Anda di halaman 1dari 16

9

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Kemampuan Memahami Ketentuan Shalat Berjamaah

1. Pengertian Kemampuan memahanmi.

Dalam kamus bahasa Indonesia, kemampuan berasal dari kata mampu

yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakuakan sesuatu, dapat, berada,

kaya, mempunyai harta berlebihan). Kemampuan adalah suatu

kesanggupan dalam menguasai suatu keahlian dan digunakan untuk

mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Menurut Nana

Sudjana, pemahaman adalah hasil belajar, misalnya peserta didik dapat

menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri atas apa yang yang

dibacanya atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah

dicontohkan guru dan menggunakan petunjuk penerapan pada kasus


5
lain.

Dengan kata lain, memahami adalah mengerti tentang sesuatu dan

dapat melihatnya dari berbagai segi. Jadi kemampuan memahami

adalah seseorang atau siswa bisa memahami atau mengerti tentang apa

yang telah dipelajari.

2. Tingkatan-Tingkatan dalam Pemahaman


10

Pemahaman merupakan salah satu patokan kompetensi yang

dicapai setelah siswa melakukan kegiatan belaajar. Dalam proses

pembelajaran, setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-

beda dalam memahami apa yang dipelajari. Ada yang mampu memahami

materi secara menyeluruh dan ada pula yang sama sekali tidak dapat

dapat mengambil makna dari apa yang telah dipelajari, sehingga yang

dicapai hanya sebatas mengetahui. Untuk itulah terdapat tingkatan-

tingkatan dalam memahami.

Menurut Daryanto kemampuan pemahaman berdasarkan tingkat

pemahaman dan derajat penyerapan materi dapat dijabarkan kedalam tiga

tingkatan, yaitu:

a. Menerjemahkan (translation)

Pengertian menerjemahkan bisa diartikan sebagai

pengalihan arti dari bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain.

Dapat juga dari konsep abstrak menjadi suatu model

simbolik untuk mempermudah orang mempelajarinya.

b. Menafsirkan (interpretation)

Kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan, ini adalah

kemampuan untuk mengenal dan memahami. menafsirkan dapat


11

dilakukan dengan cara menghubungkan pengetahuan yang lalu

dengan pengetahuan yang diperoleh berikutnya,

c. . Mengekstrapolasi (extrapolation)

Ekstrapolasi menuntut kemampuan intelektual yang

lebih tinggi karena seseorang dituntut untuk bisa melihat

sesuatu dibilik yang tertulis. Membuat ramalan tentang

konsekuensi atau memperluas persepsi dalam arti waktu,

kasus, ataupun masalahnya.

Berbicara mengenai peningkatan pemahaman, Bloom telah

merumuskannya didalam sebuah teori pendidikan yaitu

Taksonomi Bloom yang mengklasifikasikan tujuan pendidikan

kedalam bentuk domain/ranah/kawasan, yaitu:

1) Cognitive Domain (Ranah Kognitif)

Berisi perilaku yang menekankan aspek intelektual,

seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.

Ranah ini terbagi dalam beberapa aspek yaitu:

o Aspek Pemahaman, mencakup kemampuan untuk


menangkap makna dari bahan yang dipelajari
12

o Aspek Penerapan, mencakup kemampuan untuk

menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada

suatu kasus/problem ang konkret dan baru

o Aspek Analisis, mencakup kemampuan untuk merinci

suatu kesatuan kedalam bagian-bagian, sehingga

struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami

dengan baik

o Aspek Sintesis mencakup kemampuan untuk

membentuk suatu kesatuan atau pola baru

o Aspek Evaluasi, mencakup kemampuan untuk

membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau

beberapa hal, bersama dengan tanggung jawab

pendapat itu, yang berdasarkan kriteria tertentu

2) Affective Domain (Ranah Afektif)

Berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek

perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apersepsi, dan cara

penyesuaian diri. Ranah ini terbagi dalam beberapa aspek

yaitu:

o Aspek Penerimaan, mencakup kepekaan akan adanya

suatu perangsang dan kesediaan untuk


13

memperhatikan rangsangan itu, seperti buku pelajaran

atau penjelasan yang diberikan oleh guru.

