Anda di halaman 1dari 29

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI Nama : Aldillah Abdul Hanif

FAKULTAS FARMASI NIM : K100160028


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Kelas : A
SURAKARTA

OUTLINE PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI


FORM PEMANTAUAN PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien : Tn. AT


Jenis Kelamin : Laki - laki
Ruang :-
Umur : 57 tahun
BB/TB : 57 kg/160 cm
Tanggal MRS : 29 September 2021
Diagnosa : Hepatitis B
Alergi : Seafood

II. SUBYEKTIF (saat MRS)


II.1 Keluhan Utama (Chief Complaint):
1. Rasa tidak nyaman/sakit perut
2. Lemas
3. Mual
4. Muntah
II.2 Riwayat Penyakit Sekarang (History of Present Illness)
Tn. AT datang ke rumah sakit dengan keluhan rasa tidak nyaman/sakit perut, lemas, mual,
dan muntah. Dari hasil pemeriksaan, dokter mendiagnosa Tn. AT dengan Hepatitis B.
II.3 Riwayat Penyakit Terdahulu (Past Medical History)
Tn. AT memiliki penyakit hiperlipidemia yang didiagnosa sejak September 2019 dan
Hepatitis B yang didagnosa sejak Maret 2021.
II.4 Riwayat Penyakit Keluarga (Family History)
Ayah dari pasien menderita hipertensi.
II.5 Riwayat Sosial (Social History)
-

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 1


2.6 Riwayat Pengobatan (Medication History)
Lama
No Nama Obat Nama Generik Indikasi Rute Dosis Frekuensi Efek/kesulitan
Penggunaan
1. Biogesic Acetaminophen Analgesik untuk nyeri ringan sampai sedang, Oral 500 mg Jika Tidak mengurangi
nyeri sesudah operasi cabut gigi, pireksia. merasa gejala
(http://pionas.pom.go.id/monografi/parasetamol- nyeri
asetaminofen)
2. Tidifar Simetidin Tukak lambung dan tukak duodenum jinak, Oral 200mg, Jka tidak Tidak mengurangi
tukak stomal, refluks esofagitis, sindrom 400mg nyaman gejala
Zollinger-Ellison, kondisi lain di mana di perut
pengurangan asam lambung akan bermanfaat.
(http://pionas.pom.go.id/monografi/simetidin)
3. Simvastatin Simvastatin Hiperkolesterolemia primer (hiperlipidemia tipe Oral 20 mg 1x sehari Tidak mengurangi
IIa) pada pasien yang tidak cukup memberikan gejala
respons terhadap diet dan tindakan-tindakan lain
yang sesuai.
(http://pionas.pom.go.id/monografi/simvastatin)

III. OBYEKTIF

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 2


3. 1 Pemeriksaan Fisik (Physical Examination)
TANGGAL 29/9 30/9
TD 120/70 120/65
Suhu 37°C 36.5°C
Nadi 80x/mnt 80x/mnt
RR 20x/mnt 20x/mnt

3. 2. Kondisi Klinis
Kondisi Klinis 29/9 30/9
Kulit Kuning + +
Mual dan Muntah ++ +
Lemas ++ ++
Nyeri Perut ++ ++

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 3


3. 3. Data Laboratorium
a. Hematologi
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
30/9
Eritrosit 4,0 – 5,0 (P)
Juta/µL
(Sel Darah Merah) 4,5 – 5,5 (L)
Hemoglobin (Hb) 12,0 – 14,0 (P) 11
g/dL
13,0 – 16,0 (L) (rendah)
Hematokrit 40 – 50 (P) 33.5
%
45 – 55 (L) (rendah)
Hitung Jenis
Basofil % 0,0 – 1,0
Eosinofil % 1,0 – 3,0
Batang1 % 2,0 – 6,0
Segmen1 % 50,0 – 70,0
Limfosit % 20,0 – 40,0
Monosit % 2,0 – 8,0
Retikulosist % 0,5-2
Laju Endap Darah (LED) < 15 (P)
Mm/jam
< 10 (L)
Leukosit
103/µL 5,0 – 10,0
(Sel Darah Putih)
MCH/HER Pg/sel 27 – 31
MCHC/KHER g/dL 32 – 36
MCV/VER fl 80 – 96
Trombosit 103/µL 150 – 400
Prothrombin time/PT Detik 10-15
Activated Partial Thromboplastin
Detik 21-45
Time/aPTT
Thrombin Time/TT Detik 16-24
Fibrinogen mg/dl 200-450
D-Dimer Mcg/ml Negative/<0,5
International Normalized Ratio/INR 0,8-1,2

b. Fungsi Hati
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
30/9
ALT (SGPT) 5 – 30 U/L 95
U/L
(tinggi)
AST (SGOT) 5 – 30 U/L 60
U/L
(tinggi)
Alkalin Fosfatase U/L 15 – 69
GGT (Gamma GT) U/L 5 – 38
Bilirubin Total 1,9
mg/dL < 1,5 mg/dL
(tinggi)
Bilirubin Langsung mg/dL 0,0 – 0,25
Protein Total g/L 61 – 82
Albumin g/L 37 – 52

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 4


c. Elektrolit

Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
30/9
Kreatinin mg/dL 0,5–1,5 1,2
Natrium mmol/L 134 – 145
Klorid mmol/L 94 – 111
Kalium mmol/L 3,5 – 5,0
BUN mg/dL 10 – 24 20
Ca2+ mg/dl 8,8-10,4
Asam Urat 2,4 – 5,7 (P)
mg/dL
3,4 – 7,0 (L)
Mg2+ mg/dl 1,7-2,3

d. Analisa Gas Darah (AGD)


Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan

Saturasi Oksigen (SaO2) %O2 95-99


Tekanan Parsial Oksigen (PaO2) mmHg 75-100
Tekanan Parsial CO2 (PaCO2) mmHg 35-45
pH - 7,35-7,45
CO2 mEq/L 22-32
Anion Gap (AG) mEq/L 13-17

d. Profil lipid
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
30/9
Kolesterol Total 150 – 200 300
mg/dL
(tinggi)
HDL 45 – 65 (P) 38
mg/dL
35 – 55 (L) (rendah)
LDL <130 190
mg/dl
(tinggi)
Trigliserid mg/dL 120 – 190

e. lain-lain
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
30/9
HbeAg - - +
(tidak
normal)
Anti HBeAg - - -
(normal)
HBV-DNA - - (IU/mL) 2 x105
(tinggi)

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 5


IV. ASSESMENT
4.1 Terapi Pasien
Tanggal
Nama Obat Rute Dosis Frekuensi
29/9 30/9
RL i.v 2L 2L/hari V V
Ranitidine i.v 50 mg 2x sehari V V
Pegasys 135 i.v 135 mcg 135 V -
mcg/mingg
u

4.2 Mekanisme Kerja Masing-Masing Obat (Obat sebelumnya, obat sekarang dan obat yang direkomendasikan)
No Nama Obat Mekanisme (cantumkan pustaka yang diacu) Gambar Produk
1. Acetaminophen Menghambat sintesis prostaglandin di sistem saraf pusat dan
menghambat pembentukan impuls nyeri di perifer; menghasilkan
antipiresis dari penghambatan pusat pengatur panas hipotalamus. (DIH
ed 17th)

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 6


2. Simetidin Penghambatan kompetitif histamin pada reseptor H2 sel parietal
lambung mengakibatkan penurunan sekresi asam lambung, volume
lambung dan konsentrasi ion hidrogen berkurang. (DIH ed 17th)

3. Simvastatin Simvastatin adalah turunan termetilasi dari lovastatin yang bekerja


dengan menghambat secara kompetitif 3-hidroksi-3-metilglutaril-
koenzim A (HMG-CoA) reduktase, enzim yang mengkatalisis langkah
pembatas laju dalam biosintesis kolesterol. (DIH ed 17th)

4. Ringer Laktat Kation ekstraseluler utama; fungsi dalam keseimbangan cairan dan
elektrolit, kontrol tekanan osmotik, dan distribusi air. (DIH ed 17th)

5. Ranitidine Penghambatan kompetitif histamin pada reseptor H2 sel parietal


lambung, yang menghambat sekresi asam lambung, volume lambung,
dan konsentrasi ion hidrogen berkurang. Tidak mempengaruhi sekresi
pepsin, sekresi faktor intrinsik terstimulasi pentagastrin, atau gastrin

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 7


serum. (DIH ed 17th)

6. Pegasys 135 interferon alfa adalah keluarga protein, diproduksi oleh sel berinti, yang
memiliki aktivitas antivirus, antiproliferatif, dan pengaturan kekebalan.
Setelah aktivasi, beberapa efek dapat dideteksi termasuk induksi
transkripsi gen. Menghambat pertumbuhan sel, mengubah keadaan
diferensiasi sel, mengganggu ekspresi onkogen, mengubah ekspresi
antigen permukaan sel, meningkatkan aktivitas fagositosis makrofag,
dan menambah sitotoksisitas limfosit untuk sel target. (DIH ed 17th)

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 8


7. Cholestiramin Membentuk kompleks yang tidak dapat diserap dengan asam empedu
di usus, melepaskan ion klorida dalam prosesnya; menghambat
reuptake enterohepatik garam empedu usus dan dengan demikian
meningkatkan kehilangan feses dari kolesterol lipoprotein densitas
rendah yang terikat garam empedu. (DIH ed 17th)

4.3 Problem Medik dan Drug Related Problems


Problem Medik 1: Hepatitis B

Subyektif, Monitoring
Terapi DRP Rekomendasi
Obyektif
Efektivitas Efek samping

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 9


Subyektif: Pegasys 135 Tidak tepat dosis Pegasys tetap dilanjutkan 1.Lab: 1. Tanda klinis:
1. Kulit Kuning karena dosis terlalu dengan dosis 180mcg/ - ALT: <30 U/L Anemia, anorexia,
Obyektif: rendah dan rute minggu selama 48 minggu - AST: <25 U/L depresi (IONI
1. ALT pemberian diganti secara subkutan. - HBeAg: - 2017, hal 760)
2. AST menjadi subkutan - Anti HBeAg: -
3. HbeAg: - HBV-DNA: -
4. Anti HbeAg
5. HBV-DNA

Analisis (Evaluasi DRP atau 4T yang dilengkapi dengan referensi serta cropping bagian yang dirujuk)
1. Pegasys 135
Tepat Indikasi:
Terapi IFN-alfa adalah terapi pertama yang disetujui untuk pengobatan HBV dan meningkatkan pengobatan jangka panjang hasil dan
kelangsungan hidup. Bertindak sebagai sitokin inang, ia memiliki antivirus, antiproliferatif, dan efek imunomodulator pada HBV
kronis. Tepat Indikasi (Dipiro ed 10th, hal ketik 1787)

Tepat Pasien:
Pasien tidak di indikasikan memiliki Hipersensitivitas terhadap polietilen glikol (PEG), interferon alfa, atau komponen formulasi apa
pun; hepatitis autoimun; penyakit hati dekompensasi pada pasien sirosis. Tepat Pasien (DIH ed 17th)

Tepat Obat:

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 10


Entecavir, tenofovir, dan pegilasi (pasak) IFN-2a adalah terapi lini pertama yang direkomendasikan karena HBV- DNA yang dalam
penekanan. Tepat Obat (Pharmacotherapy principle & practice 5th, hal 384)

Tepat Dosis:
Dosis yang diperlukan untuk Hepatitis B kronis adalah 180mcg sekali dalam seminggu selama 48 minggu. Tidak tepat dosis. (DIH ed
17th)

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 11


Problem Medik 2: Dispepsia

Subyektif, Monitoring
Terapi DRP Rekomendasi
Obyektif
Efektivitas Efek samping
Subyektif: 1. Ranitidine 1. Tidak tepat dosis. 1.Ranitidine tetap diberikan 1. Tanda Klinis: 1. Tanda Klinis:
1. Mual dan Dosis terlalu rendah dengan dosis 150 mg Tidak terjadi mual Diare, pusing, ruam
Muntah sehari 2x iv atau dengan muntah dan perut (http://pionas.pom.g
2. Nyeri Perut diencerkan dengan RL 2,65 lebih nyaman. o.id/monografi/ranit
dan Lemas mg/jam. idin)

2. Simetidine 2. Tidak tepat obat dan 2.Simetidine dihentikan 2. Tanda Klinis 2. Tanda Klinis:
karena dapat karena pasien sudah Tidak terjadi mual Diare, pusing, ruam
menghambat mendapatkan terapi muntah dan perut (http://pionas.pom.g
metabolisme obat ranitidine dari dokter dan lebih nyaman. o.id/monografi/sime
dalam hati Simetidine dan dapat tidin)
Tidak tepat dosis menghambat metabolisme
karena dosis terlalu obat di hati.
rendah

3. Acetaminophen 3. Tidak tepat pasien 3.Parasetamol dihentikan 3. Tanda Klinis: 3.Tanda Klinis:
karena pasien karena memiliki Nyeri perut Ruam kulit,
memiliki penyakit efeksamping hepatotoksis berkurang kelainan darah, dan
hepatitis kronis dan gangguan fungsi
Tidak tepat dosis, hati.
dosis tidak diketahui (http://pionas.pom.
go.id/monografi/pa
rasetamol-
asetaminofen)

4. Ringer Laktat 4. Tidak Ada DRP 4.Terapi RL tetap 4. Tanda Klinis: 4.Tanda Klinis:
dilanjutkan 2L/ hari Suhu 36.6-37,2°C nyeri dada, sulit
Lab: bernafas,
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 12
Pemantauan hasil lab kebingungan.
elektrolit: (DIH ed 17th, Hal:
1. Na: 134-145
mmol/Liter
2. Cl: 94-111
mmol/Liter
3. Kalium: 3,5-5.0
mmol/Liter
Analisis (Evaluasi DRP atau 4T yang dilengkapi dengan referensi serta cropping bagian yang dirujuk)

1. Ranitidine
Tepat Indikasi:
Ranitidin diindikasikan untuk tukak lambung dan tukak duodenum, refluks esofagitis, dispepsia episodik kronis, tukak akibat AINS,
tukak duodenum karena H.pylori, sindrom Zollinger-Ellison, kondisi lain dimana pengurangan asam lambung akan bermanfaat.
(http://pionas.pom.go.id/monografi/ranitidin)

Tepat Pasien:
Pasien tidak diindikasikan memiliki hpersensitifitas dengan ranitidin sehingga tidak terdapat kontraindikasi obat ranitidine terhadap
pasien. (DIH ed 17th)

Tepat Obat:
Ranitidin merupakan terapi untuk GERD. GERD adalah gejala komplikasi yang ditimbulkan dengan refluks isi perut ke kerongkongan
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 13
(muntah). Pasien mengalami hepatitis B yang disertai gejala mual muntah sehingga tepat obat. (Pharmacotherapy principle & practice
4th, hal 285)

Tepat Dosis:
Dosis untuk ranitidine adalah 150 mg sehari 2x. dosis yang diberikan dokter 50 mg 2x sehari sehingga tidak tepat dosis.
(Pharmacotherapy principle & practice 4th, hal 288)

Berdasarkan DIH ed 17th ranitidine iv continuous infusion diberikan 6,25 mg/jam dengan cara diencerkan dengan campuran Natrium
laktat.

2. Simetidine
Tepat Indikasi:
Simetidin diindikasikan untuk tukak lambung dan tukak duodenum jinak, tukak stomal, refluks esofagitis, sindrom Zollinger-Ellison,
kondisi lain di mana pengurangan asam lambung akan bermanfaat. (http://pionas.pom.go.id/monografi/simetidin)

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 14


Tepat Pasien:
tidak terdapat kontraindikasi obat simetidine terhadap pasien, namun menghambat metabolisme obat di hati dengan mengikat
P450.Tidak Tepat. (http://pionas.pom.go.id/monografi/simetidin)

Tepat Obat:
Simetidine merupakan terapi untuk GERD. GERD adalah gejala komplikasi yang ditimbulkan dengan refluks isi perut ke
kerongkongan(muntah). Pasien mengalami hepatitis B yang disertai gejala mual muntah sehingga tepat obat. (Pharmacotherapy
principle & practice 4th, hal 285)

Tepat Dosis:

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 15


Dosis untuk simetidine adalah 200 mg sehari 2x. pasien membeli sendiri & tidak menjelaskan dosis yang diminum tidak tepat dosis.
(Pharmacotherapy principle & practice 4th, hal 288)

3. Acetaminophen
Tepat Indikasi:
Acetaminophen diindikaiskan untuk nyeri ringan sampai sedang, nyeri sesudah operasi cabut gigi, pireksia.
(http://pionas.pom.go.id/monografi/parasetamol-asetaminofen)

Tepat Pasien:
Parasetamol memiliki efek samping hepatotoksik sehingga tidak dianjurkan bagi pasien. Tidak tepat obat (DIH ed 17th)

Tepat Obat:
Asetaminofen merupakan terapi untuk meredakan nyeri. (http://pionas.pom.go.id/monografi/parasetamol-asetaminofen)

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 16


Tepat Dosis:
dosis parasetamol oral adalah 500mg-1 g setiap 4-6 jam, maksimal 4g sehari. pasien membeli sendiri & tidak menjelaskan dosis yang
diminum tidak tepat dosis. (http://pionas.pom.go.id/monografi/parasetamol-asetaminofen)

4. Ringer Laktat
Tepat Indikasi:
Ringer Laktat diindikasikan sebagai sumber bikarbonat yang diperlukan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang saat pasien
demam & muntah. (DIH 17th hal 6459)

Tepat Pasien:
Pasien tidak di memiliki indikasi hipersensitif terhadap RL sehingga tepat pasien. (DIH ed 17th)
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 17
Tepat Obat:
RL diperlukan sebagai terapi untuk menyeimbangkan cairan tubuh sehingga tepat obat. (Dipiro 9th hal 361)

Tepat Dosis:
RL infus diberikan tidak boleh nelebihi 300 ml/jam. Tepat dosis (DIH 17th hal 6459)

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 18


Problem Medik 3: Hiperlipidemia

Subyektif, Monitoring
Terapi DRP Rekomendasi
Obyektif
Efektivitas Efek samping
Obyektif: 1. Simvastatin Tidak Tepat Pasien 1. Dihentikan Penggunaan 1. Simvastatin 1. Simvastatin
Kolesterol total karena pasien memiliki Simvastatin dan diganti Lab: Kolesterol total ruam kulit,
300mg/dL penyakit hepatitis dengan Cholestyramine <200 mg/dL alopesia, anemia,
kronik HDL >40 mg/Dl pusing, depresi,
LDL < 100 mg/dL parestesia,
Trigliserida < 150 neuropati perifer,
mg/dL hepatitis, sakit
kuning,
pankreatitis;
sindrom
hipersensitivitas
(http://pionas.pom.
go.id/monografi/si
mvastatin)

2.Tanda klinis:
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 19
2. Cholestyramine Tidak Ada DRP 2. Untuk terapi dyslipidemia 2.Cholestyramine Gangguan
digunakan Cholestyramin Lab: pencernaan,
8-24 g sehari dalam air Kolestero: <200 konstipasi, flatulen
(atau cairan lain yang mg/dL (Perkeni,2019)
sesuai) dengan dosis 2
takar 2-3 kali sehari.
(http://pionas.pom.go.id/m
onografi/kolestiramin;
Perkeni 2019, hal: 27)
Analisis (Evaluasi DRP atau 4T yang dilengkapi dengan referensi serta cropping bagian yang dirujuk)

1. Simvastatin
Tepat Indikasi
Simvastatin diindikasikan untuk pasien hiperkolesterolemia primer (hiperlipidemia tipe Ila) pada pasien yang tidak cukup memberikan
respons terhadap diet dan tindakan-tindakan lain yang sesuai; untuk mengurangi insiden kejadian koroner klinis dan memperlambat progresi
aterosklerosis koroner pada pasien dengan penyakit jantung koroner dan kadar kolesterol 5,5 mmol/l atau lebih. Tepat indikasi
(http://pionas.pom.go.id/monografi/simvastatin)

Tepat Pasien
Simvastatin sangat dikontraindikasikan untuk pasein yang memiliki penyakit hati akut atau kronik. Sedangkan pasien saat ini menderita
hepatitis B kronik, jadi simvastatin dikontraindikasikan untuk Tn. AT. Sehingga pemilihan simvastatin tidak tepat pasien (Perkeni
2019, Hal: 25)

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 20


Tepat Obat
Simvastatin termasuk obat golongan statin yang merupakan pilihan pertama dalam menurunkan konsentrasi kolesterol LDL. Tepat
Obat (PERKI 2017, hal: 18)

Tepat Dosis
Dosis simvastatin untuk dewasa adalah 5-80mg/ hari. Pemberian dosis simvastatin 20mg/hari sudah teapt dosis. (DIH ed 17th)

