Aljabar Dasar
Aljabar Dasar
NIM : 2225200019
MK : Riset Operasi
1. Aljabar Dasar
2. Apa itu Riset Operasi
3. Metode Simpleks untuk kasus memaksimumkan dalam Program Linier
4. Metode Simpleks untuk kasus meminimumkan dalam Program Linier
5. Penggunaan Metode Big M untuk menyelesaikan kasus Program Linier
6. Masalah Program Linier tentang Transportasi ( Transportation Problem )
7. Masalah Program Linier tentang Penugasan ( Assigment Problem )
8. Masalah Program Linier tentang Pengangkutan (Transhipment Problem)
Pertanyaan
Jwb : istilah riset operasi muncul pada saat perang dunia ke-II ketika para
pemimpin militer inggris meminta para ilmuwan dan insinyur untuk menganalisis
beberapa masalah militer seperti penyebaran radar dan pengelolaan konvoi,
pemboman, antikapal selam, dan operasi pertambangan.
HMJ Teknik Informatika UNCP akan memproduksi dua jenis jaket, yaitu jaket Standard
dan jaket super. setiap jenis jaket menggunakan sumber daya sebagai berikut :
Jenis jaket
Sumber daya Kapasitas
Standar Super
Diperkirakan permintaan Produk standard maksimum 250 unit per bulan, sedang
produk super 300 unit per bulan. Sumbangan keuntungan untuk produk standard sebesar
Rp 400 per unit sedangkan produk Super Rp 300 per unit. Berapa kapasitas produksi
optimum untuk kedua jenis produk tersebut supaya diperoleh keuntungan maksimum ?
Jwb :
X1, X2 ≥ 0
Tablo awal
BV Z X1 X2 S1 S2 RHS Rasio
Z 1 -400 -300 0 0 0
S1 0 4 6 1 0 1200 300
S2 0 4 2 0 1 800 200
Tablo 1
BV Z X1 X2 S1 S2 RHS Rasio
S1 0 0 4 1 -1 400 100
Tablo 2
BV Z X1 X2 S1 S2 RHS Rasio
Z 1 0 0 25 75 90000
Jadi
BV Z = 90000 S1= 0
X1 = 150 S2= 0
X2 = 100
Sebuah industri kramik membuat jenis produk unggulan A dan B. Untuk menghasilkan
satu jenis A di perlukan waktu pengerjaan 1 jam dan bahan baku 4 kg, sedangkan jenis B
membutuhkan waktu 2 dua jam dan bahan baku 3 kg, waktu dan bahan baku yeng
tersedia masing-masing 40 Jam dan 120 kg. keuntungan tiap unit A dan B masing-masing
40$ dan 50$. Jwb:
X1, X2 ≥ 0
Tablo awal
BV Z X1 X2 S1 S2 RHS Rasio
Z 1 -40 -50 0 0 0
S1 0 1 2 1 0 40 20
S2 0 4 3 0 1 120 40
Tablo 1
BV Z X1 X2 S1 S2 RHS Rasio
Z 1 -15 0 25 0 1000
X2 0 1/2 1 1/2 0 20 40
S2 0 5/2 0 -3/2 1 60 24
Tablo 2
BV Z X1 X2 S1 S2 RHS Rasio
Z 1 0 0 14 6 1360
X2 0 0 1 4/5 -1/5 8
X1 0 1 0 -3/5 2/5 24
Jadi
BV Z = 1360 S1= 0
X1 = 24 S2= 0
X2 =8
X1, X2, ≥ 0
Tablo awal
BV Z X1 X2 S1 S2 RHS Rasio
Z 1 -40 -25 0 0 0
S1 0 3 2 1 0 150 50
S2 0 8 2 0 1 200 25
Tablo satu
BV Z X1 X2 S1 S2 RHS Rasio
Z 1 0 -15 0 5 1000
S1 0 0 5/4 1 -3/8 75 60
Tablo dua
BV Z X1 X2 S1 S2 RHS Rasio
Z 1 0 0 12 1/2 1900
X2 0 0 1 4/5 -3/10 60
X1 0 1 0 -1/5 1/5 10
X1 = 10 S2= 0
X2 = 60
-Z = -40.10 + -25.60
Z = 1900 (terbukti)
Fungsi kendala X1 + X2 ≤ 4
X1 - X2 ≤ 6
X1, X2 ≥ 0
Fungsi Kendala : X1 + X2 + S1 = 4
X1- X2 + S2 = 6
Tablo awal
BV -Z X1 X2 S1 S2 RHS Rasio
Z 1 2 -3 0 0 0
S1 0 1 1 1 0 4 4
S2 0 1 -1 0 1 6
Tablo satu
BV Z X1 X2 S1 S2 RHS Rasio
Z 1 5 0 3 0 12
X2 0 1 1 1 0 4
S2 0 2 0 1 1 10
Jadi BV -Z = 12 S1= 0
X2 = 4 X1= 0
S2 = 10
=2.0–3.4
-Z = 12 (terbukti)
Fungsi Kendala : X1 ≤4
2X2 = 12
3X1 + 2X2 ≥ 18
X1, X2 ≥0
Fungsi Kendala : X1 + S1 =4
2X2 + A2 = 12
