Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENDAHULUAN

ANEMIA PADA IBU HAMIL

Departemen Keperawatan Keluarga dan Komunitas

DISUSUN OLEH :

SUWARTY NURSAHARA USMAN PUTRA, S. Kep


NIM : 2020032091

MENGETAHUI :

PEMBIMBING AKADEMIK

BAYU EKA KURNIAWAN, S.Kep,Ns

PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2021

SUWARTY NURSAHARA USMAN PUTRA, S. Kep


PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. X STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
SUWARTY NURSAHARA USMAN PUTRA, S. Kep
PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. X STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
BAB I

TINJAUAN TEORITIS KELUARGA

A. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dalam keadaan saling tergantung.(Depkes RI, 1988).
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang bergabung karena ikatan
tertentu untuk berbagi pengalaman dan pendekatan emosional serta
mengodentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga.(Friedman,
1998).
2. Tipe/Bentuk Keluarga
Dalam masyarakat ditemukan tipe/bentuk keluarga:
a. Keluarga Inti (Nuclear Family): keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak.
b. Keluarga Besar (Extended Family): keluarga inti ditambah sanak saudara
misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dsb.
c. Keluarga Berantai (Serial Family): keluarga yang terdiri dari wanita dan
pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga Duda/Janda (Single Family): keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
e. Keluarga Berkomposisi (Composite): keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama-sama.
f. Keluarga Kabitas (Cahabitation): dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
3. Peran Keluarga
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal
yang berhubungan dengan posisi dan situasi tertentu. Berbagai peran ayng
terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut:

SUWARTY NURSAHARA USMAN PUTRA, S. Kep


PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. X STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
a. Peran ayah sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa
aman, kepala rumah tangga, anggota dari kelompok sosialnya dan
anggota masyarakat.
b. Peran ibu sebagai isteri, ibu dari anaknya, mengurus rumah tangga,
pengasuh, pendidik dan pelindung bagi anak-anaknya, anggota
kelompok social dan anggota masyarakat serta berperan sebagai pencari
nafkah tambahan bagi keluarga.
c. Peran anak-anak sebagai pelaksana peran psikososial sesuai dengan
tingkat perkembangan baik fisik, mental dan spiritual.
4. Fungsi Keluarga
Fungsi dari keluarga adalah memenuhi kebutuhan anggota individu
keluarga dan masyarakat yang lebih luas, fungsi keluarga adalah :
a. Fungsi Afektif
Merupakan suatu basis sentral bagi pembentukan dan
kelangsungan keluarga. Kebahagiaan keluarga diukur dengan kekuatan
cinta keluarga. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak
kegembiraan dan kebahagiaan seluruh anggota keluarga, tiap anggota
keluarga mempertahankan hubungan yang baik.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang
dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan
dalam lingkungan sosial. Proses sosialisasi  dimulai sejak lahir.
Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar sosialisasi. Anggota
keluarga belajar disiplin, belajar tentang norma-norma, budaya dan
perilaku melalui hubungan dan interaksi dalam keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan
dan menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh
anggota keluarga seperti makanan, pakaian dan tempat tinggal.

SUWARTY NURSAHARA USMAN PUTRA, S. Kep


PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. X STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan
kesehatan yaitu mencegah terjadi gangguan kesehatan dan atau merawat
anggota keluarga yang sakit. Kesanggupan keluarga untuk
melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan
keluarga untuk mengenal masalah kesehatan, membuat keputusan
tindakan, memberikan perawatan, memelihara lingkungan dan
menggunakan fasilitas kesehatan.
5. Tahap Perkembangan Keluarga
Perkembangan keluarga adalah proses perubahan dari sistem keluarga
yang terjadi dari waktu ke waktu meliputi perubahn interaksi dan hubungan
di antara keluarga dari waktu ke waktu. Perkembangan ini terbagi dalam
beberapa tahapan, setiap tahapan memiliki tugas perkembangan yang harus
dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui denagn sukses.
Menurut Duvall (1977) siklus kehidupan keluarga terdiri dari 8
tahapan yang mempunyai tugas dan resiko tertentu pada setiap tahapan
perkembangannya.
Adapun 8 tahapan perkembangan tersebut adalah:
a. Tahap 1 keluarga pemula: dimulai saat individu membentuk keluarga
melalui perkawinan.
Tugas perkembangan :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan kehidupan baru.
2) Membina hubungan dengan teman lain, keluarga lain.
3) Membina keluarga berencana.
Masalah kesehatan : masalah seksual, peran perkawinan, kehamilan
yang kurang direncanakan.
b. Tahap 2 keluarga dengan kelahiran anak pertama: dimulai sejak anak
pertama lahir sampai berusia 30 bulan.
Tugas perkembangan :
1) Perubahan peran menjadi orang tua.
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga.
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangannya.

SUWARTY NURSAHARA USMAN PUTRA, S. Kep


PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. X STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
Masalah kesehatan : pendidikan meternitas, perawatan bayi yang baik,
pengenalan dan penanganan masalah kesehatan fisik secara dini,
imunisasi, tumbuh kembang dan lain-lain.
c. Tahap 3 keluarga dengan anak pra sekolah: dimulai anak pertama
berusia 2,5 tahun sampai dengan 5 tahun.
Tugas perkambangan :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga.
2) Membantu anak bersosialisasi, beradaptasi dengan lingkungan.
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak
yang lain juga harus dipenuhi.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun di
luar keluarga.
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak-anak.
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.
Masalah kesehatan :
1) Masalah kesehatan fisik: penyakit menular pada anak.
2) Masalah kesehatan psikososial: hubungan perkawinan, perceraian.
3) Persaingan antara kakak adik.
4) Pengasuhan anak.
d. Tahap 4 keluarga dengan anak usia sekolah: dimulia saat anak pertama
berusia 6 tahun samapi 13 tahun.
Tugas perkembangan :
1) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan
lingkungan.
2) Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia.
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat.
4) Meningkatkan komunikasi terbuka.
e. Tahap 5. keluarga dengan anak remaja: dimulai saat anak pertama
berusia 13 tahun sampai 19-20 tahun.
Tugas perkembangan :

