Kelas / No : XI IPS 4 / 07 Sekolah : SMAN 3 KOTA MOJOKERTO
SEJARAH PENEMUAN VIRUS
Ketika kita terkena penyakit, yang sering kita salahkan adalah perubahan cuaca. Tapi, sebenarnya penyakit yang mudah menyebar seperti flu biasanya disebabkan mikroorganisme yang kecil dan tidak terlihat oleh mata. hujan dan cuaca yang buruk hanyalah alamain kondisi tubuh. Jika tubuh lemah, mikroorganisme lebih mudah menyerang. Jaman dahulu, manusia menganggap bakteri adalah penyebab penyakit. Mikroorganisme pertama kali ditemukan oleh ilmuwan asal Belanda yaitu Antony Van Leeuwehenhoek pada tahun 1676. Sejak saat itu jika ada yang terkena penyakit, yang pertama terpikir oleh orang-orang adalah infeksi bakteri. Karena saat itu belum ada obat yang mampu melawan bakteri, luka kecil seperti tergores pisau saja bisa berakibat fatal. Untungnya 100 tahun yang lalu ilmuwan Alexander Fleming menemukan PENSILIN yang menjadi antibiotik pertama di dunia. Hasilnya bakteri tidak semenakutkan dimata orang- orang terdahuli. Tapi beberapa dasawarsa sebelum ditemukan PENISILIN, beberapa ilmuwan menemukan sumber penyakit baru, yang ukurannya jauh lebih kecil dari bakteri. Mikroorgananisme ini memiliki ciri dan kelakuan yang membuat ilmuwan pada saat itu sulit menganalisisnya, dan semua itu berawal dari tanaman tembakau. Pada tahun 1882 muncul penyakit bintik kuning yang menyerang lewat tanaman tembakau, penyakit ini membuat daun yang tadinya sehat jadi terdapat bintik bintiknya. Adolf Mayer ilmuwan asal Jerman menemukan fakta bahwa penyakit ini menular ke tanaman lainnya lewat getah pohonnya. Karena sumber penyakitnya tidak terlihat, Adolf menyimpulkan bahwa pasti ada mikroorganisme yang menyerang tumbuhan tembakau tersebut yaitu bakteri. Tahun 1892, ahli botani asal Rusia Dimitri Ivanovsky memulai lagi percobaan Adolf Mayer tadi. Bedanya saat itu sudah ada alat penyaring bakteri yang disebut penyaring CHAMBERLAND, jadi jika ada larutan yang penuh bakteri melewati penyaring CHAMBERLAND maka bakteri nya akan terpisah dengan larutannya. Dimitri Ivanovsky awalnya berharap organisme yang membuat tembakau sakit itu adalah bakteri, jika benar- benar bakteri Dimitri Ivanovsky bisa memakai penyaring CHAMBERLAND untuk memisahkan nya. Jadi tahun 1892 Dimitri Ivanovsky melakukan percobaan pemisahan getah tembakau yang terkena penyakit dengan penyaring CHAMBERLAND, lalu mengoleskannya ke tumbuhan tembakau lainnya yang sehat. Logikanya jika itu bakteri maka tembakau lainnya tidak akan terkena penyakit yang sama, tapi ternyata tembakau yang sehat tetap terkena penyakit. akhirnya Dimitri Ivanovsky mengambil kesimpulan kalau penyakit itu disebabkan oleh mikroorganisme yang jauh lebih kecil dari bakteri atau yang bisa jadi zat kimia yang dihasilkan oleh bakteri yang tersaring. 5 tahun kemudian di tahun 1897, ahli mikro biologi Martinus Beijerinck mencoba lagi untuk mencari penyebab dari penyakit yang menyerang tembakau tadi. Awalnya Martinus beramsumsi jika penyakitnya disebabkan oleh organisme yang jauh lebih kecil dari bakteri. Saat itu ilmuwan punya dua pendapat, yang pertama jika semua penyebab penyakit itu dapat disaring oleh CHAMBERLAND, yang kedua mereka juga ditumbuhkan disebuah medium pertumbuhan bakteri atau tempat yang kaya nutrisi yang jika bakteri ditanam disana biasanya akan jadi tempat tumbuhnya bakteri. Karena Dimitri Ivanovsky sudah menguji percobaan pertama, Martinus Beijerinck melakukan percobaan yang kedua. Selain itu, Martinus juga mengetes apakah organisme itu tahan terhadap alkolhol, zat yang saat itu dipercaya ampuh membunuh bakteri. Hasilnya, Martinus Beijerinck menemukan 2 fakta besar. 1. Pertama partikel mikroskopis yang menyerang tembakau tidak bisa tumbuh, hidup, maupun di kembangkan di medium pertumbuhan bakteri. Tapi anehnya, waktu di teteskan ke tembakau lagi tetap membuat tanaman tembakau terkena penyakit. Disini Martinus menyimpulkan kalau partikel mikroskopisnya itu bukan bakteri dan bukan juga zat kimia, karena partikel mikroorganisme mempunyai kemampuan untuk memperbanyak diri. Tapi uniknya, partikel membutuhkan mikroorganisme dulu untuk hidup dan memperbanyak diri. 2. Kedua, Martinus menemukan jika mikroorganisme ini tidak mati saat di masukkan ke alkohol. Padahal, jika itu benar-benar bakteri harusnya mati dan tidak menularkan penyakit ke tumbuhan tembakau lainnya. Dari dua fakta tersebut, Martinus menyimpulkan bahwa yang membuat tembakau sakit adalah jenis mikroorganisme yang baru, yang kemudian Martinus beri nama Contagium Vivium Fluidum atau kuman hidup yang bisa larut. Karena sifatnya yang bisa larut Martinus mengenalkan lagi istilah VIRUS yang awalnya digunakan untuk racun atau cairan yang berbahaya. Puluhan tahun setelahnya, tepatnya tahun 1935 ahli biokimia Wendell Stanley dari Amerika berhasil mengisolasi atau memisahkan partikel yang menyerang tanaman tembakau tadi. Eksperimen ini Stanyley menemukan bahwa mikroorganisme ini mempunyai sifat partikular yang maksudnya mikroorganisme bisa masuk ke kondisi tidak aktif atau kondisi yang membuat sifatnya seperti partikel atau zat kimia. Dikondisi ini mikroorganisme tidak seperti makhluk hidup dan bisa tahan terhadap zat-zat berbahaya seperti alkohol. Tapi jika partikel mikroorganisme ini masuk ke mikroorganisme lain seperti tumbuhan tembakau tadi, partikel ini bisa langsung hidup dan sifatnya menjadi seperti makhluk hidup. Ukuran partikel yang diamati Stanley sangat kecil dan hanya bisa dilihat jika memakai mikroskop elektron. Dari pengamatan ini Stanley lah yang menjadi orang pertama melihat bentuk Virus, Stanley juga yang memberi nama Virus yang menyerang tumbuhan tembakau. Virusnya diberi nama Tobbaco Mosaic Virus atau TMV. Sejak masa Stanley tersebut, penelitian Virus terus berkembang. Ilmuwan- ilmuwan lain bersaing untuk mengungkapkan keberadaan dan jenis Virus. Saat ini ilmuwan sudah banyak tahu tentang Virus, di alam ini unit terkecil dari makhluk hidup adalah sel, tapi Virus tidak berasal dari sel. Ukuran Virus lebih kecil dari sel dan memiliki bentuk beragam. Jika tidak didalam makhluk hidup lain, Virus berbentuk partikel. Partikel ini terdiri 3 lapisan yang berbeda, yaitu 1. Bahan Genetik (DNA / RNA) dilapisan paling dalam yang dilapisi 2. Lapisan protein dan 3. Lapisan lipid/lemak Ketika Virus berada dalam bentuk partikel, Virus tidak dapat berkembang biak, jadinya telihat zat kimia biasa, bukan makluk hidup. Tapi jika Virus masuk kedalam makhluk hidup lain seperti Bakteri, Virus jadi lebih hidup bisa memperbanyak diri dan mirip seperti makhluk hidup. Disini Virus dapat mempengaruhi kerja makhluk hidup yang dimasukin nya. Biasanya membuat makhluk hidup tersebut sakit, contohnya sakit flu.