1. Latar Belakang
a. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang system Perencanaan
Pembangunan Nasional;
2. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan
4. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
5. Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah
6. Peraturan menteri kesehatan nomor 75 tahun 2015 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
b. Gambaran Umum Singkat.
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan dan
paradigma baru pembangunan sanitasi di Indonesia yang
mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan perubahan perilaku.
STBM ditetapkan sebagai kebijakan nasional berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
852/MENKES/SK/IX/2008 untuk mempercepat pencapaian MDGs
dengan tujuan, yaitu mengurangi hingga setengah penduduk yang tidak
memiliki akses terhadap air bersih dan sanitasi pada tahun 2015.
Tahun 2014, Kepmenkes ini diganti dengan Peraturan Menteri
Kesehatan No.3 Tahun 2014 tentang STBM. Adapun tujuan
penyelenggaraan STBM adalah untuk mewujudkan perilaku masyarakat
yang higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Diharapkan pada
tahun 2025, Indonesia bisa mencapai sanitasi total untuk seluruh
masyarakat, sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Indonesia.
c. Batasan Kegiatan
Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik BOK Puskesmas Tabongo Tahun
Anggaran 2020 yang akan dilaksanakan di Kabupaten Gorontalo
dibatasi pada pelaksanaan kegiatan PIS-PK, UKM Esensial, Pelaksanaan
Fungsi Manajemen, Nusantara Sehat, STBM, Rekrutmen P3K dan UKM
Pengembangan.
d. Indikator keluaran
Indikator keluaran dijadikan landasan untuk menilai kemajuan suatu
kegiatan apabila tolak ukur dikaitkan dengan sasaran kegiatan yang
terdefinisi dengan baik dan terukur.
e. Keluaran/ Output
Dengan indikator output instansi dapat mengetahui apakah hasil yang
telah diperoleh dalam bentuk output memang dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya dan memberikan kegunaan yang besar bagi
masyarakat.
-
3. Cara Pelaksanaan Kegiatan
a. Metode Pelaksanaan
- Petugas kesehatan lingkungan mengadakan rapat untuk
membicarakan pelaksanaan kegiatan Pemicuan STBM
- Menentukan lokasi/ tempat pelaksanaan kegiatan Pemicuan STBM
- Menentukan tanggal/ jadwal pelaksanaan kegiatan Pemicuan STBM
- Petugas melaksanakan kegiatan Pemicuan
- Petugas datang ke lokasi pelaksanaan kegiatan Pemicuan STBM,
petugas memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud dan
tujuan diadakan kegiatan Pemicuan STBM
- Petugas menyampaikan materi dengan metode ceramah dan tanya
jawab serta lanjut ke lapangan ke tempat yang dipakai umtuk BABS.
b. Tahapan Kegiatan
- Mengadakan rapat ditingkat Puskesmas,
- Menentukan lokasi kegiatan Pemicuan STBM,
- Membuat jadwal kegiatan Pemicuan STBM,
- Membuat surat undangan ke Desa yang akan dilaksanakan kegiatan
Pemicuan STBM,
- Tindak lanjut hasil kegiatan Pemicuan STBM
- Monitoring pembinaan paska pemberdayaan termasuk verifikasi Desa
yang melaksanakan STBM.
c. Tempat pelaksanaan kegiatan
6 Desa (Limehe Timur, Tabongo Timur, Ilomangga, Moahudu,Motinelo,
Tabongo Barat)
e. Jadwal Kegiatan
a. Waktu Pelaksanaan kegiatan
N Kegiatan Bulan
Sasaran
o Pokok 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pemberdayaan Masyarakat x x x x x x
masyarakat yang masi
melalui buang air
pemicuan besar
STBM sembaranga
n (BABS)
2 Pembinaan Masyarakat x x x x x x
pasca
pemberdayaan
termasuk
verifikasi desa
yang
melaksanakan
STBM
g. Penutup
Demikian TOR ini di buat yang dijadikan sebagai kerangka acuan dalam
pelaksanaan kegiatan penyediaan Biaya operasional puskesmas dan
jaringannya yang di danai oleh Kementerian Kesehatan RI melalui Dana
Aokasi Khusus (DAK) Non Fisik TA. 2020