Anda di halaman 1dari 9

JURNAL AGROMAST, Vol.3, No.

1, April 2018

KOMPOSISI GULMA DI KEBUN KELAPA SAWIT TBM DAN TM DI KABUPATEN


KAMPAR PROVINSI RIAU

Anugrah Abdi1, At. Soejono2, Hangge Rgahara Mawandha2


1
Mahasiswa Fakultas Pertanian STIPER
2
Dosen Fakultas Pertanian STIPER

ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis gulma yang tumbuh pada kebun tanaman
belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM) serta untuk mengetahui jenis
gulmadominan, daur hiduop dan bentuk morfologinya. Penelitian ini dilakukan dikebun di kebun
PTPN V Kabupaten Kampar Provinsi RIAU pada bulan Agustus-October 2017. Penelitian ini di
laksanakan dengan menggunakan metode survei agronomi untuk mengumpulkan data dengan
pengamatan langsung di lapangan. Pengumpulan data dilakukan dengan analisis vegetasi dengan
menggunakan metode kuadrat. Dari data kerapatan, frekuensi dan mutlak (KM), frekuensi Mutlak
(FM), Dominansi Nisbi {DN) dan summed dominance ratio (SDR). Berdasarkan SDR setiap jenis
gulma dapat dicari koefisien komunitas gulma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 8
jenis gulma yg tumbuh di kebun tanaman belum menghasilkan (TBM) pada piringan, dan 8 jenis
gulma yang tumbuh dikebun tanaman menghasilkan (TM) pada pasar pikul. Tidak ada jenis gulma
yang tumbuh dominasi dipasar pikul maupun piringan. Komunitas gulma di pasar pikul dan di
piringan tidak seragam atau heterogen.

Kata kunci : Kelapa sawit, TBM, TM. Pasar pikul, piringan

PENDAHULUAN pada berbagai komoditi pertanian. Peluang


Kebutuhan minyak nabati dunia terus dan prospek pasar agroindustri cukup terbuka
meningkat sebagai akibat dari pertumbuhan lebar, tergantung bagaimana cara menggarap
penduduk dan peningkatan domestic bruto. dan memanfaatkan peluang yang ada.
Jumlah penduduk di kawasan timur jauh lebih Kelapa sawit merupakan komoditas
banyak sekitar 3,2 milyaratau sekitar 50% yang mempunyai nilai strategis karena
penduduk dunia. Di daerah inilah tingkat merupakan bahan baku utama pembuatan
pertumbuhan ekonomi hingga pertengahan minyak kelapa sawit. Sementara, minyak
tahun 2010 merupakan yang paling kelapa sawit merupakan salah satu dari 9
tinggi.Selain itu konsumsi minyak per kapita kebutuhan pokok bangsa Indonesia.
penduduk di kawasan Asia Timur dan Asia Permintaan akan minyak kelapa sawit di
Tenggara masih jauh di bawah rata-rata dalam dan luar negeri yang kuat merupakan
penggunaan minyak nabati per kapita per indikasi pentingnya peranan komoditas kelapa
tahun penduduk dunia. sawit dalam perekonomian negara.
Produksi minyak sawit dunia Dalam usaha meningkatkan
didominasi oleh Indonesia dan Malaysia. produktivitas kelapa sawit diperlukan usaha
Kedua negara ini secara total menghasilkan pemeliharaan tanaman secara intensif, serta
sekitar 85-90% dari total produksi minyak pengendalian hama dan penyakit tanaman
sawit dunia. Pada saat ini, Indonesia adalah maupun gulma.
produsen dan eksportir minyak sawit yang Salah satu masalah penting dalam upaya
terbesar di seluruh dunia. Perkebunan kelapa memantapkan produksi dan menekan biaya
sawit pun bisa menghadirkan prestasi-prestasi produksi kelapa sawit adalah masalah
yang membanggakan dan layak untuk ditiru. gulma.Tumbuhan ini menyebabkan kerugian
Kesemuanya itu bergantung pada manajemen yang diakibatkan oleh kompetisi langsung
dan pemimpinnya. Sebagai negara agraris, dalam kebutuhan unsur hara, air, cahaya
Indonesia berpeluang menjadi market leader matahari, CO2dan ruang tumbuh dengan
JURNAL AGROMAST, Vol.3, No.1, April 2018