SUWARTY NURSAHARA USMAN PUTRA, S. Kep


PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. X STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
meningkatkan otonominya.
2) Mempererat hubungan yang intim dalam keluarga.
3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dn orang tua.
4) Perubahan sistem peran dan peraturan tumbuh kembang keluarga.
Masalah kesehatan : penyalahgunaan obat-obatan dan penyakit
jantung.
f. Tahap 6. keluarga dengan anak dewasa: dimulai saat anak pertama
meninggalkan rumah sampai anak terakhir, lamanya tergantung dengan
jumlah anak atau banyaknya anak belum menikah dan tinggal dalam
rumah.
Tugas perkembangan :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Membantu orang tua yang sedang sakit dan memasuki masa tua
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
Masalah kesehatan :
1) Masa komunikasi dewasa muda dengan orang tua  tidak lancar.
2) Transisi peran suami istri.
3) Memberi perawatan.
4) Kondisi kesehatan kronis
5) Masalah menopause
6) Efek dari obat-obatan, merokok, diet dan lain-lain.
g. Tahap 7. keluarga dengan usia pertengahan: dimulai saat anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiunan atau salah satu
pasangan meninggal.
Tugas perkembangan :
1) Mempertahankan kesehatan.
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya
dan anak-anak.
3) Meningkatkan keakraban pasangan.

SUWARTY NURSAHARA USMAN PUTRA, S. Kep


PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. X STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
Masalah kesehatan :
1) Promosi kesehatan.
2) Masalah hubungan dengan perkawinan.
3) Komunikasi dan hubungan dengan anak cucu dan lain-lain.
4) Masalah hubungan dengan perawatan.
h. Tahap 8 keluarga dengan usia lanjut: dimulai salah satu meninggal atau
pension sampai dengan dua-duanya meninggal.

B. Konsep Keperawatan Keluarga


1. Pengertian
Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan
masyarakat yang ditujukan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang
dirawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana
(Salviction G. Bailon dan Araciles Maglaya), 1978).
2. Keluarga sebagai Unit Pelayanan
Beberapa hal berikut ini adalah alasan mengapa harus menjadi fokus
sentral dari perawatan :
a. Dalam sebuah unit keluarga disfungsi apa saja akan mempengaruhi satu
atau lebih anggota keluarga.
b. Ada hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan
anggotanya.
c. Melalui perawatan kesehatan keluarga akan meningkat derajat kesehatan
secara menyeluruh.
d. Upaya menemukan kasus dalam keluarga dan faktor resiko pada anggota
keluarga yang lain.
e. Pemahaman terhadap individu dan fungsinya dipandang dalam konteks
keluarga mereka.
f. Keluarga merupakan sistem pendukung vital bagi individu.
3. Peran Perawat
Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah :
a. Pendidik

SUWARTY NURSAHARA USMAN PUTRA, S. Kep


PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. X STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
Perawat memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar
keluarga dapat melakukan program Asuhan Keperawatan Keluarga
secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan.

b. Koordinator
Koordinasi diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau
terapi dari berbagai disiplin agar tidak terjadi tumpang tindih dan
pengulangan.
c. Pelaksana
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah,
klinik, maupun di rumah sakit bertanggung jawab memberikan
perawatan langsung.
d. Pengawas Kesehatan
Perawat harus melakukan kunjungan rumah yang teratur untuk
mengidentifikasi tentang kesehatan keluarga.
e. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi
masalah kesehatan.
f. Kolaborasi
Perawat harus bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit atau
anggota tim kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan yang
optimal.
g. Fasilitator
Peran disini adalah membantu keluarga di dalm menghadapi
kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya.
h. Modifikasi Lingkungan
Perawat dapat memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah
maupun lingkungan masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat.
4. Proses Keperawatan Keluarga
Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara
sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan keluarga,
merencanakan asuhan keperawatan, melakukan intervensi keperawatan

SUWARTY NURSAHARA USMAN PUTRA, S. Kep


PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. X STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
sesuai dengan rencana yang telah disusun dan mengevaluasi asuhan yang
telah diberikan terhadap keluarga.
Tahap-tahap dalam proses keperawatan:
a. Pengkajian
Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh
perawat untuk mengukur keadaan klien atau keluarga dengan memakai
norma-norma kesehatan maupun sosial yang merupakan sistem
terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya.
b. Diagnosa Keperawatan
Dalam menetapkan diagnosa keperawatan keluarga ditetapkan
berdasarkan faktor resiko dan faktor potensial terjadinya penyakit atau
masalah kesehatan keluarga serta mempertimbangkan kemampuan
dalam mengatasi masalah kesehatannya.
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan didasarkan pada rencana asuhan yang telah
disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan adalah sumber daya (keuangan), tingkat pendidikan
keluarga, adat istiadat yang berlaku, respon dan penerimaan keluarga
serta sarana yang dimiliki keluarga.
d. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai.
Apabila dalam penilaian tujuan tidak tercapai, maka perlu dicari
penyebabnya. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu tujuan
tidak realistis, tindakan keperawatan yang tidak tepat dan faktor yang
tidak dapat diatasi.

SUWARTY NURSAHARA USMAN PUTRA, S. Kep


PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. X STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
BAB II

TINJAUAN TEORITIS ANEMIA

A. Konsep Dasar Anemia


1. Definisi
Anemia adalah suatu keadaan menurunnya kadar hemeglobin,
hemaktokrit, dan jumlah sel darah merah di bawah nilai normal yang untuk
individu (arisman,2011). Anemia juga berarti suatu keadaan dimana darah
tidak cukup mengandung hemoglobin yang mana hemoglobin ini berfugsi
untuk memproduksi sel darah merah (king&burges,2010). Anemia juga
didefinisikan sebagai kadar hemoglobin (Hb) yang rendah dalam darah yang
disebabkan oleh beberapa faktor.beberapa faktor tersebut di antaranya
penyakit yang menyebabkan kehilangan darah atau mengurangi produksi
hemoglobin (Hb), Pola nutrisi kebanyakan orang beberapa vitamin seperti
B12,asam folat, dan riboflafin itu berpengaruh terhadap pembentukan hb,akan
tetapi faktor nutrisi yang penting adalah kekurangan zat besi. (kraimer &
zimmermann,2009)
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I dan trimester III atau kadar Hb
< 10,5 gr% pada trimester III (Prawiharjo,2006).Anemia dalam kehamilan di
definisikan sebagai penurunan kadar hemoglobin <11 g/dl selama masa
kehamilan pada trimester I dan III dan < 10 g/dl selama masa post partum dan
trimester II (Proverawati,2009).
Anemia merupakan salah satu kelainan darah yang umum terjadi
ketika kadar sel darah merah (eritrosit) dalam tubuh menjadi terlalu
rendah.Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan karena sel darah merah
mengandung hemoglobin,yang membawa oksigen ke jaringan tubuh.Anemia
dapat menyebabkan berbagai komplikasi,termasuk kelelahan dan stress pada
SUWARTY NURSAHARA USMAN PUTRA, S. Kep
PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. X STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
organ tubuh. Memiliki kadar sel darah merah yang normal dan mencengah
anemia membutuhkan kerja sama antara ginjal,sumsum tulang,dan nutrisi
dalam tubuh.Jika ginjal atau sumsum tidak berfungsi,atau tubuh kurang
gizi,maka jumlah sel darah merah dan fungsi normal mungkin sulit untuk
dipertahankan.
Anemia sebenarnya adalah sebuah tanda dari proses penyakit bukan
penyakit itu sendiri.Hal ini biasanya digolongkan baik kronis atau
akut.Anemia kronis terjadi selama jangka waktu yang panjang.Anemia akut
terjadi dengan cepat.Menentukan apakah anemia telah terjadi untuk waktu
yanglama atau apakah itu adalah sesuatu yang baru,membantu dokter dalam
mencari penyebabnya.Hal ini juga membantu memprediksi seberapa parah
gejala anemia mungkin.Pada Anemia kronis,gejala biasanya di mulai secara
perlahan dan bertahap,sedangkan pada gejala anemia akut dapat mendadak
dan lebih berat.(Atikah Proverawati,2011,Hal:1-2).

2. Klasifikasi anemia
Secara patofisiologi anemia terdiri dari :
a. Penurunan produksi : anemia defisiensi, anemia aplastik.
b. Peningkatan penghancuran : anemia karena perdarahan, anemia hemolitik.
Secara umum anemia dikelompokan menjadi :
a. Anemia Mikrositik Hipokrom
 Anemia Defisiensi Besi
Untuk membuat sel darah merah diperlukan zat besi (Fe). Kebutuhan Fe
sekitar 20 mg/hari, dan hanya kira-kira 2 mg yang diserap. Jumlah total
Fe dalam tubuh berkisar 2-4 mg, kira-kira 50 mg/kg BB pada pria dan
35 mg/kg BB pada wanita. Anemia ini umumnya disebabkan oleh
perdarahan kronik. Di Indonesia banyak disebabkan oleh infestasi
cacing tambang (ankilostomiasis), inipun tidak akan menyebabkan
anemia bila tidak disertai malnutrisi. Anemia jenis ini dapat pula
disebabkan karena :
 Diet yang tidak mencukupi
 Absorpsi yang menurun

SUWARTY NURSAHARA USMAN PUTRA, S. Kep


PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. X STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
 Kebutuhan yang meningkat pada wanita hamil dan menyusui
 Perdarahan pada saluran cerna, menstruasi, donor darah
 Hemoglobinuria
 Penyimpanan besi yang berkurang, seperti pada hemosiderosis
paru.
 Anemia Penyakit Kronik
Anemia ini dikenal pula dengan nama sideropenic anemia with
reticuloendothelial siderosis. Penyakit ini banyak dihubungkan dengan
berbagai penyakit infeksi seperti infeksi ginjal, paru (abses, empiema,
dll).
b. Anemia Makrositik
 Anemia Pernisiosa / Defisiensi Vitamin B12
Anemia ini dikenal pula dengan nama sideropenic anemia with
reticuloendothelial siderosis. Penyakit ini banyak dihubungkan dengan
berbagai penyakit infeksi seperti infeksi ginjal, paru (abses, empiema,
dll).
 Defisiansi Asam Folat
Anemia ini umumnya berhubungan dengan malnutrisi, namun
penurunan absorpsi asam folat jarang ditemukan karena absorpsi terjadi
di seluruh saluran cerna. Asam folat terdapat dalam daging, susu, dan
daun – daun yang hijau.
c. Anemia Karena Perdarahan
 Perdarahan akut
Mungkin timbul renjatan bila pengeluaran darah cukup banyak,
sedangkan penurunan kadar Hb baru terjadi beberapa hari kemudian.
 Perdarahan kronik
Pengeluaran darah biasanya sedikit – sedikit sehingga tidak diketahui
pasien. Penyebab yang sering antara lain ulkus peptikum,
menometroragi, perdarahan saluran cerna, dan epistaksis.
d. Anemia Hemolitik
Pada anemia hemolitik terjadi penurunan usia sel darah merah ( normal
120 hari ), baik sementara atau terus menerus. Anemia ini disebabkan
SUWARTY NURSAHARA USMAN PUTRA, S. Kep
PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. X STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
karena kelainan membran, kelainan glikolisis, kelainan enzim, ganguan
sistem imun, infeksi, hipersplenisme, dan luka bakar. Biasanya pasien
ikterus dan splenomegali.
e. Anemia Aplastik
Terjadi karena ketidaksanggupan sumsum tulang untuk membentuk sel-sel
darah. Penyebabnya bisa kongenital, idiopatik, kemoterapi, radioterapi,
toksin, dll.

3. Anatomi Fisiologi

Darah merupakan suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh


darah yang berwarna merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap
tergantung pada banyaknya O2 dan CO2 di dalamnya. Darah yang mengandung
CO2 warnanya merah tua. Adanya O2 dalam darah diambil dengan jalan
bernafas, dan zat ini sangat berguna pada peristiwa pembakaran/metabolisme
dalam tubuh.
Darah selamanya beredar di dalam tubuh oleh karena adanya kerja atau
pompa jantung dan selama darah berada dalam pembuluh darah maka akan
tetap encer, tetapi kalau ia keluar dari pembuluhnya maka ia akan menjadi
beku.
Pembekuan ini dapat dicegah dengan jalan mencampurkan kedalam
darah tersebut sedikit obat anti pembekuan/sitras natrikus. Keadaan ini sangat
berguna apabila darah tersebut diperlukan untuk transfusi darah.

SUWARTY NURSAHARA USMAN PUTRA, S. Kep


PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. X STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
1
Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak ±
13
dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap
orang tidak sama tergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung atau
pembuluh darah.
Tentang viskositas/kekentalan darah lebih kental daripada air yaitu
mempunyai BJ: 1,041-1,067 dengan temperatur 380C dan pH: 7,37-7,45.
Fungsi darah terdiri atas:
1. Sebagai alat pengangkut yaitu;
a. Mengambil O2/zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh
jaringan tubuh.
b. Mengangkat CO2 dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
c. Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan
dibagikan keseluruh jaringan/alat tubuh.
d. Mengangkat/mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk
dikeluarkan melalui kulit dan ginjal.
2. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan bibit penyakit dan racun yang
akan membinasakan tubuh dengan perantaraan leukosit, antibodi/zat-zat
antiracun.
3. Menyebarkan panas ke seluruh tubuh.
Bagian-bagian darah terdiri atas Air 91%, Protein 3% (Albumin,
Globulin, protombin, dan fibrinogen), Mineral 0,9% (Natrium Klorida,
Natrium Bikarbonat, Garam Fosfat, Magnesium, Kalsium dan zat besi), Bahan
Organik 0,1% (glukosa, lemak, asam urat, kreatinin, kolestrol dan asam
amino).
Jika darah dilihat begitu saja maka ia merupakan zat cair berwarna
merah, tetapi apabila dilihat dibawah mikroskop maka nyatalah bahwa dalam
darah terdapat sel-sel darah, sedangkan cairan berwarna kekuning-kuningan
disebut plasma. Jadi darah terdiri dari 2 bagian yaitu: sel–sel darah ada 3
macam (eritrosit, leukosit, trombosit) dan plasma darah.
1. Eritrosit (Sel Darah Merah)

SUWARTY NURSAHARA USMAN PUTRA, S. Kep


PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. X STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
Berbentuk seperti cakram/bikonkaf dan tidak mempunyai inti. Ukurannya
±7,7 unit (0,007mm) diameter. Tidak dapat bergerak. Banyaknya kira-kira
5juta dalam 1mm3 (4½ juta). Warnanya kuning kemerah-merahan karena
didalamnya banyak mengandung O2. Fungsinya adalah mengikat darah dari
paru-paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat CO2 dari
jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
Pengikatan O2 dan CO2 ini dikerjakan oleh Hemoglobin yang telah
bersenyawa dengan O2 disebut Oksihemoglobin (Hb + O2 → HbO2) jadi O2
diangkat dari seluruh tubuh sebagai oksihemoglobin yang nantinya setelah
tiba di jaringan, akan dilepaskan HbO2→ Hb + O2 dan seterusnya Hb tadi
akan mengikat dan bersenyawa dengan CO2 dan disebut
Karbondioksihemoglobin (Hb + CO2 → HbCO2) yang mana CO2 akan
dilepaskan di paru-paru.
Tempat pembuatan: sel darah merah di dalam tubuh dibuat didalam sumsum
tulang merah, limpa, dan hati. Yang kemudian akan beredar di dalam tubuh
selama 14-15 hari, setelah itu akan mati. Hb yang keluar dari eritrosit akan
mati terurai menjadi 2 zat yaitu hematinsit yang baru dan Hemoglobin yaitu:
suatu zat yang terdapat di dalam eritrosit yang berguna mengikat O 2 dan
CO2. Jumlah normal pada orang dewasa ± 11,5-15gram dalam 100cc darah.
Normal Hb wanita 11,5mg% dan Hb laki-laki 13,0mg%.
Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini berkurang, demikian juga
banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila keduanya berkurang
maka keadaan ini disebut anemia, biasanya hal ini disebabkan oleh karena
perdarahan yang hebat, hama penyakit yang menghanyutkan eritrosit dan
tempat pembuatan eritrosit sendiri terganggu.
2. Leukosit (Sel Darah Putih)
Keadaan bentuk dan sifat-sifat dari leukosit berlainan dengan eritrosit.
Bentuknya dapat berubah-ubah dn dapat bergerak dengan perantaraan kaki
palsu (pseudopodia), mempunyai bermacam-macam inti sel sehingga ia
dapat dibedakan menurut inti selnya, warnanya bening (tidak berwarna),
banyaknya dalam 1mm3 darah ±6.000-9.000.
Fungsinya :

SUWARTY NURSAHARA USMAN PUTRA, S. Kep


PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. X STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
a. Sebagai serdadu tubuh yaitu, membunuh dan memakan bibit
penyakit/bakteri yang masuk kedalam tubuh jaringan RES (retikulum
endoplasma/ sistem retikulo endotel), tempat pembiakannya di dalam
limpa dan kelenjar limfe
b. Sebagai pengangkut yaitu, mengangkut/membawa zat lemak dari
dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh darah.Sel leukosit
disamping berada di dalam pembuluh darah juga terdapat di seluruh
jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan oleh
kemasukan kuman/infeksi maka jumlah leukosit yang ada di dalam
darah akan lebih banyak dari biasanya. Hal ini disebabkan sel leukosit
yang biasanya tinggal di dalam kelenjar limfe, sekarang beredar dalam
darah untuk mempertahankan tubuh terhadap serangan bibit penyakit
tersebut.
Jika jumlah leukosit dalam darah ≥ 10.000mm3 disebut Leukositosis
dan jika jumlah leukosit dalam darah ≤ 6.000mm3 disebut
Leukositopenia.
3. Trombosit (Sel Pembeku)
Merupakan benda-benda kecil yang mati serta bentuk dan ukurannya
bermacam-macam, ada yang bulat dan lonjong, warnanya putih, banyaknya
normal pada orang dewasa 200.000-300.000mm3
Fungsinya memegang peranan penting di dalam pembekuan darah. Jika
banyaknya kurang dari normal, maka kalau ada luka darah tidak lekas
membeku sehingga timbul perdarahan yang terus menerus. Trombosit ≥
300.000 disebut Trombositosis. Trombosit yang ≤ 200.000 dosebut
Trombositopenia.
Terjadinya pembekuan darah di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang
turut membantu terjadinya peristiwa pembekuan darah, yaitu Ca2+ dan
fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh mendapat luka.
Jika terjadi luka maka darah akan keluar, trombosit pecah dan mengeluarkan
zat yang disebut trombokinase. Trombokinase ini akan bertemu dengan
protombin dengan pertolongan Ca2+ akan menjadi trombin. Trombin akan
bertemu pula dengan fibrin yang merupakan benang-benang halus, bentuk

SUWARTY NURSAHARA USMAN PUTRA, S. Kep


PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. X STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
jaringan yang tidak teratur letaknya, yang akan menahan sel darah, dengan
demikian terjadilah pembekuan. Protombin dibuat di hati dan untuk
pembuatannya diperlukan Vitamin K, karena Vitamin K penting untuk
pembekuan darah.
4. Plasma Darah
Bagian darah yang encer tanpa sel-sel darah, warna bening ke kuning-
kuningan. Hampir 90% dari plasma darah terdiri dari air, disamping itu
terdapat pula zat-zat lain yang terlarut di dalamnya. Untuk mendapatkan
plasma darah kita harus mencampurkan dulu sedikit sitras natrikus ke dalam
darah,supaya darah tidak membeku sesudah itu campuran tadi dipasang
dengan suatu alat , dan dibiarkan beberapa lama, maka akan kelihatan
beberapa sel-sel darah turun atau mengendap dan bagian-bagian atasnya
tinggal cairan bening yaitu plasma darah yang di dalamnya terdapat serum
darah.
Jika darah yang keluar dari tubuh dibiarkan membeku maka bagian bawah
bekuan tadi terdapat cairan yang juga berwarna bening, yang disebut serum
darah. Jadi serum merupakan plasma tanpa fibrinogen yang di dapat dengan
membekukan darah.
Zat-zat yang terdapat dalam plasma darah:
a. Fibrinogen yang berguna dalam peristiwa pembekuan darah.
b. Garam-garam mineral (garam kalsium, kalium, natrium, dll) yang
berguna dalam metabolisme dan juga mengadakan osmotik.
c. Protein darah (albumin, globulin) meningkatkan viskositas darah dan
juga menimbulkan tekanan osmotik untuk memelihara keseimbangan
cairan dalam tubuh.
d. Zat makanan (asam amino, glukosa, lemak, mineral, dan vitamin).
e. Hormon yaitu zat yang dihasilkan kelenjar tubuh
f. Antibodi/Antitoksin.
Darah terdiri dari plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah sebagian
besar terdiri dari air dan zat-zat yang larut di dalamnya misalnya zat makanan,
hormon antibodi dll. Sel-sel leukosit merupakan pertahanan tubuh terhadap
serangan penyakit.

SUWARTY NURSAHARA USMAN PUTRA, S. Kep


PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. X STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
4. Penyebab Anemia Dalam Kehamilan
Secara umum ada tiga penyebab anemia defisiensi zat besi yaitu :
a) Kehilangan Darah Secara Kronis
Pada pria dewasa, sebagian besar kehilangan darah disebabkan
oleh proses perdarahan akibat penyakit (trauma), atau akibat pengobatan
suatu penyakit. Sementara pada wanita, terjadi kehilangan darah secara
alamiah setiap bulan. Jika darah yang keluar selama haid sangat banyak
(banyak wanita tidak sadar kalau darah haidnya terlalu banyak ) akan
terjadi anemia defisiensi zat besi.
Sepanjang usia reproduktif, wanita akan mengalami kehilangan
darah akibat peristiwa haid.Beberapa penelitian telah membuktikan
bahwa jumlah darah yang hilang selama satu periode haid berkisar antara
20-25 cc. Jumlah ini menyiratkan kehilangan zat besi sebesar 12,5 –15
mg/bulan, atau kira-kira sama dengan 0,4-0,5 mg sehari. Jika jumlah
tersebut ditambah dengan kehilangan basal, jumlah total zat besi yang
hilang sebesar 1,25 mg per hari.
Selain ulasan di atas, kehilangan zat besi dapat pula diakibatkan
oleh infestasi parasit,seperti cacing tambang (ankilostoma dan nekator ),
schistosoma, dan mungkin pula Trichuris Trichiura. Kasus-kasus tersebut
lazim terjadi di negara tropis ( kebanyakan negara tropis terklasifikasi
sebagai negara belum dan sedang berkembang ), lembab serta keadaan
sanitasi yang buruk.
Darah yang hilang akibat infestasi cacing tambang bervariasi
antara 2-100 cc/hari, bergantung pada beratnya infestasi. Jika jumlahzat
besi dihitung berdasarkan banyaknya telur cacing yang terdapat pada
tinja, jumlah zat besi yang hilang per seribu telur adalah sekitar 0,8 mg
(untuk necator americanus) sampai 1,2 mg (untuk ancylostoma
duodenale) sehari.
b) Asupan dan Serapan Tidak Adekuat
Makanan yang banyak mengandung zat besi adalah bahan
makanan yang bearasal dari daging hewan. Selain banyak mengandung
zat besi,serapan zat besi dari sumber makanan tersebut di meja makanan

SUWARTY NURSAHARA USMAN PUTRA, S. Kep


PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. X STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
tersebut mempunyai angka keterserapan sebesar 20-30%. Sayangnya
sebagian besar penduduk di negara yang (belum) sedang berkembang
tidak (belum) mampu menghadirkan bahan makanan tersebut di atas meja
makan. Ditambah dengan kebiasaan mengonsumsi makanan yang dapat
mengganggu penyerapan zat besi seperti : kopi dan teh secara bersamaan
pada waktu makan menyebabkan serapan zat besi semakin rendah.
c) Peningkatan Kebutuhan
Asupan zat besi harian diperlukan untuk mengganti zat besi yang
hilang melalui tinja,air kencing dan kulit.kehilangan basis ini,diduga
sebanyak 14 μg/kg BB/hari. Jika dihitung berdasarkan jenis
kelamin,kehilangan basis zat besi untuk orang pria dwasa mendekati 0,9
mg dan 0,8 mg untuk wanita.
Kebutuhan akan zat besi selama kehamilan meningkat.
Peningkatan ini dimaksudkan untuk memasok kebutuhan janin untuk
bertumbuh (pertumbuhan janin memerlukan banyak sekali zat besi ),
pertumbuhan plasenta, dan peningkatan volume darah ibu : jumlahnya
sekitar 1.000 mg selama hamil. Kebutuhan akan zat besi selama trimester
I relatif sedikit,yaitu 0,8 mg sehari, yang kemudian meningkat tajam
selama trimester II dan III, yaitu 6,3 mg sehari.
Sebagian peningkatan ini dapat terpenuhi dari cadangan zat
besi,serta peningkatan adaptif jumlah persentase zat besi yang terserap
melalui sakuran cerna. Namun, Jika cadangan zat besi sangat sedikit atau
( ekstremnya : tidak ada sama sekali ) sedangkan kandungan dan serapan
zat besi dalam dan dari makanan sedikit, pemberian suplementasi pada
masa-masa ini menjadi sangat penting.

5. Tanda dan Gejala Anemia selama Kehamilan


Gajala awal biasanya tidak ada atau tidak spesifik ( misalnya ,
kelelahan, kelemahan , pusing , dipnea ringan dengan tenaga ).Gejala dan
tanda lain mungkin termasuk pucat jika terjadi anemia berat,akan mengalami
takikardi atau hipotensi anemia meningkatkan risiko kelahiran prematur dan

SUWARTY NURSAHARA USMAN PUTRA, S. Kep


PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. X STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
infeksi ibu postpartum.Banyak gejala anemia selama kehamilan juga gejala
anda mungkin mengalami bahkan jika anda tidak anemia,ini meliputi :
a) Merasa lelah atau lemah
b) Kulit pucat progresif dari kulit
c) Denyut jantung cepat
d) Sesak napas
e) Konsentrasi terganggu
(Atikah Proverawati,Anemia dan Kehamilan :134-135,2011)

Menurut Prawirohardjo ( 2006 ) ada beberapa tanda dan gejala dari anemia
dalam kehamilan,antara lain :
a) Keluhan lemah
b) Pucat
c) Mudah pingsan sementara tensi masih dalam batas normal
d) Tubuh yang malnutrisi

6. Diagnosa Anemia dalam Kehamilan


Untuk menegakkan diagnosa anemia kehamilan dapat dilakukan dengan
anamnesa. Pada anamnesa didapatkan beberapa keluhan yaitu keluhan cepat
lelah,sering pusing,mata berkunang-kunang,dan keluhan mual-muntah lebih
hebat pada hamil muda ( Manuaba,2005).

7. Faktor Resiko dalam Kehamilan


Menurut Proverawati (2011). Tubuh berada pada risiko tinggi untuk menjadi
anemia selama kehamilan jika :
a) Mengalami dua kehamilan yang berdekatan
b) Hamil dengan lebih dari satu anak
c) Sering mual-muntah karena sakit pagi hari
d) Tidak mengkonsumsi cukup zat besi
e) Mengalami menstruasi berat sebelum menikah
f) Hamil saat masih remaja
g) Kehilangan banyak darah ( misalnya,dari cedera atau selama operasi ).

SUWARTY NURSAHARA USMAN PUTRA, S. Kep


PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. X STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
8. Dampak Anemia dalam kehamilan dan janin
a) Dampak anemia terhadap kehamilan
1) Bahaya selama kehamilan
2) Abortus
3) Persalinan Prematuritas
4) Hambatan tumbuh kembang janin dalam Rahim
5) Mudah terjadi infeksi
6) Ancaman dekompensasi kordis ( Hb <6 g%)
7) Mola hidatidosa
8) Hiperemesis gravidarum
9) Pendarahan anterpartum
10) Ketuban pecah dini (KPD)
b) Bahaya saat persalinan
1) Gangguan His (kekuatan mengedan)
2) Kala I dapat berlangsung lama
3) Kala II berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering
memerlukan tindakan operasi kebidanan
4) Kala III dapat diikuti retensio Plasenta
5) Perdarahan postpartum karena atonia uteri
6) Kala IV dapat terjadi perdarahan postpartum sekunder dan antonia
uteri
c) Pada Masa nifas
1) Subinvolusi Uteri menimbulkan perdarahan postpartum
2) Memudahkan infeksi puerperium
3) Pengeluaran ASI berkurang
4) Terjadi dekonpensasi kordis mendadak setelah persalinan,anemia
masa nifas,mudah terjadi infeksi mamae.
d) Bahaya anemia terhadap janin
1) Menganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dan Rahim
2) Kematian intrauterine
3) Persalinan prematuritas tinggi

SUWARTY NURSAHARA USMAN PUTRA, S. Kep


PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. X STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
4) Berat badan lahir rendah
5) Kelahiran dengan anemia
6) Cacat bawaan
7) Mudah terinfeksi
8) Mudah perinatal,dan
9) Inteligensia rendah
(Manuaba,2005)

9. Upaya Pencegahan Anemia


Upaya pencegahan anemia pada masa kehamilan dapat dilakukan oleh
ibu hamil dengan meningkatkan asupan zat besi melalui makanan, konsumsi
pangan hewani dalam jumlah cukup dan mengurangi konsumsi makanan yang
bisa menghambat penyerapan zat besi seperti: fitat, fosfat, tannin. Suplemen
tablet zat besi yang diberikan minimal 90 tablet untuk memenuhi kebutuhan
zat besi pada ibu hamil juga perlu untuk diminum secara tepat. Dukungan
lingkungan seperti keluarga serta kelompok ibu hamil juga diperlukan pada
upaya penurunan kejadian anemia. Dukungan sosial dari keluarga akan
mempengaruhi persepsi dan keyakinan ibu hamil sehingga meningkatkan
perilaku untuk mencegah anemia. Bentuk dukungan keluarga pada ibu hamil
untuk mencegah anemia seperti pemberian keyakinan kemampuan ibu untuk
minum tablet tambah darah secara teratur, mengingatkan untuk makan
makanan bergizi, mengingatkan minum tablet tambah darah secara teratur
dan keluarga memberikan contoh dengan makan makanan bergizi dan
menjaga kebersihan diri. Dukungan dari sesama ibu hamil dapat diberikan
selama kelas kehamilan atau menghadiri perawatan antenatal. Bentuk
dukungan kelompok pada ibu hamil untuk meningkatkan perilaku
pencegahan anemia seperti memberikan contoh dengan makan makanan
bergizi dan minum tablet tambah darah secara teratur, serta memberikan
informasi tentang cara mencegah anemia.
Tenaga kesehatan memiliki peran dalam memberikan promosi
kesehatan melalui pendidikan kesehatan yang tepat untuk meningkatkan
pengetahuan ibu hamil tentang anemia. Teknik konseling sangat cocok

SUWARTY NURSAHARA USMAN PUTRA, S. Kep


PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. X STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
dilakukan karena interaksi dalam dua arah dan dapat mengikuti kebutuhan ibu
hamil. Bentuk dari dukungan tenaga kesehatan bagi ibu hamil untuk
mencegah anemia adalah memberikan kesempatan pilihan pengaturan menu
makanan, kesempatan menyampaikan keluhan, keyakinan akan kemampuan
ibu hamil, memberikan kesempatan bertanya, dan mendengarkan cerita dari
ibu hamil. Upaya dari berbagai pihak secara komprehensif dalam upaya
mencegahan anemia kehamilan sangat penting untuk dilaksanakan dalam
upaya menurunkan angka kejadian anemia pada ibu hamil di dunia.
10. Pengobatan anemia dalam kehamilan
Menurut Proverawati (2009),pengobatan dilakukan sesuai dengan jenis
anemianya.
a. Anemia Defisiensi Besi
Terapi oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat,fero
glukonat atau Na-fero bisirat.pemberian preparat 60 mg/hari dapat
menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan.kebutuhan besi untuk
mengisi cadangan adalah 500 fig.maka dosis Fe secara keseluruhan
1200+500 = 1700 mg.
1) Fero sulfat :3 tablet/hari,a 300 mg mengandung 60 mg Fe
2) Fero glukonat : 5 tablet/hari,a 300 mg mengandung 37 mg Fe
3) Fero fumarat : 3 tablet/hari,a 200 mg mengandung 67 mg Fe
b. Anemia Megaloblastik
Anemia disebabkan oleh kekurangan asam folik,jarang sekali karena
kekurangan vitamin B12.Pengobatannya antara lain sebagai berikut :
1) Asam folik 15-30 mg per hari,vitamin B123x1 tablet per hari.
2) Sulfat ferosus 3x1 tablet per hari.
3) Pada kasus berat dan pngobatan per oral hasilnya lamban sehingga
dapat di berikan tranfusi darah.(Proverawati,2009).
c. Anemia hemolitik
Asam folat penggantian besi,dan kartikosteroid dapat digunakan.Dalam
keadaan darurat,tranfusi darah mungkin diperlukan.pengobatan ini sendiri
bisa untuk mengurangi atau menghentikan penghancuran sel darah

SUWARTY NURSAHARA USMAN PUTRA, S. Kep


PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. X STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
merah,dan meningkatan jumlah RBC dan kadar hemoglobin untuk
mengurangi gejala (Proverawati,2009).

11. Pemeriksaan Penunjang


a. Hitung kadar Hb dalam darah
b. Jumlah darah rutin. Sampel darah yang diambil di lengan dinilai untuk
darah hitungan. Anemia terdeteksi jika tingkat hemoglobin lebih rendah
daripada normal.
c. Feritin . Jika tingkat darah feritin rendah menunjukkan rendah zat besi
dalam tubuh dan membantu mendeteksi anemia kekurangan zat besi..
d. Analisis sumsum tulang untuk mendeteksi sel dewasa terlalu banyak
seperti yang terlihat dalam aplastic anemia atau kanker darah. Kurangnya
besi dalam sumsum tulang juga menunjuk ke arah anemia kekurangan
besi

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Identitas klien
Nama, jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama, suku, dll.
b. Keluhan utama
Kelelahan dan kelemahan umum dapat merupakan satu-satunya gejala
penurunan kapasitas pengangkutan oksigen. Keluhan utama meliputi letih,
lesu, lemah, lelah , pandangan berkunang-kunang
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari
anemia, yang nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan
terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi terjadinya penyakit tersebut
sehingga nantinya bisa ditentukan apa yang terjadi. Pada pasien
anemia masa kehamilan, pasien bisa mengeluhkan pusing, lelah, dll.
2) Riwayat kesehatan dahulu

SUWARTY NURSAHARA USMAN PUTRA, S. Kep


PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. X STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab anemia.
Penyakit-penyakit tertentu sepertiinfeksi dapat memungkinkan
terjadinya anemia.
3) Riwayat kesehatan sekarang
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit darah
merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya anemia yang
cenderung diturunkan secara genetik.
d. Pemeriksaan fisik
1) Aktivitas-istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum
Tanda : takikardia/ takipnae.
2) Integritas ego
Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan
pengobatan, misalnya penolakan transfusi darah.
Tanda : depresi.
3) Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani
rendah/masukan produk sereal tinggi (DB).
4) Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak
mampuan berkonsentrasi
2. Diagnosa
a. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan hipoksia sel dan jaringan.
b. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan menurunan kadar
hemoglobin dalam darah.
c. Nutrisi kurang dari kebtuhan berhubungan dengan peningkatan isi
lambung.
d. Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik usus.

3. Intervensi
Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil
Intervensi
Keperawatan

SUWARTY NURSAHARA USMAN PUTRA, S. Kep


PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. X STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan asuhan Management Energy
berhubungan dengan keperawatan ...x...jam klien 1. Kaji TTV pasien,
hipoksia sel dan mampu menoleransi 2. Kaji penyebab keletihan
jaringan. aktivitas yang bisa 3. Pantau asupan nutrisi pasien
dilakukan dengan kriteria 4. Ajarkan rentang pengaturan aktivitas dan
hasil : teknik manajemen waktu untuk
a. Menyadari keterbatasan mencegah kelelahan.
energi 5. Bantu apsien untuk mengidentifikasi
b. Menyeimbangkan aktivitas pasien
aktivitas dan istirahat 6. Bantu pasien untuk mengubah posisi
c. Mengatur jadwal secara berkala, jika perlu
aktivitas untuk
menghemat energi.
Gangguan perfusi Setelah dilakukan asuhan Management sirkulasi
jaringan keperawatn ...x... jam status 1. Kaji TTV
berhubungan dengan sirkulasi normal dengan 2. Kaji sirkulalsi ke jaringan perifer
menurunan kadar kriteria hasil : 3. Berikan diet tinggi Fe
hemoglobin dalam a. Tekanan sistole dan 4. Informasikan pasien untuk istirahat total.
darah diastole dalam rentang 5. Kolaborasikan kedokter untuk pemberian
yang diharapkan oksigenf.Kolaborasikan untuktransfusi
b.Menunjukkan
konsentrasi yang baik
c. Tingkat kesadaran baik
Nutrisi kurang dari Setelah dilakuan asuhan Management Nutrisi
kebtuhan keperawatan ...x... jam 1. kaji faktor pencetus mual dan muntah
berhubungan dengan pasien mmemperlihatkan 2. kaji maknan kesukaan pasien
peningkatan isi status gizi yang baik dengan 3. kaji riwayatalergi pasien

lambung. kriteria hasil : 4. berikan pasien makanan yang hangat


a. Pasien akan 5. berikan pasien makanan sedikit tapi
mempertahankan sering
beratbadan. 6. minimalkan faktor yang dapat
b. Menoleransi diet yang di menimbulkan mual muntah.
anjurkan. 7. Kolaborasikan untuk pemberian obat
SUWARTY NURSAHARA USMAN PUTRA, S. Kep
PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. X STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
c. Memiliki tingkat energi antiemetik.
yang adekuat
Konstipasi Setelah dilakukan asuhan Management Konstipasi
berhubungan dengan keperawatan ...x... jam 1. Kaji dan dokumentasikan warna dan
penurunan peristaltik konstipasi menurun dengan konsisten feses.
usus kriteria hasil: 2. Kaji dan dokumentasi ada atau tidak ada
a. Pola eliminasi dalam bising usus dan distensi abdomen
rentang yang diharapkan
b. Feses lunak dan
berbentuk
c. Mengeluarkan feses
tanpa bantuan.

SUWARTY NURSAHARA USMAN PUTRA, S. Kep


PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. X STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
DAFTAR PUSTAKA

Sri Setyowati, Arita Murwani, 2015, Asuhan Keperawatan Keluarga, Konsep dan
Aplikasi Kasus, Mitra Cendekia, Jogjakarta.
Siti Nur Kholifah, Wahyu Widagdo, 2016, Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan
Keluarga dan Komunitas, Pusdik SDM Kesehatan Republik Indonesia
Mira Triharini, 2019, Upaya Bersama Dalam Pencegahan Anemia, Pediomaternal
Nursing Journal, Departemen Maternitas dan Anak, Fakultas Keperawatan,
Universitas Airlangga
I Kadek Nuryanto, 2020, Pembahasan Asuhan Keperawatan Keluarga, Materi
Pembelajaran Keperawatan,
Marselina BS, 2019, Asuhan Keperawatan Ibu Hamil dengan Anemia Trimester III,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Badan Pengembangan Dan
Pemperdayaan Sumber Daya Manusia, Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kupang Jurusan Keperawatan Program Studi D III Keperawatan Kupang

SUWARTY NURSAHARA USMAN PUTRA, S. Kep


PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. X STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
SUWARTY NURSAHARA USMAN PUTRA, S. Kep
PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. X STIKes WIDYA NUSANTARA PALU

Anda mungkin juga menyukai