Analis Gulma
Analis Gulma
1, April 2018
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis gulma yang tumbuh pada kebun tanaman
belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM) serta untuk mengetahui jenis
gulmadominan, daur hiduop dan bentuk morfologinya. Penelitian ini dilakukan dikebun di kebun
PTPN V Kabupaten Kampar Provinsi RIAU pada bulan Agustus-October 2017. Penelitian ini di
laksanakan dengan menggunakan metode survei agronomi untuk mengumpulkan data dengan
pengamatan langsung di lapangan. Pengumpulan data dilakukan dengan analisis vegetasi dengan
menggunakan metode kuadrat. Dari data kerapatan, frekuensi dan mutlak (KM), frekuensi Mutlak
(FM), Dominansi Nisbi {DN) dan summed dominance ratio (SDR). Berdasarkan SDR setiap jenis
gulma dapat dicari koefisien komunitas gulma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 8
jenis gulma yg tumbuh di kebun tanaman belum menghasilkan (TBM) pada piringan, dan 8 jenis
gulma yang tumbuh dikebun tanaman menghasilkan (TM) pada pasar pikul. Tidak ada jenis gulma
yang tumbuh dominasi dipasar pikul maupun piringan. Komunitas gulma di pasar pikul dan di
piringan tidak seragam atau heterogen.
dan PPKS. Kebun ini mampu berproduksi dengan cara mencabut gulma dengan tangan
hingga 19 ton TBS/ha/tahun. Varietas utama atau membersihkan gulma dengan cangkul,
kebun ini adalah socfindo. Keunggulan atau tajak/parang. Pengendalian gulma secara
varietas ini terlihat pada hasil minyaknya manual merupakan salah satu teknik yang
yang dapat memperoleh hasil CPO 900 sering diterapkan di perkebunan atau pada
ton/bulan/semua divisi. Pencapaian produksi budidaya tanaman lainnya. Teknik ini
tertinggi kebun PTPN V adalah 55.398.370 mempunyai keunggulan, yaitu hasilnya cepat
kg/semua divisi. terlihat, mudah untuk dilaksanakan,
Luas kebun PTPN V saat ini adalah menghindarkan dampak polusi lingkungan.
2.654.7 ha, yang terbagi menjadi 4 divisi Pada lahan-lahan sempit, pengendalian gulma
dengan rincian sebagai berikut : secara manual memberikan hasil yang efektif
Afdeling 1 total 605,35 ha dan efisien. Pengendalian gulma secara kimia
Afdeling 2 total 664,45 ha yaitu menggunakan herbisida yang
Afdeling 3 total 361,50 ha membunuh gulma secara efektif. Jadi dalam
Pengendalian gulma di kebun PTPN V menggunakan herbisida perlu memperhatikan
dilakukan di dua tempat, yaitu di piringan dan jenis gulma yang akan dikendalikan.
di gawangan. Pengendalian gulma di TBM
bertujuan untuk mengurangi kompetisi hara, Hasil Penelitian
dan air, serta mencegah hama. Pengendalian Komposisi jenis gulma
gulma di TM bertujuan untuk mengurangi Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
kompetisi hara, mempermudah kontrol jenis gulma yang tumbuh di lokasi penelitian
pemupukan dan pengutipan brondolan. cukup bervariasi. Dari hasil pengamatan
Teknik pengendalian gulma di kebun ini ditemukan 8 jenis gulma yang tumbuh pada
dilakukan dengan dua cara, yaitu TBM dan juga 8 jenis gulma yang tumbuh
pengendalian gulma secara manual dan kimia. pada TM. Adapun hasil pengamatan jenis
Pengendalian gulma secara manual gulma di kebun TBM dipaparkan pada Tabel
merupakan pengendalian yang dilakukan 1.
Yang terdapat pada kebun TBM besar merupakan gulma dengan morfologi
merupakan gulma dengan daur hidup daun lebar, yaitu sebanyak 5 jenis. Selain itu
semusim, yaitu ada 5 jenis, dan juga gulma terdapat 2 jenis gulma dengan morfologi
yang memiliki daur hidup tahunan sebanyak 3 gulma rumputan, dan ada 1 jenis gulma yang
jenis. Gulma yang tumbuh di areal TBM merupakan golongan morfologi tekian.
memiliki morfologi yang beragam. Hasil Adapun hasil pengamatan jenis gulma
pengamatan menunjukkan bahwa sebagian di kebun TM dipaparkan pada Tabel 2.
JURNAL AGROMAST, Vol.3, No.1, April 2018
Hasil pengamatan pada Tabel 2 gulma yang tumbuh pada areal kebun TBM
menunjukkan bahwa ditemukan juga 8 jenis dan TM, terdapat 3 jenis gulma yang tumbuh
gulma di kebun TM. Sebagian besar gulma pada kedua areal TBM dan TM kelapa sawit,
yang terdapat pada kebun TM merupakan yaitu gulma Ageratum conyzoides, Axonopus
gulma dengan daur hidup tahunan, yaitu ada 5 compressus, Chromolaena odorata.
jenis. Adapun gulma yang memiliki daur
hidup tahunan sebanyak 3 jenis. Gulma yang Jenis gulma dominan
tumbuh di areal TM memiliki morfologi yang Tingkat dominansi gulma dilihat dari
beragam. Hasil pengamatan menunjukkan hasil perhitungan Summed Dominance Ratio
bahwa sebagian besar merupakan gulma (SDR) di areal TBM dan TM.SDR memiliki
dengan morfologi daun lebar, yaitu sebanyak rentang antara 100 % hingga nilai 0 %. SDR
3 jenis. Selain itu terdapat 3 jenis gulma yang lebih dari 50 % menunjukkan bahwa
dengan morfologi rumputan, ada 1 jenis jenis gulma tersebut gulma dominan. Secara
gulma yang merupakan golongan morfologi menyeluruh hasil perhitungan SDR jenis
pakuan dan ada 1 jenis gulma yang gulma di areal TBM dan TM dapat dilihat
merupakan golongan morfologi tekian. padaTabel 3.
Hasil pengamatan pada Tabel 1 dan
Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 11 jenis
Tabel 3 menunjukkan bahwa tidak ada Jenis-jenis gulma di areal TBM dan TM
jenis gulma yang memiliki nilai SDR lebih menurut golongan daur hidup dapat dilihat
dari 50 %. Oleh karena itu, tidak ada gulma pada Tabel 4.
yang tumbuh mendominasi di areal TBM
maupun di areal TM.
Kelompok gulma di areal kebun TBM areal kebun TM berdasarkan daur hidup
berdasarkan daur hidup menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa gulma dengan daur
SDR gulma tahunan adalah 39,55 %. hidup semusim, dengan SDR 40,08%.
Sedangkan nilai SDR gulma dengan daur Adapun gulma dengan daur hidup tahunan
hidup semusim adalah 60,45 %. Sementara di memiliki SDR sebesar 59,92 %.
Koefisien komunitas gulma (C) antar jahat, dan gulma setengah jahat. Gulma jenis
dua lokasi (TBM dan TM) adalah 32,69 %. Cyperus rotundus, Panicium repens,
Nilai ini lebih kecil dari 75 % sehingga dapat Paspalum conjugatum, Imperata cylindrica
dikatakan bahwa komunitas gulma antara yang terdapat pada perkebunan kelapa sawit
areal TBM dan TM tidak homogen. tergolong gulma sangat jahat karena memiliki
Perbedaan komunitas tersebut disebabkan distribusi yang luas, daya saing yang tinggi
oleh beberapa jenis gulma yang muncul di dengan tanaman pokok dan sulit dimatikan.
TM tidak ada di TBM, atau sebaliknya. Sedangkan jenis gulma setengah jahat dan
tumbuh pada areal kelapa sawit adalah
PEMBAHASAN Ageratum conyzoides dan Synedrella
Penelitian ini secara umum bertujuan nodiflora. Gulma setengah jahat memiliki
untuk mengetahui komposisi gulma di kebun daya saing yang tinggi namun mudah
TBM dan TM kelapa sawit (Elaeis guineensis dimatikan.
Jacq.) PTPN V. Hasil penelitian menunjukkan Hasil perhitungan SDR pada TBM dan
bahwa terdapat 8 jenis gulma yang tembuh TM menunjukkan tidak ada gulma yang
pada kebun TM dan 8 jenis gulma juga yang tumbuh mendominasi di kedua areal tersebut.
tumbuh pada kebun TBM, dimana 3 jenis Hal ini ditunjukkan oleh hasil perhitungan
gulma diantaranya tumbuh pada areal TBM SDR untuk TBM dan TM yang seluruhnya
maupun juga TM. Gulma merupakan kurang dari 50 %. Meski demikian, hasil
tumbuhan pengganggu yang memberikan inventarisasi gulma di areal TBM
dampak negatif pada pertumbuhan dan menunjukkan bahwa Ageratum conyzoides
produksi tanaman. Pengaruh gulma tidak merupakan jenis gulma yang paling banyak
terlihat secara langsung, dan umumnya tumbuh, lalu diikuti oleh Axonopus
berjalan lambat. Gulma perkebunan kelapa compressus dan Amaronthus seinosus.
sawit, mampu menjadi kompetitor utama Sementara hasil invetarisasi gulma di areal
dalam memperebutkan unsur hara, air, ruang TM menunjukkan bahwa Cromolaena
tumbuh, dan cahaya matahari. Beberapa odorata merupakan jenis gulma yang paling
spesies gulma juga dapat memproduksi zat banyak tumbuh, lalu diikuti oleh Neprolepis
racun yang dapat menghambat pertumbuhan biserata dan Ageratum conyzoides.
tanaman utama. Hasil perhitungan koefisien komunitas
Holm et al., (1972) cit Moenandir dari dua lokasi (TBM dan TM) adalah
(2002) menggolongkan beberapa spesies 32,69%. Nilai ini lebih kecil dari 75%
gulma menjadi gulma sangat jahat, gulma sehingga dapat dikatakan bahwa komunitas
JURNAL AGROMAST, Vol.3, No.1, April 2018
gulma antara areal TBM dan TM tidak Pengendalian gulma secara kimiawi
homogen. Hasil perbandingan SDR di areal dilakukan dengan menggunakan herbisida.
TBM maupun TM menurut morfologi gulma Herbisida yang biasa digunakan dengan bahan
menunjukkan bahwa gulma dengan morfologi aktif glifosat dan dosis yang sesuai dengan
daun lebar adalah gulma yang paling aturan pemakaian. Penggunaan herbisida ini
dominan. Adapun gulma yang paling biasanya dilakukan pada bagian piringan
dominan di areal TBM maupun TM menurut tanaman kelapa sawit saja dan tidak dilakukan
daur hidupnya adalah gulma semusim. pada semua permukaan tanah yang ditutupi
Diketahuinya jenis dan komposisi gulma di gulma. Aplikasi herbisida menggunakan alat
daerah penelitian dapat dijadikan langkah semprot punggung dan hanya dilakukan bila
awal dalam melakukan pengendalian gulma. gulma banyak tumbuh pada akhir musim
Pengendalian gulma yang biasanya dilakukan penghujan. Apabila banyak gulma semusim,
secara tradisional (mekanis) menggunakan pengendalian secara mekanis dibabat sekali
tangan atau alat sederhana seperti parang, sebelum menghasilkan biji, sedangkan secara
cangkul, dan lain-lain. Praktek yang kimia dengan menggunakan herbisida.
dilakukan dengan tangan adalah dengan cara Apabila banyak gulma tahunan, pengendalian
mencabut gulma yang tergolong gulma dilakukan secara campuran dengan cara
semusim, sedangkan gulma tahunan sering mekanis dibabat periodik dan secara kimia
menggunakan parang. Pengendalian dengan denga herbisida sistemik non selektif yang
cara demikian disebut juga dengan istilah diaplikasikan sebelum pendangiran.
“penyiangan”. Selanjutnya gulma yang sudah Di TBM maupun TM gulma tahunan
disiang dibawa ke pinggir kebun dan dibakar. lebih banyak dari pada gulma semusim, hal
Pengendalian ini dilakukan secara periodik ini karna menggunakan herbisida glifosat dan
dengan frekuensi 2-4 minggu sekali dan di TBM jumlah gulma semusim lebih kecil
dilakukan secara rutin pada perkebunan dari gulma tahunan, SDR gulma semusim
kelapa sawit belum menghasilkan dan pada TBM 60,45 sedangkan gulma tahunan
menghasilkan. Hal ini dimaksudkan untuk 39,55. Hal ini dikarenakan di TBM banyak
menguras cadangan makanan dalam organ- menggunakan herbisida sistemik dari pada
organ perbanyakan vegetatif dalam tanam kontak, sedangkan di TM penggunaan
seperti rimpang dan umbi. herbisida secara bergantian, di TBM juga
Pengendalian secara mekanis terdapat lebih banyak SDR gulma berdaun
memerlukan biaya pengendalian untuk upah lebar dari pada rumputan,
yang lebih banyak, dan proses Di TBM maupun TM jumlah SDR
pengendaliannya juga memerlukan waktu gulma daun lebar lebih banyak dari gulma
yang lebih lama dibanding pengendalian tekian dan rumputan, hal ini karna dikedua
secara kimiawi. Hal ini juga dijelaskan oleh kebun tersebut curah hujan tinggi. Komposisi
Sukman dan Yakup (2002) bahwa umumnya gulma antara TBM dengan TM berbeda nyata
pengendalian gulma secara mekanis cukup karna gulma yang ada di TBM belum tentu
baik dilakukan pada berbagai jenis gulma ada di TM.
setahun, tetapi pada kondisi tertentu juga
efektif bagi gulma-gulma tahunan. KESIMPULAN
Pengendalian mekanis merupakan cara Berdasarkan hasil analisis dan
pengendalian gulma yang relative tua dan pembahasan mengenai komposisi gulma di
masih banyak dilakukan meskipun secara kebun TBM dan TM kelapa sawit (Elaeis
ekonomis lebih mahal dibanding dengan cara- guineensis Jacq.) di PTPN V dapat diambil
cara pengendalian yang lain, seperti kesimpulan sebagai berikut :
pengendalian kimiawi. Pengendalian secara 1. Tidak ada jenis gulma yang tumbuh
kimia sebaiknya digunakan herbisida mendominasi di kebun TBM maupun
sistemik. TM.
JURNAL AGROMAST, Vol.3, No.1, April 2018