Anda di halaman 1dari 3

Pembangunan karakter bangsa yang sudah diupayakan dengan berbagai bentuk, hingga saat ini belum

terlaksana dengan optimal. Hal ini tercermin dari kesenjangan sosial-ekonomi-politik yang masih besar,
kerusakan lingkungan yang terjadi di berbagai pelosok negeri dan masih terjadinyaketidakadilan hukum,
pergaulan bebas dan pornografi yang terjadi di kalanganremaja, kekerasan dan kerusuhan, korupsi yang
akhirnya merambah pada semuasektor kehidupan masyarakat. Bisa kita lihat pada saat ini banyak
dijumpai tindakan anarkis,konflik sosial, penuturan bahasa yang buruk dan tidak santun,
sertaketidaktaataan berlalu lintas. Masyarakat Indonesia yang terbiasa santundalam berperilaku,
melaksanakan musyawarah mufakat dalam menyelesaikanmasalah, mempunyai kearifan lokal yang kaya
dengan pluralitas, sertabersikap toleran dan gotong royong mulai cenderung berubah menjadisaling
mengalahkan dan berperilaku tidakjujur. Semua itu terjadi disebabkan oleh ketidakpastian jati diri
dankarakter bangsa yang bermuara pada disorientasi dan belum dihayatinyanilai-nilai Pancasila sebagai
filosofi dan ideologi bangsa, keterbatasanperangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai
esensi Pancasila,bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, memudarnya
kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa dan ancamandisintegrasi bangsa, serta melemahnya
kemandirian bangsa.Memperhatikan situasi dan kondisi karakter bangsa yang memprihatinkantersebut,
pemerintah mengambil inisiatif untuk memprioritaskan pembangunankarakter bangsa. Pembangunan
karakter bangsa seharusnya menjadi arusutama pembangunan nasional. Artinya, setiap upaya
pembangunan harusselalu dipikirkan keterkaitan dan dampaknya terhadap pengembangan karakter. Hal
itu tercermin dari misi pembangunan nasional yang memposisikan pendidikan karakter sebagai misi
pertama dari delapan misi guna mewujudkanvisi pembangunan nasional, sebagaimana tercantum dalam
RencanaPembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Undang-UndangRepublik Indonesia
Nomor 17 Tahun 2007), yaitu terwujudnya karakter bangsayang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia,
dan bermoral berdasarkanPancasila, yang dicirikan dengan watak dan perilaku manusia dan masyarakat
Indonesia yang beragam, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang MahaEsa, berbudi luhur,
bertoleran, bergotongroyong, berjiwa patriotik, berkembangdinamis, dan berorientasikan kepada IPTEK.
Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan bernegara, hilangnya karakter akan
menyebabkan hilangnya generasi penerus bangsa maka dapat dikatakan bahwa karakter berperan
sebagai “kemudi” dan kekuatan sehingga bangsa ini tidakterombang-ambing. Karakter tidak datang
dengan sendirinya, tetapi harusdibangun dan dibentuk untuk menjadi bangsa yang bermartabat.
Selanjutnya,pembangunan karakter bangsa akan mengerucut pada tiga tataran besar, yaitu
menumbuhkan dan memperkuat jati diri bangsa, menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), membentuk manusia dan masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia danbangsa yang
bermartabat.Dalam rangka meningkatkan pembangunan karakter yang berhasil guna,diperlukan upaya-
upaya nyata antara lain penyusunan desain pembangunankarakter secara nasional, penyusunan rencana
aksi nasional secara terpadu,pencanangan pembangunan karakter bangsa oleh Presiden
RepublikIndonesia sebagai tonggak dimulainya revitalisasi pembangunan karakterbangsa, serta
implementasi pembangunan karakter oleh semua komponenbangsa dan aktualisasi nilai-nilai karakter
secara nyata dalam kehidupanberbangsa dan bernegara.