o Aspek Partisipasi, mencakup kerelaan untuk

memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam

suatu kegiatan.

o Aspek Penilaian/Penentuan Sikap, mencakup

kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap

suatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu.

o Aspek Organisasi, mencakup kemampun untuk

membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan

pegangan dalam kehidupan

o Aspek Pembentukan Pola Hidup, mencakup

kekmampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan

sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi dan

menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengukur

kehidupan sendiri

3) Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor)


Berisi perilaku-perilaku yang meneknkan aspek

keterampilan motorik, seperti tulisan tangan, mengetik,

berenang, dan mengoprasionalkan mesin. Ranah ini terbagi

dalam beberapa aspek yaitu:


14

o Aspek Persepsi, mencakup kemampuan untuk

mengadakan diskriminasi yang tepat anatara dua perangsang

atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang

khas pada masing-masing rangsangan.

o Aspek Kesiapan, mencakup kemampuan untuk

menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai

suatu gerakan atau rangkain gerakan

3. Indikator Pemahaman

Indikator pemahaman mennjukkan bahwa pemahaman mengandung

makna lebih luas atau lebih dalam dari pengetahuan. Dengan

pengetahuan, seseorang belum tentu memahami sesuatu yang dimaksud

secara mendalam, hanya sekedar mengetahui tanpa bisa menangkap

makna dan arti dari sesuatu yang dipelajari. Sedangkan dengan

pemahaman, seseorang tidak hanya bisa menghafal sesuatu yang

dipelajari, tetapi juga mempunyai kemampuan untuk menangkap makna

dari sesuatu yang dipelajari juga mampu memahami konsep dari

pelajaran tersebut.
15

Tabel 2.1:
Kategori Hubungan dan Dimensi Proses Kognitif.
Kategori proses kognitif
Contoh
(Memahami)

Contoh, menguraikan dengan kata-kata


2.1 Mengartikan
sendiri dalam pidato

Contoh, memberikan contoh macam-


2.2 Memberikan contoh
macam gaya lukisan artistic

Contoh, mengamati atau

2.3 Mengklasifikasi menggambarkan kasus kekacauan

mental

Contoh, menulis kesimpulanpendek


2.4 Menyimpulkan
dari kejadian yang ditayangkan video

Contoh, mengambil kesimpulan dasar-

2.5 Menduga dasar contoh dari pembelajaran bahasa

asing

2.6 Membandingkan Contoh, membandingkan peristiwa-


peristiwa sejarah dengan situasi sekarang
Contoh, menjelaskan penyebab
2.7 Menjelaskan
peristiwa penting di prancis abad ke 18
4. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
16

Pendidikan Agama Islam menurut Zakiyah Daradjat yang dikutip

oleh Abdul Majid dan Dian Andayani adalah suatu usaha untuk

membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat

memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati

tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta

menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. 1

Dalam kurikulum pendidikan nasional, pendidikan agama Islam

(PAI) merupakan salah satu dari tiga pelajaran yang harus dimasukkan

dalam kurikulum setiap lembaga pendidikan formal di Indonesia. Hal

ini karena kehidupan beragama merupakan salah satu dimensi kehidupan

yang sangat penting pada setiap individu dan warga negara. Melalui

pendidikan agama diharapkan mampu terwujud individu-individu yang

berkepribadian utuh sejalan dengan pandangan hidup bangsa. Maka

pendidikan agama Islam memiliki peran yang sangat berat, bukan

hanya mencetak peserta didik pada satu bentuk, tetapi berupaya untuk

menumbuhkembangkan potensi yang ada pada diri mereka seoptimal

mungkin serta mengarahkan agar pengembangan potensi tersebut sesuai

dengan ajaran agama

Islam. 2

1
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep
dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung : PT Remaja Rosydakarya, 2006), hlm. 130
2
Ahmad Munjih Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik
17

5. Ketentuan Shalat Berjamaah

a. Pengertian Shalat Berjamaah


Shalat menurut bahasa adalah doa (Azzam, dkk. 2010: 145).

Sedangkan shalat menurut istilah adalah ibadah yang terdiri dari

perbuatan dan ucapan tertentu yang dimulai dengan takbir dan

diakhiri dengan salam (Hasbiyallah, 2013: 175).

Kata jamaah diambil dari kata al-ijtima’ yang berarti

kumpul. (Abdurraziq, 2007: 66). Jamaah berarti sejumlah orang

yang dikumpulkan oleh satu tujuan (Said, 2008: 19). Menurut

Kamus Istilah Fiqih shalat jamaah adalah shalat yang dikerjakan

secara bersama-sama, salah seorang diantaranya sebagai imam dan

yang lainnya sebagai makmum (Mujieb, dkk, 2002: 318).

b. Ketentuan shalat berjamaah


Dalam Pembelajaran PAIBP kelas 7 terdapat KD. 3.8.1 tentang
memahami ketentuan shalat berjamaah. Adapaun Kompetensi dasar
sebagai berikut :

Tabel. 2.2
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran PAIBP kelas 7

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,...., hlm.6


18

Materi
Kompetensi Dasar Pembelajaran
Pokok
1.8 menunaikan salat
· Mengamati dan memberi
wajib berjamaah sebagai · Salat
komentar gambar atau tayangan yang
implementasi pemahaman rukun berjamaah
terkait dengan salat berjamaah
Islam
2.8 menunjukkan  
· Menyimak dan membaca
perilaku demokratis sebagai
penjelasan mengenai tata cara salat
implementasi pelaksanaan salat
berjamaah
berjamaah
3.8 memahami   · Membaca dalil naqli
ketentuan salat berjamaah mengenaisalat berjamaah
4.8 Mempraktikkan   · Mengajukan pertanyaan
salat berjamaah tentang ketentuan salat berjamaah
    · Mengajukan pertanyaan
terkait dengan tata cara pelaksanaan
salat berjamaah
    · Secara berkelompok mencari
data dan informasi tentang dalil
naqli, ketentuan, tata cara, manfaat,
dan halangan salat berjamaah
    · Mendiskusikan dalil naqli,
ketentuan, tata cara, manfaat, dan
halangan salat berjamaah
    · Berlatih mempraktikkan salat
berjamaah
    · Mengolah informasi
mengenai dalil naqli, ketentuan, tata
cara, manfaat, dan halangan salat
berjamaah menjadi paparan yang
menarik
    · Merumuskan prosedur praktik
salat berjamaah
    · Menyajikan paparan
mengenai dalil naqli, ketentuan, tata
cara, manfaat, dan halangan salat
berjamaah
    · Mendemonstrasikan praktik
salat berjamaah
    · Menanggapi pertanyaan dalam
diskusi
   
· Merumuskan kesimpulan
19

B. Media Audio Visual

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang berarti tengah,

perantara, atau pengantar. Media audiovisual merupakan media yang yang

memiliki sifat multi yaitu suara dan dapat diindra dengan mata seperti

film, video, dan lain-lain. Media audiovisual ini juga dapat digunakan

untuk berbagai macam kepentingan pembelajaran baik kognitif, afektif

maupun psikomotorik. Sifat audio yang multi ini memudahkan siswa

untuk memahami suatau materi tertentu. Namun demikian, adanaya media

audiovisual ini bukan berarti meniadakan peran guru dalam pembelajaran.

Karena harus diingat bahwa media pembelajaran hanya bersifat alat yang

membantu proses pembelajaran.3

Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang

perang yang sangat pentingadalam proses belajar. Media visual dapat

memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan

organisai) dan memperkuat ingatan. Bentuk vissual bisa berupa (1)

gambar representasi seperti gambar, lukisan atau foto yang menunjukan

bagaimana tampaknya sesuatu benda; (2) diagram yang melukiskan

hubungan-hubungan konsep, organisasi, dan struktur isi materia; (3) peta


3
Purbo Hendri Waseso. 2016. Perencanaan Sistim Pembelajaran. Wonosobo.
Diandra Pustaka Indonesia hal. 193
20

yang menunjukan hubungan-hubungan ruang antara unsur-unsur dalam isi

materi; (4) grafik seperti tabel, grafik, dan chart (bagan) yang menyajikan

gambaran/kecenderungan data atau antarhubungan seperangkat gambar

atau angka-angka (Arsyad, 2011: 91-92). 4

C. Kajian Hasil Penelitian Sebelumnya

1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) oleh NUR HIDAYATI dengan judul

“PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM POKOK

BAHASAN DAUR AIR MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL

PADA SISWA KELAS V SEMESTER II MI MA’ARIF NU

SANGUWATANG TAHUN PELAJARAN 2015” dengan hasil Penelitian

sebagai berikut : penerapan media pembelajaran audio visual terbukti

dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran IPA materi daur air

kelas V semester II di MI Ma’arif NU Sanguwatang. Hal ini dapat dilihat

pada tabel pra siklus sampai siklus II menunjukan peningkatan yang

cukup signifikan, yaitu dari 10 siswa (41,66%) menjadi 21 siswa

(87,50%). Nilai rata-rata juga meningkat dari 61,67 menjadi 76,67.

Berdasarkan penelitian ini hendaknya guru mampu memilih media

pembelajaran yang sesuai sehingga siswa dapat termotivasi untuk

4
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada hal. 91-92
21

belajar.Dalam hal ini, guru dapat menggunakan media audio visual dalam

pembelajarannya.

2. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) oleh : INDHA NURUL FAUZIAH

GANI tentang “PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA

PELAJARAN MEMBIAKAN TANAMAN DENGAN BIJI JURUSAN

AGRIBISNIS PEMBIBITAN DAN KULTUR JARINGAN KELAS X DI

SMK NEGERI 4 JENEPONTO” Dengan Hasil penelitian menunjukkan

penggunaan media audiovisual peserta didik lebih antusias dalam

mengikuti pembelajaran karena media audiovisual memiliki daya tarik

seperti objek atau gambar nyata yang bias dilihat serta dapat didengar.

Selanjutnya model pembelajaran audiovisual memberikan kontribusi yang

sangat siknifikan dengan demikian dalam peningkatan keaktifan, hasil

pembelajaran dan hasil belajar peserta didik, hal ini menunjukkan media

pembelajaran audiovisual dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran

peserta didik dalam pencapaiyan target kriteria ketuntasan minimal

D. Kerangka Berpikir

kerangka berpikir adalah suatu diagram yang menjelaskan secara garis besar

alur logika berjalannya sebuah penelitian. Kerangka pemikiran dibuat

berdasarkan pertanyaan penelitian (research question), dan merepresentasikan


22

suatu himpunan dari beberapa konsep serta hubungan diantara konsep-konsep

tersebut. Untuk kerangka berpikir pada penelitian adalag sebagai berikut :


23

BELAJAR 1. kurangnya Pemahaman


MENGAJAR
peserta didik dalam
KONDISI MASIH
BERPUSAT mempelajari Pendidikan
AWAL (PRA PADA GURU
(Tidak
Agama Islam
2. hasil belajar Pendidikan
SIKLUS) menggunakan
Agama Islam peseta didik di SMP
Media
Negeri 1 Jawilan masih rendah
Pembelajaran)

SIKLUS I SIKLUS II
TINDAKAN
penggunaan penggunaan
media audio media audio
visual. visual.

KEMAMPUAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI KETENTUAN SHALAT BERJAMAAH


KELAS VII.1 DI SMP NEGERI 1 JAWILAN TAHUN PELAJARAN 2019/2020 MENINGKAT.

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir Peningkatan Kemampuan Pemahaman siswa pada materi
ketentuan Shalat berjamaah

E. Hipotesis Tindakan

Peneliti berasumsi bahwa Media audio visual dapat meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada
24

Kompetensi Dasar Memahami Ketentuan Shalat Berjamaah kelas VII.1 di

SMP Negeri 1 Jawilan Tahun Pelajaran 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai