Anda di halaman 1dari 4

BEDAH MULUT

https://www.scribd.com/doc/314893227/Anastesi-Lokal-infiltrasi

https://docplayer.info/51467042-Anestesi-lokal-bab-i-pendahuluan.html

https://www.academia.edu/38310312/MAKALAH_ANATOMI_FISIOLOGI_SISTEM_SYARAF.docx

https://www.academia.edu/12293766/Anestesi

 Neurophysiologi (fisiologi sistem saraf)


Sistem saraf adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dansaling berhubungan satu dengan yang
lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkandan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan
lainnya. Sistem tubuhyang pentng ini juga mengatur kebanyakan aktivitas system-system tubuh lainnya,karena
pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai systemtubuh hingga menyebabkan tubuh
berfungsi sebagai unit yang harmonis.
Sistem saraf bertanggung jawab untuk mengendalikan sebagian besar tubuh, baik melalui fungsi somatik (Sadar)
dan otonom (tidak sadar).
Sistem saraf tersusun dari jutaan serabut sel saraf (neuron) yang berkumpul membentuk suatu berkas (faskulum).
Neuron adalah komponen utama dalam sistem saraf.
Pembagian Sistem Saraf
Secara anatomi:
1. Sistem saraf pusat (SSP). Terdiri dari otak dan medulla spinalis yang dilindungi tulang kranium dan kanal
vertebral.
2. Sistem saraf perifer meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh. Sistem ini terdiri dari saraf cranial dan
saraf spinal yang menghubungkan otak dan medulla spinalis dengan reseptor dan efektor.

Secara Fungsional
1. Saraf aferen (sensorik) mentransmisi informasi dari reseptor sensorik ke SSP
2. Saraf eferen (motorik) mentransmisi informasi dari SSP ke otot dan kelenjar.
Sistem eferen dari sistem saraf perifer memiliki dua sub divisi :
a. Divisi somatic (volunter) berkaitan dengan perubahan lingkungan eksternal dan pembentukan respons
motorik volunteer pada otot rangka.
b. Divisi otonom (involunter) mengendalikan seluruh respon involunter pada otot polos, otot jantung dan
kelenjar dengan cara mentransmisi impuls saraf melalui dua jalur
1) Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada medulla spinalis
2) Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sacral pada medulla spinalis.
3) Sebagian besar organ internal di bawah kendali otonom memiliki inervasi simpatis
dan parasimpatis.
Hampir semua fungsi pengendalian tubuh manusia dilakukan oleh sistem saraf. Secara umum sistem saraf
mengendlikan aktivitas tubuh yang cepat seperti kontraksi otot. Daya kepekan dan daya hantaran merupakan sifat
utama dari makhluk hidup dalam bereaksi terhadap perubahan sekitarnya. Rangsangan ini disebut dengan
stimulus. Reaksi yang dihasilkan dinamakan respons. Dengan perantaraan zat kimia yang aktif atau melalui
hormon melalui tonjolan protoplasma dari satu sel berupa benang atau serabut. Sel ini dinamakan neuron.
Kemampuan khusus yang dimiliki oleh sel saraf seperti iritabilita, sensitivitas terhadap stimulus, konduktivitas,
dan kemampuan mentranmisi suatu respon terhadap stimulus diatur oleh sistem saraf melalui 3 cara yaitu:
1. Input sensoris yaitu menerima sensasi atau stimulus melalui respor yang terletak di tubuh, baik eksterneal
maupun internal.
2. Akivitas intergratif yaitu respons mengubah stimulus mnjdi impuls listrik yang mejalar sepanjang saraf
sampai ke otak dan medulla spinalis, kemudian menginterpretasikan stimulus sehingga respons terhadap
informasi dapat terjadi.
3. Out put yaitu impuls dari otak dan medulla spinalis memperoleh respons yang sesuai dari otak dan kelenjar
yang disebut dengan efektor

 Rasa sakit dan metode pencegahannya


Rasa sakit adalah suatu sensasi tidak menyenangkan yang ditimbulkan oleh adanya jejas yang merusak, dimana sensasi
ini diteruskan oleh persarafan khusus menuju ke sistim saraf pusat untuk diinterpretasikan sebagai rasa sakit.
Rasa sakit dalam beberapa hal dapat dipandang sebagai suatu elemen yang amat dibutuhkan, karena dapat berfungsi
sebagai peringatan akan adanya bahaya. Rasa sakit ini timbul apabila terjadi perubahan lingkungan yang menyebabkan
jejas pada jaringan sehingga karenanya dapat disebut sebagai suatu mekanisme perlindungan tubuh.
Di dalam praktek kedokteran gigi rasa sakit ini tidak dapat dipandang sebagai sesuatu yang menguntungkan, melainkan
justru merupakan suatu masalah yang harus ditangani.
Di bidang kedokteran penanganan rasa sakit dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu :
1. Menghilangkan faktor penyebab
2. Menghambat penghantaran impuls rasa sakit (teknik anestesi lokal)
3. Meningkatkan ambang rasa sakit (obat-obatan analgesia)
4. Mencegah reaksi sakit dengan depresi korteks (anestesi umum)
5. Metode psikosomatik
Metode pencegahan rasa sakit yang paling sering digunakan di bidang kedokteran gigi adalah dengan penghambatan
konduksi impuls rasa sakit. Metode semacam ini disebut dengan anestesi lokal. Anestesi lokal dilakukan dengan
menggunakan cairan yang bersifat analgesia yang disuntikkan di sekitar serat saraf yang dituju. Setelah diobservasi
oleh sel saraf cairan ini dapat menghambat terjadinya depolarisasi pada serat saraf tersebut sehingga meniadakan
kondisi impuls ke susunan saraf pusat.

 Definisi anastesi lokal


Istilah anestesi diperkenalkan pertama kali oleh O.W. Holmes yang artinya tidak ada rasa sakit. Anestesi dibagi
menjadi dua kelompok yaitu anestesi lokal dan anestesi umum.
Anestesi lokal adalah hilangnya rasa sakit tanpa disertai hilang kesadaran dan anestesi umum, yaitu hilang rasa sakit
disertai hilang kesadaran.
Anestesi lokal didefinisikan sebagai kehilangan sensasi pada area tertentu dan terbatas yang dipersarafi oleh nervus
tertentu pada tubuh akibat depresi eksitasi ujung serabut saraf ataupun karena inhibisi pada proses konduksi pada
nervus perifer.
Di kedokteran gigi, anestesi lokal digunakan untuk mengurangi nyeri, sehingga pasien merasa nyaman saat dilakukan
tindakan oleh dokter gigi pun mampu bekerja dengan baik. Anastesi bersifat reversibel dan sementara.
Anestesi yang umumnya digunakan di kedokteran gigi adalah anestesi lokal.Terdapat 3 jenis teknik dalam anestesi
lokal yaitu anestesi topikal, anestesi blok dan anestesi infiltrasi.
Anestesi lokal adalah obat yang jika diberikan secara lokal (topikal atau injeksi) dalam kadar yang cukup dapat
menghambat hantaran impuls pada saraf yang dikenai oleh obat tersebut. Obat-obatan anestesi lokal menghilangkan
rasa/sensasi nyeri (dan pada konsentrasi tinggi dapat mengurangi aktivitas motorik) yang terbatas  pada daerah tubuh
yang dikenai tanpa menghilangkan kesadaran.

 Sifat yang diharapkan dan anastesi lokal


Suatu obat anestesi lokal secara ideal harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1. Bekerja secara reversibel
2. Tidak mengiritasi jaringan
3. Memiliki derajat toksisitas rendah
4. Mula kerja cepat dan lama kerja yang cukup lama
5. Dapat memberikan efek anestesi yang baik tanpa menggunakan konsentrasi larutan yang berlebihan
6. Memiliki daya penetrasi yang cukup baik untuk dapat digunakan sebagai obat anestesi topikal.
7. Tidak menimbulkan reaksi alergi
8. Stabil dalam larutan dan mengalami biotransformasi dengan cepat di dalam tubuh
9. Dapat disterilkan dengan panas tanpa menyebabkan penurunan daya kerjanya.
Pada kenyataannya tidak ada obat anestesi yang memiliki semua sifat-sifat ideal tersebut di atas, khususnya dalam hal
lama kerja obat. Demikian pula halnya dengan toksisitas sistemik, karena toksisitas suatu obat anestesi berbanding lurus
dengan potensinya. Semakin poten suatu obat akan semakin tinggi pula toksisitasnya

Persyaratan obat yang boleh digunakan sebagai anestesi lokal:


1. Tidak mengiritasi dan tidak merusak jaringan saraf secara permanen
2. Batas keamanan harus lebar
3. Efektif dengan pemberian secara injeksi atau penggunaan setempat pada membran mukosa
4. Mulai kerjanya harus sesingkat mungkin dan bertahan untuk jangka waktu yang cukup lama
5. Dapat larut air dan menghasilkan larutan yang stabil, juga stabil terhadap pemanasan.
 Keuntungan dan kerugian anastesi lokal
Didalam prosedur pembedahan, tindakan anestesia merupakan suatu hal yang mutlak untuk dilakukan. Kita
mengenal adanya dua macam bentuk anestesia yaitu anestesia lokal dan anestesia umum. Di dalam menentukan jenis
anestesia yang akan dilakukan, anestesi lokal seyogyanya selalu menjadi pilihan pertama, mengingat beberapa
keuntungan dari teknik ini yaitu :
1. Penderita masih memiliki kesadaran
2. Gangguan fisiologis yang kecil, karena itu cocok untuk penderita dengan resiko tinggi
3. Angka morbiditas rendah
4. Penderita dapat pulang sendiri tanpa harus diantar
5. Tidak diperlukan tenaga tambahan yang terlatih
6. Tidak terlalu sukar untuk menguasainya
7. Biaya yang relatif kecil
8. Penderita tidak perlu melakukan puasa sebelumnya.

Disamping keuntungan-keuntungan tersebut di atas teknik anestesi lokal juga mempunyai beberapa kerugian karena
tidak dapat dilakukan pada keadaankeadaan sebagai berikut :
1. Penderita mempunyai perasaan takut yang berlebihan
2. Terjadi infeksi pada tempat insersi jarum
3. Penderita alergi terhadap bermacam-macam obat anestesi lokal
4. Penderita tidak kooperatif (penderita anak-anak, retardasi mental)
5. Tindakan bedah yang besar
6. Terdapat anomali anatomis penderita, sehingga sukar atau tidak dapat dilakukan anestesi lokal

Anda mungkin juga menyukai