tanaman perkebunan. Selain itu, gulma 2. Alat tulis pencatatan hasil


menyebabkan kerugian tidak langsung dalam pengamatan gulma dilapangan
peranan sebagai tanaman inang, beberapa berupa jumlah individu dan
jenis hama dan patogen serta adanya gulma biomasa.
tertentu yang mengeluarkan zat penghambat 3. Kamera untuk memotret sebagai
pertumbuhan seperti pada alang-alang, bukti dokumentasi praktek
sambung rambat dan teki. Dengan pengamatan jenis gulma dilapangan
menghilangkan atau setidaknya mengurangi b. Bahan yang dibutuhkan yaitu:
terjadinya persaingan antara tanaman dan Sampel gulma yang diambil
gulma, niscaya pertumbuhan tanaman akan dikebun kelapa sawit pada TBM dan
lebih baik (Sukma dan Yakup, 2002). TM sampel ini dipakai untuk
Pengendalian gulma yang dilaksanakan menghitung jumlah individu jenis
di perkebuanan kelapa sawit meliputi gulma serta mengukur berat segar dan
pengendalian secara mekanis dan kimia, berat kering gulma di laboratorium.
sesuai dengan jadwal perencanaan ataupun
rotasi pengendalian. Pada umumnya Metode Penelitian
pengendalian gulma di lapangan hanya Penelitian ini merupakan metode survei
melihat secara visual banyak sedikit nya gulma untuk mengumpulkan data dengan
jumlah gulma di sekitar tanaman, tetapi tidak pengamatan langsung di lapangan. Bila jenis-
diketahui secara pasti jenis-jenis gulma jenis gulma yang menyusun vegetasi
dominan, daur hidup dan sifat morfologinya. kebanyakan tumbuh, tegak, dan merata maka
Akibatnya cara pengendalian yang dilakukan dalam melakukan analisis vegetasi gulma
tidak efektif juga tidak efisien. digunakan metode kuadrat pada setiap umur
Oleh sebab itu, perlu dilakukan tanaman yang telah ditentukan, yaitu TBM
penelitian untuk mengetahui jenis-jenis gulma dan TM. Bila jenis-jenis gulma yang tumbuh
yang tumbuh pada kebun TBM dan TM saling beraturan analisis vegetasi gulma
dengan melakukan analisis vegetasi gulma. digunakan metode titik, bila jenis-jenis gulma
Pengenalan jenis-jenis gulma dominan yang tumbuh membentuk kelompok maka
merupakan salah satu tujuan agar dapat dalam melakukan analisis vegetasi gulma
menekan gulma dengan tepat berdasar daur menggunakan metode garis.
hidup dan morfologi gulma tersebut. Dengan
mengetahui kelompok jenis gulma dominan Cara pengambilan sampel
apabila termasuk, semua jenis, tahunan, daun 1. Pengambilan sampel dilakukan dengan
lebar atau rumputan dapat dipilih herbisida pembuatan petak sampel menggunakan
yang dapat untuk mengendalikannya (Sukman tali 90x90 cm. Kemudian mengambil
dan Yakup, 2002) sampel gulma yangg ada dalam petak
sampel tersebut.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian Pengumpulan Data
Tempat penelitian dilaksanakan di Pada setiap sampel baik di piringan
perkebunan kelapa sawit di kabupaten maupun yang di jalur tanaman atau pasar
Kampar Provinsi Riau. Waktu penelitian pikul dicatat:
dilaksanakan pada waktu magang tepatnya 1. Jumlah individu setiap jenis gulma.
pada tanggal 13 Agustus 2017 sampai dengan 2. Setelah dihitung kemudian ditimbang
tanggal 13 November 2017. berat segarnya.
3. Dimasukkan pada kantong kertas koran
Alat dan Bahan yang telah diketahui berat.
a. Alat yang dibutuhkan yaitu: 4. Kertas koran yang berisi gulma tadi
1. Tali rafia untuk petak sampel dimasukkan ke dalam oven sampai
gulma dengan metode kuadrat. diperoleh berat konstan.
JURNAL AGROMAST, Vol.3, No.1, April 2018

Pelaksanaan Penelitian 𝐹𝑀 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡


= x 100%
1. Menentukan lokasi atau blok yang akan 𝐹𝑀 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠

di gunakan untuk penelitian. Dominansi mutlak (DM) suatu spesies


Blok yang digunakan untuk = jumlah berat kering suatu
penelitian adalah blok tanaman pada spesies dari seluruh unit sampel.
lahan miring di kebun TBM dan TM Dominansi nisbi (DN) suatu spesies
𝐷𝑀 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠
pada piringan dan pasar pikul. = 𝐷𝑀 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠x 100%
2. Menentukan petak sampel gulma pada Dari KN, FN, dan DN dapat ditentukan
blok penelitian. nisbah dominan terjumlah atau Summed
Untuk pengambilan petak sampel Dominance Ratio (SDR) suatu spesies gulma
pada di masing-masing blok dengan sebagai berikut:
acak beraturan petak sampel berukuran KN+FN+DN
SDR suatu spesies =
90 x 90cm. Pengambilan sampel secara 3
acak beraturan jarak antar sampel satu Berdasarkan SDR tiap jenis gulma
dengan yang lain 5 pokok kelapa sawit, maka dapat diketahui urutan prioritas jenis-
pengambilan sampel pada TBM jenis gulma dan dapat diketahui kelompok
dilakukan di piringan berdiameter jenis gulma dominan di berbagai tingkatan
140cm. umur tanaman. Untuk menentukan tingkat
3. Pengenalan jenis gulma yang terdapat keseragaman jenis-jenis gulma yang
pada petak sampel, dengan cara : menyusun vegetasi di suatu kebun digunakan
a. Menanyakan pada ahlinya. nilai koefisien komunitas gulma dengan
b. Mencocokkan dengan tinjauan rumus:
2W
pustaka mengenai jenis gulma C = a+b x 100%
c. Mencocokkan dengan herbarium C : Koefisien komunitas
yang telah diidentifikasi. W: Jumlah SDR yang rendah dari setiap
d. Menggunakan kunci determinasi. pasangan jenis gulma pada dua komunitas
e. Mengirim spesies gulma ke yang dibandingkan.
lembaga yang menjual jasa untuk a : jumlah dari seluruh SDR pada komunitas
identifikasi tumbuhan. pertama
f. Pengamatan di petak sampel harus b : jumlah dari seluruh SDR pada komunitas
mengetahui apa jenis gulma yang kedua
diteliti,berapa jumlah jenis gulma, Bila C > 75% → seragam
berapa basah, dan berapa berat Bila C < 75% → tidak seragam
kering yang telah di tentukan.
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS
Analisis Data Deskripsi Kebun Penelitian
Dari data kerapatan, frekuensi dan berat Kebun PTPN V merupakan salah satu
kering setiap jenis gulma maka dapat dicari perusahaan swasta perkebunan kelapa sawit
ketetapan mutlak kerapatan mutlak (KM), yang terletak di Kecamatan kampar,
frekuensi mutlak (FM) dan dominansi mutlak Kabupaten Tapung, Provinsi Riau dengan
(DM). Data kerapatan, frekuensi dan batas-batas wilayah sebagai berikut :
dominansi dapat dihitung dengan rumus  Sebelah utara : Kampung Tapung
sebagai berikut :  Sebelah selatan : Desa Pagaruyung
Kerapatan mutlak (KM) suatu spesies  Sebelah barat : Desa Pantai Cermin
= Jumlah individu suatu spesies seluruh unit sampel.
 Sebelah timur : Kota Garuh
Kerapatan nisbi (KN) suatu spesies
𝐾𝑀 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 Kebun PTPN V ini memiliki tanaman
= 𝐾𝑀 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠x 100% kelapa sawit tahun tanam yang beragam, yaitu
Frekuensi mutlak (FM) suatu spesies tahun tanam 2000, 2010, 2011, 2012, 2013,
= Jumlah unit sampel yang .2014, 2015, 2017. Kebun PTPN V varietas
Terdapat pada spes
Frekuensi nisbi (FN) suatu spesies bibitnya adalah socfindo, mekarsari, lonsum,
JURNAL AGROMAST, Vol.3, No.1, April 2018

dan PPKS. Kebun ini mampu berproduksi dengan cara mencabut gulma dengan tangan
hingga 19 ton TBS/ha/tahun. Varietas utama atau membersihkan gulma dengan cangkul,
kebun ini adalah socfindo. Keunggulan atau tajak/parang. Pengendalian gulma secara
varietas ini terlihat pada hasil minyaknya manual merupakan salah satu teknik yang
yang dapat memperoleh hasil CPO 900 sering diterapkan di perkebunan atau pada
ton/bulan/semua divisi. Pencapaian produksi budidaya tanaman lainnya. Teknik ini
tertinggi kebun PTPN V adalah 55.398.370 mempunyai keunggulan, yaitu hasilnya cepat
kg/semua divisi. terlihat, mudah untuk dilaksanakan,
Luas kebun PTPN V saat ini adalah menghindarkan dampak polusi lingkungan.
2.654.7 ha, yang terbagi menjadi 4 divisi Pada lahan-lahan sempit, pengendalian gulma
dengan rincian sebagai berikut : secara manual memberikan hasil yang efektif
 Afdeling 1 total 605,35 ha dan efisien. Pengendalian gulma secara kimia
 Afdeling 2 total 664,45 ha yaitu menggunakan herbisida yang
 Afdeling 3 total 361,50 ha membunuh gulma secara efektif. Jadi dalam
Pengendalian gulma di kebun PTPN V menggunakan herbisida perlu memperhatikan
dilakukan di dua tempat, yaitu di piringan dan jenis gulma yang akan dikendalikan.
di gawangan. Pengendalian gulma di TBM
bertujuan untuk mengurangi kompetisi hara, Hasil Penelitian
dan air, serta mencegah hama. Pengendalian Komposisi jenis gulma
gulma di TM bertujuan untuk mengurangi Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
kompetisi hara, mempermudah kontrol jenis gulma yang tumbuh di lokasi penelitian
pemupukan dan pengutipan brondolan. cukup bervariasi. Dari hasil pengamatan
Teknik pengendalian gulma di kebun ini ditemukan 8 jenis gulma yang tumbuh pada
dilakukan dengan dua cara, yaitu TBM dan juga 8 jenis gulma yang tumbuh
pengendalian gulma secara manual dan kimia. pada TM. Adapun hasil pengamatan jenis
Pengendalian gulma secara manual gulma di kebun TBM dipaparkan pada Tabel
merupakan pengendalian yang dilakukan 1.

Tabel 1.Jenis gulma berdasarkan daur hidup dan morfologi di TBM

No. Jenis Gulma Daur Hidup Morfologi


1. Ageratum conyzoides Semusim Daun lebar
2. Cyperus kyllingia Tahunan Teki-tekian
3. Axonopus compressus Tahunan Rumputan
4. Borreria alata Semusim Daun lebar
5. Chromolaena odorata Tahunan Daun lebar
6. Amarantus spinosus Semusim Daun lebar
7. Asystasia intrusa Semusim Daun lebar
8. Eleusine indica Semusim Rumputan

Yang terdapat pada kebun TBM besar merupakan gulma dengan morfologi
merupakan gulma dengan daur hidup daun lebar, yaitu sebanyak 5 jenis. Selain itu
semusim, yaitu ada 5 jenis, dan juga gulma terdapat 2 jenis gulma dengan morfologi
yang memiliki daur hidup tahunan sebanyak 3 gulma rumputan, dan ada 1 jenis gulma yang
jenis. Gulma yang tumbuh di areal TBM merupakan golongan morfologi tekian.
memiliki morfologi yang beragam. Hasil Adapun hasil pengamatan jenis gulma
pengamatan menunjukkan bahwa sebagian di kebun TM dipaparkan pada Tabel 2.
JURNAL AGROMAST, Vol.3, No.1, April 2018

Tabel 2.Jenis gulma berdasarkan daur hidup dan morfologi di TM


No. Jenis Gulma Daur Hidup Morfologi
1. Ageratum conyzoides Semusim Daun lebar
2. Axonopus compressus Tahunan Rumputan
3. Chentoteca lapacea Semusim Rumputan
4. Nephrolepis biserrata Tahunan Pakuan
5. Cyperrus rotundus Tahunan Tekian
6. Paspalum comersonii Tahunan Rumputan
7. Alysicarpus blupeuripolius Semusim Daun lebar
8. Chromolaena odorata Tahunan Daun lebar

Hasil pengamatan pada Tabel 2 gulma yang tumbuh pada areal kebun TBM
menunjukkan bahwa ditemukan juga 8 jenis dan TM, terdapat 3 jenis gulma yang tumbuh
gulma di kebun TM. Sebagian besar gulma pada kedua areal TBM dan TM kelapa sawit,
yang terdapat pada kebun TM merupakan yaitu gulma Ageratum conyzoides, Axonopus
gulma dengan daur hidup tahunan, yaitu ada 5 compressus, Chromolaena odorata.
jenis. Adapun gulma yang memiliki daur
hidup tahunan sebanyak 3 jenis. Gulma yang Jenis gulma dominan
tumbuh di areal TM memiliki morfologi yang Tingkat dominansi gulma dilihat dari
beragam. Hasil pengamatan menunjukkan hasil perhitungan Summed Dominance Ratio
bahwa sebagian besar merupakan gulma (SDR) di areal TBM dan TM.SDR memiliki
dengan morfologi daun lebar, yaitu sebanyak rentang antara 100 % hingga nilai 0 %. SDR
3 jenis. Selain itu terdapat 3 jenis gulma yang lebih dari 50 % menunjukkan bahwa
dengan morfologi rumputan, ada 1 jenis jenis gulma tersebut gulma dominan. Secara
gulma yang merupakan golongan morfologi menyeluruh hasil perhitungan SDR jenis
pakuan dan ada 1 jenis gulma yang gulma di areal TBM dan TM dapat dilihat
merupakan golongan morfologi tekian. padaTabel 3.
Hasil pengamatan pada Tabel 1 dan
Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 11 jenis

Tabel 3. SDR jenis-jenis gulma di kebun TBM dan TM


SDR (%)
No. Jenis gulma (Daur hidup) Morfologi
TBM TM
1 Ageratum conyzoides (S) Daun lebar 21,22 14,29
2 Cyperus kyllingia (T) Tekian 12,88 0
3 Axonopus compressus (T) Rumputan 17,02 8,75
4 Chromolaena odorata(T) Daun lebar 9,65 15,84
5 Nephrolepis biserrata (T) Pakuan 0 14,39
6 Chentoteca lopoeca (S) Rumputan 0 14,06
7 Alysicarpus blopeuripolus(S) Daun lebar 0 11,73
8 Amarantus spinosus (S) Daun lebar 15,48 0
9 Asystasia intrusa(S) Daun lebar 6,03 0
10 Eleusine indica (S) Rumputan 9,88 0
11 Cyperus rotundus (T) Tekian 0 10,39
100 100
JURNAL AGROMAST, Vol.3, No.1, April 2018

Tabel 3 menunjukkan bahwa tidak ada Jenis-jenis gulma di areal TBM dan TM
jenis gulma yang memiliki nilai SDR lebih menurut golongan daur hidup dapat dilihat
dari 50 %. Oleh karena itu, tidak ada gulma pada Tabel 4.
yang tumbuh mendominasi di areal TBM
maupun di areal TM.

Tabel 4. Perbandingan SDR gulma di TBM dan TM menurut daur hidup


SDR (%)
Daur hidup
TBM TM
Semusim 60,45 40,08
Tahunan 39,55 59,92
Total 100 100

Kelompok gulma di areal kebun TBM areal kebun TM berdasarkan daur hidup
berdasarkan daur hidup menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa gulma dengan daur
SDR gulma tahunan adalah 39,55 %. hidup semusim, dengan SDR 40,08%.
Sedangkan nilai SDR gulma dengan daur Adapun gulma dengan daur hidup tahunan
hidup semusim adalah 60,45 %. Sementara di memiliki SDR sebesar 59,92 %.

Tabel 5. Perbandingan SDR gulma di TBM dan TM menurut morfologi


SDR (%)
M orfologi
TBM TM
Daun lebar 60,22 56,25
Rumputan 39,78 43,75
Total 100 100

Hasil perbandingan SDR di areal TBM Keragaman Komunitas Gulma


secara morfologi menunjukkan bahwa SDR Pengkajian keragaman atau kesamaan
tertinggi adalah gulma daun lebar sebesar komunitas gulma dilakukan dengan melihat
60,22 %. Selanjutnya diikuti gulma rumputan nilai koefisien kesamaan komunitas gulma
dengan nilai SDR sebesar 39,78 %. antara areal TBM dan TM. Dari hasil
Hasil perbandingan SDR di areal TM inventarisasi jenis gulma di areal TBM dan
menurut morfologi menunjukkan bahwa TM diketahui bahwa jenis gulma yang
gulma daun lebar memiliki SDR tertinggi tumbuh di kedua areal tersebut adalah
sebesar 56,25 %. Selanjutnya diikuti gulma Ageratum conyzoides, Axonopus compressus,
rumputan dengan SDR sebesar 43,75 %. Cromolaena odorata. Hasil gulma di TBM
dan TM dapat dilihat pada Tabel 6.
JURNAL AGROMAST, Vol.3, No.1, April 2018

Tabel 6.SDR jenis-jenis gulma di TBM dan TM


SDR (%)
No. Jenis gulma (Daur hidup) Morfologi W
TBM TM
1 Ageratum conyzoides (S) Daun lebar 21,22 14,29 14,29
2 Cyperus kyllingia (T) Tekian 12,88 0 0
3 Axonopus compressus (T) Rumputan 17,02 8,75 8,75
4 Cromolaena odorata (T) Daun lebar 9,65 15,84 9,65
5 Neprolepis biserata (T) Pakuan 0 14,39 0
6 Chontotea lapoca (S) Rumputan 0 14,06
7 Alysicarpus blupeuripolius (S) Daun lebar 0 11,73
8 Amarontus seinosus (S) Daun lebar 15,48 0
9 Asystasia intrusa (S) Daun lebar 6,03 0
10 Eleusine indica (S) Rumputan 9,88 0
11 Cyperus rotundus (T) Tekian 0 10,39
C TBM- TM 32,69%

Koefisien komunitas gulma (C) antar jahat, dan gulma setengah jahat. Gulma jenis
dua lokasi (TBM dan TM) adalah 32,69 %. Cyperus rotundus, Panicium repens,
Nilai ini lebih kecil dari 75 % sehingga dapat Paspalum conjugatum, Imperata cylindrica
dikatakan bahwa komunitas gulma antara yang terdapat pada perkebunan kelapa sawit
areal TBM dan TM tidak homogen. tergolong gulma sangat jahat karena memiliki
Perbedaan komunitas tersebut disebabkan distribusi yang luas, daya saing yang tinggi
oleh beberapa jenis gulma yang muncul di dengan tanaman pokok dan sulit dimatikan.
TM tidak ada di TBM, atau sebaliknya. Sedangkan jenis gulma setengah jahat dan
tumbuh pada areal kelapa sawit adalah
PEMBAHASAN Ageratum conyzoides dan Synedrella
Penelitian ini secara umum bertujuan nodiflora. Gulma setengah jahat memiliki
untuk mengetahui komposisi gulma di kebun daya saing yang tinggi namun mudah
TBM dan TM kelapa sawit (Elaeis guineensis dimatikan.
Jacq.) PTPN V. Hasil penelitian menunjukkan Hasil perhitungan SDR pada TBM dan
bahwa terdapat 8 jenis gulma yang tembuh TM menunjukkan tidak ada gulma yang
pada kebun TM dan 8 jenis gulma juga yang tumbuh mendominasi di kedua areal tersebut.
tumbuh pada kebun TBM, dimana 3 jenis Hal ini ditunjukkan oleh hasil perhitungan
gulma diantaranya tumbuh pada areal TBM SDR untuk TBM dan TM yang seluruhnya
maupun juga TM. Gulma merupakan kurang dari 50 %. Meski demikian, hasil
tumbuhan pengganggu yang memberikan inventarisasi gulma di areal TBM
dampak negatif pada pertumbuhan dan menunjukkan bahwa Ageratum conyzoides
produksi tanaman. Pengaruh gulma tidak merupakan jenis gulma yang paling banyak
terlihat secara langsung, dan umumnya tumbuh, lalu diikuti oleh Axonopus
berjalan lambat. Gulma perkebunan kelapa compressus dan Amaronthus seinosus.
sawit, mampu menjadi kompetitor utama Sementara hasil invetarisasi gulma di areal
dalam memperebutkan unsur hara, air, ruang TM menunjukkan bahwa Cromolaena
tumbuh, dan cahaya matahari. Beberapa odorata merupakan jenis gulma yang paling
spesies gulma juga dapat memproduksi zat banyak tumbuh, lalu diikuti oleh Neprolepis
racun yang dapat menghambat pertumbuhan biserata dan Ageratum conyzoides.
tanaman utama. Hasil perhitungan koefisien komunitas
Holm et al., (1972) cit Moenandir dari dua lokasi (TBM dan TM) adalah
(2002) menggolongkan beberapa spesies 32,69%. Nilai ini lebih kecil dari 75%
gulma menjadi gulma sangat jahat, gulma sehingga dapat dikatakan bahwa komunitas
JURNAL AGROMAST, Vol.3, No.1, April 2018

gulma antara areal TBM dan TM tidak Pengendalian gulma secara kimiawi
homogen. Hasil perbandingan SDR di areal dilakukan dengan menggunakan herbisida.
TBM maupun TM menurut morfologi gulma Herbisida yang biasa digunakan dengan bahan
menunjukkan bahwa gulma dengan morfologi aktif glifosat dan dosis yang sesuai dengan
daun lebar adalah gulma yang paling aturan pemakaian. Penggunaan herbisida ini
dominan. Adapun gulma yang paling biasanya dilakukan pada bagian piringan
dominan di areal TBM maupun TM menurut tanaman kelapa sawit saja dan tidak dilakukan
daur hidupnya adalah gulma semusim. pada semua permukaan tanah yang ditutupi
Diketahuinya jenis dan komposisi gulma di gulma. Aplikasi herbisida menggunakan alat
daerah penelitian dapat dijadikan langkah semprot punggung dan hanya dilakukan bila
awal dalam melakukan pengendalian gulma. gulma banyak tumbuh pada akhir musim
Pengendalian gulma yang biasanya dilakukan penghujan. Apabila banyak gulma semusim,
secara tradisional (mekanis) menggunakan pengendalian secara mekanis dibabat sekali
tangan atau alat sederhana seperti parang, sebelum menghasilkan biji, sedangkan secara
cangkul, dan lain-lain. Praktek yang kimia dengan menggunakan herbisida.
dilakukan dengan tangan adalah dengan cara Apabila banyak gulma tahunan, pengendalian
mencabut gulma yang tergolong gulma dilakukan secara campuran dengan cara
semusim, sedangkan gulma tahunan sering mekanis dibabat periodik dan secara kimia
menggunakan parang. Pengendalian dengan denga herbisida sistemik non selektif yang
cara demikian disebut juga dengan istilah diaplikasikan sebelum pendangiran.
“penyiangan”. Selanjutnya gulma yang sudah Di TBM maupun TM gulma tahunan
disiang dibawa ke pinggir kebun dan dibakar. lebih banyak dari pada gulma semusim, hal
Pengendalian ini dilakukan secara periodik ini karna menggunakan herbisida glifosat dan
dengan frekuensi 2-4 minggu sekali dan di TBM jumlah gulma semusim lebih kecil
dilakukan secara rutin pada perkebunan dari gulma tahunan, SDR gulma semusim
kelapa sawit belum menghasilkan dan pada TBM 60,45 sedangkan gulma tahunan
menghasilkan. Hal ini dimaksudkan untuk 39,55. Hal ini dikarenakan di TBM banyak
menguras cadangan makanan dalam organ- menggunakan herbisida sistemik dari pada
organ perbanyakan vegetatif dalam tanam kontak, sedangkan di TM penggunaan
seperti rimpang dan umbi. herbisida secara bergantian, di TBM juga
Pengendalian secara mekanis terdapat lebih banyak SDR gulma berdaun
memerlukan biaya pengendalian untuk upah lebar dari pada rumputan,
yang lebih banyak, dan proses Di TBM maupun TM jumlah SDR
pengendaliannya juga memerlukan waktu gulma daun lebar lebih banyak dari gulma
yang lebih lama dibanding pengendalian tekian dan rumputan, hal ini karna dikedua
secara kimiawi. Hal ini juga dijelaskan oleh kebun tersebut curah hujan tinggi. Komposisi
Sukman dan Yakup (2002) bahwa umumnya gulma antara TBM dengan TM berbeda nyata
pengendalian gulma secara mekanis cukup karna gulma yang ada di TBM belum tentu
baik dilakukan pada berbagai jenis gulma ada di TM.
setahun, tetapi pada kondisi tertentu juga
efektif bagi gulma-gulma tahunan. KESIMPULAN
Pengendalian mekanis merupakan cara Berdasarkan hasil analisis dan
pengendalian gulma yang relative tua dan pembahasan mengenai komposisi gulma di
masih banyak dilakukan meskipun secara kebun TBM dan TM kelapa sawit (Elaeis
ekonomis lebih mahal dibanding dengan cara- guineensis Jacq.) di PTPN V dapat diambil
cara pengendalian yang lain, seperti kesimpulan sebagai berikut :
pengendalian kimiawi. Pengendalian secara 1. Tidak ada jenis gulma yang tumbuh
kimia sebaiknya digunakan herbisida mendominasi di kebun TBM maupun
sistemik. TM.
JURNAL AGROMAST, Vol.3, No.1, April 2018

2. Di areal TBM berbeda daur hidupnya Sawit. Gadjah Mada University


didominasi semusim sedangkan TM Press, Yogyakarta.
lebih banyak tahunan. Moenandir, J. 2010. Ilmu Gulma. Universitas
3. Komunitas gulma di areal TBM dengan Brawijaya Press, Malang.
TM berbeda. Pahan, I. 2007. Manajemen Agribisnis dari
Hulu hingga Hilir. Penebar
DAFTAR PUSTAKA Swadaya.Jakarta.
Anonim, 2003. Kultur Teknis Kelapa Sawit, Rukmana, R. dan Sugandi, 1999. Gulma dan
Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Teknik Pengendalian. Penerbit
Medan. 175 hal. Kanisius, Yogyakarta.
Barus, E. 2003. Pengendalian Gulma di Tjytrosoedyrdjo, IH. Hutomo, dan
Perkebunan, Kanisius. Yogyakarta. Wiroatmojo, 1984. Pengelolaan
Effendi, R. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. Gulma Perkebunan. Biotrop. Bogor.
Agro Media Pustaka. Jakarta. PT Gramedia. Jakarta.
Fauzi. 2004. Manajemen Perkebunan Kelapa Sukma Y dan Yakup, 1991. Gulma dan
Sawit. Penerbit : Jakarta. Teknik Pengendalianya. CV.
Mangoensoekarjo, S. dan H. Semangun. Rajawali, Jakarta.
2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa

Anda mungkin juga menyukai