelumnya menunjukkan nilai simpangan
baku sebesar 43,7. Jika nilai kesalahan yang ditolelir
sebesar 13,2 dan nilai taraf nyata ditentukan sebesar
10%, berapakah jumlah konsumen yang diambil
sebagai sampel?

7. Telepon genggam saat ini mengalami


perkembangan yang sangat pesat. Hal ini
mendorong munculnya beberapa operator selular
yang menjadikan banyaknya pilihan operator yang
dapat dipakai oleh konsumen. Untuk mengetahui
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pilihan
konsumen maka diadakan suatu penelitian terhadap
hal tersebut. Jika ditetapkan nilai taraf nyata sebesar
1% dan nilai kesalahan yang diterima maksimal
10%, berapakah jumlah sampel yang harus diambil.

Statistika II 2-17

Anda mungkin juga menyukai