Anda di halaman 1dari 27

Bab 8 – Statistika Non Parametrik

STATISTIKA NON PARAMETRIK

8.1 PENGERTIAN
Berdasarkan kenormalan datanya, statistika terbagi atas
dua bagian yaitu statistika parametrik dan statistika non-
parametrik. Perbedaan dua jenis statistika tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut:

Statistika parametrik Statistika non-parametrik


Berdistribusi normal Tidak memiliki persyaratan
Data kuantitatif Data kualitatif
Skala Interval & Rasio Skala Nominal & Ordinal

Sehingga berdasarkan tabel tersebut dapat dipahami


bahwa jika data berdistribusi normal dapat diolah
dengan statistika parametrik tetapi tidak menutup
kemungkinan diolah dengan statistika non-parametrik.
Sedangkan data yang tidak berdistribusi hanya dapat
diolah dengan statistika non-parametrik.

Pada bab-bab sebelumnya kita telah mengenal


beberapa jenis pengolahan data menggunakan statistika
parametrik. Pada bab ini akan dibahas mengenai jenis-
jenis pengolahan data yang termasuk statistika non-

Statistika II 8-1
Bab 8 – Statistika Non Parametrik

parametrik yaitu Uji Tanda (sign test), Uji Tanda


Wilcoxon, Uji Mann-Whitney, Uji Kruskal-Wallies dan
Koefisien Korelasi Spearman. Sebelumnya akan dibahas
pengujian kenormalan data menggunakan Uji Lilliefors.

8.2 UJI KENORMALAN DATA DENGAN UJI


LILLIEFORS

Pada bab 4, kita telah membahas mengenai uji


kenormalan data menggunakan Chi-square. Selain
menggunakan Chi-square, uji kenormalan data juga
dapat dilakukan dengan uji Lilliefors. Prinsip perhitungan
pada uji Lilliefors hampir sama dengan uji Chi-square,
hanya saja pada uji Lilliefors data tidak diubah dahulu ke
dalam bentuk distribusi frekuensi. Untuk mengetahui
langkah-langkah uji Lilliefors, perhatikan contoh berikut:

Contoh 8.1:
Ujilah kenormalan data untuk data penjualan PT. United
Garment berikut:
No Penjualan
1 10
2 12
3 8
4 10
5 13
6 15
7 18
8 14

Statistika II 8-2
Bab 8 – Statistika Non Parametrik

Solusi:
Langkah 1: tentukan hipotesis.
H0: Data berdistribusi normal
H1: Data tidak berdistribusi normal

Langkah 2: tentukan nilai kritis.


Nilai kritis diperoleh dari tabel Lilliefors dengan nilai taraf
nyata tertentu. Pada kasus digunakan taraf nyata 5%,
sehingga dengan jumlah data (n) sebanyak 8 buah maka
nilai kritis adalah 0,285.

Langkah 3: pengujian statistik.


a. Nilai-nilai pada penjualan sebagai data diurut dari
yang terkecil hingga yang terbesar.
b. Nilai-nilai yang sudah diurut (x) dikonversi ke dalam
nilai z dengan menggunakan formula:
xi − x̄
z i=
s
c. Kemudian untuk setiap nilai z dicari probabilitasnya
pada tabel distribusi z (P(zi)).
d. Selanjutnya mencari proporsi jumlah nilai z yang
kurang dari sama dengan zi pada data pada kolom
S(zi).
e. Hitung selisih yang dimutlakkan antara probabilitas
(P(zi)) dengan proporsinya (S(zi)) pada kolom L.
f. Cari nilai L yang paling besar (Lmax).

Statistika II 8-3
Bab 8 – Statistika Non Parametrik

Dari data kasus tadi diperoleh nilai-nilai sebagai berikut:

Penjualan x z P(zi) S(zi) L


10 8 -1.40 0.0805 0.125 0.0445
12 10 -0.78 0.2180 0.375 0.1570
8 10 -0.78 0.2180 0.375 0.1570
10 12 -0.16 0.4381 0.500 0.0619
13 13 0.16 0.5619 0.625 0.0631
15 14 0.47 0.6799 0.750 0.0701
18 15 0.78 0.7820 0.875 0.0930
14 18 1.71 0.9567 1.000 0.0433

Sehingga nilai Lmax diperoleh sebesar 0,1570.

Langkah 4: tentukan kaidah keputusan.


Kaidah keputusan untuk uji Lilliefors adalah tolak H 0 jika
nilai Lmax lebih besar dari nilai kritis. (Lmax > nilai kritis)

Langkah 5: keputusan.
Dengan nilai Lmax sebesar 0,1570 maka terjadi terima H0
(Lmax < nilai kritis). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
data berdistribusi normal.

8.3 UJI TANDA (SIGN TEST)


Uji tanda adalah suatu pengujian statistika non-
parametrik yang didasarkan pada tanda (positif (+) atau
negatif (-)) hasil selisih antara pasangan data yang
diobservasi. Pada uji tanda ini digunakan formula
probabilitas binomial sebagai berikut:

Statistika II 8-4
Bab 8 – Statistika Non Parametrik

P(r) = (nCr) pr qn-r

Di mana r merupakan jumlah nilai yang bertanda + atau


– yang paling kecil.

Contoh 8.2:
Berikut ini adalah harga saham-saham emiten yang
bergerak di bidang pertanian per 30 Agustus 2005.
Apakah harga saham pada penutupan lebih baik
daripada harga saat pembukaan pada taraf nyata 10%?

Kode Harga Saham


Emiten Pembukaan Penutupan
AALI 3725 3950
LSIP 1850 2000
UNSP 370 375
CPDW 350 350
MBAI 275 275
ATPK 300 300
BASS 150 145
DSFI 60 70
IIKP 165 170
BTEK 25 25

Solusi:
Langkah 1: tentukan hipotesis.
H0:   0,5 artinya harga saham pada penutupan tidak
lebih baik

H1:   0,5 artinya harga saham pada penutupan lebih


baik

Statistika II 8-5
Bab 8 – Statistika Non Parametrik

Langkah 2: tentukan nilai kritis.


Taraf nyata untuk kasus ini ditetapkan sebesar 10%.
Sehingga untuk kasus ini, nilai kritisnya adalah 0,10.

Langkah 3: pengujian statistik.


Untuk mencari nilai probabilitasnya, maka diperlukan
jumlah tanda (+) atau (-) yang terkecil untuk menentukan
nilai r.
Kode Harga Saham Tanda Beda
Emiten Pembukaan Penutupan
AALI 3725 3950 +
LSIP 1850 2000 +
UNSP 370 375 +
CPDW 350 350 0
MBAI 275 275 0
ATPK 300 300 0
BASS 150 145 -
DSFI 60 70 +
IIKP 165 170 +
BTEK 25 25 0

Dari sepuluh emiten, terdapat 5 tanda (+), satu tanda (-)


dan 4 nilai nol. Untuk menghitung jumlah sampel (n),
emiten yang bertanda nol diabaikan sehingga jumlah n
adalah 6. Nilai r adalah jumlah tanda (+) atau (-) yang
paling kecil. Di mana diperoleh jumlah tanda (-)
merupakan nilai yang terkecil sehingga nilai r adalah 1.
Sehingga probabilitasnya adalah:
6!
×0,51×0,56−1 =0 , 09375
P(1)  (6C1) p1 q6-1  1 !(6−1)!

Statistika II 8-6
Bab 8 – Statistika Non Parametrik

Langkah 4: kaidah keputusan.


Kaidah keputusannya adalah tolak H0 jika probabilitas <
nilai kritis. Atau tolak H0 jika probabilitas < 0,10.

Langkah 5: keputusan.
Dengan nilai probabilitas sebesar 0,09375 maka terjadi
tolak H0 sehingga keputusannya adalah bahwa harga
saham pada penutupan lebih baik dibandingkan pada
saat pembukaan.

Uji tanda juga dapat dilakukan untuk sampel dengan


ukuran besar (n > 30). Untuk sampel berukuran besar
ini, digunakan pendekatan normal terhadap binomial.
Berdasarkan jumlah tanda (+) pada data, formula yang
digunakan terbagi menjadi 2 jenis. Untuk data dengan
tanda (+) lebih dari n/2 maka digunakan formula:
( X −0,5)−0,5n
z=
0,5 √ n
Sedangkan untuk data dengan tanda (+) kurang dari n/2
formulanya adalah:
( X +0,5 )−0,5n
z=
0,5 √ n
Di mana X menunjukkan jumlah tanda (+) yang terjadi
pada data.

Statistika II 8-7
Bab 8 – Statistika Non Parametrik

Contoh 8.3:
PT. Federal Konima melakukan pelatihan kerja terhadap
121 orang karyawannya. Hal tersebut dilakukan untuk
meningkatkan pengetahuan dan produktivitas
karyawannya. Ternyata setelah diadakannya pelatihan
tersebut diketahui sebanyak 78 orang karyawan
meningkat produktivitasnya. Jika taraf nyata ditentukan
sebesar 5%, apakah pelatihan tersebut dapat
meningkatkan produktivitas karyawan?

Solusi:
Langkah 1: tentukan hipotesis.
H0:   0,5 tidak terjadi peningkatan produktivitas setelah
pelatihan

H1:  > 0,5 terjadi peningkatan produktivitas setelah


pelatihan

Langkah 2: tentukan nilai kritis.


Taraf nyata ditentukan sebesar 5%, sehingga nilai z
tabel untuk  sebesar 5% adalah 1,96. Karena
pengujian ini merupakan uji satu arah, maka nilai kritis
untuk kasus ini adalah 1,96.

Langkah 3: pengujian statistik.


Diketahui jumlah karyawan yang meningkat
produktivitasnya sebanyak 78 orang, sehingga jumlah

Statistika II 8-8
Bab 8 – Statistika Non Parametrik

tanda(+) sebesar 78 yang berarti lebih besar dari n/2 =


121/2 = 60,5. Maka nilai z diperoleh:
( X −0,5)−0,5n (78−0,5 )−0,5(121) 17
z= = = =3 , 09
0,5 √ n 0,5( √ 121) 5,5

Langkah 4: kaidah keputusan.


Kaidah keputusannya adalah tolak H0 jika nilai z hitung >
z tabel (nilai kritis). Atau nilai z hitung > 1,96.

Langkah 5: keputusan.
Dengan nilai z hitung sebesar 3,09 maka terjadi tolak H 0.
Sehingga keputusannya adalah bahwa terjadi
peningkatan produktivitas setelah diadakan pelatihan.

8.4 UJI TANDA WILCOXON


Pada uji tanda, pengujian dilakukan hanya berdasarkan
tanda pada selisihnya saja tanpa memperhatikan nilai
selisihnya itu sendiri. Sedangkan pada uji tanda
Wilcoxon, pengujian dilakukan berdasarkan tanda dan
nilai selisihnya. Selain itu pada uji wilcoxon tidak
diperlukan pendekatan normal.

Contoh 8.4:
Pelatihan kerja yang dilakukan PT. Federal Konima
untuk karyawan bagian SDM (personalia) bertujuan
meningkatkan produktivitas kerja. Penilaian produktivitas

Statistika II 8-9
Bab 8 – Statistika Non Parametrik

kerja sebelum dan sesudah pelatihan dilakukan untuk


mengetahui efektif tidaknya pelatihan tersebut. Berikut
adalah hasil penilaian yang dilakukan terhadap 12 orang
karyawan bagian SDM:
Nilai Produktivitas
No. Nama
Sebelum Sesudah
1 Elva 120 125
2 Ferdy 108 110
3 Revka 112 110
4 Reyvan 106 106
5 Arvin 118 119
6 Phoebe 114 118
7 Rafdian 110 106
8 Ranadi 108 112
9 Shevani 124 128
10 Fauzan 112 108
11 Gustini 126 128
12 Angel 118 118

Pada taraf nyata 5%, apakah terjadi peningkatan


produktivitas sesudah dilakukan pelatihan?

Solusi:
Langkah 1: tentukan hipotesis.
H0: tidak terdapat perbedaan produktivitas sebelum dan
sesudah pelatihan

H1: produktivitas sesudah pelatihan lebih baik

Langkah 2: tentukan nilai kritis.


Pada taraf nyata 5% nilai kritis pada tabel Wilcoxon
untuk jumlah n = 12 adalah 17.

Statistika II 8-10
Bab 8 – Statistika Non Parametrik

Langkah 3: pengujian statistik.


a. Carilah nilai selisih antara nilai sebelum dan sesudah
pelatihan.
b. Nilai selisih tersebut kemudian dimutlakkan/absolut.
c. Berilah ranking/peringkat untuk setiap selisih mutlak
mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar.
Selisih yang bernilai nol tidak diberi peringkat.
d. Pisahkan ranking untuk selisih yang bertanda positif
dengan selisih yang bertanda negatif.
e. Carilah jumlah ranking yang terkecil di antara ranking
positif dengan negatif sebagai nilai J.
Untuk kasus ini diperoleh nilai-nilai sebagai berikut:

Nilai Produktivitas Selisih Peringkat


Nama Selisih R+ R-
Sebelum Sesudah Mutlak (R)
Elva 120 125 -5 5 11 11
Ferdy 108 110 -2 2 3 3
Revka 112 110 2 2 3 3
Reyvan 106 107 -1 1 1 1
Arvin 118 119 -1 1 1 1
Phoebe 114 117 -3 3 9 9
Rafdian 110 108 2 2 3 3
Ranadi 114 112 2 2 3 3
Shevani 124 128 -4 4 10 10
Fauzan 112 110 2 2 3 3
Gustini 126 128 -2 2 3 3
Angel 118 118 0 0
Jumlah 12 38

Sehingga diketahui nilai R terkecil adalah R+ maka nilai


J adalah sebesar 12.

Statistika II 8-11
Bab 8 – Statistika Non Parametrik

Langkah 4: kaidah keputusan.


Kaidah keputusannya adalah tolak H0 jika nilai J  nilai
kritis atau J  17.

Langkah 5: keputusan.
Dengan nilai J sebesar 12, maka terjadi tolak H0
sehingga keputusannya adalah bahwa terjadi
peningkatan nilai produktivitas setelah diadakannya
pelatihan.

8.5 UJI MANN-WHITNEY

Uji Mann-Whitney adalah salah satu pengujian statistika


non-parametrik yang digunakan untuk mengetahui
kesamaan karakteristik antara dua populasi/sampel. Uji
Mann-Whitney disebut juga dengan uji U. formula yang
digunakan untuk uji U adalah:
n1 ( n1 +1 )
U=n1 n2 + −R 1
2
Di mana R1 adalah jumlah ranking yang terkecil.
Sedangkan n1 adalah jumlah data di mana R1 terletak.
Jika jumlah keseluruhan data (n1 + n2)  20 maka
digunakan nilai U tabel sebagai pembanding untuk
menerima atau menolak H0. Tetapi jika jumlah data (n1 +
n2) > 20 maka digunakan pendekatan normal (uji z)
dengan formula:

Statistika II 8-12
Bab 8 – Statistika Non Parametrik

n 1 n2
U−
2
z=
n1 n 2 ( n1 + n2 +1 )
√ 12

Contoh 8.5:
PT. Alam Raya tengah mengevaluasi kinerja dari 26
orang pegawai bagian produksi berkaitan dengan
menurunnya kapasitas produksi perusahaan. Sebanyak
16 orang pegawai pria dan 10 orang pegawai wanita
dinilai melalui 10 kategori penilaian. Berikut adalah total
penilaian pada masing-masing pegawai. Apakah para
pegawai pria memiliki nilai yang sama dengan pegawai
wanita jika taraf nyata ditentukan sebesar 10%?

Pria Wanita
42 26
36 34
33 38
38 36
25 33
30 34
43 38
34 28
25 24
33 28
38  
27  
36  
34  
22  
34  

Statistika II 8-13
Bab 8 – Statistika Non Parametrik

Solusi:
Langkah 1: tentukan hipotesis.
H0: tidak ada perbedaan antara pegawai pria dengan
pegawai wanita.

H1: terdapat perbedaan antara pegawai pria dengan


pegawai wanita

Langkah 2: tentukan nilai kritis.


Karena nilai (n1 + n2) > 20, maka dilakukan uji z. Dengan
taraf nyata sebesar 10% maka nilai z tabel adalah
sebesar 1,65. Dari hipotesis kita peroleh bahwa
pengujian merupakan uji dua arah, sehingga nilai kritis
adalah –1,65 dan +1,65.

Langkah 3: pengujian statistik.


a. Lakukan pemberian peringkat pada seluruh data.
Sebelumnya data pria dan wanita digabungkan untuk
kemudian diberi peringkat mulai dari nilai terkecil.
b. Jumlahkan masing-masing peringkat pria dan wanita
sehingga diperoleh nilai jumlah peringkat terkecil
sebagai R1.

Dari hasil peringkat diperoleh nilai R1 sebesar 117,


sehingga n1 adalah 10 dan n2 sebesar 16. Maka nilai U
adalah:
n1 ( n1 +1 ) 10 . 11
U=n1 n2 + −R 1=10. 16+ −117=98
2 2

Statistika II 8-14
Bab 8 – Statistika Non Parametrik

Sedangkan nilai z adalah:


n 1 n2 160
U− 98−
2 2 18
z= = = =0 ,95
n1 n 2 ( n1 + n2 +1 ) 160×27 18 ,97

12 √ 12

Pria (X) Wanita (Y) R (X) R (Y)


42 26 25 5
36 34 18 13
33 38 10 21
38 36 21 18
25 33 3 10
30 34 9 13
43 38 26 21
34 28 13 7
25 24 3 2
33 28 10 7
38   21  
27   6  
36   18  
34   13  
22   1  
34   13  
210 117

Langkah 4: kaidah keputusan.


Kaidah keputusannya adalah terima H0 jika nilai z
berada di antara nilai kritis (-1,65 < z < +1,65).

Langkah 5: keputusan.
Dengan nilai z sebesar 0,95 maka terjadi terima H 0. Itu
berarti keputusannya adalah niai yang diperoleh

Statistika II 8-15
Bab 8 – Statistika Non Parametrik

pegawai pria sama dengan pegawai wanita pada taraf


nyata 10%.

8.6 UJI KRUSKAL-WALLIS


Uji Kruskal-Wallis adalah salah satu pengujian statistik
non-parametrik yang digunakan untuk mengetahui
kesamaan karakteristik antara lebih dari dua
populasi/sampel. Prinsip uji Kruskal-Wallis ini sama
dengan penggunaan ANOVA namun memerlukan
peringkat/ranking. Formula yang digunakan adalah:
( ΣR 1 )2 ( ΣR 2 )2 (ΣR k )2
H=
12
n(n+1 ) [
n1
+
n2
+ .. .+
nk ]
−3( n+1 )

Contoh 8.6:
PT. Ratu Retailindo adalah sebuah perusahaan yang
bergerak di bidang retail yang memiliki 3 cabang, yaitu
cabang Mangga, cabang Pramuka dan cabang Kebun
Nanas. Pada hari Senin, perusahaan melakukan
penelitian terhadap konsumen yang datang dengan
memberikan angket yang berkaitan dengan kenyamanan
saat berbelanja. Hasil penilaian konsumen pada tiap
cabang adalah sebagai berikut:

Statistika II 8-16
Bab 8 – Statistika Non Parametrik

Mangga Pramuka K.Nanas


15 21 30
24 17 31
23 19 16
28 16 16
20 29 33
18 25 27
22 26  

Pada taraf nyata 5%, apakah tiap cabang dinilai memiliki


tingkat kenyamanan yang sama?

Solusi:
Langkah 1: tentukan hipotesis.
H0: terdapat kesamaan tingkat kenyamanan di tiga
cabang

H1: tingkat kenyamanan di tiga cabang tidak sama

Langkah 2: tentukan nilai kritis.


Nilai kritis untuk uji Kruskal-Wallis diperoleh berdasarkan
nilai pada tabel chi-square dengan derajat bebas k – 1.
Dengan taraf nyata 5% dan derajat bebas k – 1 = 3 – 1 =
2, diperoleh nilai kritis sebesar 5,991.

Langkah 3: pengujian statistik.


Setiap data diberi peringkat dimulai dari yang terkecil.
Pemberian peringkat ini merupakan peringkat bagi
keseluruhan data bukan peringkat per kelompok.

Statistika II 8-17
Bab 8 – Statistika Non Parametrik

Kemudian masing-masing peringkat dijumlahkan


berdasarkan kelompoknya.

Mangga R1 Pramuka R2 K.Nanas R3


15 1 21 9 30 18
24 12 17 5 31 19
23 11 19 7 16 2
28 16 16 2 16 2
20 8 29 17 33 20
18 6 25 13 27 15
22 10 26 14    
           
Jml. 64 Jml. 67 Jml. 76

Nilai H diperoleh:
( ΣR 1 )2 ( ΣR 2 )2 ( ΣR 3 )2

H
=
12
n( n+1 ) [n1
+
n2
+
n3 ]
−3( n+1)

(64 )2 (67 )2 (76 )2


=
12
20(20+1) 6
+[ 8
+
6 ]
−3(20+1)=0 , 042

Langkah 4: kaidah keputusan.


Kaidah keputusannya adalah tolak H0 jika nilai H > nilai
kritis.

Langkah 5: keputusan.
Dengan nilai H sebesar 0,042 maka terjadi terima H0
sehingga keputusan yang diambil adalah bahwa
terdapat kesamaan nilai tingkat kenyamanan di tiga
cabang.

Statistika II 8-18
Bab 8 – Statistika Non Parametrik

8.7 KOEFISIEN KORELASI SPEARMAN

Hubungan antara dua variabel telah kita bahas pada bab


korelasi dan regresi. Namun uji korelasi dan regresi
digunakan pada data yang termasuk statistika
parametrik. Bagaimana jika kita ingin mengetahui
hubungan antara dua variabel yang salah satunya atau
keduanya merupakan variabel statistika non-parametrik?
Salah satu upayanya adalah dengan menggunakan
koefisien korelasi Spearman. Pengolahan data melalui
korelasi Spearman didasarkan atas peringkat/ranking
data pada masing-masing varibel. Formula yang
digunakan adalah:
6 Σd2
r s =1−
n( n2 −1)
Sedangkan untuk uji signifikansi digunakan uji t dengan
formula:
n−2
t=r s
√ 1−r 2s

Contoh 8.7:
PT. Ratu Retailindo sedang melakukan penelitian
mengenai kepuasan dan loyalitas pelanggannya.
Sebuah angket diberikan kepada pelanggan untuk
mengukur tingkat kepuasan dan loyalitasnya. Tabel
berikut adalah data yang berhasil dikumpulkan di sebuah

Statistika II 8-19
Bab 8 – Statistika Non Parametrik

cabang pada hari Selasa. Tingkat loyalitas diukur


berdasarkan frekuensi pelanggan berbelanja per bulan.
Perusahaan ingin mengetahui apakah ada hubungan
antara tingkat kepuasan pelanggan dengan loyalitasnya.
Telitilah hal tersebut dengan menggunakan taraf nyata
5%!
KEPUASAN FREKUENSI
124 6
126 10
125 8
115 4
106 2
120 4
118 5
110 3
121 5

Solusi:
Langkah 1: tentukan hipotesis.
H0: tidak terdapat hubungan antara kepuasan dengan
loyalitas

H1: terdapat hubungan yang positif antara kepuasan


dengan loyalitas

Langkah 2: tentukan nilai kritis.


Taraf nyata sebesar 5% dengan derajat bebas sebesar n
– 2 = 9 – 2 = 7. Nilai t tabelnya adalah 1,895.

Langkah 3: pengujian statistik.

Statistika II 8-20
Bab 8 – Statistika Non Parametrik

KEPUASAN FREKUENSI R (X) R (Y) d = RX - RY d2


124 6 7 7 0 0
126 10 9 9 0 0
125 8 8 8 0 0
115 4 3 3 0 0
106 2 1 1 0 0
120 4 5 3 2 4
118 5 4 5 -1 1
110 3 2 2 0 0
121 5 6 5 1 1
6
6 Σd 2 6×6 36
r s =1− 2
=1− 2
=1− =0 , 95
n( n −1) 9(9 −1 ) 720
n−2 9−2
t=r s
√ 2
1−r s
=0 , 95
√1−0 , 95 2
=8 , 05

Langkah 4: kaidah keputusan.


Tolak H0 jika nilai t hitung > 1,895.

Langkah 5: keputusan.
Dengan nilai t hitung sebesar 8,05 maka terjadi tolak H 0
sehingga keputusannya adalah terdapat hubungan yang
positif antara tingkat kepuasan dengan tingkat loyalitas
pada taraf nyata 5%.

Statistika II 8-21
Bab 8 – Statistika Non Parametrik

LATIHAN
1. Divisi riset PT. Prisma Jaya diminta untuk
mengevaluasi hasil produksi yang dilakukan divisi
produksi perusahaan. Untuk keperluan tersebut
divisi riset mengumpulkan data jumlah produksi
sebagai berikut:
Jumlah Produksi
No
(unit)
1 1523
2 1478
3 1502
4 1535
5 1528
6 1530
7 1535
8 1527
9 1511
10 1486
11 1538
12 1540

Berdasarkan data di atas, ujilah apakah data


mengikuti distribusi normal atau tidak pada nilai 
10%!
2. Pelatihan kerja bagi karyawan merupakan elemen
penting untuk meningkatkan produktivitas mereka.
Untuk itu PT. Tri Satria Industry selama satu minggu
terakhir melakukan pelatihan bagi karyawannya.
Untuk mengevaluasi hasil pelatihan pihak
perusahaan mengambil sampel karyawan sebanyak

Statistika II 8-22
Bab 8 – Statistika Non Parametrik

20 orang secara acak untuk dinilai tingkat


produktivitasnya sebelum dan sesudah dilakukannya
pelatihan. Berikut adalah hasil penilaian tersebut:
No. Induk Skor Produktivitas
No
Karyawan Sebelum Sesudah
1 1023 37 40
2 1102 33 35
3 1046 38 35
4 1012 33 36
5 1007 35 35
6 1033 34 37
7 1115 31 30
8 1024 40 48
9 1026 44 48
10 1001 38 42
11 1082 39 38
12 1061 28 36
13 1036 32 35
14 1048 34 35
15 1053 29 30
16 1072 30 30
17 1108 35 39
18 1071 33 40
19 1059 41 41
20 1004 30 33

Dari data di atas, teliti apakah pelatihan kerja yang


dilakukan berjalan efektif pada taraf nyata 10%?
(Gunakan uji tanda dan uji Wilcoxon)

3. PT. Sinar Aura ingin mengetahui efektif tidaknya


kegiatan promosi yang dilakukan terhadap ssalah
satu produknya. Kegiatan promosi yang

Statistika II 8-23
Bab 8 – Statistika Non Parametrik

diselenggarakan di 48 kota di Indonesia


menunjukkan bahwa tingkat penjualan di 37 kota
mengalami peningkatan yang signifikan. Jika taraf
nyata ditentukan sebesar 10%, Apakah kegiatan
promosi yang dilakukan PT. Sinar Aura sudah
efektif?

4. Penjualan produk sepatu Batacco di dua cabang,


cabang Ahmad Yani dan cabang Ciledug, tersaji
dalam tabel berikut (dlm pasang):

Cab. A. Yani Cab. Ciledug


16 14
15 15
16 16
14 15
13 16
15 15
18 16
20 16
17 18

Pada taraf nyata 5%, dengan menggunakan uji


Wilcoxon, apakah penjualan Batacco di dua cabang
itu sama?

5. Riezmart, sebuah perusahaan ritel, tengah meneliti


tingkat kepuasan konsumen terutama bagi
pemegang kartu member. Penelitian dimaksudkan
untuk mengetahui kesamaan tingkat kepuasan

Statistika II 8-24
Bab 8 – Statistika Non Parametrik

konsumen pria dengan konsumen wanita. Tingkat


kepuasan ini diukur melalui angket yang diberikan
kepada konsumen. Berikut adalah nilai hasil dari
penyebaran angket tersebut:

Pria Wanita
40 38
43 40
42 41
46 36
44 45
41 42
40 37
42 40
45 43
39 40
42
41
39
44

Dengan menggunakan uji Mann-Whitney, pada taraf


nyata 5%, apakah tingkat kepuasan konsumen pria
dengan wanita sama?

6. Produktivitas karyawan memegang peranan penting


dalam kinerja suatu perusahaan. Oleh karena itu,
PT. Tri Satria Industry meneliti produktivitas
karyawannya. Produktivitas diukur berdasarkan
penilaian dari beberapa faktor. Hasil penilaian di 5
divisi perusahaan adalah sebagai berikut:

Statistika II 8-25
Bab 8 – Statistika Non Parametrik

Produksi Pemasaran Personalia Keuangan Riset


48 44 43 47 35
40 45 37 46 37
45 39 41 40 48
46 46 46 42 47
38 42 45 49 48
39 34 39 46
40 44 38

Jika ditentukan taraf nyata sebesar 5%, apakah


kelima divisi memiliki produktivitas yang sama?

7. Uni Vision merupakan salah satu perusahaan MLM.


Baru-baru ini pihak perusahaan melakukan
pemilihan “best agent” dilihat dari beberapa kriteria.
Berikut ini adalah data peringkat penjualan dari 15
orang agen dengan jumlah anggota tertinggi:
Peringkat Jumlah
Nama Agen
Penjualan Anggota
Wan Lok Liem 3 33
Dharma 1 38
Budianto 4 35
Mei Lin 8 21
Kanisius 2 36
Sabrina 9 19
Catherine 11 18
Firdaus 7 25
M. Arifin 14 17
Siti Kamilia 6 26
Johan Hadi 10 18
Sukamto 15 16
Maria 12 17
Layla 13 16
Robby 5 24

Statistika II 8-26
Bab 8 – Statistika Non Parametrik

Dengan nilai  sebesar 10%, apakah ada hubungan


antara peringkat penjualan dengan jumlah anggota pada
masing-masing agen?

Statistika II 8-27

Anda mungkin juga menyukai