3X1 + 2X2 – e3 + A3 = 18
Iterasi 0
BV Z X1 X2 S1 E3 A2 A3 RHS Rasio
S1 0 1 0 1 0 0 0 4
A2 0 0 2 0 0 1 0 12 6
A3 0 3 2 0 0 -1 1 18 9
Iterasi 1
BV Z X1 X2 S1 E3 A2 A3 RHS Rasio
S1 0 1 0 1 0 0 0 4 4
X2 0 0 1 0 0 ½ 0 6
A3 0 3 0 0 -1 -1 1 6 2
Iterasi 2
BV Z X1 X2 S1 E3 A2 A3 RHS Rasio
Z 1 0 0 0 -1 (3/2-M) 1-M 36
X2 0 0 1 0 ½ ½ 0 6
Jadi BV Z = 36 A2= 0
S1 =2 A3= 0
X2 =6
X1 =2
= 3 . 2 + 5 . 6 = 36 (terbukti)
4X1 + 3X2 ≥6
X1 + X2 ≤4
X1, X2 ≥0
X1 + X2 + S2 =4
Iterasi 0
BV Z X1 X2 e1 A1 A2 S2 RHS Rasio
Z 1 - (4 – 7M) - (1 – 4M) -M 0 0 0 9M
A1 0 3 1 0 1 0 0 3 1
A2 0 4 3 -1 0 1 0 6 6/4
S2 0 1 2 0 0 0 1 4 4
Iterasi 1
BV Z X1 X2 e1 A1 A2 S2 RHS Rasio
X1 0 1 1/3 0 1/3 0 0 1 3
Iterasi 2
BV Z X1 X2 e1 A1 A2 S2 RHS Rasio
S2 0 0 0 1 1 -1 1 1
X1 = 3/5 A2= 0
X2 = 6/5
S2 =1
• Pembatas linear:
X11 + X12 + X13 = 600000 X11 + X21 + X31 = 400000
X21 + X22 + X23 = 500000 X12 + X22 + X32 = 800000
X31 + X32 + X33 = 800000 X13 + X23 + X33 = 700000
X11 , X12 , X13 , X21 , X22 , X23 , X31 , X32 , X33 ≥ 0
Karena total supply = total demand maka model transportasinya merupakan model
transportasi seimbang.
Tujuan
Sumber Supply
Semarang Jakarta Bandung
Cepu 12 18 M 6
Cilacap 30 10 8 5
Cirebon 20 25 12 8
Demand 4 8 7 19
Tujuan
Sumber Supply
Semarang Jakarta Bandung
12 18 M
Cepu
4 2
30 10 8
Cilacap
5
20 25 12
Cirebon
1 7
Demand
Z = 48 + 36 + 50 + 25 + 84 = 243
13. Apa yang kamu ketahui tentang Masalah Program Linier tentang Penugasan
(Assigment Problem)?
Pekerjaan
Karyawan
I II III IV
A 15 20 18 22
B 14 16 21 17
C 25 20 23 20
D 17 18 18 16
Langkah 1
Mencari biaya terkecil untuk setiap baris, dan kemudian menggunakan
biaya terkecil tersebut untuk mengurangi semua biaya yang ada pada baris yang
sama. Dengan langkah ini hasil yang diperoleh adalah :
Pekerjaan
Karyawan
I II III IV
A 0 5 3 7
B 0 2 7 3
C 5 0 3 0
D 1 2 2 0
Langkah 2
Memastikan semua baris dan kolom sudah memiliki nilai nol. Dan ternyata
masih ada kolom yang belum memiliki nilai nol, yakni kolom 3. Dengan demikian
perlu dicari nilai terkecil pada kolom tersebut untuk selanjutnya digunakan untuk
mengurangi semua nilai yang ada pada kolom tersebut, sehingga akan menjadi:
Pekerjaan
Karyawan
I II III IV
A 0 5 1 7
B 0 2 5 3
C 5 0 1 0
D 1 2 0 0
Sekarang setiap baris dan kolom sudah memiliki nilai nol, maka langkah selanjutnya
adalah:
Langkah 3
Langkah selanjutnya adalah memastikan atau mengecek apakah dalam tabel penugasan
tersebut, telah berhasil ditemukan nilai nol, sebanyak sumber daya (bisa karyawan, mesin,
alat transportasi, atau sumber daya lainnya) yang juga tercermin dengan jumlah barisnya.
Misalnya bila yang akan ditugaskan adalah 4 karyawan, maka harus ditemukan nilai nol
sebanyak 4 buah yang terletak di baris dan kolom yang berbeda. Sebaiknya dimulai dari
baris yang hanya memiliki 1 nilai nol. Langkah ini menganduk arti bahwa setiap karyawan
hanya dapan ditugaskan pada satu pekerjaan saja.
Perhatikan!
Dari matrik di atas ternyata nilai nol yang ditemukan dalam baris 1 dan 2, meskipun
berbeda baris namun masih berada dalam kolom yang sama, sehingga dapat dipastikan
masalah belum optimal dan perlu dilanjutkan ke langkah berikutnya.
Langkah 4
Karena belum optimal maka langkah selanjutnya adalah menarik garis yang
menghubungkan minimal dua buah nilai nol dalam tabel penugasan tersebut, seperti
terlihat pada tabel atau matrik berikut ini:
Pekerjaan
Karyawan
I II III IV
A 0 5 1 7
B 0 2 5 3
C 5 0 1 0
D 1 2 0 0
Dari langkah di atas terlihat bahwa garis yang berhasil dibuat adalah tiga, dengan
menyisakan beberapa nilai yang tidak terkena garis.
Langkah 5
Selanjutnya, perhatikan nilai-nilai yang belum terkena garis. Pilih nilai yang paling kecil
(dari tabel di atas adalah nilai 1), kemudian nilai 1 tersebut dipergunakan untuk
mengurangi nilai-nilai lain yang belum terkena garis, dan gunakan untuk menambah nilai-
nilai yang terkena garis dua kali. Dengan langkah ini hasilnya adalah:
Pekerjaan
Karyawan
I II III IV
A 0 4 0 6
B 0 1 4 2
C 6 0 1 0
D 2 2 0 0
Semua nilai yang tidak terkena garis nilainya akan berkurang sebesar nilai terkecil dari
nilai yang belum terkena garis sebelumnya. Sementara itu nilai 5 dan 1 pada kolom 1 akan
bertambah 1, karena kedua nilai tersebut terkena garis dua kali.
Langkah 6
Dari hasil lagkah di atas tersebut, apakah sekarang telah berhasil ditemukan nilai nol
sejumlah atau sebanyak sumber daya (bisa karyawan, mesin, alat transportasi, atau
sumber daya lainnya) yang juga tercermin dengan jumlah barisnya (mulai dari baris yang
hanya memiliki 1 nilai nol)? Dari tabel atau matrik di atas ternyata telah berhasil ditemukan
4 nilai nol (sejumlah karyawan yang akan ditugaskan), yang berada di baris dan kolom
yang berbeda.
Pekerjaan
Karyawan
I II III IV
A 0 4 0 6
B 0 1 4 2
C 6 0 1 0
D 2 2 0 0
Dari hasil di atas dapat dikatakan bahwa kasus penugasan tersebut telah optimal, dengan
alokasi penugasan sebagai berikut :
Karyawan A ditugaskan mengerjakan pekerjaan III dengan biaya Rp 18,-
Karyawan B ditugaskan mengerjakan pekerjaan I dengan biaya Rp 14,-
Karyawan C ditugaskan mengerjakan pekerjaan II dengan biaya Rp 20,-
Karyawan D ditugaskan mengerjakan pekerjaan IV dengan biaya Rp 16,-
-------+
Total biaya Rp 68,-
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan metode Hungarian, kasus penugasan
dalam perusahaan di atas dapat diselesaikan dengan biaya optimal sebesar Rp 68,-
15. Apa yang kamu ketahui tentang Masalah Program Linier tentang
Pengangkutan (Transhipment Problem)?
16. Sebuah Perusahaan Alat Berat “Arifin” memiliki 14 alat berat yang berada di
Jakarta sebanyak 6 buah dan di Surabaya 8 buah. Alat berat tersebut akan dipakai
di 6 kota, yaitu Tasikmalaya 2 buah, Cirebon 1 buah, Jogja 4 buah, Solo 4 buah,
Madiun 3 buah, dan Jember 2 buah. Karena kondisi jalan, pengangkutan tidak
dapat langsung dari kota asal ke kota tujuan dan harus melalui kota Transit yaitu
Kota Bandung, Kota Semarang, dan Kota Malang. Alur pengiriman barang dan
Biaya pengangkutan sebuah alat berat terlihat pada Gambar 1 dan tabel berikut.
JKT 10 15 25
SBY 20 15 10
BDG 10 15
SMG 15 10 10
MALANG 20 15 10 10
Gambar 1. Alur Pengiriman Barang, Perasediaan Barang, Kebutuhan Barang, dan Biaya
Satuan Pengangkutan
dibuat dengan menggabung kedua tabel tersebut dan memberikan biaya yang cukup
besar (M) kepada semua yang tidak mempunyai jalur transportasi, sehingga pada masalah
diatas diperoleh tabel transportasi sebagai berikut.Tabel Transportasi Gabungan
BDG SMG MALANG TASIK CRB JOGJA SOLO MADIUN JEMBER Kapasitas
JKT 10 15 25 M M M M M M 6
SBY 20 15 10 M M M M M M 8
BDG 0 M M 10 15 M M M M 14
SMG M 0 M M 15 10 10 M M 14
MALANG M M 0 M M 20 15 10 10 14
Perminta-
an 14 14 14 2 1 3 4 2 2 14
Dari tabel ini, maka sistem transportasi dapat dicari, dan akhirnyasistem transshipment
dapat ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com,
www.academia.edu,
http://reservoirrecervoirchronicle.blogspot.com/2013/01/penugasan-program-
linier.html?m=1,
https://masdwijanto.files.wordpress.com/2011/03/bab-iv-_penugasan-dan-
transshipment.pdf,