Ada tiga fungsi pembangunan karakter bangsa :


a.Fungsi Pembentukan dan Pengembangan Potensi Pembangunan karakter bangsa yaitu membentuk
dan mengembangkan potensi manusia atau warga negara Indonesia agar berpikiran baik, berhati baik,
dan berperilaku baik sesuai denganfalsafah hidup Pancasila.

b. Fungsi Perbaikan dan PenguatanPembangunan karakter bangsa yaitu memperbaiki dan memperkuat
peran keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, danpemerintah untuk ikut berpartisipasi dan
bertanggung jawab dalampengembangan potensi warga negara dan pembangunan bangsamenuju
bangsa yang maju, mandiri, dan sejahtera.

c. Fungsi PenyaringPembangunan karakter bangsa yaitu memilah budaya bangsa sendiri dan menyaring
budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengannilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.

Ketiga fungsi tersebut dilakukan melalui Pengukuhan Pancasila sebagaifalsafah dan ideologi negara,
Pengukuhan nilai dan normakonstitusional Undang Undang Dasar Negara Republik Indoensia1945,
Penguatan komitmen kebangsaan NegaraKesatuan Republik Indonesia (NKRI), Penguatan nilai-nilai
keberagaman sesuai dengan konsepsi Bhinneka Tunggal Ika, sertaPenguatan keunggulan dan daya saing
bangsa untuk keberlanjutankehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia
dalamkonteks global.

Adapuntujuan pembangunan karakter bangsa adalah untuk membina danmengembangkan karakter


warga negara sehingga mampu mewujudkanmasyarakat yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa,
berkemanusiaan yangadil dan beradab, berjiwa persatuan Indonesia, berjiwakerakyatan yangdipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,serta berkeadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.

Apabilakitamelihat ruang lingkup sasaran pembangunan karakter bangsa yaitu:

1.Lingkup Keluarga

Keluarga merupakan wahana pembelajaran dan pembiasaan karakter yang dilakukan oleh orang tua dan
orang dewasa lain dalam keluarga terhadapanak sebagai anggota keluarga sehingga diharapkan dapat
terwujudkeluarga berkarakter mulia yang tercermin dalam perilaku keseharian.Proses itu dapat
dilakukan melalui komunitas keluarga dan partisipasikeluarga dalam pengelolaan pendidikan dan
pemberdayaan masyarakat.Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama di mana orangtua
bertindak sebagai pemeran utama dan panutan bagi anak. Proses itudapat dilakukan dalam bentuk
pendidikan, pengasuhan, pembiasaan, danketeladanan. Pendidikan karakter dalam lingkup keluarga
dapat jugadilakukan kepada komunitas calon orang tua dengan penyertaanpengetahuan dan
keterampilan, khususnya dalam pengasuhan danpembimbingan anak.

2.Lingkup Satuan Pendidikan

Satuan pendidikan merupakan wahana pembinaan dan pengembangan karakter yang dilakukan dengan
menggunakan pendekatan terintegrasi dalam semua mata pelajaran, pengembangan budaya satuan
pendidikan, dan pelaksanaan kegiatankokurikuler/ekstrakurikuler, sertapembiasaan perilaku dalam
kehidupan di lingkungan satuan pendidikan.Pembangunan karakter melalui satuan pendidikan dilakukan
mulai daripendidikan usia dini sampai pendidikan tinggi.

Salah satu kunci keberhasilan program pengembangan karakter pada satuan pendidikan adalah
keteladanan dari para pendidik dan tenagakependidikan. Keteladanan bukan sekadar sebagai contoh
bagi pesertadidik, melainkan juga sebagai penguat moral bagi peserta didik dalambersikap dan
berperilaku. Oleh karena itu, penerapan keteladanan di lingkungan satuan pendidikan menjadi prasyarat
dalam pengembangankarakter peserta didik

3. Lingkup Pemerintahan

Pemerintahan merupakan wahana pembangunan karakter bangsa melaluiketeladanan penyelenggara


negara, elite pemerintah, dan elite politik. Unsur pemerintahan merupakan komponen yang sangat
penting dalamproses pembentukan karakter bangsa karena aparatur negara sebagaipenyelenggara
pemerintahan merupakan pengambil dan pelaksana kebijakan yang ikut menentukan berhasilnya
pembangunan karakter padatataran informal, formal, dan nonformal. Pemerintahlah yang
mengeluarkanberbagai kebijakan dalam pelaksanaan pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai