Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pankreatitis adalah reaksi peradangan pankreas. Berdasarkan The Second
International Symposium on The Classification of Pancreatitis, pancreatitis
diklasifikasikan menjadi pancreatitis akut dan kronik. Secara klinis
pankreatitis akut ditandai oleh nyeri perut yang akut disertai dengan kenaikan
enzim dalam darah dan urin. Perjalanan penyakitnya sangat bervariasi dan
ringan yang self limited sampai sangat berat yang disertai dengan ranjatan
dengan gangguan ginjal dan paru – paru yang berakibat fatal.
Pada pankreatits yang berat, enzim – enzim pankreas, bahan – bahan
vasoaktif dan bahan – bahan toksik lainnya keluar dari saluran pankreas dan
masuk ke dalam ruang pararenal anterior dan ruang lain seperti ruang
pararenal posterior, lesser sac dan rongga peritoneum. Penyulit yang serius
dapat timbul seperti kehilangan cairan yang banyak mengandung protein,
hipovolemia, dan hipotensi.
Faktor yang menentukan beratnya pankreatitis akut sebagian besar belum
diketahui. Hampir 80% kasus pankreatitis akut, jaringan pankreas mengalami
inflamasi tetapi masih hidup, yang disebut pankreatitis intertisial, sisanya
mengalami nekrosis pankreas atau peripankreas yang merupakan komplikasi
yang berat, mengancam jiwa dan memerlukan perawatan intensif.
Pada pankreatitis kronik jarang didapatkan, akan tetapi insidens makin
meningkat di negara Asia. Diagnosis dan penatalaksanaan pankreatitis kronik
seringkali tidak mudah dan memerlukan teknologi canggih. Komplikasi
pankreatitis kronik cukup banyak dan dapat membahayakan jiwa.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien dengan acute
pancreatitis?

1 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien dengan
acute pancreatitis
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologis pankreas.
b. Untuk mengetahui definisi pankreastitis.
c. Untuk mengetahui pankreatitis akut, etiologi, patofisiologinya.
d. Untuk mengetahui algoritma pankreatitis.
e. Untuk mengetahui asuhan keperawatan kegawatdaruratan pankreatitis.

D. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah Konsep Dasar dan Patofisiologi
(pathway) kardiovaskuler ini terdiri dari 4 bab, yang mana dari perbab dan
isi dalam bab tersebut diuraikan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab yang memberikan gambaran awal dari Makalah Asuhan
Keperawatan yang berisikan: latar belakang, rumusan masalah,
tujuan, dan sistematika penulisan
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
Teori-teori tentang acute pankreatitis meliputi : Anatomi dan
Fisiologi pankreatitis, definisi paknreatitis, pankreatitis akut dan
kronis, algoritma pankreatitis dan asuhan kegawatdaruratan
acute pankrratitis
BAB IV : PENUTUP
Berisikan kesimpulan dan saran.

BAB II

2 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi dan Fisiologi Pankreas


Pankreas merupakan organ retroperitoneal yang terletak di bagian
posterior dari dinding lambung. Letaknya diantara duodenum dan limfa, di
depan aorta abdominalis dan arteri serta vena mesenterica superior. Organ ini
konsistensinya padat, panjangnya ±11,5 cm, beratnya ±150 gram. Pankreas
terdiri bagian kepala/caput yang terletak di sebelah kanan, diikuti corpus
ditengah, dan cauda di sebelah kiri. Ada sebagian kecil dari pankreas yang
berada di bagian belakang Arteri Mesenterica Superior yang disebut dengan
Processus Uncinatus.

Gambar 1. Anatomi Pankreas


Sumber: Sombotta 2007

Pankreas dapat dibagi ke dalam empat bagian :


1. Caput Pancreatis, berbentuk seperti cakram dan terletak di dalam
bagian cekung duodenum. Sebagian caput meluas di kiri di belakang
arteri dan vena mesenterica superior serta dinamakan Processus
Uncinatus.
2. Collum Pancreatis, merupakan bagian pankreas yang mengecil dan
menghubungkan caput dan corpus pancreatis. Collum pancreatic

3 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”

2
terletak di depan pangkal vena portae hepatis dan tempat di
percabangkannya arteria mesenterica superior dari aorta.
3. Corpus Pancreatis,berjalan ke atas dan kiri, menyilang garis tengah.
Pada potongan melintang sedikit berbentuk segitiga.
4. Cauda Pancreatis, berjalan ke depan menuju ligamentum lienorenalis
dan mengadakan hubungan dengan hilum lienale.

Gambar 2. Pankreas Pada Potongan Transversal

Jaringan penyusun pankreas terdiri dari :


1. Jaringan eksokrin, berupa sel sekretorik yang berbentuk seperti anggur
yang disebut sebagai asinus/Pancreatic acini, yang merupakan
jaringan yang menghasilkan enzim pencernaan ke dalam duodenum.
2. Jaringan endokrin yang terdiri dari pulau-pulau Langerhans/Islet of
Langerhans yang tersebar di seluruh jaringan pankreas, yang
menghasilkan insulin dan glukagon ke dalam darah.

4 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


Gambar 3. Asinus dan Pulau Langerhans
Sumber: Guyton & Hall, 2006

Pulau-pulau Langerhans tersebut terdiri dari beberapa sel, yaitu:


1. Sel α (sekitar 20%), menghasilkan hormon glukagon.
2. Sel ß (dengan jumlah paling banyak 70%), menghasilkan hormon
insulin.
3. Sel δ (sekitar 5-10%), menghasilkan hormon Somatostatin.
4. Sel F atau PP (paling jarang), menghasilkan polipeptida pancreas.

B. Pankreatitis
Pankreatitis adalah suatu penyakit inflamasi pankreas yang identik
menyebabkan nyeri perut dan terkait dengan fungsinya sebagai kelenjar
eksokrin, (meskipun pada akhirnya fungsi sebagai kelenjar endokrin juga
terganggu akibat kerusakan organ pankreas).
The Second International Symposium on The Classification of
Pancreatitis, membuat klasifikasi pankreatitis sebagai berikut:
1. Pankreatitis akut
2. Pankreatitis kronik

5 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


C. Pankreatitis Akut
1. Definisi
Pankreatitis akut adalah pankreatitis yang dikarakterisasi oleh nyeri
berat di perut bagian atas dan meningkatnya level enzim pankreas di dalam
darah. Pankreatitis akut bisa ringan ataupun berat tergantung manifestasi
klinis, tes laboratorium, dan diagnosa. Perjalanan penyakit dari ringan self
limited sampai berat yang disertai renjatan gangguan ginjal dan paru-paru
yang bisa berakibat fatal.
Pankreatitis yang berat, enzim-enzim pankreas, bahan-bahan vasoaktif
dan bahan-bahan toksik lainnya keluar dari saluran- saluran pankreas dan
masuk ke dalam ruang pararenal anterior dan ruang-ruang lain seperti
ruang-ruang pararenal posterior, lesser sac dan rongga peritoneum. Bahan
ini mengakibatkan iritasi kimiawi yang luas. Bahan-bahan tersebut
memasuki sirkulasi umum melalui saluran getah bening retroperitoneal
dan jalur vena dan mengakibatkan berbagai penyulit sistemik seperti gagal
pernapasan, gagal ginjal dan kolaps kardio-vaskuler.

2. Etiologi
Batu empedu menjadi penyebab terbesar dari semua kasus pankreatitis
yang ada, menyusul berikutnya penggunaan alkohol. Pada beberapa pasien
tidak diketahui penyebabnya (idiophatic). Pankreatitis akut juga dapat
terjadi setelah pasien menjalani endoscopic retrograde cholangiography
(ERCP)ataupun setelah mengkonsumsi obat-obatan tertentu. Berikut tabel
penyebab pancreatitis akut:

6 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


Tabel 1. Penyebab Pankreatitis Akut

3. Patofisiologi
Pankreatitis akut dimulai sebagai suatu proses autodigesti di dalam
kelenjar akibat aktivasi prematur zimogen (prekursor dari enzim digestif)
dalam sel-sel sekretor pankreas (asinar), sistem saluran atau ruang
interstisial. Gangguan sel asini pankreas dapat terjadi karena beberapa
sebab:
a. Obstruksi duktus pankreatikus. Penyebab tersering obstruksi adalah
batu empedu kecil (microlithiasis) yang terjebak dalam duktus. Sebab
lain adalah karena plug protein (stone protein) dan spasme sfingter
Oddi pada kasus pankreatitis akibat konsumsi alkohol.
b. Stimulasi hormon cholecystokinin (CCK) sehingga akan mengaktivasi
enzim pankreas. Hormon CCK terstimulasi akibat diet tinggi protein
dan lemak (hipertrigliseridemia) dapat juga karena alcohol.

7 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


c. Iskemia sesaat dapat meningkatkan degradasi enzim pankreas.
Keadaan ini dapat terjadi pada prosedur operatif atau karena
aterosklerosis pada arteri di pankreas.
Gangguan di sel asini pankreas akan diikuti dengan pelepasan enzim
pankreas, yang selanjutnya akan merangsang sel – sel peradangan untuk
mengeluarkan mediator inflamasi (bradikinin, platelet activating factor
[PAF]) dan sitokin pro inflammatory (TNF-α, IL-1 beta, IL-6, IL-8 dan
intercellular adhesive molecules (ICAM 1) dan vascular adhesive
molecules (VCAM) sehingga menyebabkan permeabilitas vaskular
meningkat, teraktivasinya sistem komplemen dan ketidak seimbangan
sistem trombo-fibrinolitik. Kondisi tersebut akhirnya memicu terjadinya
gangguan mikrosirkulasi, stasis mikrosirkulasi, iskemia dan nekrosis sel-
sel pankreas.

Gambar 4. Skema patofisiologi Pankreatitis Akut

8 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


4. Diagnosa
Diagnosa pankreatitis akut bervariasi tergantung keparahan penyakit
dan bagian yang mengalami kerusakan, meskipun demikian pada
umumnya terdapat gejala klasik yaitu nyeri midepigastrik, mual dan
muntah.
Keluhan yang sering adalah rasa nyeri yang timbul tiba-tiba, intens,
terus menerus dan makin lama makin bertambah, lokasinya kebanyakan di
epigastrium, dapat menjalar ke punggung, kadang-kadang ke perut bagian
bawah, nyeri berlangsung beberapa hari. Gejala lain yakni mual, muntah-
muntah dan demam. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan di
perut bagian atas, tanda-tanda peritonitis lokal, kadang – kadang bahkan
peritonitis umum.. Diagnosis pankreatitis akut dapat dilakukan melalui
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pada
pemeriksaan penunjang yang paling tepat adalah histologi pankreas, jika
tidak diagnosis berdasarkan faktor etiologi, gejala, tes laboratorium, dan
imaging technology.
a. Anamnesis
Berdasarkan anamnesis biasanya pasien datang ke tempat
pelayanan kesehatan dengan keluhan berupa nyeri perut tiba-tiba pada
kuadran kiri atas, regio periumbilikal, dan atau epigastrium.6,7 Nyeri
dirasakan sangat sakit kemudian dirasakan semakin konstan. Nyeri
menjalar melalui perut ke dada atau punggung tengah. Nyeri memberat
setelah makan atau minum seperti makanan berlemak. Membaik saat
posisi duduk6. Keluhan lainnya seperti mual dan muntah memberat saat
posisi terlentang. Sering juga merasa perut penuh, distensi, feses
berwarna pucat, penurunan pengeluaran urin, dan mengalami cegukan.
Selain itu bisa juga mengalami sinkop atau demam.

b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada pasien dengan akut pankreatitis dapat
normal atau demam, hipotensi, takikardi, takipnea, atau diaphoresis.

9 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


Pemeriksaan perut secara tipikal mengalami nyeri tekan pada saat
palpasi, kemungkinan adanya tanda iritasi peritoneal, distensi, atau
keras. Suara usus menurun, ikterik bisa juga terjadi. Pada keadaan
yang berat dapat terjadi gangguan kesadaran. Dua tanda fisik
ditemukan berhubungan dengan pankreatitis yaitu Cullen sign
(ekimosis dan edema pada jaringan subkutan sekitar umbilikal) dan
Grey Turner sign (ekimosis di badan) .7 Tanda ini menunjukkan
adanya pankreatitis akut berat dengan tingkat mortalitas yang tinggi.8

Gambar 5. Cullen Sign (A) Dan Grey Turner’s Sign

c. Pemeriksaan Penunjang
1) Tes Laboratorium
a) Amylase
i. Total serum amylase adalah tes yang paling sering
digunakan.
ii. Nilainya meningkat pada 6 - 12 jam setelah onset of
symptoms dan tetap tinggi selama 3 - 5 hari pd kebanyakan
kasus, kembali normal setelah 8-14 hari. Jika tetap tinggi
kemungkinan terjadi nekrosis pankreas dan komplikasi lain.

10 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


b) Lipase
Serum lipase assays, spesifik untuk pankreas. Peningkatan
Level serum lipase bertahan lebih lama dibanding amilase
c) Tes Lain
i. Serum immunoreactive cationic trypsin, elastase, dan
phospholipase A2 ,trypsin activation peptide dan serum
anionic trypsinogen.
ii. Diagnosis urin: rasio amylase dan creatinine clearance ratio
(Cam/Ccr) tidak memberikan keuntungan.
iii. Leukocytosis; lebih dari 25,000 cells/mm3 terdapat pada
80% pasien.
iv. Hypocalcemia terjadi pada lebih dari 30% pasien akibat
kombinasi hypoalbuminemia dan pengendapa kalsium di
area nekrosis lemak.
d. Imaging Technology
1) Pemeriksaan foto polos abdomen dijumpai adanya dilatasi dari
usus kecil yang berdekatan ; sentinel loop, gambaran ini
merupakan gambaran yang paling sering dijumpai pada
pankreatitis akut, meskipun tidak spesifik, dilaporkan dijumpai
pada 50% penderita pankreatitis akut. Dilatasi tersebut biasanya
berlokasi pada kuadran kiri atas, tetapi dapat pula terlihat pada
tempat terdapatnya iritasi usus oleh eksudat. Dinding usus atau
lipatan pada sentinel loop dapat menebal karena adanya edema
intramural yang diseabkan oleh rangsangan proses inflamasi di
dekatnya. Usus kecil ditempat lain berisi sedikit atau tidak sama
sekali berisi gas, tetapi kadang – kadang terjadi ileus paralitik
umum. Distensi duodenum karena iritasi proses inflamasi
merupakan suatu variasi dari Isentinel loopI. Bila keadaan ini
disertai spasme pada duodenum distal, maka akan tampak
gambaran duodenal cut off sign. Kadang – kadang tampak gaster
terpisah dari fleksura dodenoyeyunal dan kolon. Dilatasi kolon

11 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


ascendens dan transversum yang berisi gas disertai dengan
menghilannya udara dalam kolon desenden; colon cut off sign
disebabkan karena penyebaran enzim – enzim pancreas dan
eksudat purulen sepanjang bidang aksial disekitar arteri
mesenterika superior dan mesokolin transversum.
Gambar 6. Rontgen Abdomen

Gambar 6. Rontgen Abdomen

Gambar 7. Foto Polos

12 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


Gambar 8. Gambaran Colon Cut Off Sign Pada Pancreatitis Akut.

13 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


Gambar 9. Gambaran Sentinel Loop Sign
Pada Pancreatitis Akut

2) Pemeriksaan ultrasonografi (USG) merupakan cara pemeriksaan


yang aman, tidak invasif yang dapat dilakukan setiap saat. Pada
keadaan darurat pemeriksaan USG dapat dilakukan, bahkan banyak
membantu menegakkan diagnosis. Gambaran yang didapatkan
bervariasi tergantung berat dan stadium penyakit dan dapat
berubah secara signifikan dalam periode beberapa jam. Pankreas
yang terkena dapat berupa edema, nekrotik, atau hemoragik.
Edema akan menyebabkan segmen yang terkena membesar dan
terjadi pengurangan ekogenitas karena peningkatan air di dalam
parenkim. Pada serve acute pancreatitis gambaran ang ditunjukkan
USG tidak terlalu spesifik, karena USG cukup sulit untuk menilai
daerah yang mengalami nekrotik. Meskipun demikian adanya
peningkatan ekogenitas yang heterogen pada pancreas yang

14 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


membesar patut dicurigai sebagai suatu proses nekrosis, disamping
adanya koleksi cairan intrapankreatik atau peripankreatik yang
merupakan komplikasi dari serve acute pancreatitis.Apabila
adanya batu empedu dan duktus koledokus yang melebar walau
tidak tampak adanya batu didalamnya adlah indikasi untuk
melakukan ERCP (endoscopic retrograde cholangiography) dan
sfingterotomi.

15 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


Gambar 10. Tampak Pembesaran Pancreas Dengan
Ekogenitas Yang Heterogen Tanpa Disertai Cairan Peripankreatik.

Gambar 11. Tampak Cairan Peripankreatik Dengan


Ekogenitas Pancreas Yang Heterogen.

3) Pemeriksaan CT scan merupakan pemeriksaan baku untuk


diagnosis pankreatitis akut. CT scan lebih mampu menunjukkan
gambaran nekrosis untuk menentukan derajat keparahan dari
pankreatitis melalui CT severity index ( CTSI ). Gambaran
pankreatitis akut dengan CT scan akan terlihat pembesaran
pankreas yang difus atau lokal didaerah tersebut terjadi penurunan
densitas. Inflamasi lemak peripankreatik menyebabkan densitas
jaringan lemak berbatas kabur, tetapi lemak disektar arteri
mesenterika superior tidak terkena. Perdarahan nekrotik ataupun
infeksi sekunder bisa terlihat dari adanya peningkatan densitas
yang heterogen disertai koleksi cairan di sekitar pankreas. Pada

16 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


serve acute pancreatitis, gambaran daerah/zona batas tegas yang
tidak enhance pada pemberian kontras menunjukkan adanya daerah
nekrosis. Pada keadaaan hampir 90% daerah pankreas mengalami
nekrosis maka disebut sebagai complete necrosisataucentral
cavitary necrosis.Beberapa sistem pengelompokkan telah dibuat
untuk menentukan derajat keparahan berdasarkan CT Scan. Salah
satunya adalah CT severity index (CTSI). CTSI dibuat berdasarkan
gambaran pankreas pada CT disertai derajat nekrosisnya.

Gambar 12. Gambar Pasien Dengan Central Gland Necrosis.

17 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


4) Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dapat membantu
diagnosis pankreatitis akut. Tapi pemeriksaan MRI jarang
dilakukan, karena pemeriksaan ini lebih mahal dari CT scan dan
lebih sukar diperoleh secara tepat, disamping hasil yang diperoleh
hampir sama dengan CT scan. Pemeriksaan MRI hanya dilakukan
apabila pasien dalam keadaan hamil atau alergi terhadap kontras.

Gambar 13. Gambaran MRI T1WI Fat-Supressed

potongan axial , menunjukkan edema dari kelenjar pankreas dan


adanya inflamasi peripankreas, terlihat juga perdarahan kecil di
dalam pankreas. B. Gambaran MRI T1WI fat-supressed potongan
axial setelah pemberian kontras, menunjukkan kurangnya
penyangatan didaerah korpus, konsisten dengan suatu nekrosis
pada pankreas.

18 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


5) Pemeriksaan kontras barium pada penderita pankreatitis akut akan
terlihat pergeseran lambung dan duodenum akibat pankreas yang
membesar karena edema, akbat koleksi cairan atau karena
pseudokista. Bila proses peradangan bertambah berat maka akan
tampak spikulasi dan penebalan lipatan mukosa lambung atau
dinding medial dari duodenum. Kadang pada duodenum terjadi
obstruksi oleh karena proses peradangan periduodenal. Eksudat
inflamasi yang dihasilkan pankreatitis akut dapat menyebar ke
bawah sepanjang dasar usus kecil menimbulkan edema dan
penebalan lipatan mukosa atau dapat menyebar ke kolon melalui
ligamentum gastrokolika dan menimbulkan pendataran haustra
bagian inferior kolon transversum dan terutama pada haustra
sepanjang tepi superior.

Gambar 14. Gambaran Gastric Outlet Obstruction Sebagai


Akibat Dari Penyempitan Dari Antrum Dan Proksimal Duodenum

5. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi dapat bersifat lokal maupun sistemik,
komplikasi lokal meliputi kumpulan cairan akut, nekrosis,abses, dan
pseudosit (kumpulan getah pankreas dan pecahan jaringan yang selaputi
dengan dinding berserat atau jaringan berbentuk granul) yang berkembang
sekitar 4 – 6 minggu setelah serangan awal. Abses pankreatik biasanya

19 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


merupakan infeksi sekunder dari nekrosis jaringan atau pseudosit dan
terkait dengan keparahan penyakit. Kematian biasanya disebabkan
nekrosis infeksi dan sepsis. Asites pankreatik terjadi ketika sekresi
pankreas menyebar ke rongga peritoneal.
Komplikasi sistemik meliputi gangguan kardiovaskular, renal,
pulmonary, metabolik, hemoragik, abnormalitas sistem saraf pusat. Shock
adalah penyebab utama kematian. Hipotensi terjadi akibat hipovolemia,
hipoalbuminemia, dan rilis kinin serta sepsis. Komplikasi renal biasanya
disebabkan hipovolemia. Komplikasi pulmonal berkembang ketika terjadi
akumulasi cairan diantara rongga pleura dan menekan paru, acute
respiratory distress syndrome (ARDS) ini akan menahan pertukaran gas,
yang dapat menyebabkan hipoksemia. Pendarahan gastrointestinal terjadi
akibat ruptur pseudosit. Pankreatitis akut berat biasanya disertai
kebingungan dan koma.

Tabel 2. Mekanisme Terjadinya Komplikasi Pankreatitis Akut

20 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


6. Prognosis
Menurut kriteria prognostik Ranson
a. Pada saat masuk rumah sakit
1) Usia > 55 tahun.
2) Lekosit > 16000/mL.
3) Gula darah > 200 mg%.
4) Defisit basa > 4 mEq/L.
5) LDH serum > 350 UI/L.
6) AST > 250 UI/L.
b. Selama 48 jam perawatan
1) Penurunan hematokrit > 10 %.
2) Sekustrasi cairan > 4000 mL.
3) Hipokalsemia < 1.9 mMol (8 mg%).
4) PO2 arteri < 60 mmHg.
5) BUN meningkat > 1,8 mmol/L (> 5 mg%) setelah pemberian
cairan i.v.
6) Hipoalbuminemia < 3,2 g%.
c. Skor APACHE II > 12 (Acute Physiologic and Chronic Health
Evaluation).
d. Cairan peritoneal hemoragik.
e. Indikator penting
1) Hipotensi < 90 mmHg atau takikardia > 130/menit.
2) PO2 < 60 mmHg.
3) Oligouria < 50 mL/jam atau BUN, kreatinin meningkat.
4) Metabolik/Ca serum < 8 mg% atau albumin serum < 3.2 g%.

21 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


D. Pathway
Pankreatitis

22 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


23 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”
E. Algoritma Pankreatitis

24 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


25 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”
26 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”
1. Penilaian Awal dan Stratifikasi Risiko
a. Status hemodinamik harus dinilai segera setelah pasien masuk dan
tindakan resusitasi dilakukan saat dibutuhkan (rekomendasi kuat,
moderate quality of evidence).
b. Penilaian risiko sebaiknya dilakukan untuk membagi pasien menjadi
kategori risikotinggi dan rendah untuk membantu triage, seperti:
masuk ke perawatan intensif (rekomendasi kondisional, moderate
quality of evidence).
c. Pasien dengan gagal organ sebaiknya dirawat di ICU atau intermediate
care apabila memungkinkan (rekomendasi kuat, low quality of
evidence).

2. Manajemen Awal
a. Hidrasi agresif, yang didefinisikan sebagai 250-500 mL larutan
kristaloid per jam sebaiknya diberikan untuk semua pasien, kecuali
apabila terdapat komorbiditas kardiovaskuler atau ginjal. Hidrasi
agresif intravena awal, paling bermanfaat pada 12-24 jam pertama,
setelah itu mungkin hanya mempunyai sedikit manfaat (rekomendasi
kuat, moderate quality of evidence).
b. Pada pasien dengan kekurangan cairan berat dan bermanifestasi
hipotensi dan takikardia, penggantian cairan yang lebih cepat (bolus)
lebih dipilih (rekomendasi kondisional, moderate quality of evidence).
c. Larutan ringer laktat lebih dipilih dibandingkan kristaloid isotonik
untuk penggantian cairan (rekomendasi kondisional, moderate quality
of evidence).
d. Kebutuhan cairan sebaiknya dinilai ulang dalam 6 jam pertama dan
untuk 24-48 jam berikutnya. Tujuan hidrasi agresif adalah untuk
menurunkan blood urea nitrogen (rekomendasi kuat, moderate quality
of evidence).

27 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


3. ERCP pada Pankreatitis Akut
a. Pada pankreatitis akut bersamaan dengan kolangitis akut sebaiknya
menjalani ERCP dalam 24 jam pertama (rekomendasi kuat, moderate
quality of evidence).
b. ERCP tidak dibutuhkan sebagian besar pasien pankreatitis batu
empedu yang tidak terbukti obstruksi bilier secara klinik ataupun
laboratorium (rekomendasi kuat, low quality of evidence).
c. Pada kasus tanpa kolangitis dan/atau jaundice, MRCP atau endoscopic
ultrasound (EUS) lebih baik dibandingkan ERCP diagnostik untuk
screening choledocholithiasis pada pasien sangat diduga
choledocholithiasis (rekomendasi kondisional, low quality of
evidence).
d. Pancreatic duct stents dan/ atau NSAID supositoria per rektal pasca-
prosedur digunakan untuk mencegah pankreatitis berat post-ERCP
pada pasien risiko tinggi (rekomendasi kondisional, moderate quality
of evidence).

4. Penggunaan Antibiotik pada Pankreatitis Akut


a. Antibiotik sebaiknya diberikan hanya untuk infeksi di luar pankreas,
seperti kolangitis, infeksi karena penggunaan kateter, bakteremia,
infeksi saluran kemih, pneumonia (rekomendasi kuat, high quality of
evidence).
b. Penggunaan antibiotik profilaksis secara rutin pada pankreatitis akut
berat tidak direkomendasikan (rekomendasi kuat, moderate quality of
evidence).
c. Penggunaan antibiotik pada nekrosis steril untuk mencegah timbulnya
nekrosis terinfeksi tidak direkomendasikan (rekomendasi kuat,
moderate quality of evidence).
d. Nekrosis terinfeksi harus dipertimbangkan terjadi pada pasien dengan
nekrosis pankreas atau ekstra pankreas yang memburuk atau gagal
membaik setelah 7-10 hari perawatan di RS. Pada pasien ini sebaiknya

28 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


dilakukan: (i) CT-guided fine needle aspiration (FNA) awal untuk
pewarnaan Gram dan kultur untuk panduan penggunaan antibiotik,
atau (ii) Penggunaan empirik antibiotik tanpa CT FNA (rekomendasi
kuat, low quality of evidence).
e. Pada pasien dengan nekrosis terinfeksi, antibiotik yang diketahui dapat
melewati nekrosis pankreas, misalnya carbapenems, quinolones, dan
metronidazole, dapat bermanfaat menunda atau kadang menghindari
secara total tindakan intervensi, yang berhubungan dengan
menurunnya morbiditas dan mortalitas (rekomendasi kondisional, low
quality of evidence).
f. Pemberian rutin agen anti-fungal bersama dengan antibiotik profilaksis
atau terapi antibiotik tidak direkomendasikan (rekomendasi
kondisional, low quality of evidence).

5. Nutrisi pada Pasien Pankreatitis Akut


a. Pada pankreatitis akut ringan, pemberian makan secara enteral dapat
dimulai secepatnya apabila tidak terjadi mual muntah, dan nyeri perut
telah hilang (rekomendasi kondisional, moderatequality of evidence).
b. Pada pankreatitis akut, pemberian makan dengan diet padat serta
rendah lemak tampaknya aman sama seperti pemberian diet cair
(rekomendasi kondisional, moderate quality of evidence).
c. Pada pankreatitis akut berat, pemberian nutrisi enteral
direkomendasikan untuk mencegah komplikasi infeksi.
d. Nutrisi parenteral sebaiknya dihindari, kecuali rute enteral tidak
tersedia, tidak ditoleransi, atau tidak mencukupi kebutuhan kalori
(rekomendasi kuat, high quality of evidence).
e. Pemberian makanan enteral secara nasogastrik dan nasoyeyunal
tampaknya setara dalam efikasi dan keamanan (rekomendasi kuat,
moderate quality of evidence).

29 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


6. Peran Tindakan Bedah pada Pankreatitis Akut
a. Pada pankreatitis akut ringan dengan batu empedu di kandung empedu,
kolesistektomi sebaiknya dilakukan sebelum pasien keluar RS untuk
mencegah kekambuhan pankreatitis akut (rekomendasi kuat, moderate
quality of evidence).
b. Pada necrotizing biliary pankreatitis akut, untuk mencegah infeksi,
kolesistektomi ditunda hingga inflamasi aktif hilang dan penumpukan
cairan membaik atau stabil (rekomendasi kuat, moderate quality of
evidence).
c. Adanya pseudokista tanpa gejala dan nekrosis pankreas dan/atau ektra
pancreas tidak memerlukan intervensi, terlepas dari ukuran, lokasi,
dan/ekstensi (rekomendasi kuat, moderate quality of evidence). Pada
nekrosis terinfeksi yang stabil, tindakan bedah, radiologik, dan/atau
drainase endoskopi sebaiknyaditunda lebih dari 4 minggu, untuk
memberi kesempatan liquefication isi dan perkembangan dinding
fibrosis di sekeliling nekrosis (walled-off necrosis) (rekomendasi kuat,
low quality of evidence).
d. Pada nekrosis terinfeksi yang bergejala, lebih dipilih melakukan
metode nekrosektomi minimal invasif daripada nekrosektomi terbuka
(rekomendasi kuat, low quality of evidence).

BAB III

30 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Pengkajian Identitas
Nama : Mr. X
Umur : usia 65 thn
Jenis Kelamin : Laki – laki
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : tani
Alamat : Gorontalo
Penanggung jawab : Ny. X
Keluhan Utama : nyeri di epigastrium, abdomen bawah
Riwayat Penyakit Sekarang : nyeri di epigastrium, abdomen bawah
Riwayat Penyakit Dahulu : hipertensi
Riwayat Penyakit Keluarga : pankreatitis

2. Pola Fungsi Kesehatan


3. Pola istirahat dan tidur
4. Pola Nutrisi
5. Pola Eliminasi
6. Pola Kognitif Perseptual
7. Pola Konsep Diri
8. Pola Koping
9. Pola seksual-reproduksi
10. Pola nilai keyakinan
11. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala       
a) Bentuk kepala, kulit kepala, luka, ketombe : bentuk kepala lonjong,
kulit kepala kotor.
    b) Pertumbuhan rambut: lebat, mudah rontok : pertumbuhan rambut
jarang.   

31 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


    c) Kesan wajah (simetris/tidak, pembengkakan) : simetris, tidak ada
pembengkakan   
2) Mata   
    a) Kebersihan, gangguan pada mata: kemerahan, air mata, dll   
    b) Pemeriksaan celah mata, konjungtiva, dan sklera : pucat   
    c) Pemeriksaan pupil : isokor   
    d) Pemeriksaan visus dengan kartu snellen : tidak terkaji   
    e) Pemeriksaan tekanan bolamata (TIO) : tidak terkaji   
    f) Refleks terhadap cahaya : positif   
3) Telinga   
    a) Fungsi pendengaran : tidak terkaji   
    b) Bentuknya : simetris antara bentuk telinga kanan maupun kiri.   
    c) Periksa lubang telinga dan membrana tympani
    d) Mastoid (nyeri, dll) : tidak terkaji    
    e) Apakah keluar cairan : tidak keluar cairan   
    f) Kebersihan : kotor   
4) Hidung   
    a) Posisi septum : lurus/ simetris   
    b) Sekret hidung : ada secret   
    c) Nyeri sinus, polip : tidak terkaji   
    d) Fungsi pembauan : tidak terkaji   
    e) Penggunaan aksesoris (tindik) : tidak ada penggunaan aksesoris   
5) Mulut dan tenggorokan   
    a) Kemampuan berbicara : tidak mampu berbicara   
    b) Keadaan bibir: Seilosis, Seilisis, gusi dan selaput lendir dan lain-lain

    c) Warna lidah : putih   


    d) Keadaan palatum : kotor   
    e) Gigi gerigi, letak gigi, kondisi gigi : gigi bagian depan atas
    f) Penggunaan aksesoris (tindik) : tidak menggunakan aksesoris   
6) Leher   

32 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


    a) Bentuk, gerakan : simetris, gerakan terbatas   
    b) Pembesaran thiroid : tidak ada pembesaran tiroid   
    c) Kelenjar getah bening : tidak ada pembengkakan kelenjar GB   
    d) Kelainan lainnya : tidak ada   
7) Dada   
a) Inspeksi   
    (1) Perhatikan simetris atau tidak : simetris   
    (2) Kelainan bentuk dada : tidak ada kelainan bentuk dada   
    (3) Retraksi dada : tidak ada retraksi dada   
    (4) Ketinggalan gerak : tidak ada    
    (5) Karakter pernafasan : dalam   
    (6) Ukuran (konfigurasi) dada anterio-posterior : 2:1   
    (7) Ictus cordis : ictus cordis terlihat    
b) Palpasi   
    (1) Simetris atau tidak pada waktu bernafas : simetris   
    (2) Adanya massa : tidak ada massa   
    (3) Pernafasan (kecepatan, kedalaman, jenis pernafasan) :
    (4) Ictus cordis : ictus cordis teraba   
c) Perkusi   
    (1) Suara pekak pada seluruh lapang paru   
    (2) Bunyi dullness berkurang pada jantung   
d) Auskultasi   
    (1) Suara napas : egophoni   
    (2) Bunyi tambahan : ronkhi basah   
8) Punggung   
- Tidak ada kelainan bentuk punggung   
9) Abdomen   
a) Inspeksi   
(1) Warna kulit : kuning langsat    
    (2) Bentuk/kontur : agak buncit   
    (3) Simetris atau tidak : simetris   

33 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


    (4) Ada luka di bagian kanan perutnya   
b) Auskultasi   
    Suara bising usus : 25 x/menit   
c) Perkusi   
    Suara timpani dan tidak ada ascites   
d) Palpasi   
    (1) Tidak ada pembesaran hepar maupun lien   
    (2) Tidak ada distensi abdomen   
10) Ekstremitas   
Atas :   
    a) Terpasang infus di tangan kiri   
    b) Terdapat luka dekubitus di lengan atas bagian kanan   
Bawah :   
    a) Terdapat ulkus di tungkai kaki kanan   
11) Integumen    
    a) Ulkus dekubitus di punggung, pantat   
     b) Turgor kulit tidak elastic   
12) Genetalia    
    Terpasang plastik atau tampungan urin

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI


DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri b.d Inflamasi NOC : Pain Management
•  Pain Level, 1. Lakukan
•  Pain control, pengkajian nyeri
•  Comfort level secara komprehensif
termasuk lokasi,
karakteristik, durasi,
Kriteria Hasil : frekuensi, kualitas

34 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


v  Mampu mengontrol dan faktor
nyeri (tahu penyebab presipitasi
nyeri, mampu 2. Observasi reaksi
menggunakan tehnik nonverbal dari
nonfarmakologi untuk ketidaknyamanan
mengurangi nyeri, 3. Gunakan teknik
mencari bantuan) komunikasi
v  Melaporkan bahwa terapeutik untuk
nyeri berkurang dengan mengetahui
menggunakan pengalaman nyeri
manajemen nyeri pasien
v  Mampu mengenali 4. Kaji kultur yang
nyeri (skala, intensitas, mempengaruhi
frekuensi dan tanda respon nyeri
nyeri) 5. Evaluasi
v  Menyatakan rasa pengalaman nyeri
nyaman setelah nyeri masa lampau
berkurang 6. Evaluasi bersama
v  Tanda vital dalam pasien dan tim
rentang normal kesehatan lain
tentang
ketidakefektifan
kontrol nyeri masa
lampau
7. Bantu pasien dan
keluarga untuk
mencari dan
menemukan
dukungan
8. Kontrol
lingkungan yang

35 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


dapat
mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
9. Kurangi faktor
presipitasi nyeri
10. Pilih dan
lakukan penanganan
nyeri (farmakologi,
non farmakologi
dan inter personal)
11. Kaji tipe dan
sumber nyeri untuk
menentukan
intervensi
12. Ajarkan tentang
teknik non
farmakologi
13. Berikan
analgetik untuk
mengurangi nyeri
14. Evaluasi
keefektifan kontrol
nyeri
15. Tingkatkan
istirahat
16. Kolaborasikan
dengan dokter jika
ada keluhan dan

36 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


tindakan nyeri tidak
berhasil
17.  Monitor
penerimaan pasien
tentang manajemen
nyeri.
Analgesic
Administration
1. Tentukan lokasi,
karakteristik,
kualitas, dan derajat
nyeri sebelum
pemberian obat
2. Cek instruksi
dokter tentang jenis
obat, dosis, dan
frekuensi
3. Cek riwayat
alergi
4. Pilih analgesik
yang diperlukan
atau kombinasi dari
analgesik ketika
pemberian lebih dari
satu
5. Tentukan pilihan
analgesik
tergantung tipe dan
beratnya nyeri
6.Tentukan
analgesik pilihan,

37 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


rute pemberian, dan
dosis optimal
7. Pilih rute
pemberian secara
IV, IM untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
8. Monitor vital sign
sebelum dan
sesudah pemberian
analgesik pertama
kali
9. Berikan analgesik
tepat waktu
terutama saat nyeri
hebat
10. Evaluasi
efektivitas
analgesik, tanda dan
gejala (efek
samping)
2. Ketidakseimbangan NOC Nutrition
nutrisi kurang dari • Nutritional Status : Management
kebutuhan tubuh food and Fluid 1. Kaji adanya
Intake alergi makanan
• Nutritional Status : 2. Kolaborasi
nutrient Intake dengan ahli gizi
• Weight control untuk menentukan
jumlah kalori dan
nutrisi yang
Kriteria Hasil : dibutuhkan pasien.

38 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


v  Adanya peningkatan 3. Anjurkan pasien
berat badan sesuai untuk meningkatkan
dengan tujuan intake Fe
v  Berat badan ideal 4. Anjurkan pasien
sesuai dengan tinggi untuk meningkatkan
badan protein dan vitamin
v  Mampu C
mengidentifikasi 5. Berikan substansi
kebutuhan nutrisi gula
v  Tidak ada tanda 6. Yakinkan diet
tanda malnutrisi yang dimakan
v  Tidak terjadi mengandung tinggi
penurunan berat badan serat untuk
yang berarti mencegah
konstipasi
7. Berikan makanan
yang terpilih ( sudah
dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
8. Ajarkan pasien
bagaimana
membuat catatan
makanan harian.
9. Monitor jumlah
nutrisi dan
kandungan kalori
10. Berikan
informasi tentang
kebutuhan nutrisi
11. Kaji
kemampuan pasien

39 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


untuk mendapatkan
nutrisi yang
dibutuhkan

Nutrition
Monitoring
1. BB pasien dalam
batas normal
2. Monitor adanya
penurunan berat
badan
3. Monitor tipe dan
jumlah aktivitas
yang biasa
dilakukan
4.  Monitor interaksi
anak atau orangtua
selama makan
5. Monitor
lingkungan selama
makan
6. Timbang
popok/pembalut jika
diperlukan
7. Pertahankan
catatan intake dan
output yang akurat
8.  Monitor status
hidrasi (kelembaban
membran mukosa,
nadi adekuat,

40 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


tekanan darah 
ortostatik ), jika
diperlukan
9. Monitor hasil lAb
yang sesuai dengan
retensi cairan (BUN
, Hmt , osmolalitas
urin  )
10. Monitor vital
sign
11. Monitor
masukan makanan /
cairan dan hitung
intake kalori harian
12. Kolaborasi
pemberian cairan IV

13. Monitor status
nutrisi
14. Berikan cairan
15. Berikan diuretik
sesuai interuksi
16. Berikan cairan
IV pada suhu
ruangan
17. Dorong
masukan oral
18. Berikan
penggantian
nesogatrik sesuai
output

41 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


19. Dorong keluarga
untuk membantu
pasien makan
20. Tawarkan snack
( jus buah, buah
segar )
21. Kolaborasi
dokter jika tanda
cairan berlebih
muncul meburuk
22. Atur
kemungkinan
tranfusi
23. Persiapan untuk
tranfusi
24.    Jadwalkan
pengobatan  dan
tindakan tidak
selama jam makan
25. Monitor kulit
kering dan
perubahan
pigmentasi
26. Monitor turgor
kulit
27. Monitor
kekeringan, rambut
kusam, dan mudah
patah
28. Monitor mual
dan muntah

42 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


29. Monitor kadar
albumin, total
protein, Hb, dan
kadar Ht
30. Monitor
makanan kesukaan
31. Monitor
pertumbuhan dan
perkembangan
32. Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
33. Monitor kalori
dan intake nuntrisi
34. Catat adanya
edema, hiperemik,
hipertonik papila
lidah dan cavitas
oral.
35. Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet
3. Defisit volume cairan NOC: Fluid management
b.d diaphoresis, mual, •  Fluid balance 1. Timbang
muntah •  Hydration popok/pembalut jika
•  Nutritional diperlukan
Status : Food and Fluid 2. Pertahankan
Intake catatan intake dan
output yang akurat
3.  Monitor status

43 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


Kriteria hasil: hidrasi ( elembaban
v  Mempertahankan membran mukosa,
urine output sesuai nadi adekuat,
dengan usia dan BB, BJ tekanan darah
urine normal, HT ortostatik ), jika
normal diperlukan
v  Tekanan darah, nadi, 4. Monitor hasil lAb
suhu tubuh dalam batas yang sesuai dengan
normal retensi cairan (BUN
v  Tidak ada tanda , Hmt , osmolalitas
tanda dehidrasi, urin  )
Elastisitas turgor kulit 5. Monitor vital sign
baik, membran mukosa 6. Monitor masukan
lembab, tidak ada rasa makanan / cairan
haus yang berlebihan dan hitung intake
kalori harian
7. Kolaborasi
pemberian cairan IV

8. Monitor status
nutrisi
9. Berikan cairan
10. Berikan diuretik
sesuai interuksi
11. Berikan cairan
IV pada suhu
ruangan
12. Dorong
masukan oral
13. Berikan
penggantian

44 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


nesogatrik sesuai
output
14. Dorong keluarga
untuk membantu
pasien makan
15. Tawarkan snack
( jus buah, buah
segar )
16. Kolaborasi
dokter jika tanda
cairan berlebih
muncul meburuk
17. Atur
kemungkinan
tranfusi
18. Persiapan untuk
tranfusi

4. Kurang pengetahuan NOC : Teaching : disease


tentang kondisi, v  Kowlwdge : disease Process
prognosis dan process 1.  Berikan
kebutuhan pengobatan v  Kowledge : health penilaian tentang
Behavior tingkat pengetahuan
pasien tentang
Kriteria Hasil : proses penyakit
v  Pasien dan keluarga yang spesifik
menyatakan 2. Jelaskan
pemahaman tentang patofisiologi dari
penyakit, kondisi, penyakit dan
prognosis dan program bagaimana hal ini
pengobatan berhubungan

45 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


v  Pasien dan keluarga dengan anatomi dan
mampu melaksanakan fisiologi, dengan
prosedur yang cara yang tepat.
dijelaskan secara benar 3. Gambarkan tanda
v  Pasien dan keluarga dan gejala yang
mampu menjelaskan biasa muncul pada
kembali apa yang penyakit, dengan
dijelaskan perawat/tim cara yang tepat
kesehatan lainnya 4. Gambarkan
proses penyakit,
dengan cara yang
tepat
5. Identifikasi
kemungkinan
penyebab, dengna
cara yang tepat
6. Sediakan
informasi pada
pasien tentang
kondisi, dengan cara
yang tepat
7. Hindari harapan
yang kosong
8. Sediakan bagi
keluarga informasi
tentang kemajuan
pasien dengan cara
yang tepat
9. Diskusikan
perubahan gaya
hidup yang mungkin

46 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


diperlukan untuk
mencegah
komplikasi di masa
yang akan datang
dan atau proses
pengontrolan
penyakit
10. Diskusikan
pilihan terapi atau
penanganan
11.Dukung pasien
untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan
second opinion
dengan cara yang
tepat atau
diindikasikan
12. Eksplorasi
kemungkinan
sumber atau
dukungan, dengan
cara yang tepat
13. Rujuk pasien
pada grup atau
agensi di komunitas
lokal, dengan cara
yang tepat
14.Instruksikan
pasien mengenai
tanda dan gejala

47 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


untuk melaporkan
pada pemberi
perawatan
kesehatan, dengan
cara yang tepat

BAB IV
KESIMPULAN

48 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


Pankreas merupakan organ yang istimewa karena mempunyai dua fungsi
sekaligus yaitu eksokrin dan endokrin. Kerusakan yang diawali pada sel asini unit
eksokrin mengakibatkan terjadinya pankreatitis baik akut yang dapat normal
kembali fungsi pankreasnya maupun pankreatitis kronik dengan kerusakan
permanen.
Pemeriksaan dengan foto polos abdomen dapat dijumpai pelebaran usus
atau memperlihatkan satu atau lebih batu empedu, Pada USG didapati adanya batu
empedu di kandung empedu dan duktus koledokus yang melebar walau tidak
tampak adanya batu di dalamnya adalah indikasi untuk melakukan ERCP dan
sfingteretomi. Pada CT Scan untuk mendeteksi adanya penyakit nekosis,
penggumpalan cairan di dalam atau diluar pancreas, pseudokista, pembentukan
flegmon, dan abses.

DAFTAR PUSTAKA

49 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”


1. Sudoyo W, Seti Setiati, 2014, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid
II,Edisi VI;Jakarta.
2. Guyton and hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke -11.
Jakarta: EGC.
3. Miller F. H, MD. 2002, Radiology of the pancreas, gallbladder, and
biliary tract, Radiologic Clinics of North Amerika. Available from
http://dlx.bookzz/genesis/121000/f2790f4c7350809b0b38079910c04
6bd/_as/
[]_Radiologic_Clinics_Of_North_America_Rdiology_o(BookZZ.org
).pdf. (Accessed 27 Maret 2017)
4. Soetikno R. D., 2011, Severe Acute Pancreatitis, Bagian Radiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung, Available
from
http://repository.unpad.ac.id/12334/1/pustaka_unpd_Severe_Acute_P
ancreatitis.pdf. (Accessed 27 Maret 2017).

50 | ENDOKRINDIGESTIF “ACUTE PANKREATITIS”

Anda mungkin juga menyukai