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 21


2. Cholestyramine
Tepat Indikasi:
Cholestyramine diindikasikan untuk hiperlipidemia, terutama tipe IIa, pada pasien yang tidak cukup memberikan respon terhadap diet
dan tindakan lain yang sesuai; pencegahan primer penyakit jantung koroner pada pria; usia 35 - 59 tahun dengan hiperkolesterolemia
primer yang tidak responsif terhadap diet dan tindakan lain yang relevan; pruritus akibat obstruksi empedu parsial dan sirosis empedu
primer. (http://pionas.pom.go.id/monografi/kolestiramin)

Tepat Pasien:
Cholestyramine tidak dikontraindikasikan untuk pasien yang mengalami gangguan hati/liver. (Perkeni 2019 hal: 25)

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 22


Tepat Obat:
Cholestyramin merupakan terapi yang direkomendasikan bagi pasien hiperlipid yang intoleran terhadap statin (PERKI 2017, hal: 40)

Tepat Dosis:
Untuk terapi dyslipidemia digunakan Cholestyramin 8-24 g sehari dalam air (atau cairan lain yang sesuai) dengan dosis 2 takar 2-3 kali
sehari. (http://pionas.pom.go.id/monografi/kolestiramin; Perkeni 2019, hal: 27)

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 23


FPP Praktikum Farmakoterapi I | 24
4.3.2. Drug Related Problems (DRPs)
DRUG RELATED
PERTANYAAN YES NO KOMENTAR
PROBLEMS (DRPs)
Korelasi obat dg masalah Adakah obat tanpa indikasi medis? √
medis
(Correlation between drug Adakah masalah medis yang tidak diobati √
therapy & medical problem)
Ketepatan Pengobatan Apakah obat yang digunakan efektif/ √
(Appropriate Therapy) mencapai hasil yang diinginkan (therapeutic
outcome)?
Apakah obat yang digunakan √
dikontraindikasikan untuk pasien?
Apakah obat yang digunakan merupakan √
drug of choice?
Apakah terapi non-obat diperlukan? √

Drug Regimen Apakah besaran dosis sudah tepat untuk √


pasien?
Apakah frekuensi pemberian sudah tepat? √

Apakah lama pemberian obat sudah tepat? √

Duplikasi terapi/Polifarmasi Adakah terjadi duplikasi terapi? √

Adverse Drug Reactions Adakah gejala/ masalah medis yang √


disebabkan oleh obat?
Interaksi Obat Adakah interaksi obat-obat yg berdampak √
klinis?
Adakah interaksi obat- makanan yg √
berdampak klinis?
Adakah interaksi obat- pemeriksaan √
laboratorium yang berdampak klinis?
Alergi Obat/ Intoleransi Apakah terjadi alergi /intoleransi terhadap √
obat?
Adherence/ Compliance Adakah masalah ketidak patuhan pasien √
terhadap penggunaan obat?
Apakah pasien mengalami hambatan/ √
kesulitan dalam penggunaan obat?

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 25


V. KESIMPULAN REKOMENDASI
1. Diberikan Pegasys dengan dosis 180mcg/ minggu selama 48 minggu secara sub cutan
(Medication Guide Pegasys)
2. Ranitidine diberikan dengan dosis 150 mg sehari 2x iv atau dengan diencerkan dengan
RL 2,65 mg/jam.
3. Terapi RL secara iv tetap dilanjutkan 2L/ hari.
4. Untuk terapi dyslipidemia digunakan Cholestyramin 8-24 g sehari dalam air (atau
cairan lain yang sesuai) dengan dosis 2 takar 2-3 kali sehari.

VI. KONSELING
1. Mengkonsumsi obat sesuai dengan benar dan teratur sesuai anjuran dokter.
2. Menghindari konsumsi alcohol
3. Berkonsultasi kepada tenaga medis sebelum menggunakan obat-obatan termasuk obat
herbal dan obat non-resep.
4. Menggunakan kondom saat berhubungan seksual untuk menghindari penularan virus
hepatitis B kepada pasangan.
5. Berolahraga ringan minimal 30 menit/hari setelah kondisi stabil.
6. Menghindari makanan berlemak/ berkolesterol tinggi.
7. Banyak makan buah dan sayur

Hubungan Hiperlipidemia dengan liver disease:


1. Hiperlipidemia adalah kondisi dimana kadar kolesterol dalam darah tinggi. Kolesterol
yang tinggi dapat mempengaruhi kesehatan liver/ organ hati karena sebagian besar
kolesterol dalam tubuh dibuat di hati. Kolesterol yang terlalu tinggi akan
menyebabkan penumpukan lemak di hati yang dapat menyebabkan kerusakan fungsi
hati. (Concepts and Treatment Approaches in Nonalcoholic Fatty Liver Disease,
2014)
2. Tubuh mendapatkan kebutuhan kolesterol dari makanan dan sintesis de novo di hati.
Sintesis de novo adalah pembentukan asam lemak (palmitat) dari asetil KoA Asetil-
KoA ini berasal dari glikolisis (Embden-Meyerhof) dan dari katabolisme asam-asam
amino. Sintesis de novo terjadi terutama di dalam hati untuk kemudian sebagian besar
diangkut dan disimpan dalam jaringan lemak dalam bentuk trigliserida. Dalam
keadaaan normal, hati berperan dalam mengatur jumlah kolesterol yang beredar di
dalam darah sesuai dengan kebutuhan tubuh. Namun, pada perlemakan hati non-
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 26
alkoholik, hati tidak mampu menjalankan fungsinya untuk mengatur kadar kolesterol
tubuh dalam batas normal. Hal inilah yang menyebabkan ditemukannya kadar
kolesterol total tinggi pada pasien perlemakan hati non-alkoholik. (Syafitri, 2015;
Wahjuni, 2013)

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 27


VII. DAFTAR PUSTAKA

American Pharmacist Association. 2009. Drug Information Handbook A Comprehensive


Resource for all Clinicians and Healthcare Proffesionals. Lexicomp. USA.
BPOM RI. 2015. Kolestiramin, terdapat di
http://pionas.pom.go.id/monografi/kolestiramin [diakses pada 3 Oktober 2021]
BPOM RI. 2015. Garam morfin, terdapat di http://pionas.pom.go.id/monografi/garam-
morfin [diakses pada 18 september 2021]
BPOM RI. 2015. Parasetamol-Asetaminofen, terdapat di
http://pionas.pom.go.id/monografi/parasetamol-asetaminofen [diakses pada 3
Oktober 2021]
BPOM RI. 2015. Ranitidin, terdapat di http://pionas.pom.go.id/monografi/ranitidin
[diakses pada 3 Oktober 2021]
BPOM RI. 2015. Simetidin, terdapat di http://pionas.pom.go.id/monografi/simetidin
[diakses pada 3 Oktober 2021]
BPOM RI. 2015 Simvastatin, terdapat di http://pionas.pom.go.id/monografi/simvastatin
[diakses pada 4 Oktober 2021]
BPOM RI. 2017. Informatorium Obat Nasional Indonesia. Jakarta: BPOM RI.
Chisholm-Burns M.A., Schwinghammer T.L., Wells B.G., Malone P.M., Kolesar
J.M. and Dipiro J.T., 2016, Pharmacotherapy Principles and Practice ed 4th, Mc
Graw-Hill Companies, New York.
Chisholm-Burns M.A., Schwinghammer T.L., Wells B.G., Malone P.M., Kolesar
J.M. and Dipiro J.T., 2019, Pharmacotherapy Principles and Practice ed 5th, Mc
Graw-Hill Companies, New York.
Dipiro, J.T., dkk. 2015. Pharmacotherapy Approach, 10th edition, Mc. Graw Hill
Medical, New York.
Dipiro, J.T., dkk. 2015. Pharmacotherapy Handbook, 9th edition, Mc. Graw Hill
Medical, New York.
Marzio HD, Dina L, Fenkel JM. Concepts and Treatment Approaches in Nonalcoholic
Fatty Liver Disease. 2014: 1-7.
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI). 2017. Pedoman Tata
Dislipidemia. Perki. Jakarta.
Perhimpunan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). 2019. Pedoman Pengelolaan
Dislipidemia di Indonesia. PB Perkeni. Jakarta.
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 28
Syafitri P, Arnelis, Efrida. 2015. Gambaran Profil Lipid Pasien Perlemakan Hati Non-
Alkoholik. Jurnal Kesehatan Andalas.
Wahjuni S. 2013. Metabolisme Kimia. Udayana University Press.

Surakarta, ……………………………………

Praktikan Dosen Pembimbing

(Aldillah Abdul Hanif) (……………………………………………)

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 29

Anda mungkin juga menyukai