16.0602.0062 Bab I Bab II Bab III Bab V Daftar Pustaka
16.0602.0062 Bab I Bab II Bab III Bab V Daftar Pustaka
Disusun Oleh :
Lani Yuliasari
NPM : 16.0602.0062
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Disusun oleh :
Lani Yuliasari
NPM : 16.0602.0062
Oleh
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh :
Lani Yuliasari
NPM : 16.0602.0062
Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Syarat
Untuk Mendapatkan Gelar Ahli Madya Farmasi
Di Program Studi D III Farmasi
Universitas Muhammadiyah Magelang
Pada Tanggal 24 Juli 2019
Dewan Penguji
(Puspita Septie D, M.P.H., Apt.) (Heni Lutfiyati, M.Sc., Apt.) (Imron Wahyu H, M.Sc., Apt.)
NIDN. 0622048902 NIDN. 0619020300 NIDN. 0625108103
Mengetahui,
Dekan, Ka. Prodi DIII Farmasi
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang
Universitas Muhammadiyah Magelang
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “Gambaran Penyimpanan
Obat HAM (High Alert Medication) di Instalasi Farmasi RSUD Dr.
Tjitrowardjojo Purworejo”, yang disusun sebagai salah satu syarat mencapai gelar
Ahli Madya Farmasi di Program Studi D-III Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Magelang.
Dalam penyususnan Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan, bimbingan, dan dukungan dari pihak, untuk itu pula pada
kesempatan ini, penulis dengan segala ketulusan hati ini ingin menyampaikan rasa
terima kasih kepada :
iv
tulis ilmiah ini dengan baik, semoga Allah SWT memberikan balasan yang
lebih baik.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membantu sangat diharapkan untuk
penelitian lanjutan dimasa mendatang. Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat
memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
( Lani Yuliasari)
v
INTISARI
Obat High Alert Medication adalah obat - obatan yang memiliki risiko tinggi
menyebabkan bahaya besar pada pasien jika tidak digunakan secara tepat. Menurut
PerMenKes No. 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan di Rumah Sakit bahwa obat
High Alert wajib disimpan secara terpisah dari penyimpanan obat yang lain dan diberi
penandaan khusus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana
Kesesuaian Penyimpanan Obat High Alert Medication di Instalasi Farmasi RSUD Dr.
Tjitrowardojo Purworejo.
Kata Kunci :Penyimpanan, High Alert Medication, Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
vi
ABSTRACT
High Alert Medication drug is a kind of drug that have a high risk of
causing great harm to patients if not used appropriately. According to the Minister
of Health Regulation No. 72 of 2016 concerning Hospital Service Standards that
High Alert drug must be stored separately from other drugs and given special
marking. This study aims to determine the suitability of high alert medication
storage in the pharmaceutical installation of the RSUD Dr. Tjitrowardojo
Purworejo.
This type of research is concurrent descriptive research. Data collection was
done using checklist. Checklist refers to the Minister of Health Regulation No. 72
of 2016 and SNARS Issue I of 2018. The samples taken are data on High Alert
Medication drug storage at the Pharmacy Installation of Dr. Tjitrowardjojo
Purworejo in the pharmacy warehouse, Outpatient room, Inpatient room, and IBS
room (Central Surgery Installation). This research was conducted in February
2019.
It shows that the storage of High Alert Medicine in the Pharmacy
Installation of Dr. Tjitrowardojo Purworejo which includes Pharmacy Warehouse,
Outpatient Pharmacy room, IBS Pharmacy room (Central Surgical Installation)
and Pharmacy inpatient room 80% accordingly and 20% not in accordance with
the Ministry of Health regulation No.72 of 2016 and SNARS in 2018 because of
writing High Alert Medicine not conspicuous and for electrolyte drugs the storage
in the room treats the road still mixed with other drugs.
vii
PERSEMBAHAN
Untuk kedua orang tuaku yang aku sayangi dan suami kucintai yang
selalu mendukung guna tercapainya perkuliayahan ini baik dari segi materi
maupun do’a dan semua saudara-saudaraku yang aku sayangi terima kasih atas
do’a dan dukungannya.
Kepada semua dosen yang cantik – cantik dan ganteng – ganteng yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dengan keikhlasan dan kesabaran semoga
bermanfaat untuk penulis dan instansi tempat kami bekerja, kepada teman –
teman yang penulis cintai terima kasih atas kebersamaan yang telah kita lalui
baik suka maupun duka kita jalani bersama.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
INTISARI............................................................................................................... vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ................................................................................................ viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 3
C. Tujuan ..................................................................................................... 3
D. Manfaat ................................................................................................... 3
E. Keaslian penelitian ................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 5
A. Teori Masalah ......................................................................................... 5
B. Kerangka Teori ..................................................................................... 25
C. Kerangka Konsep ................................................................................. 26
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 27
A. Desain Penelitian .................................................................................. 27
B. Variabel Penelitian ............................................................................... 27
C. Definisi Operasional ............................................................................. 27
D. Sampel .................................................................................................. 28
E. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 28
F. Instrumen dan Metode Pengumpulan Data .......................................... 29
G. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................................. 29
H. Jalannya Penelitian ............................................................................... 30
ix
x
Tabel 2. Daftar obat High Alert Medication in Acure Settings (ISMP,2014) ......... 6
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kefarmasian di rumah sakit adalah bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi
pada pelayanan pasien, penyediaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
mempunyai bahan medis habis pakai dengan mutu yang terjangkau untuk
semua masyarakat termasuk pelayanan farmasi klinik dengan tujuan untuk
mencegah dan menyelesaikan masalah mengenai obat (Menkes RI, 2016).
Obat High Alert merupakan obat yang harus diwaspadai karena sering
menyebabkan terjadinya kesalahan serius (sentinel event), dan dampak yang
tidak di inginkan dari obat (adverse outcome). Obatyang termasuk kategori
High Alertantara lain elektrolit konsetrat tinggi (misalnya kalium klorida,
kalium fosfat, natrium klorida lebih pekat 3%, dan magnesium sulfat 20% dan
40%), obat kategori LASA (Look Alike Sound Alike) dan sitotastik/obat
kanker. Menurut Permenkes RI no 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit menyebutkan bahwa Rumah Sakit perlu
mengembangkan kebijakan pengelolaan obat untuk meningkatkan keamanan,
khususnya obat yang perlu di waspadai (High Alert Medication).
Insiden keselamatan pasien mengenai High Alert Medication juga
masih terjadi yakni insiden bulan Maret 2004, seorang pasien melakukan
hemofiltrasi di ICU Foothills Medical Centre meninggal dunia dikarenakan
staf farmasi tidak sengaja mengambil kalium klorida yang seharusnya natrium
klorida untuk digunakan sebagai larutan dialisis berlangsung sehingga pasien
mengalami hiperkalmia dengan dampak lebih lanjut yaitu asidosis dan
nekrosis(Fatmawati, 2015).
International Journal Quality in Health menyatakan bahwa insulin,
opiates, narkotik, injeksi konsentrasi kalium klorida (fosfat), intravena
antikoagulan (heparin dan larutan natrium klorida 0,9% merupakan 5
peringkat teratas High Alert Medication.Masalah ini terjadi karena kesalahan
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah " Bagaimana Gambaran Penyimpanan Obat High Alert
Medication di Instalasi Farmasi RSUD Dr.Tjitrowardojo Purworejo ".
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran penyimpanan High Alert Medication di
Instalasi Farmasi RSUD Dr.Tjitrowardojo Purworejo.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui presentase gambaran penyimapanan obat High Alert
Medication LASA (Look Alike Sound Alike), Elektrolit konsentrat dan
Narkotik/Psikotropik di Instalasi Farmasi RSUD Dr. Tjitrowardojo
Purworejo
D. Manfaat
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Memberikan informasi yang bermanfaat bagi tenaga kesehatan terutama
tenaga kefarmasian untuk lebih memahami obat – obat High Alert untuk
meningkatkan pelayanan yang maksimal kepada pasien.
2. Bagi Rumah Sakit
Menjadi bahan masukan bagi rumah sakit tentang penyimpanan obat High
Alert agar lebih efisien.
3. Bagi Masyarakat
Menambah pengetahuan tentang penyimpanan obat High Alert di rumah
sakit.
E. Keaslian penelitian
Perbedaan dalam penelitian yang pernah dilakukan oleh penulis sebelumnya
dapat dilihat pada tabel 1.
4
A. Teori Masalah
1. Obat High Alert Medication(HAM)
a. Definisi
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1691/MENKES/PER/VII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
berdasarkan sasaran III mengenai peningkatan keamanan obat yang perlu
di waspadai (High Alert) dalam Standar SKP III, Rumah sakit
mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki keamanan obat –
obat yang perlu di waspadai (High Alert), bila obat – obatan menjadi
bagian dari rencana pengobatan pasien, manajemen harus berperan secara
kritis untuk memastikan keselamatan pasien (Menkes RI, 2011).
High Alert Medicationmerupakan obat – obat yang perlu di
waspadai dan sering menyebabkan kesalahan yang serius (sentinel event).
Obat – obatan yang terlihat mirip dan terdengar mirip (Nama Obat Rupa
dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Soun Alike/LASA ) adalah
obat yang mempunyai resiko tinggi yang menyebabkan dampak tidak
diinginkan (adverse outcome). Obat dalam isu keselamatan pasien yang
sering disebutkan adalah pemberian elektrolit konsetrat secara tidak
sengaja (misalnya kalium fosfat, natrium klorida lebih pekat dari 0,9 %,
dan magnesium sulfat = 50% atau lebih pekat) (Nur Aini, 2014).
b. Penggolongan High Alert Medication.
Penggolongan obat High Alertmenurut ISMP (Institute for Safe
Medication Practices) daftar High Alert Medication in Acute Care
Settings(ISMP, 2014) sebagai berikut :
5
6
2. Rumah Sakit
a. Definisi Rumah Sakit
Rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat
(MenKes RI, 2016)
b.Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Menurut Undang - undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna.Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan
kesehatan yang meliputi promotif (promosi kesehatan), preventif
(pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan rehabilitative
(rehabilitas).Untuk menjalankan tugas tersebut, rumah sakit mempunyai
fungsi :
1) Penyelenggarakan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
11
4. Keselamatan Pasien
a. Definisi
Keselamatan pasien rumah sakit menurut Permenkes no. 169 tahun
2011 adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien
lebih aman, yang meliputi asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan
hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh berbagai kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
Proses keselamatan pasien di Rumah Sakit telah dimulai sejak pasien
masuk rumah sakit sampai pasien pulang, hal ini menunjukkan bahwa
setiap pasien setiap langkah dan tindakan, perawatan, pengobatan, yang
diberikan mengacu pada pasien dan prosedur yang diawasi secara ketat
16
dan terpadu, oleh sebab itu system yang terpadu dan profesional dalam
penerapan keselamatan pasien ini akan mengurangi terjadinya kejadian
yang tidak diinginkan.
Hal ini diperlukan suatu alat mekanisme evaluasi penilaian risiko
untuk dapat mendeteksi terjadinya kesalahan aktif dan sistem error dalam
menjaga serta meningkatkan keamanan dan keselamatan pasien berupa
suatu prosedur tindakan atau protokol tindakan sesuai dengan sasaran
keselamatan pasien Rumah Sakit sesuai dengan Permenkes no.
169/menkes/Per/VIII/2011 yang mewajibkan bahwa setiap Rumah Sakit
untuk mengupayakan pemenuhan sasaran keselamatn pasien yang
meliputi tercapainya 6 (enam) hal sebagai berikut : identifikasi pasien
dengan tepat, tingkatkan kominukasi yang efektif, tingkatkan keamanan
obat yang perlu diwaspadai (High Alert), pastikan tepat lokasi, tepat
proseedur, tepat pasien operasi, mengurangi risiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan dan pengurangan risiko pesien jatuh.
Dalam membangun keselamatan pasien banyak istilah-istilah yang
perlu dipahami dan disepakati bersama, istilah-istilah tersebut
diantaranya adalah:
1) Kejadian Tidak Diharapkan/KTD (Adverse Event)
2) Kejadian Nyaris Cedera/KNC (Near Miss)
3) Kejadian Sentinel
4) Adverse Drug Event
5) Adverse Drugh Reaction
6) Medication Error
7) Efek Samping Obat
(Depkes RI, 2008a)
Menurut Nebeker JR dkk di dalam tulisannya Carifying Adverse
Drug Events: A Clinician’s Guide to terminology, Documentation, and
Reporting, serta dari Glossary AHRQ (Agency for Healthcare and
Quality) dapat disimpulkan definisi beberapa istilah yang berhubungan
dengan cedera akibat obat sebagai berikut :
17
Medication Error Kejadian yang dapat dicegah Peresepan obat yang tidak
akibat penggunaan obat yang rasional. Kesalahan
menyebabkan cedera. perhitungan dosis pada
peracikan. Ketidakpatuhan
pasien sehingga terjadi
dosis berlebih.
Efek samping Efek yang dapat diprediksi, (sebaiknya istilah ini
tergantung pada dosis, yang dihindarkan)
bukan efek tujuan obat. Efek
samping dapat dikehendaki,
tidak dikehendaki, atau tidak
ada kaitannya.
(Depkes RI, 2008)
b. Visi
Visi RSUD Dr.Tjitrowardojo Purworejo: Terwujudnya Kabupaten
Purworejo yang semakin sejahtera berbasis pertanian, pariwisata, industri
dan pedagangan yang berwawasan budaya, lingkungan dan ekonomi
kerakyatan.
c. Misi
Misi RSUD Dr.Tjitrowardojo Purworejo sebagai berikut ;
1. Mewujudkan kabupaten Purworejo sebagai kabupaten yang religius
dan demokratis.
2. Mewujudkan kabupaten Purworejo sebagai gerbang ekonomi utama
bagian selatan profensi jawa tengah yang berbasis pertanian,
pariwisata, industri dan perdagangan.
3. Mewujudkan kabupaten Purworejo sebagai daerah tujuan wisata
unggulan berbasis budaya dan kearifan lokal.
4. Mewujudkan kabupate Purworejo yang unggul dibidang seni, budaya
dan olah raga.
5. Mewujudkan kabupaten Purworejo sebagai kabupaten yang unggul
dibidang pendidikan dan pelayanan kesehatan.
6. Mewujudkan kabupaten Purworejo menjadi kabupaten yang
mermiliki aparatur pemerintahan yang mampu melaksanakan tata
kelola pemerintahan yang baik, bersih dan partisiatif yang
berorientasi pada optimalisasi pelayanan publik
7. Mewujudkan desa di kabupaten Purworejo sebagai pusat
pertumbuhan ekonomi melalui pemberdayaan masyarakat dalam
berbagai bidang.
d. Tujuan.
Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan akses pelayan
kesehatan dasar rujukan berkualitas selama 24 jam.
e. Sasaran
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
24
f.Strategi
Meningkatkan kualitas pelayan kesehatan dasar dan rujukan selama
24 jam melaui pelayan berdasarkan siklus daur kehidupan.
25
B. Kerangka Teori
Rumah Sakit
PatientSafety
Penyimpanan
Obat High Alert
Medication
C. Kerangka Konsep
Pengelolaan Obat
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang
dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan – pertanyaan
penelitian. Berdasarkan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang
diajukan, desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif yaitu penelitian dengan tujuan membuat gambaran atau deskripsi
tentang sesuatu yang objek atau keadaan yang sebenarnya (Notoatmodjo,
2012).
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang menjadi
objek yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
memperoleh informasi dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016). Variabel
dalam penelitian ini adalah penyimpanan obat High Alert Medication
C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang membatasi ruang lingkup
atau pengertian variabel – variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo,
2012).
1. Penyimpanan obat adalah serangkaian kegiatan menyimpan dan
memelihara dengan cara menempatkan obat – obatan yang diterima pada
tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan baik yang dapat
merusak mutu obat.
2. High Alert Medication merupakan obat – obat yang perlu diwaspadai
dan sering menyebabkan kesalahan yang serius (sentinel event).
Contoh : obat –obat LASA, elektrolit kosentrat ( MgSO4 40% dan 20%,
KCL 7,46%, dll) obat – obat emergency seperti digoxin injeksi, lidocain
injeksi dan Ca. Gluconas dll.
27
28
3. Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound
Alike/LASA termasuk obat HAM yang perlu diwaspadai, karena
merupakan obat yang memiliki kemiripan dalam bentuk dan nama obat
satu dengan yang lain, sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan dan
menyebabkan dampak tidak diinginkan (adverse outcome).
Contoh sound like : ceftriaxone inj – cefotaxim inj, asam mefenamat –
asam traneksamat.
Contoh look alike : aminofillin inj – alinamin F inj.
4. Medication Error (ME) / kesalahan pelayanan obat merupakan setiap
kejadian yang dapat dicegah atau dihindari yang menyebabkan atau
berakibat pada pelayanan obat yang tidak tepat sehingga menyebakan
banyak kerugian pada pasien. Medication Error dapat terjadi pada
tahapan prescribing, transcribing, dispensing, dan administering.
5. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat
dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan
ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan
ekonomi masyarakat.
D. Sampel
Sampel penelitian ini adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan
obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmojo,
2012).
Sampel penelitian adalah data penyimpanan obat High Alert
Medication di Instalasi Farmasi RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo.
2. Penelitian atau pengambilan data guna penyusunan karya tulis ini akan
dilaksanakan pada bulan Februari 2019 di Unit Instalasi Farmasi
Dr.Tjitrowardojo Purworejo.
Keterangan :
P(S) = persentase sub variabel
S = jumlah skor tiap sub variabel
H. Jalannya Penelitian
1. Penyusunan Proposal Penelitian
Peneliti melakukan proses penyususnan proposal sebelum melakukan
pengajuan izin pengambilan data penelitian di RSUD Dr. Tjitrowardojo
Purworejo.
2. Mengurus Perizinan Penelitian
pembuatan surat izin untuk pengambilan data penelitian dilakukan di tata
usaha Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang,
selanjutnya diserahkan ke RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo.
3. Pengambilan Data
pengambilan data dilakukan pada bulan Februari 2019 di Instalasi Farmasi
RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo.
4. Pengolahan Data dan Analisis Data
pengolahan data dilakukan setelah peneliti melakukan kunjungan ke
Instalasi Farmasi RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo dengan membawa
checklist pengelolan High Alert Medication (HAM). Data yang diperoleh
31
Pengambilan data
Pembahasan
Kesimpulan
A. Kesimpulan
Penyimpanan obat High Alert Medication di Instalasi Farmasi
RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo untuk golongan narkotik/psikotropik,
LASA (Look Alike Sound Alike) dan elektrolit di Gudang Farmasi, Depo
IBS dan Depo Rawat Inap 100% dan Depo Rawat Jalan 60% sesuai
dengan PerMenKes No. 72 Tahun 2016 dan SNARS Tahun 2018
dikarenakan penulisan ditempat penyimpanan kurang menyolok dan
tempat penyimpanan elektrolit masih jadi satu dengan obat lain.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan saran
sebagai berikut bahwa penyimpanan obat High Alert di Instalasi Farmasi
RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo untuk lebih ditingkatkan lagi sehingga
tercapai pelayanan yang optimal kepada pasien dan keluarga pasien.
41
DAFTAR PUSTAKA
Hestiawati. (2015). Profil Pengelolaan Kalium Klorida Pekat sebagai High Alert
Medication di RSUP Fatmawati. UIN Syarif Hidayatullah.
Safitri, M., Zazuli, Z., & Dentiarianti. (2016). Studi Pengelolaan Obat-obatan
Look Alike (Rupa Mirip) di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X di kota cimahi
.Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) 2 UNJANI
42
43