Anda di halaman 1dari 12

SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN RINCI SALDO

Dosen Pengampu :

Dr. I Ketut Budiartha, S.E., M.Si., Ak., CPA

Nama Anggota Kelompok 1 :

I Kadek Adi Arta ( 1907531002 )

Anak Agung Putu Rista Andari ( 1907531006 )

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2021/2022
Pengauditan Siklus Pengujian dan Pengumpulan Piutang : Pengujian Pengendalian
Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi

1. Akun-Akun dan Golongan-Golongan Transaksi Dalam Siklus Penjualan dan


Pengumpulan Piutang.
Tujuan pengauditan atas siklus penjualan dan pengumpulan piutang adalah untuk
mengevaluasi apakah saldo akun-akun yang terpengaruh oleh siklus ini telah disajikan
secara wajar sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Di dalam gambar ini terdapat 5
kelompok transaksi dalam siklus penjualan dan pengumpulan piutang diantaranya :
a. Penjualan ( Tunai dan Kredit )
b. Penerimaan Kas
c. Retur dan Potongan Penjualan
d. Penghapusan Piutang Tak Tertagih
e. Penaksiran Kerugian Piutang

Gambar diatas melukiskan bahwa (kecuali pada transaksi penjualan tunai) setiap
transaksi dan jumlah pada akhirnya akan masuk dalam satu dari dua akun neraca yaitu
piutang usaha atau cadangan kerugian piutang
2. Fungsi-Fungsi Bisnis Dalam Siklus dan Dokumen Serta Catatan Terkait.
Siklus penjualan dan pengumpulan piutang menyangkut keputusan dan proses yang
diperlukan untuk mentransfer kepemilikan barang dan jasa kepada konsumen setelah
barang dan jasa tersebut tersedia untuk dijual. Siklus ini dimulai dengan adanya permintaan
dari konsumen dan diakhiri dengan adanya perubahan dari barang atau jasa menjadi
piutang usaha, dan pada akhirnya menjadi kas. Pada gambar table dibawah ini
menunjukkan delapan fungsi bisnis untuk siklus penjualan dan pengumpulan piutang yang
tercantum pada kolom ketiga.

a. Pengolahan Pesanan Dari Pembeli


Permintaan untuk membeli barang yang diterima dari pembeli mengawali keseluruhan
siklus ini. Secara yuridis, pesanan ini merupakan suatu permintaan untuk membeli
barang berdasarkan syarat-syarat tertentu.
• Pesanan dari pembelian
Pesanan dari pembeli adalah suatu permintaan untuk membeli barang atau jasa
yang dibuat oleh pembeli.
• Order penjualan
Order penjualan adalah suatu dokumen yang menerangkan deskripsi,kuantitas
dan informasi lain tentang barang yang dipesan oleh konsumen
b. Persetujuan Kridit
Sebelum barang di kirim, pejabat yang berwenang memberi otorisasi harus memberi
persetujuan kredit kepada konsumen untuk transaksi penjualan yang dilakukan secara
kredit. Pemberian persetujuan kredit ini seringkali juga menjadi petunjuk persetujuan
mengirim barang.
c. Pengiriman Barang
Fungsi ini adalah fungsi yang kritikal dan merupakan saat pertama dalam siklus dimana
perusahaan melepas asetnya. Dokumen pengirim dibuat pada saat barang dikirimkan,
yang bisa dilakukan secara otomatis oleh computer berdasarkan informasi dalam order
penjualan.
• Dokumen pengirim
Salah satu jenis dokumen pengirim barang adalah bill of lading yaitu suatu
perjanjian tertulis antara perusahaan pengangkut dengan penjual tentang
penerimaan dan pengiriman barang.
d. Penagihan Kepada Pembeli dan Pencatatan Penjualan
Karena penagihan kepada pembeli adalah cara untuk memberi informasi kepada
pembeli tentang jumlah yang harus dibayarkan atas barang-barang yang telah
dikirimkan kepadanya, maka penagihan tersebut harus dilakukan dengan benar dan
tepat waktu. Aspek terpenting didalam penagihan diantaranya :
1) Semua pengiriman telah dibuat penagihannya (kelengkapan)
2) Tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari sekali (keterjadian)
3) Setiap pengiriman ditagih dengan jumlah yang benar (ketelitian)

Penagihan dengan jumlah yang benar tergantung pada kebenaran jumlah barang yang
dikirim serta pembebanan harga yang disepakati, termasuk di dalamnya biaya
pengiriman, asuransi dan syarat pembayaran.

• Faktur penjualan
Faktur penjualan adalah suatu dokumen atau catatn elektronik yang
menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang yang dijual, harga jual, biaya
pengangkutan, asuransi, syarat penjualan dan data yang relevan lainnya. Faktu
penjualan berfungsi untuk menunjukkan kepada pembeli tentang jumlah dari
suatu penjualan dan kapan jatuh tempo pembayarannya.
• File transaksi penjualan
File transaksi penjualan adalah file yang dihasilkan computer yang memuat
semua transaksi penjualan yang diproses oleh sistem akuntansi pada satu
periode, biasa per minggu, hari atau per bulan. Informasi dalam file transaksi
penjualan digunakan untuk pembuatan berbagai catatan, daftar atau laporan,
tergantung pada kebutuhan perusahaan.
• Jurnal penjualan atau daftar penjualan
Ini adalah suatu daftar atau laporan yang dihasilkan dari file transaksi penjualan
yang biasanya memuat nama pembeli, tanggal, jumlah dan klasifikasi akun atau
kelompok untuk setiap transaksi, seperti divisi atau jenis produk.
• Master file piutang usaha
Master file piutang adalah file computer yang digunakan untuk mencatat setiap
penjualan, penerimaan kas dan retur serta pengurangan harga untuk pembelian
dan untuk memutahirkan saldo piutang kepada pelanggan yang bersangkutan.
• Daftar saldo piutang
Daftar saldo piutang usaha adalah daftar atau laporan yang menunjukkan
jumlah saldo piutang kepada setiap pelanggan pada suatu saat tertentu.
• Laporan piutang bulanan
Laporan piutang bulanan adalah suatu dokumen yang dikirimkan melalui pos
atau secara elektronik kepada setiap pelanggan yang menunjukkan saldo awal
piutang kepada pelanggan yang bersangkutn, jumlah dan tanggal setiap
penjualan, pembayaran tunai yang diterima, memo krdit yang diterbitkan dan
saldo akhir piutang.
e. Pengolahan dan Pencatatan Penerimaan Kas
Empat fungsi lain dari fungsi yang telah dipaparkan sebelumnya adalah pelunasan
piutang dan pencatatan kas, retur dan pengurangan harga penjualan, penghapusan
piutang dan pencadangan kerugian piutang. Pengolahan dan pencatatan penerimaan kas
meliputi penerimaan, penyetoran ke bank dan pencatatan kas.
• Surat pengantar pembayaran
Surat pengantar pembayaran adalah suatu dokumen yang dikirim melalui pos
kepada pembeli dan selanjutnya dikembalikan kepada penjual beserta
pembayaran kas. Surat ini memuat nama pembeli, nomor faktur penjualan dan
jumlah rupiah sebagaimana tercantum dalam faktur. Surat ini digunakan
sebagai catatan penerimaan kas.
• Daftar penerimaan kas
Daftar ini dibuat pada saat kas diterima oleh seseorang yang tidak mengurusi
pencatatan, penjualan, piutang usaha atau kas dan tidak memiliki akses ke
catatan akuntansi.
• File transaksi penerima kas
File ini dihasilkan oleh computer yang berisi semua transaksi penerimaan kas
yang diperoleh dari sistem akuntansi untuk suatu periode waktu tertentu.
• Jurnal penerimaan kas atau daftar
Daftar atau laporan ini dihasilkan dari file transaksi penerimaan kas dan
meliputi semua transaksi untuk suatu periode tertentu.
f. Pengolahan dan Pencatatan Retur dan Pengurangan Harga Penjualan
Perusahaan membuat laporan penerimaan barang untuk barang yang diretur dan
mengembalikannya ke Gudang. Retur dan pengurangan harga dicatat dalam file
transaksi retur dan penguraangan harga dan juga dalam master file piutang usaha.
• Memo kredit
Memo kredit menunjukkan pengurangan terhadap jumlah yang akan diterima
dari pembeli karena adanya retur atau pengurangan harga.
• Jurnal retur dan pengurangan harga
Jurnal ini digunakan untuk mencatat retur dan pengurangan harga penjualan.
Fungsi jurnal ini sama dengan jurnal penjualan.
g. Penghapusan Piutang
Walaupun bagian kredit telah bekerja dengan cermat dan teliti, namun sejumlah
pembeli mungkin saja tidak melaksanakan kewajibannya. Agar dapat dilaksanakan
akuntansi yang tepat maka piutang yang tidak dapat ditagih perlu disesuaikan.
• Formulasi otorisasi penghapusan piutang
Formulasi ini merupakan dokumen yang digunakan secara internal untuk
menyatakan perintah untuk menghapus piutang yang sudah tidak dapat ditagih.
h. Perencadangan Kerugian Piutang
Kerena perusahaan tidak dapat diharapkan untuk bisa menagih seluruh piutang 100%
prinsip akuntansi mewajibkan untuk mentatat lebih kerugian piutang sejumlah piutang
yang diperkirakan.
3. Metodologi Untuk Merencanakan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif
Transaksi Untuk Penjualan.
a. Pemahaman Pengendalian Internal-Penjualan
b. Penetapan Risiko Pengendalian Direncanakan-Penjualan
Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dalam mendapatkan
pemahaman pengendalian internal untuk menetapkan risiko pengendalian.
Terdapat empat tahapan penting diantaranya :
1) Auditor memerlukan kerangka-kerja untuk menetapkan risiko
pengendalian
2) Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan
defisiensi yang ada pada penjualan
3) Setelah mengidentifikasi pengendalian beserta defisiensinya
4) Auditor menetapkan risiko pengendalian untuk setiap tujuan
dengan mengevaluasi pengendalian.
i. Pemisahan tugas yang memadai
Pemisahan tugas yang tepat akan membantu dalam mencegah berbagai jenis
kesalahan penyajian yang disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan.
ii. Pengotorisasian yang tepat
Ada tiga hal yang harus diperhatikab dalam pengotorisasian transaksi
penjualan, yaitu :
a. Persetujuan kredit yang tepat harus diberikan sebelum penjualan terjadi.
b. Barang bisa dikirimkan hanya setelah otorisasi pengiriman diberikan.
c. Harga, termasuk syarat penjualan, pengangkutan dan potongan harus
diotorisasi.
iii. Dokumen dan catatan yang memadai
Karena setiap perusahaan memiliki sistem yang berbeda dengan perusahaan
lainnya dalam melaksanakan, mengolah dan mencatat transaksi, auditor sering
menghadapi kesulitan dalam mengevaluasi apakah setiap prosedur klien
dirancang untuk mencapai pengendalian maksimum.
iv. Dokumen bernomor-urut tercetak
Pemberian nomor-urut tercetak dimaksudkan untuk mencegah kesalahan dalam
pembuatan faktur atau pencatatan penjualan dan terjadinya penagihan atau
pencatatan ganda.
v. Laporan piutang bulanan
Pengiriman laporan bulanan kepada konsumen berguna untuk pengawasan
karena mendorong konsumen untuk memberi komentar apabila saldo yang
tercantum dalam laporan tidak sesuai dengan saldo menurut pembukuan
konsumen.
vi. Prosedur verifikasi internal
Program computer atau personil yang independent harus memeriksa bahwa
pengolahan dan pencatatan transaksi penjualan memenuhi tujuan audit transaksi
c. Penentuan luas pengujian pengendalian
Penetapan risiko pengendalian pada tingkat rendah akan berakibat naiknya
pengujian pengendalian untuk mendukung risiko pengendalian yang lebih
rendah.
d. Perancangan pengujian pengendalian untuk penjualan
Prosedur audit yang digunakan tergantung pada pengendalian internal dan hasil
pengujian pengendalian atas tujuan tersebut.
e. Perancangan pengujian substantif transaksi penjualan
i. Penjualan yang tercantu dalam pembukuan sungguh-sungguh terjadi
Auditor mencurahkan perhatian pada kemungkinan terjadinya tiga jenis
kesalahan penyajian berikut :
1. Penjualan yang tercatat dalam jurnal tidak ada pengiriman barangnya
2. Penjualan dicatat lebih dari satu kali
3. Pengiriman dilakukan pada konsumen fiktif dan dicatat sebagai penjualan.
ii. Penjualan dicatat dalam pembukuan tanpa pengiriman barang
Auditor dapat memilih suatu sampel ayat jurnal dalam jurnal penjualan dan
mencocokkannya ke dokumen pengiriman barang serta dokumen pendukung.
iii. Penjualan dicatat lebih dari sekali
Pencatatan dobel penjualan dapat ditemukan dengan mereview daftar penjualan
yang telah dicatat dengan memperhatikan nomor dokumennya untuk
memastikan tidak ad nomor yang muncul 2 kali.
iv. Pengiriman dilakukan pada konsumen fiktif
Defisiensi pada pengendalian internal menyebabkan sulit untuk mendeteksi
pengiriman fiktif, seperti misalnya pengiriman ke lokasi lain perusahaan.
v. Transaksi penjualan yang terjadi telah dicatat
Untuk menguji pengiriman barang yang tidak dibuat fakturnya, auditor bisa
menelusur suatu sampel dokumen pengiriman yang disimpan di bagian
pengiriman duplikat faktur penjualan yang bersangkutan dan ke jurnal
penjualan.
vi. Arah pengujian
Auditor harus memahami perbedaan antara penelusuran (tracing) dari dokumen
sumber jurnal dengan vouching dari jurnal Kembali ke dokumen sumber.

vii. Penjualan telah dicatat dengan teliti

viii. Transaksi penjualan telah dimasukkan ke dalam master file dan


diikhtisarkan dengan benar.
Dimasukkannya semua transaksi penjualan ke dalam master file piutang usaha
merupakan hal yang sangat penting karena ketelitian catatan ini mempengaruhi
kemampuan klien untuk menagih semua piutang yang belum diterima.
ix. Penjualan dikelompokkan dengan benar
Auditor biasanya menguji kebenaran pengelompokkan penjualan sebagai bagian
dari pengujian ketelitian. Auditor memeriksa dokumen pendukung untuk
memastikan ketelitian pengelompokkan suatu transaksi.
x. Penjualan dicatat pada tanggal yang benar
Penjualan harus ditagih dan dicatat sesegera mungkin setelah pengiriman barang
dilakukan, untuk mencegah terjadinya kekeliruan tak sengaja.
4. Retur dan Pengurangan Harga Penjualan
Tujuan audit transaksi dan metode yang digunakan klien untuk pengendalian kesalahan
penyajian pada dasarnya sama dalam pengolahan kredit memo seperti halnya untuk penjualan,
dengan dua perbedaan. Perbedaan pertama adalah tentang materialitasnya dalam banyak hal retur
dan pengurangan harga penjualan sangat tidak material sehingga dapat diabaikan oleh auditor.
Perbedaan kedua adalah dalam hal penekanan pada tujuan keberadaan.
5. Metodologi Untuk Perancangan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif
Transaksi Untuk Penerimaan Kas
Untuk penerimaan kas, auditor menggunakan metodologi perancangan pengujian
pengendalian dan pengujian substantif transaksi yang sama seperti yang digunakan untuk
penjualan. Berlandaskan tujuan audit transaksi, auditor mengikuti proses seperti menentukan
pengendalian internal kunci untuk setiap tujuan audit, merancang pengujian pengendalian untuk
setiap pengendalian guna mendukung pengurangan risiko pengendalian, dan merancang pengujian
substantif transaksi untuk menguji kesalahan penyajian moneter untuk setiap tujuan.
a) Menetukan Apakah Penerimaan Kas Telah Dicatat
Penggelapan kas akan sulit untuk dideteksi auditor apabila hal tersebut terjadi sebelum kas
dicatat dalam jurnal penerimaan kas atau daftar kas lainnya terutama apabila penjualan dan
penerimaan kas dicatat secara bersamaan. Praktik yang lazim dilakukan auditor adalah
menelusur dari pengantar pembayaran bernomor urut tercetak atau daftar penerimaan kas
dan jurnal penerimaan kas dan buku pembantu piutang usaha sebagai pengujian substantif
atas pencatatan penerimaan kas yang terjadi.
b) Pengujian Penerimaan Kas
Prosedur audit yang bermanfaat untuk menguji apakah seluruh penerimaan kas telah
disetorkan ke dalam rekening di bank adalah pengujian penerimaan kas. Dalam pengujian
ini jumlah penerimaan kas sebagaimana tercantum dalam jurnal penerimaan kas untuk
suatu periode
c) Pengujian Untuk Menemukan Lapping Piutang Usaha
Lapping piutang usaha adalah pengunduran waktu pencatatan penerimaan pengumpulan
piutang dengan maksud untuk menutupi kekurangan kas.
6. Pengauditan Untuk Penghapusan Piutang
Seperti halnya untuk retur dan pengurangan harga penjualan kekhawatiran utama auditor
dalam penghapusan piutang usaha adalah kemungkinan pegawai perusahaan klien melakukan
penggelapan kas dengan cara menghapuskan piutang yang telah diterima. Pengendalian utama
untuk mencegah penyelewengan semacam ini adalah dengan menetapkan otorisasi yang tepat bagi
setiap penghapusan piutang dengan menunjuk pejabat perusahaan tertentu setelah sebelum
melakukan penyelidikan yang cermat tentang alasan mengapa debitur tidak membayar.
7. Tambahan Pengendalian Internal Atas Saldo Akun Serta Penyajian dan Pengungkapan
Pembahasan diatas ditekankan pada pengendalian internal, pengujian pengendalian, dan
pengujian substantif transaksi untuk lima kelompok transaksi yang mempengaruhi saldo akun
dalam siklus penjualan dan pengumpulan piutang. Apabila pengendalian internal untuk transaksi
transaksi tersebut telah dinilai efektif dan pengujian substantif transaksi yang bersangkutan
mendukung kesimpulan tersebut, maka kemungkinan terjadi kesalahan penyajian dalam laporan
keuangan dapat dikurangi.
8. Pengaruh Hasil Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi
Hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap tahapan audit selanjutnya, terutama terhadap pengujian rinci substantif
atas saldo. bagian dari audit yang banyak dipengaruhi oleh pengujian pengendalian dan pengujian
substantif transaksi adalah saldo akun piutang usaha koma-koma beban kerugian piutang dan
cadangan kerugian piutang. Selain itu apabila hasil pengujian tidak memuaskan, diperlukan
pengujian substantif tambahan untuk penjualan, retur dan pengurangan harga penjualan,
penghapusan piutang, dan pengolahan penerimaan kas.
DAFTAR PUSTAKA

Jusup, A. H. (2014). Edisi II Auditing ( Pengauditan Berbasis ISA ). Yogyakarta: Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi YKPN.

Anda mungkin juga menyukai