Anda di halaman 1dari 50

PENGEMBANGAN POTENSI SUMBER DAYA

AIR PERMUKAAN DANAU, WADUK DAN


BENDUNG
DANAU
Danau merupakan bentuk alamiah dari
genangan air yang mempunyai volume
yang besar. Karena perbedaan ketinggian
yang berbeda dengan alam sekelilingnya,
sehingga tempat tersebut akan
mengumpulkan sejumlah air yang
merupakan sumberdaya air yang potensial
untuk dikembangkan
DANAU DAN WADUK
Perbedaan yang mencolok antara waduk
tempat menyimpan air yang dilengkapi
dengan berbagai bangunannya sedangkan
danau merupakan tempat berkumpulnya air
secara alamiah
WADUK
 Waduk adalah bangunan yang digunakan untuk
manampung kelebihan air dalam periode pengairan
air tinggi (kelebihan air) yang akan digunakan selama
musim kering berikutnya, bila pengambilan air secara
langsung dari sungai kemungkinan besar tidak akan
dapat memenuhi kebutuhan penyediaan air bagi
pemakainya pada saat air rendah atau di musim
kering/kemarau
 Tempat menampung air banjir yang sewaktu‐waktu
air tersebut dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan SDA dengan sistem pendistribusian air
sesuai dengan kebutuhannya.
 Untuk menstabilkan aliran air, baik dengan
pengaturan penyediaan air yang tidak tetap dari
suatu aliran sungai (asli) maupun tetap. Kebutuhan
akan air sangat bervariasi dengan didasarkan
Waduk

 Definisi: Adalah bangunan untuk menampung air


pada waktu terjadi surplus air di sumber air agar
dapat dipakai sewaktu terjadi kekurangan air.

 Fungsi: pemanfaatan air, pengendalian banjir.


 Waduk buatan/bendungan
 Waduk lapangan (pengempangan mata air)
 Embung (sejenis waduk kecil di NTB)
 Situ (sejenis waduk kecil di jawa barat)
Waduk

 Fungsi umum dari suatu waduk adalah


untuk menyimpan kelebihan air.
 Jenis simpanan:
 Dead storage: volume dibawah elevasi muka
air minimum
 Life storage: volume diantara elevasi muka air
minimum dan elevasi mercu pelimpah /
spillway.
 Tampungan banjir: volume diantara elevasi
muka air banjir rencana dan elevasi mercu
pelimpah/spillway
 Muka air normal / Normal pool level: elevasi muka air maksimum
di reservoir dalam kondisi operasi.

 Muka air minimum / Minimum pool level: elevasi muka air


terendah akibat pengambilan dalam waktu operasi.

 Useful storage/live storage: tampungan air yang berada diantara


muka air normal (normal pool level) dan muka air minimum
(minimum pool level).

 Dead storage : volume tampungan air di bawah muka air


minimum.

 Surcharge storage / Flood storage: volume air di atas muka air


normal akibat banjir.

 Bank storage: tampungan yang terjadi pada tebing waduk yang


lolos air / permeable.
Volume
Juta m^3
5.0 4.0 3.0 2.0 1.0 -
130
125
Karakteristik Waduk

120
115
110
105

Luas
Volume

100
- 1.0 2.0 3.0
Luas
km^3
Contoh:

Elevasi
PENGEMBANGAN WADUK
Fungsi waduk secara prinsip adalah
menampung air saat-saat debit tinggi untuk
digunakan saat-saat debit sangat rendah.
Persoalan waduk juga menyangkut aspek
perencanaan, operasi dan pemeliharaan.
PEMILIHAN LOKASI WADUK
1) Tergantung pada faktor-faktor
ekonomi, sosial dan politik
2) Biaya pemindahan
3) Kapasitas waduk
4) Waduk yang dalam
5) Sedimentasi kecil
6) Kualitas air
PERENCANAAN WADUK
Keperluan akan data :
 Data Primer percobaan di Lapangan,
pengukuran, sampling, dan analisis
laboratorium
 Data Sekunder data yang diperoleh
dari instansi-instansi terkait
KELAYAKAN (FEASIBILITY)
Pembuatan waduk selalu ditinjau dari
beberapa aspek:
- Kelayakan Teknis
- Kelayakan ekonomi
- Kelayakan Sosial
KELAYAKAN TEKNIK
WADUK
 Lokasi bendungan,
 bendungan pendek dan volume
tampungan besar
 Kelayakan kekuatan konstruksi
 Bahan konstruksi bendungan
 Kondisi geologi dan mekanika tanah
lokasi bendungan
 Kelayakan hidrologis
 Kelayakan Sedimentasi
MANFAAT WADUK
Ditinjau dari segi penggunaan waduk
 Waduk eka guna single purpose) waduk
khusus untuk irigasi, pembangkit tenaga listrik
atau waduk khusus untuk pengendalian
banjir
 Waduk serba guna (multi purpose) waduk
yang digunakan untuk beberapa keperluan
seperti irigasi, pembangkit tenaga listrik,
pengendalian banjir dan rekreasi sekaligus
KARAKTERISTIK FISIK WADUK
 Volume Hidup
 Volume Mati
 Tinggi Muka Air Minimum
 Tinggi Mercu Bangunan Pelimpah
 Tinggi Muka air Maksimum
MENENTUKAN VOLUME WADUK

 Teknik Rippl (1883) dengan anggapan


waduk berada pada kondisi penuh saat
permulaan musim Kering
 Simulasi dibantu Komputer Data inflow,
rencana pengambilan dan kapasitas
waduk yang ditentukan dengan model
Untuk menentukan kapasitas waduk dapat
dilakukan dengan menggunakan :
 Kurva massa dan garis kebutuhan debit,
sebagai perancangan awal
 Metode simulasi
Sungai mengalir membawa sejumlah sedimen.
Sedimen dibedakan menjadi dua macam,
yaitu:
 Sedimen melayang ("suspended load
sediment")
 Sedimen yang berupa bahan padat ("bed
load sediment")
Bagaimanakah rumusan optimasi
untuk:
1. Kapasitas waduk optimal?
2. Kapasitas PLTA optimal?
3. Luas areal irigasi optimal?
4. Kapasitas IPAL optimal?
5. Kapasitas instalasi air minum
optimal?
6. Dimensi tanggul banjir optimal?
 Bagaimana deskripsi dan jumlah
variabel?
 Metode optimasi apa yang dapat
diaplikasikan?
 Apakah memungkinkan rumusan
yang simultan untuk menemukan
seluruh variabel optimal?
BENDUNG (WEIR)
Bendung (wear)/pelimpah dibagi
menjadi 2 macam:
1. Bendung dengan ambang lebar
(broad crested weir)
2. Bendung dengan ambang tipis
(sharp crested weir)
BENDUNG (WEIR)
Perencanaan Bendung secara garis besar
dalam (SIDCOM)
1. Studi kelayakan/amdal (Survey)
2. Penelitian dan penyelidikan (investigation)
3. Perencanaan (design)
4. Pelaksanaan konstruksi (Construction)
5. Operasi dan pemeliharaan (Operasional and
Maintance)
Bendungan juga bermanfaat untuk
melakukan konservasi air. Dengan
menahan air lebih lama di darat sebelum
mengalir kembali ke laut akan
memberikan waktu untuk meresap dan
memberikan kontribusi terhadap
pengisian kembali air tanah.
PP No 37 Tahun2010 Tentang Bendungan
Menimbang
Pasal 22 uu no7 2004
PP No 37 Tahun2010 Tentang Bendungan
Pasal 1
PP No 37 Tahun2010 Tentang Bendungan
Pasal 21
VOLUME TAMPUNGAN WADUK
Kapasitas tampung yang diperlukan untuk sebuah
waduk adalah :
Vn = Vu + Ve + Vi + Vs

Vn = volume tampungan waduk total (m3).


Vu = volume hidup untuk melayani berbagai kebutuhan
(m3).
Ve = volume penguapan dari kolam waduk (m3).
Vi = jumlah resapan melalui dasar, dinding, dan tubuh
waduk (m3).
Vs = ruangan yang disediakan untuk sedimen (m3).
(Kasiro dkk., 1997).
Volume Tampungan Untuk
Melayani Kebutuhan
 Voleme tampungan aktif (active storage) adalah volume
waduk yang dapat digunakan untuk memenuhi salah satu
atau lebih tujuan pembangunannya (pengairan, PLTA,
pengendalian banjir dan lain–lain)
 Volume tampungan tidak aktif (in active storage) adalah
volume waduk antara bagian terbawah dari bangunan
pengeluaran dengan permukaan air terendah untuk operasi .
 Volume tampungan mati (death storage) adalah volume
waduk yang terletak di bagian terbawah dari bangunan
pengeluaran.
 Volume tampungan banjir (flood storage) adalah sebagian
dari volume waduk aktif yang digunakan untuk mengontrol
(meredam) banjir yang terjadi.
 Kapasitas tampungan adalah volume total waduk yang
meliputi active storage, in active storage dan death storage.
PERHITUNGAN HUBUNGAN ELEVASI TERHADAP VOLUME
WADUK
Perhitungan hubungan luas terhadap volume waduk didasarkan pada data
peta
topografi dengan skala 1:1.000 dan beda tinggi kontur 1m. Cari luas
permukaan waduk
yang dibatasi garis kontur, kemudian dicari volume yang dibatasi oleh 2 garis
kontur yang
berurutan dengan menggunakan rumus pendekatan volume sebagai
berikut (Bangunan
Utama KP-02, 1986)
PERENCANAAN WADUK

Pemilihan Lokasi Waduk


Untuk menentukan lokasi waduk harus memperhatikan beberapa faktor
yaitu :
 Tempat waduk merupakan cekungan yang cukup untuk menampung
air, terutama pada lokasi yang keadaan geotekniknya tidak lolos air,
sehingga kehilangan airnya hanya sedikit.
 Lokasinya terletak di daerah manfaat yang memerlukan air sehingga
jaringan distribusinya tidak begitu panjang dan tidak banyak
kehilangan energi.
 Lokasi waduk terletak di dekat jalan, sehingga jalan masuk (access
road) tidak begitu panjang dan lebih mudah ditempuh. (Soedibyo,
Aspek
1993).– Aspek dalam Pembangunan Waduk.
Beberapa aspek terpenting yang perlu dipelajari untuk dapat
merealisasikan
gagasan pembangunan suatu waduk adalah :
1. Topografi.
Jika ditinjauan dari aspek topografi saja, maka pada alur sungai yang
dalam tetapi
sempit waduk beton akan lebih menguntungkan, sebaliknya pada alur
sungai yang dangkal
tetapi lebar, waduk urugan akan lebih menguntungkan.

2. Geologi teknik.
Pada hakekatnya penelitian geologi teknik perlu dilakukan, tidak
hanya di daerah
sekitar tempat kedudukan calon waduk yang akan dibangun, tetapi
harus pula diadakan penelitian di daerah calon waduk dan sekitarnya
untuk mengidentifikasi adanya celah yang mengakibatkan kebocoran
ataupun kemungkinan adanya daerah yang mudah longsor (sliding
zones).

3. Pondasi.
Pada dasarnya bendungan urugan dapat dibangun di atas
hampir semua keadaan topografi dan geologi yang dijumpai,
sedangkan waduk beton hanya mungkin dibangun di atas
pondasi yang kokoh.
4. Bahan waduk.
Didasarkan atas pemikiran, bahwa tipe waduk yang paling ekonomis yang
harus
dipilih, maka dipandang perlu memperhatikan hal–hal sebagai berikut :
a) Kualitas dan kuantitas bahan yang mungkin terdapat di sekitar tempat
kedudukan
calon waduk.
b) Jarak pengangkutannya dari daerah penggalian (borrow–pits and
quarry–areas) ke
tempat penimbunan calon tubuh waduk.
Akan sangat menguntungkan apabila tempat pengambilan bahan baku
dan bahan
tanah terlatak pada suatu daerah yang berdekatan dengan calon tubuh
waduk (Soedibyo,
1993).
5. Bangunan pelimpah.
Apabila debit banjir suatu waduk diperkirakan akan berkapasitas besar
dibandingkan
dengan volume waduk dan jika ditinjau dari kondisi topografinya
penempatan suatu
bangunan pelimpah akan mengalami kesukaran, maka alternatif waduk
urugan mungkin
secara teknis akan sukar untuk dipertanggungjawabkan dan waduk beton
mungkin akan
lebih memadai dan penelitian serta analisa selanjutnya akan lebih
mendalam terhadap
kemungkinan pembangunan waduk beton perlu dilaksanakan (Soedibyo,
1993).
6. Bangunan penyadap.
Umumnya air yang disadap dari waduk digunakan untuk irigasi,
pembangkit tenaga listrik, air minum, pengendali banjir,
penggelontoran dan lain–lainnya. Seharusnya diperhatikan
kemungkinan tipe bangunan penyadap yang berfungsi ganda,
sesuai dengan tujuan pembangunan waduk yang bersangkutan,
misalnya air penggelontoran dikeluarkan lewat terowongan
pembuangan, penggelontor lumpur atau terowongan pelimpah
banjir dan
kesemuanya didasarkan pada pertimbangan ekonomis (Soedibyo,
1993).
7. Lain–lain.
Meliputi masalah sosial, seperti pembebasan tanah dan
pemindahan penduduk dari areal yang akan digunakan sebagai
waduk, serta pemindahan fasilitas umum dari daerah yang akan
tergenang, seperti, jalan raya, jalan kereta api, kantor
pemerintahan, pasar dan lain–lain (Soedibyo, 1993).
Pemilihan Tipe Waduk.
Waduk urugan tanah (earthfill dams)
Waduk urugan tanah adalah waduk yang lebih dari setengah
volumenya terdiri atas
urugan tanah atau tanah liat. Waduk ini masih dapat dibagi menjadi
empat tipe yaitu :
• Waduk urugan tanah dengan saluran drainase kaki.
• Waduk urugan tanah dengan saluran drainase horisontal.
• Waduk urugan tanah dengan saluran drainase tegak.
• Waduk urugan tanah dengan saluran drainase kombinasi.
(Soedibyo, 1993).
Kegagalan Bendungan Tipe Urugan
 Longsoran yang terjadi baik pada lereng hulu,
maupun lereng hilir tubuh waduk.
 Terjadinya sufosi (erosi dalam atau piping) oleh
gaya–gaya yang timbul dalam aliran filtrasi yang
terjadi di dalam tubuh waduk.
 Suatu konstruksi yang kaku tidak diinginkan di
dalam tubuh waduk, karena konstruksi tersebut
tak dapat mengikuti gerakan konsolidasi dari
tubuh waduk tersebut.
 Proses pelaksanaan pembangunannya biasa
sangat peka terhadap pengaruh iklim.
(Sosrodarsono & Takeda, 1977).
Waduk Beton
Waduk beton adalah waduk yang dibuat dengan konstruksi beton
dengan tulangan
maupun tidak. Ada 4 tipe waduk beton :
 waduk beton berdasarkan berat sendiri (concrete gravity dam)
Adalah waduk beton yang direncanakan untuk menahan beban
dan gaya yang bekerja padanya hanya berdasar atas berat
sendiri.
 Waduk beton dengan penyangga (concrete buttress dam). Adalah
waduk beton yang mempunyai penyangga untuk menyalurkan
gaya-gaya yang bekerja padanya, banyak dipakai apabila
sungainya sangat lebar dan geologinya baik.
 Waduk beton berbentuk lengkung atau busur (concrete arch dam)
adalah waduk beton yang direncanakan untuk menyalurkan gaya
yang bekerja padanya melalui pangkal tebing (abutment) kiri dan
kanan waduk.
 Waduk beton kombinasi (combination concrete dam atau mixed
type concrete dam)
Beberapa karakteristik waduk tipe beton :
 Tahan lama dan hampir tidak memerlukan perawatan
 Memerlukan kondisi geologi yang baik di lokasi waduk.
 Pelaksanaan memerlukan ketelitian yang tinggi.
 Sifat-sifat beton antara lain, mudah dikerjakan, beton tahan
lama, memenuhi
 kokoh tekan yang diinginkan, daya rembesan kecil, penyusutan
beton kecil, perubahan volume beton kecil.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai