Anda di halaman 1dari 3

Tanggal : 22 April 2020

Nama : Eva Meydina T.Tyas


Kelas / No : XI IPS 4 / 07
Sekolah : SMAN 3 KOTA MOJOKERTO

SEJARAH PENEMUAN VIRUS


Ketika kita terkena penyakit, yang sering kita salahkan adalah perubahan cuaca. Tapi,
sebenarnya penyakit yang mudah menyebar seperti flu biasanya disebabkan mikroorganisme
yang kecil dan tidak terlihat oleh mata. hujan dan cuaca yang buruk hanyalah alamain kondisi
tubuh. Jika tubuh lemah, mikroorganisme lebih mudah menyerang. Jaman dahulu, manusia
menganggap bakteri adalah penyebab penyakit.
Mikroorganisme pertama kali ditemukan oleh ilmuwan asal Belanda yaitu Antony
Van Leeuwehenhoek pada tahun 1676. Sejak saat itu jika ada yang terkena penyakit, yang
pertama terpikir oleh orang-orang adalah infeksi bakteri. Karena saat itu belum ada obat yang
mampu melawan bakteri, luka kecil seperti tergores pisau saja bisa berakibat fatal.
Untungnya 100 tahun yang lalu ilmuwan Alexander Fleming menemukan PENSILIN yang
menjadi antibiotik pertama di dunia. Hasilnya bakteri tidak semenakutkan dimata orang-
orang terdahuli.
Tapi beberapa dasawarsa sebelum ditemukan PENISILIN, beberapa ilmuwan
menemukan sumber penyakit baru, yang ukurannya jauh lebih kecil dari bakteri.
Mikroorgananisme ini memiliki ciri dan kelakuan yang membuat ilmuwan pada saat itu sulit
menganalisisnya, dan semua itu berawal dari tanaman tembakau. Pada tahun 1882 muncul
penyakit bintik kuning yang menyerang lewat tanaman tembakau, penyakit ini membuat daun
yang tadinya sehat jadi terdapat bintik bintiknya. Adolf Mayer ilmuwan asal Jerman
menemukan fakta bahwa penyakit ini menular ke tanaman lainnya lewat getah pohonnya.
Karena sumber penyakitnya tidak terlihat, Adolf menyimpulkan bahwa pasti ada
mikroorganisme yang menyerang tumbuhan tembakau tersebut yaitu bakteri.
Tahun 1892, ahli botani asal Rusia Dimitri Ivanovsky memulai lagi percobaan Adolf
Mayer tadi. Bedanya saat itu sudah ada alat penyaring bakteri yang disebut penyaring
CHAMBERLAND, jadi jika ada larutan yang penuh bakteri melewati penyaring
CHAMBERLAND maka bakteri nya akan terpisah dengan larutannya. Dimitri Ivanovsky
awalnya berharap organisme yang membuat tembakau sakit itu adalah bakteri, jika benar-
benar bakteri Dimitri Ivanovsky bisa memakai penyaring CHAMBERLAND untuk
memisahkan nya.
Jadi tahun 1892 Dimitri Ivanovsky melakukan percobaan pemisahan getah tembakau
yang terkena penyakit dengan penyaring CHAMBERLAND, lalu mengoleskannya ke
tumbuhan tembakau lainnya yang sehat. Logikanya jika itu bakteri maka tembakau lainnya
tidak akan terkena penyakit yang sama, tapi ternyata tembakau yang sehat tetap terkena
penyakit. akhirnya Dimitri Ivanovsky mengambil kesimpulan kalau penyakit itu disebabkan
oleh mikroorganisme yang jauh lebih kecil dari bakteri atau yang bisa jadi zat kimia yang
dihasilkan oleh bakteri yang tersaring.
5 tahun kemudian di tahun 1897, ahli mikro biologi Martinus Beijerinck
mencoba lagi untuk mencari penyebab dari penyakit yang menyerang tembakau tadi.
Awalnya Martinus beramsumsi jika penyakitnya disebabkan oleh organisme yang
jauh lebih kecil dari bakteri. Saat itu ilmuwan punya dua pendapat, yang pertama jika
semua penyebab penyakit itu dapat disaring oleh CHAMBERLAND, yang kedua
mereka juga ditumbuhkan disebuah medium pertumbuhan bakteri atau tempat yang
kaya nutrisi yang jika bakteri ditanam disana biasanya akan jadi tempat tumbuhnya
bakteri.
Karena Dimitri Ivanovsky sudah menguji percobaan pertama, Martinus
Beijerinck melakukan percobaan yang kedua. Selain itu, Martinus juga mengetes
apakah organisme itu tahan terhadap alkolhol, zat yang saat itu dipercaya ampuh
membunuh bakteri. Hasilnya, Martinus Beijerinck menemukan 2 fakta besar.
1. Pertama partikel mikroskopis yang menyerang tembakau tidak bisa
tumbuh, hidup, maupun di kembangkan di medium pertumbuhan
bakteri. Tapi anehnya, waktu di teteskan ke tembakau lagi tetap
membuat tanaman tembakau terkena penyakit. Disini Martinus
menyimpulkan kalau partikel mikroskopisnya itu bukan bakteri dan
bukan juga zat kimia, karena partikel mikroorganisme mempunyai
kemampuan untuk memperbanyak diri. Tapi uniknya, partikel
membutuhkan mikroorganisme dulu untuk hidup dan memperbanyak
diri.
2. Kedua, Martinus menemukan jika mikroorganisme ini tidak mati saat
di masukkan ke alkohol. Padahal, jika itu benar-benar bakteri harusnya
mati dan tidak menularkan penyakit ke tumbuhan tembakau lainnya.
Dari dua fakta tersebut, Martinus menyimpulkan bahwa yang membuat
tembakau sakit adalah jenis mikroorganisme yang baru, yang kemudian Martinus beri
nama Contagium Vivium Fluidum atau kuman hidup yang bisa larut. Karena sifatnya
yang bisa larut Martinus mengenalkan lagi istilah VIRUS yang awalnya digunakan
untuk racun atau cairan yang berbahaya.
Puluhan tahun setelahnya, tepatnya tahun 1935 ahli biokimia Wendell Stanley
dari Amerika berhasil mengisolasi atau memisahkan partikel yang menyerang
tanaman tembakau tadi. Eksperimen ini Stanyley menemukan bahwa mikroorganisme
ini mempunyai sifat partikular yang maksudnya mikroorganisme bisa masuk ke
kondisi tidak aktif atau kondisi yang membuat sifatnya seperti partikel atau zat kimia.
Dikondisi ini mikroorganisme tidak seperti makhluk hidup dan bisa tahan terhadap
zat-zat berbahaya seperti alkohol.
Tapi jika partikel mikroorganisme ini masuk ke mikroorganisme lain seperti
tumbuhan tembakau tadi, partikel ini bisa langsung hidup dan sifatnya menjadi seperti
makhluk hidup. Ukuran partikel yang diamati Stanley sangat kecil dan hanya bisa
dilihat jika memakai mikroskop elektron. Dari pengamatan ini Stanley lah yang
menjadi orang pertama melihat bentuk Virus, Stanley juga yang memberi nama Virus
yang menyerang tumbuhan tembakau. Virusnya diberi nama Tobbaco Mosaic Virus
atau TMV.
Sejak masa Stanley tersebut, penelitian Virus terus berkembang. Ilmuwan-
ilmuwan lain bersaing untuk mengungkapkan keberadaan dan jenis Virus. Saat ini
ilmuwan sudah banyak tahu tentang Virus, di alam ini unit terkecil dari makhluk
hidup adalah sel, tapi Virus tidak berasal dari sel. Ukuran Virus lebih kecil dari sel
dan memiliki bentuk beragam. Jika tidak didalam makhluk hidup lain, Virus
berbentuk partikel. Partikel ini terdiri 3 lapisan yang berbeda, yaitu
1. Bahan Genetik (DNA / RNA) dilapisan paling dalam yang dilapisi
2. Lapisan protein dan
3. Lapisan lipid/lemak
Ketika Virus berada dalam bentuk partikel, Virus tidak dapat berkembang
biak, jadinya telihat zat kimia biasa, bukan makluk hidup. Tapi jika Virus masuk
kedalam makhluk hidup lain seperti Bakteri, Virus jadi lebih hidup bisa
memperbanyak diri dan mirip seperti makhluk hidup. Disini Virus dapat
mempengaruhi kerja makhluk hidup yang dimasukin nya. Biasanya membuat
makhluk hidup tersebut sakit, contohnya sakit flu.

Anda mungkin juga menyukai