I. IDENTITAS PASIEN
III. OBYEKTIF
3. 2. Kondisi Klinis
Kondisi Klinis 29/9 30/9
Kulit Kuning + +
Mual dan Muntah ++ +
Lemas ++ ++
Nyeri Perut ++ ++
b. Fungsi Hati
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
30/9
ALT (SGPT) 5 – 30 U/L 95
U/L
(tinggi)
AST (SGOT) 5 – 30 U/L 60
U/L
(tinggi)
Alkalin Fosfatase U/L 15 – 69
GGT (Gamma GT) U/L 5 – 38
Bilirubin Total 1,9
mg/dL < 1,5 mg/dL
(tinggi)
Bilirubin Langsung mg/dL 0,0 – 0,25
Protein Total g/L 61 – 82
Albumin g/L 37 – 52
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
30/9
Kreatinin mg/dL 0,5–1,5 1,2
Natrium mmol/L 134 – 145
Klorid mmol/L 94 – 111
Kalium mmol/L 3,5 – 5,0
BUN mg/dL 10 – 24 20
Ca2+ mg/dl 8,8-10,4
Asam Urat 2,4 – 5,7 (P)
mg/dL
3,4 – 7,0 (L)
Mg2+ mg/dl 1,7-2,3
d. Profil lipid
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
30/9
Kolesterol Total 150 – 200 300
mg/dL
(tinggi)
HDL 45 – 65 (P) 38
mg/dL
35 – 55 (L) (rendah)
LDL <130 190
mg/dl
(tinggi)
Trigliserid mg/dL 120 – 190
e. lain-lain
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
30/9
HbeAg - - +
(tidak
normal)
Anti HBeAg - - -
(normal)
HBV-DNA - - (IU/mL) 2 x105
(tinggi)
4.2 Mekanisme Kerja Masing-Masing Obat (Obat sebelumnya, obat sekarang dan obat yang direkomendasikan)
No Nama Obat Mekanisme (cantumkan pustaka yang diacu) Gambar Produk
1. Acetaminophen Menghambat sintesis prostaglandin di sistem saraf pusat dan
menghambat pembentukan impuls nyeri di perifer; menghasilkan
antipiresis dari penghambatan pusat pengatur panas hipotalamus. (DIH
ed 17th)
4. Ringer Laktat Kation ekstraseluler utama; fungsi dalam keseimbangan cairan dan
elektrolit, kontrol tekanan osmotik, dan distribusi air. (DIH ed 17th)
6. Pegasys 135 interferon alfa adalah keluarga protein, diproduksi oleh sel berinti, yang
memiliki aktivitas antivirus, antiproliferatif, dan pengaturan kekebalan.
Setelah aktivasi, beberapa efek dapat dideteksi termasuk induksi
transkripsi gen. Menghambat pertumbuhan sel, mengubah keadaan
diferensiasi sel, mengganggu ekspresi onkogen, mengubah ekspresi
antigen permukaan sel, meningkatkan aktivitas fagositosis makrofag,
dan menambah sitotoksisitas limfosit untuk sel target. (DIH ed 17th)
Subyektif, Monitoring
Terapi DRP Rekomendasi
Obyektif
Efektivitas Efek samping
Analisis (Evaluasi DRP atau 4T yang dilengkapi dengan referensi serta cropping bagian yang dirujuk)
1. Pegasys 135
Tepat Indikasi:
Terapi IFN-alfa adalah terapi pertama yang disetujui untuk pengobatan HBV dan meningkatkan pengobatan jangka panjang hasil dan
kelangsungan hidup. Bertindak sebagai sitokin inang, ia memiliki antivirus, antiproliferatif, dan efek imunomodulator pada HBV
kronis. Tepat Indikasi (Dipiro ed 10th, hal ketik 1787)
Tepat Pasien:
Pasien tidak di indikasikan memiliki Hipersensitivitas terhadap polietilen glikol (PEG), interferon alfa, atau komponen formulasi apa
pun; hepatitis autoimun; penyakit hati dekompensasi pada pasien sirosis. Tepat Pasien (DIH ed 17th)
Tepat Obat:
Tepat Dosis:
Dosis yang diperlukan untuk Hepatitis B kronis adalah 180mcg sekali dalam seminggu selama 48 minggu. Tidak tepat dosis. (DIH ed
17th)
Subyektif, Monitoring
Terapi DRP Rekomendasi
Obyektif
Efektivitas Efek samping
Subyektif: 1. Ranitidine 1. Tidak tepat dosis. 1.Ranitidine tetap diberikan 1. Tanda Klinis: 1. Tanda Klinis:
1. Mual dan Dosis terlalu rendah dengan dosis 150 mg Tidak terjadi mual Diare, pusing, ruam
Muntah sehari 2x iv atau dengan muntah dan perut (http://pionas.pom.g
2. Nyeri Perut diencerkan dengan RL 2,65 lebih nyaman. o.id/monografi/ranit
dan Lemas mg/jam. idin)
2. Simetidine 2. Tidak tepat obat dan 2.Simetidine dihentikan 2. Tanda Klinis 2. Tanda Klinis:
karena dapat karena pasien sudah Tidak terjadi mual Diare, pusing, ruam
menghambat mendapatkan terapi muntah dan perut (http://pionas.pom.g
metabolisme obat ranitidine dari dokter dan lebih nyaman. o.id/monografi/sime
dalam hati Simetidine dan dapat tidin)
Tidak tepat dosis menghambat metabolisme
karena dosis terlalu obat di hati.
rendah
3. Acetaminophen 3. Tidak tepat pasien 3.Parasetamol dihentikan 3. Tanda Klinis: 3.Tanda Klinis:
karena pasien karena memiliki Nyeri perut Ruam kulit,
memiliki penyakit efeksamping hepatotoksis berkurang kelainan darah, dan
hepatitis kronis dan gangguan fungsi
Tidak tepat dosis, hati.
dosis tidak diketahui (http://pionas.pom.
go.id/monografi/pa
rasetamol-
asetaminofen)
4. Ringer Laktat 4. Tidak Ada DRP 4.Terapi RL tetap 4. Tanda Klinis: 4.Tanda Klinis:
dilanjutkan 2L/ hari Suhu 36.6-37,2°C nyeri dada, sulit
Lab: bernafas,
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 12
Pemantauan hasil lab kebingungan.
elektrolit: (DIH ed 17th, Hal:
1. Na: 134-145
mmol/Liter
2. Cl: 94-111
mmol/Liter
3. Kalium: 3,5-5.0
mmol/Liter
Analisis (Evaluasi DRP atau 4T yang dilengkapi dengan referensi serta cropping bagian yang dirujuk)
1. Ranitidine
Tepat Indikasi:
Ranitidin diindikasikan untuk tukak lambung dan tukak duodenum, refluks esofagitis, dispepsia episodik kronis, tukak akibat AINS,
tukak duodenum karena H.pylori, sindrom Zollinger-Ellison, kondisi lain dimana pengurangan asam lambung akan bermanfaat.
(http://pionas.pom.go.id/monografi/ranitidin)
Tepat Pasien:
Pasien tidak diindikasikan memiliki hpersensitifitas dengan ranitidin sehingga tidak terdapat kontraindikasi obat ranitidine terhadap
pasien. (DIH ed 17th)
Tepat Obat:
Ranitidin merupakan terapi untuk GERD. GERD adalah gejala komplikasi yang ditimbulkan dengan refluks isi perut ke kerongkongan
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 13
(muntah). Pasien mengalami hepatitis B yang disertai gejala mual muntah sehingga tepat obat. (Pharmacotherapy principle & practice
4th, hal 285)
Tepat Dosis:
Dosis untuk ranitidine adalah 150 mg sehari 2x. dosis yang diberikan dokter 50 mg 2x sehari sehingga tidak tepat dosis.
(Pharmacotherapy principle & practice 4th, hal 288)
Berdasarkan DIH ed 17th ranitidine iv continuous infusion diberikan 6,25 mg/jam dengan cara diencerkan dengan campuran Natrium
laktat.
2. Simetidine
Tepat Indikasi:
Simetidin diindikasikan untuk tukak lambung dan tukak duodenum jinak, tukak stomal, refluks esofagitis, sindrom Zollinger-Ellison,
kondisi lain di mana pengurangan asam lambung akan bermanfaat. (http://pionas.pom.go.id/monografi/simetidin)
Tepat Obat:
Simetidine merupakan terapi untuk GERD. GERD adalah gejala komplikasi yang ditimbulkan dengan refluks isi perut ke
kerongkongan(muntah). Pasien mengalami hepatitis B yang disertai gejala mual muntah sehingga tepat obat. (Pharmacotherapy
principle & practice 4th, hal 285)
Tepat Dosis:
3. Acetaminophen
Tepat Indikasi:
Acetaminophen diindikaiskan untuk nyeri ringan sampai sedang, nyeri sesudah operasi cabut gigi, pireksia.
(http://pionas.pom.go.id/monografi/parasetamol-asetaminofen)
Tepat Pasien:
Parasetamol memiliki efek samping hepatotoksik sehingga tidak dianjurkan bagi pasien. Tidak tepat obat (DIH ed 17th)
Tepat Obat:
Asetaminofen merupakan terapi untuk meredakan nyeri. (http://pionas.pom.go.id/monografi/parasetamol-asetaminofen)
4. Ringer Laktat
Tepat Indikasi:
Ringer Laktat diindikasikan sebagai sumber bikarbonat yang diperlukan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang saat pasien
demam & muntah. (DIH 17th hal 6459)
Tepat Pasien:
Pasien tidak di memiliki indikasi hipersensitif terhadap RL sehingga tepat pasien. (DIH ed 17th)
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 17
Tepat Obat:
RL diperlukan sebagai terapi untuk menyeimbangkan cairan tubuh sehingga tepat obat. (Dipiro 9th hal 361)
Tepat Dosis:
RL infus diberikan tidak boleh nelebihi 300 ml/jam. Tepat dosis (DIH 17th hal 6459)
Subyektif, Monitoring
Terapi DRP Rekomendasi
Obyektif
Efektivitas Efek samping
Obyektif: 1. Simvastatin Tidak Tepat Pasien 1. Dihentikan Penggunaan 1. Simvastatin 1. Simvastatin
Kolesterol total karena pasien memiliki Simvastatin dan diganti Lab: Kolesterol total ruam kulit,
300mg/dL penyakit hepatitis dengan Cholestyramine <200 mg/dL alopesia, anemia,
kronik HDL >40 mg/Dl pusing, depresi,
LDL < 100 mg/dL parestesia,
Trigliserida < 150 neuropati perifer,
mg/dL hepatitis, sakit
kuning,
pankreatitis;
sindrom
hipersensitivitas
(http://pionas.pom.
go.id/monografi/si
mvastatin)
2.Tanda klinis:
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 19
2. Cholestyramine Tidak Ada DRP 2. Untuk terapi dyslipidemia 2.Cholestyramine Gangguan
digunakan Cholestyramin Lab: pencernaan,
8-24 g sehari dalam air Kolestero: <200 konstipasi, flatulen
(atau cairan lain yang mg/dL (Perkeni,2019)
sesuai) dengan dosis 2
takar 2-3 kali sehari.
(http://pionas.pom.go.id/m
onografi/kolestiramin;
Perkeni 2019, hal: 27)
Analisis (Evaluasi DRP atau 4T yang dilengkapi dengan referensi serta cropping bagian yang dirujuk)
1. Simvastatin
Tepat Indikasi
Simvastatin diindikasikan untuk pasien hiperkolesterolemia primer (hiperlipidemia tipe Ila) pada pasien yang tidak cukup memberikan
respons terhadap diet dan tindakan-tindakan lain yang sesuai; untuk mengurangi insiden kejadian koroner klinis dan memperlambat progresi
aterosklerosis koroner pada pasien dengan penyakit jantung koroner dan kadar kolesterol 5,5 mmol/l atau lebih. Tepat indikasi
(http://pionas.pom.go.id/monografi/simvastatin)
Tepat Pasien
Simvastatin sangat dikontraindikasikan untuk pasein yang memiliki penyakit hati akut atau kronik. Sedangkan pasien saat ini menderita
hepatitis B kronik, jadi simvastatin dikontraindikasikan untuk Tn. AT. Sehingga pemilihan simvastatin tidak tepat pasien (Perkeni
2019, Hal: 25)
Tepat Dosis
Dosis simvastatin untuk dewasa adalah 5-80mg/ hari. Pemberian dosis simvastatin 20mg/hari sudah teapt dosis. (DIH ed 17th)
Tepat Pasien:
Cholestyramine tidak dikontraindikasikan untuk pasien yang mengalami gangguan hati/liver. (Perkeni 2019 hal: 25)
Tepat Dosis:
Untuk terapi dyslipidemia digunakan Cholestyramin 8-24 g sehari dalam air (atau cairan lain yang sesuai) dengan dosis 2 takar 2-3 kali
sehari. (http://pionas.pom.go.id/monografi/kolestiramin; Perkeni 2019, hal: 27)
VI. KONSELING
1. Mengkonsumsi obat sesuai dengan benar dan teratur sesuai anjuran dokter.
2. Menghindari konsumsi alcohol
3. Berkonsultasi kepada tenaga medis sebelum menggunakan obat-obatan termasuk obat
herbal dan obat non-resep.
4. Menggunakan kondom saat berhubungan seksual untuk menghindari penularan virus
hepatitis B kepada pasangan.
5. Berolahraga ringan minimal 30 menit/hari setelah kondisi stabil.
6. Menghindari makanan berlemak/ berkolesterol tinggi.
7. Banyak makan buah dan sayur
Surakarta, ……………………………………