Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

GERAK DALAM SATU DIMENSI

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ”Mekanika”


DOSEN PENGAMPU :
Irham Ramadhani, S.Pd.,M. Pd

OLEH:
Nama Mahasiswa : 1. Amelia Lubis (4203121073)
2. Aninda Suhaila (4202121004)
3. Laila Tulisna Tulung (4203121016)
4. Rodearna Siregar (4203121046)
Kelompok :I
Kelas : PSPF 2020 B

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selalu penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penyusun, sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Tanpa pertolongannya mungkin penyusun tidak
akan sanggup untuk menyusun makalah dengan baik. Penyusun juga berterima kasih pada
Bapak Irham Ramadhani, S.Pd.,M. Pd selaku Dosen mata kuliah Mekanika yang telah
memberikan tugas ini kepada penyusun.
Adapun tujuan penyusun dalam menyusun makalah yaitu untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Mekanika, dan juga makalah ini dapat digunakan sebagai bahan diskusi,
serta dapat diaplikasikan sebagai bahan pembelajaran.
Makalah ini disusun oleh penyusun dari berbagai bahan referensi jurnal dan buku
yang berhubungan dengan judul makalah yang sebelumnya telah diberikan oleh dosen
pengampu mata kuliah Mekanika. Penyusun berusaha se-objektif mungkin dalam
menyusun makalah yang sederhana ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Segala kritik
konstruktif dan saran yang membangun selalu penyusun harapkan demi penyempurnaan
makalah ini dikemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 01 September 2021

Penyusun
Kelompok I

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................................4

1.1. Latar Belakang.........................................................................................................4

1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................4

1.3. Tujuan......................................................................................................................5

BAB II. PEMBAHASAN......................................................................................................6

2.1 Pengertian Gerak Satu Dimensi...............................................................................6

2.2 Gaya Konstan..........................................................................................................6

2.3 Fungsi Gaya Terhadap Waktu.................................................................................7

2.4 Gaya Sebagai Fungsi Kecepatan.............................................................................7

2.5 Fungsi Gaya Terhadap Posisi F = F(x)..................................................................11

BAB III. PENUTUP.............................................................................................................16

3.1 KESIMPULAN.....................................................................................................16

3.2 SARAN..................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................18

iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Belajar Fisika diawali dengan mengenal terlebih dahulu gerakan benda-benda.
Gambaran mengenai gerakan benda merupakan bagian yang sangat penting untuk
penggambaran alam semesta secara fisis. Dan juga karena, sejak masa Aristoteles kajian
ini telah menjadi inti pengembangan sains hingga era Galileo yang meramunya dalam
bentuk lebih modern. Penjelasan tentang Hukum benda-benda jatuh dikembangkan jauh
sebelum era Newton, meskipun pada akhirnya Newtonlah yang berhasil
merumuskannya dengan lebih lengkap.
Gerakan satu dimensi adalah gerakan suatu benda di sepanjang garis lurus. Banyak
contoh-contoh sederhana yang bisa kita ambil dari kehidupan sehari-hari untuk
menggambarkan gerak ini. Misalnya, gerakan mobil yang melaju pada jalan raya datar
dan lurus. Dalam gerak satu dimensi, kita hanya diharapkan untuk memberikan tanda
terhadap dua arah gerakan yang mungkin terjadi. Hal itu dibedakan dengan cara
memberi tanda positif dan negatif.
Pembahasan tetang gerak satu dimensi akan lebih mudah jika kita mulai dengan
tinjauan benda-benda yang posisinya dapat digambarkan dengan menentukan posisinya
di satu titik. Benda satu ini kita sebut dengan partikel. Kita terbiasa untuk
membayangkan sebuah partikel sebagai benda yang sangat kecil. Tapi sebenarnya tidak
ada ukuran batas tertentu yang ditetapkan dalam kata “partikel”. Misalnya kita lebih
nyaman jika kita menganggap bumi sebagai partikel yang bergerak mengelilingi
matahari dengan lintasanyang berbentuk elips. Dalam kasus ini, focus pengamatan kita
hanyalah Gerakan pusat bumi, sehingga kita bisa mengabaikan ukuran bumi.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Apakah pengertian gerak?
2. Apa saja macam-macam gerak?
3. Apa yang dimaksud dengan gaya konstan?
4. Bagaimanakah Fungsi gaya terhadap waktu [F(t)]?
5. Bagaimanakah gaya sebagai fungsi kecepatan [F(v)]?
6. Bagaimana Fungsi gaya terhadap positif [F(x)]?

iv
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari gerak
2. Untuk mengetahui macam-macam gerak
3. Untuk mengetahui gaya konstan
4. Untuk memahami Fungsi gaya terhadap waktu [F(t)]
5. Untuk memahami gaya sebagai fungsi kecepatan [F(v)]
6. Untuk memahami Fungsi gaya terhadap positif [F(x)]

v
BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gerak Satu Dimensi


Gerak adalah suatu perubahan tempat kedudukan pada suatu benda dari titik
keseimbangan awal sebuah benda dikatakan bergerak jika benda itu berpindah kedudukan
terhadap benda lainnya baik perpindahan kedudukan yang menjauhi maupun yang
mendekati.
Gerak satu dimensi adalah gerakan suatu benda disepanjang garis lurus. Banyak
contoh contoh sederhana yang bias kita ambil dalam kehidupan sehari hari untuk
menggambarkan gerak ini. Misalnya, gerakan mobil yang melaju di jalan raya datar dan
lurus. Dalam gerak satu dimensi kita hanya diharapkan untuk memberikan tanda terhadap
dua arah gerak yang terjadi hal itu dibedakan dengan cara memberikan tanda positif dan
negative. Gerak satu dimensi ialah gerak benda dimana perubahan posisi benda hanya
terjadi pada satu dimensi atau satu sumbu koordinat.

2.2 Gaya Konstan


Kita mempelajari gerak partikel ketika gaya yang diterapkan bekerja pada partikel
konstan karena adalah konstan sehingga percepatan dapat ditulis hukum kedua Newton
sebagai :
d ² x dv F
= = =a=konstan
dt ² dt m
Persamaan ini dapat diselesaikan dengan integrasi langsung asalkan kita tahu kondisi
awal memecahkan persamaan tersebut mari kita asumsikan bahwa pada t = 0 kecepatan
awal v adalah 0 dan pada waktu t kecepatannya adalah V dengan demikian dari persamaan
tersebut diperoleh:

v 1

∫ dv=∫ a dt……(1)
vo 0

dx
Dengan hasil integrasi V = v0 + at .dengan menggatnti v = dalam persamaan 1 dengan
dt
asumsi kondisi awal bahwa x = x 2 pada t = 0 kita dapatkan:

vi
1
X= x 0 + v 0 t + at ² ….(2)
2
Dengan menghilangkan t pada persamaam 1 dan 2 maka didapatkan:
V² = v 0² + 2a(x- x 0 ¿ ….(3)
Persamaan 1,2 dan 3 adalah persamaan yang menggambarkan gerak translasi dari
sebuah partikel dalam satu dimensi.

Salah satu contoh gerak dengan gaya konstan, percepatan tetap adalah gerak jatuh
bebas dalam kasus ini a diganti dengan g percepatan gravitasi memiliki nilai g = 9,8 m/s²t
= 32,2 ft/s². Besarnya gaya gravitasi yang bekerja ke bawah adalah mg.

2.3 Fungsi Gaya Terhadap Waktu


Jika kita mendapati sebuah benda yang dikenai gaya yang bergantung waktu maka kita
dapat menggunakan hukum kedua Newton untuk memperoleh gambaran tentang
perilaku (yaitu posisi dan kecepatan) benda misalnya pada sebuah benda berlaku gaya
F = f(t) maka hukum ke-2 Newton memberikan:

v(t) t
dv
m =F ( t )=¿ ∫ md v ' =¿ ∫ F ( t ' ) dt ' ¿
dt vo ¿

Sehingga diperoleh kecepatan benda:


t
V(t) = v ¿) + ∫ F ( t ' ) dt '
¿

Posisi benda dapat diperoleh dari integrasi kecepatan terhadap waktu :


x(t) t

∫ ∫ v ( t' ) dt '
xo ¿

2.4 Gaya Sebagai Fungsi Kecepatan


  Ada banyak situasions dari kejadian sehari-hari yang umum di mana, selain gaya
yang konstan, pasukan yang hadir yang merupakan finction kecepatan. Misalnya, ketika
tubuh berada dalam medan gravitasi, selain gaya gravitasi, terdapat kekuatan hambatan
udara pada tubuh jatuh atau naik, dan kekuatan menolak ini adalah beberapa fungsi rumit

vii
kecepatan. Datang benar benda meskipun cairan disebut pasukan kental atau resistensi
kental. dalam kasus ini, hukum kedua newton yang dapat ditulis dalam bentuk berikut.
dv
m =F ( v ) (2.25)
dt

dv dx dv
F ( v )=m =mv (2.26)
dx dt dx
mengetahui bentuk gaya F ( v ), salah satu dari dua persamaan ini dapat diselesaikan untuk
menganalisis gerak, yaitu untuk menghitung x sebagai fiksi t. Dimulai dengan persamaan
2.25, kita dapat menulis:

dv
dt=m
F (v )
yang pada hasil integeration:

dv
t=t ( v )=m∫ (2.27)
F(v)

memecahkan ini memberikan v sebagai fungsi dari t; yaitu v = v ( t ). Dengan demikian,


mengetahui v(t), kita dapat memecahkan untuk x,
dx
v= =v ( t ) (2.28)
dt
dx=v ( t ) dt

yang pada f gives integrasi

x=x (t)=∫ v ( t ) dt (2.29)

sehingga masalah ini dipecahkan. Sama, jika kita mulai dengan persamaan 2.26, kita
mendapatkan
vdv
dx=m (2.30)
F (v)

yang dalam hasil integrasi

viii
vdv
x=x ( t )=m ∫ (2.31)
F (v )
Persamaan 2.29 dan 2.31, yang menggambarkan perpindahan x sebagai fungsi dari
t, mungkin tampak sangat berbeda tetapi ketika dievaluasi mereka menghasilkan hubungan
yang sama seperti dapat ditunjukkan.

Dalam gerak satu dimensi, hanya jenis gaya tertentu yang tergantung pada
kecepatan adalah gaya pergeseran, gaya luncur atau pergeseran berputar diantara
permukaan benda padat adalah hamper konstan untuk pasangan gaya permukaan dengan
pemberian suatu gaya normal diantara permukaan tersebut, dan tergantung pada kecepatan
hanya dalam penunjukannya selalu berlawanan dengan kecepatan. Pergeseran gaya
diantara gesekan permukaan atau diantara benda padat dan bendacair atau medium gas
bergantung pada kecepatan dalam suatu cara gabungan dan geseran F(v) dapat biasanya
diberi hanya dalam bentuk daftar singkat dari data percobaan.
Dalam kasus tertentu pada kecepatan, pergeseran cahaya adalah proporsional untuk
beberapa kasus gaya gesekan :
F = (F)bvn
Jika n adalah bilangan berpangkat, tanda negative telah dipilih / diambil sehingga gaya
mempunyai tanda yang berlawanan pada kecepatan v. Pergeseran gaya selalu berlawanan
kecepatan, dan meskipun kerja negative, misalnya menyerap energi dari benda yang
bergerak, gaya kecepatan bergantung dalam arah yang sama sebagai kecepatan yang telah
digambarkan suatu sumber dari energi, seperti kebanyakan kasus yang tidak sering terjadi.

Kasus Khusus
Sebagai contoh kita melihat bagaimana perjalanan suatu perahu dengan kecepatan awal v 0,
yang mempergunakan mesin pada t0 = 0 pada saat posisi x0 = 0. Kita asumsikan perbesaran
gaya yang diberikan oleh persamaan (2.31) dengan n = 1 :
dv
m =−bv (2.32)
dt

Kita selesaikan persamaan (2.32), diikuti langkah di atas persamaan (2.27) melalui
persamaan (2.33) :

ix
v

∫ dvv = −b v −b δt
t , ln = tmaka diperoleh v=v e m (2.33)
v0 m v m 0
0

Kita lihat bahwa sebagait → ∞ , v → 0 tetapi perahu tidak pernah datang tepat waktu, solusi
untuk x adalah :
t − ( δt ) − ( δt )
m v0
X =∫ v 0 e m
dt=
b
(
1−e m ) (2.34)
t0

Untuk t→ ~, x mendekati nilai limit


mv 0
X5= (2.35)
b
Meskipun kita dapatkan suatu jarak terbatas bahwa perjalanan perahu, walaupun
menurut hasil di atas, persamaan (2.33). Kecepatan tidak pernah menjadi nol tepat, pada
saat v cukup besar kecepatan menjadi begitu kecil sehingga otomatis perahu berhenti.
Misal kita ambil kecepatan yang rendah / kecil vs sehingga v < vs kita akan perhatikan
berhentinya perahu kemudian kita dapat mengambil harga t tertentu terbatas agar perahu
berhenti oleh :
− ( δt )
m m v0
V 5=v 0 e , t 5= ln (2.36)
b v5

Untuk logaritma suatu fungsi rendah, berhentinya waktu t s tidak akan bergantung pada
ketetapan besarnya luas dari harga vs yang terbesar sehingga lebih kecil dari nilai v 0. Ini
sering terjadi untuk menyelesaikan solusi pada deret Taylor dalam t. Jika kita tambah sisi
kanan dari persamaan (2.33) dan (2.34) dalam kekuatan t, kita peroleh :

b v0
v=v 0 − t+ … (2.37)
m

1 b v0 2
x=v 0 t− t +… (2.38)
2 m

Catatan untuk kedua batas pertama dalam deret agar v dan x menjadi formula suatu
partikel yang bekerja pada gaya konstan – bv0, dimana harga awal dari pergeseran gaya
dalam persamaan (2.32). Ini diharapkan dan dihasilkan menjadi suatu ketelitian yang tepat

x
pada aljabar dimana memberikan solusi (2.34). Perluasan deret menjadi sangat berguna
untuk memperoleh formula yang hampir mendekati valid untuk jarak waktu yang singkat.

Karakteristik dari gerak benda yang bekerja pada suatu pergeseran gaya diberikan
persamaan (2.31) tergantung pada eksponen n. Pada umumnya harga eksponen besar.
Deret Taylor
x x2 x3 x4
e =1+ x + + + +…
2 2.3 2.3 .4
x x x
ln ( 1+ x )=x− + + + …
2 3 4
n ( n−1 ) 2 n ( n−1 )( n−2 ) 3
( 1+ x )x =1+nx + x+ x +…
2 2.3

2.5 Fungsi Gaya Terhadap Posisi F = F(x)


Ini adalah salah satu kasus yang paling penting yang dipertimbangkan sejauh ini.
Ada banyak situasi dimana gerak tergantung pada posisi objek. Contoh keguatan posisi
tergantung adalah gaya gravitasi, gaya coulomb, dan elastis (ketegangan dan kompresi)
kekuatan. Diferensial persamaan yang menggambarkan gerak lurus suatu benda di bawah
pengaruh posisi kekuatan dependen adalah

Yang juga dapat dituliskan dengan cara sedemikian rupa sehingga v adalah fungsi dari
posisi, yaitu :

1 2
Karena energi kinetik dari partikel adalah K= mv , kita dapat menulis persamaan (2.67)
2
sebagai

Yang diintegrasikan menjadi,

xi
Sisi kanan sama dengan kerja yang dilakukan ketika partikel ditampilkan dari posisi X 0 ke
x. Hal ini mudah pada saat ini untuk mempekenalkan energi potensial atau fungsi energi
potensial, atau hanya potensial fungsi V(x) sedemikian rupa sehingga,

Kita mendefinisikan V(x) sebagai kerja yang dilakukan oleh gaya ketika partikel
dipindahkan dari x berapa sewenang-wenang memilih titik standar Xs; yaitu,

Yang sesuai dengan persamaan (2.70). dengan demikian kerja yang dilakukan dari X0 ke x

Dengan menggabungkan pers. (2.69) dan (2.72), kita mendapatkan

Persamaan ini menyatakan bahwa jika partikel bergerak terhadap aksi kekuatan tergantung
posisi, maka jumlah energi kinetik dan energi potensial tetap konstan diseluruh
gerakannya.
Kekuatan semacam ini disebut dengan kekuatan konservatif. Untuk kekuatan kekuatan
nonkenservatif, K+3/4g = konstan, dan fungsi energi potensial tidak ada untuk gaya
tersebut. Sebuah contoh dari kekuatan non kenservatif adalah gaya gesekan. Ini mungkin
menunjukkan bahwa jika V(x) diganti dengan V(x) + konstan, pembahasan sebelumnya
masih berlaku. Dengan kata lain, jumlah energi kinetik dan potensial masih akan tetap
konstan dan akan sama dengan E. E adalah energi total. Dan Eq. (2.74) menyatakan hukum

xii
kekekalan energi, yang memegang hanya jika F-F(x). Penjelasan gerak sebuah partikel
dapat di peroleh dengan menyelesaikan persamaan energi. Persamaan (2.74); yaitu,

Dimana terhadap hasil integrasi

dan memberikan t sebagai fungsi dari x. (Kita tidak akan membahas pentingnya tanda
negatif, yang Penawaran dengan waktu) Dalam mempertimbangkan solusi dari Persamaan.
( 2.76 ), adalah penting untuk dicatat bahwa hanya nilai-nilai dari x yang mungkin untuk
yang kuantitas E - V ( x ) adalah positif. Nilai negatif mengarah pada solusi imajiner dan
karenanya tidak dapat diterima. Selain itu, gerakan terbatas pada nilai-nilai dari x yang E -
V ( x ) > 0 yaitu, akar persamaan ini memberikan wilayah atau daerah yang gerak terbatas.
Hal ini ditunjukkan pada Gambar. 2.4. Fungsi disebut integral energi dari
persamaan gerak m ( dv/ dt ) - F ( x ), dan integral tersebut disebut konstanta gerak. (Ini
adalah integral pertama dari persamaan diferensial orde kedua).
Sebelum kita memberikan contoh spesifik memecahkan persamaan gerak untuk x
(t), kita akan menunjukkan bahwa banyak yang bisa dipelajari tentang gerak dengan hanya
merencanakan V ( x ) versus x. Gambar 2.5 menunjukkan plot fungsi energi potensial
untuk gerak satu dimensi. Seperti disebutkan sebelumnya, gerak partikel terbatas pada
daerah-daerah yang E - V ( x ) > 0 atau V ( x ) < E. Marilah kita Persamaan tetap. ( 2.75 )
dalam pikiran dan membahas kasus-kasus yang berbeda.

xiii
Jika E = E0, seperti ditunjukkan pada Gambar. 2.5, maka Eo - V (x) = 0 dan,
menurut Eq. (2.75) = 0 yaitu, partikel tetap beristirahat dalam kesetimbangan pada x – x 0.
Mari kita mempertimbangkan kasus di mana energi partikel sedikit lebih besar dari E 0,
mengatakan El. Untuk x <x1 dan x> x1 ', v akan imajiner maka partikel tidak bisa ada di
wilayah ini. Jadi partikel dengan energi E1 dibatasi untuk bergerak dalam sumur potensial
(atau lembah) antara x1 dan x1’. 1 Sebuah partikel bergerak ke kanan dipantulkan kembali
pada x1 dan ketika hal ini tercermin kembali di x1. Poin X1 dan x1’ disebut titik balik dan
diperoleh dengan menyelesaikan E1 - V (x) = 0 Kecepatan partikel pada titik-titik tersebut
adalah nol.. Antara x1 dan x1’, kecepatan partikel akan berubah sebagai V (x) perubahan.
Kami secara singkat menjelaskan gerak partikel sesuai dengan energi yang berbeda dan
bergerak dalam V potensial (x), seperti ditunjukkan pada Gambar. 2.5.

xiv
E : partikel adalah dalam kesetimbangan stabil.
E1: Bergerak partikel antara titik balik x1 dan x1
E2: Bergerak partikel antara titik balik x2 dan x? dengan mengubah kecepatan sementara
bergerak antara titik balik x1 dan x1 ', partikel memiliki kecepatan konstan dan karenanya
berada di kawasan keseimbangan netral. Partikel juga bisa ada di wilayah tersebut untuk
x>x2
E3: Ketika sebuah partikel dengan energi ini adalah di%, itu berada pada posisi
kesetimbangan stabil. Hal ini dapat juga bergerak di lembah di sebelah kiri dengan
Gerakan mirip dengan sebuah partikel dengan energi E2. Setelah mulai bergerak ke kanan,
itu terus bergerak, pertama dengan meningkatkan kecepatan untuk kemudian dengan
kecepatan konstan sampai x2
E4: Sebuah partikel dengan energi ini bisa bergerak di mana saja. Ketika melewati bukit-
bukit, memperlambat turun, sementara lebih dari lembah, itu mempercepat, sebagaimana
mestinya.

xv
BAB III. PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Gerak satu dimensi ialah gerak benda dimana perubahan posisi benda hanya terjadi
pada satu dimensi atau satu sumbu koordinat. Banyak contoh contoh sederhana yang
bisa kita ambil dalam kehidupan sehari hari untuk menggambarkan gerak ini.
Misalnya, gerakan mobil yang melaju di jalan raya datar dan lurus. Dalam gerak satu
dimensi kita hanya diharapkan untuk memberikan tanda terhadap dua arah gerak yang
terjadi hal itu dibedakan dengan cara memberikan tanda positif dan negative.

3.2 SARAN

Demikian makalah ini kami susun dengan harapan bisa bermanfaat bagi semua.
Adapun harapan dari kami adalah adanya saran maupun kritik yang dapat membagun
bagi penyusun untuk pembuatan tugas yang selanjutnya. Mudah-mudahan makalah ini
juga bisa dijadikan bahan pustaka bagi kampus kita yang tercinta ini.

xvi
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I (Terjemahan).Jakarta : Penerbit Erlangga.

Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Jilid I  (Terjemahan).Jakarta : Penerbit Erlangga.

Tipler, P.A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (Terjemahan). Jakarta : Penebit
Erlangga.

Young, Hugh D. & Freedman, Roger A. 2002. Fisika Universitas (Terjemahan). Jakarta :
Penerbit Erlangga.

xvii

Anda mungkin juga menyukai