Anda di halaman 1dari 7

IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 5 No.

2 – Juli 2018

Penatalaksanaan Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum


Di Rumah Sakit Umum Daerah Wonogiri
Management Of Pregnant Women Hiperemesis Gravidarum Regionalgeneralhospitaldistrict
Wonogiri

Wulandari Agustina, Tri Suwarni


Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo
Wulandariagustina4622@gmail.com
Entri19@gmail.com

Abstract : Pregnancy is a physiological process many changes that occur during pregnancy such us
physiological anatomical changes such us uterine enlargement, breast enlargement, as wellas
increased HCG, estrogen and progesterone hormones. Hyperemesis gravidarum 2015 by 16,31% and
nd
increased by 2016 by 18,15%. Hyperemesis gravidarum is the 2 largest case of 239 cases by 2015
and 301 cases by 2016 in the regional hospitals Wonogiri. Objective: The aim of this study in order to
under take the management ofthe care of pregnant women with severe hiperemesis gravidarum
management in a comprehensive manner by using the 7 step Varney. Methods:Using a descriptive
observational research method with a case study approach. Results:Patients of Ny. D had 5%
dextrose infusion therapy, 4 mg/8 hours ondancentron injection, 50 mg/8 hours ranitidine injection,
125ml 3 x 1 syrup antacid for 2 days so that the general condition of mother and fetus was good.
+4
Conclusion: Midwifery caregiven topregnant womenNy. DG1P0A0Age 24 Years Pregnant11 weeks
with hiperemesis gravidarum at the General Hospital Wonogiri has been carried out effectively and in
accord ance with existing theory.
Keywords :Pregnancy, Hiperemesis Gravidarum, Midwifery Care

Abstrak : Kehamilan merupakan proses yang fisiologis, banyak perubahan yang terjadi selama
kehamilan seperti perubahan anatomi fisiologi contohnya pembesaran uterus, pembesaran payudara,
serta terjadi peningkatan HCG, hormone estrogen dan progesterone. Hiperemesis gravidarum tahun
2015 sebesar 16,31% dan meningkat pada tahun 2016 sebesar 18,15%. Hiperemesis gravidarum
merupakan kasus ke 2 terbesar dari 239 kasus pada tahun 2015 dan 301 kasus pada tahun 2016 di
Rumah Sakit Umum Daerah Wonogiri. Penelitian ini bertujuan agar dapat melakukan
penatalaksanaan asuhan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum secara komprehensif
dengan menggunakan manajemen 7 langkah Varney. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptif observasional dengan pendekatan studi kasus. Hasil Penelitian: Pasien Ny. D telah dilakukan
terapi infus dextrosa 5%, injeksi ondancentron 4 mg/8 jam, ranitidine 50 mg/8 jam, antasida syrup 125 ml 3x1
selama 2 hari sehingga keadaan umum ibu dan janin baik. Kesimpulan: Asuhan kebidanan ibu hamil yang
+4
diberikan pada Ny. D G1P0A0 Umur 24 Tahun Hamil 11 Minggu dengan hiperemesis gravidarum di
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Wonogiri sudah berjalan dengan efektif dan sesuai dengan
teori yang ada.
Kata Kunci :Kehamilan, Hiperemesis Gravidarum

I. PENDAHULUAN muntah yang berlebihan selama kehamilan.Mual


Mual dan muntah dalam kehamilan muntah yang berlebihan ini dapat menyebabkan
merupakan hal yang fisiologis dalam kehamilan, penurunan berat badan, dehidrasi, asidosis
biasanya yang dikenal sebagai "morning akibat kelaparan, alkalosis akibat keluarnya
sickness" merupakan gejala umum yang terjadi asam hidroklorida dalam muntah dan
pada awal kehamilan.Kejadian mual muntah hipokalemia. Pada sebagian kasus dapat terjadi
berkisar 50% sampai 90% dari wanita-wanita disfungsi hati sementara. HCG merupakan kasus
yang hamil.Mual dan muntah pada kehamilan yang jarang, sekitar 0,5-3% atau 5-20 kasus dari
timbul pada minggu ke 4 dan berakhir pada 1000 kehamilan, namun dapat menyebabkan
minggu ke 16 (Mitayani, 2009). komplikasi bahkan mortalitas pada ibu dan janin
Manifestasi mual dan muntah yang lebih berat jika tidak tertangani dengan baik (Wiknjosastro,
dalam kehamilan adalah Hiperemesis 2010).
Gravidarum (HEG), suatu kondisi mual dan

ISSN 2355-1313 (Print) 2623-0038 (Online) - ijmsbm.org 149


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 5 No. 2 – Juli 2018

Menurut WHO, di Indonesia kurang lebih II. METODE PENELITIAN


terdapat 48.000 kasus HEG per tahun dan Jenis penelitian yang digunakan peneliti
masalah ini menimbulkan banyak kerugian biaya adalah observasional dengan pendekatan studi
dan ketidaknyamanan penderita. Hiperemesis kasus, merupakan metode penelitian yang
yang berat dapat menyebabkan komplikasi dilakukan dengan tujuan untuk melihat dan
maternal seperti kerusakan hati dan ginjal, mengamati suatu fenomena kesehatan yang
robekan pada esophagus, pneumothoraks, terjadi dalam suatu populasi tertentu. Tempat
neuropati perifer, ensefalopati wernicke dan penelitian dilakukan di VK RSUD Wonogiri.
kematian. Pada janin dengan ibu yang menderita Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei
HEG berkepanjangan dapat menyebabkan 2017. Subyek pada penelitian ini adalah ibu
pertumbuhan janin terhambat, bahkan kematian. hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II.
Menurut Survey Demografi Kesehatan Jenis penelitian ini menggunakan data primer
Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI di Indonesia yaitu data yang hanya dapat diperoleh secara
tergolong masih cukup tingggi yaitu mencapai langsung dari pasien. Data sekunder yaitu data
359 per 100.000 kelahiran hidup dimana masih yang diperoleh dari observasi dengan data yang
jauh dari target Millenium Developmenet Goals sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan
(MDG’s) yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup mengumpulkan jenis data ini yang berupa hasil
(Dinkes, 2011). Salah satu Penyebab AKI adalah laboratorium, data rekam medik dan status
patologi dalam kehamilan dimana HEG sebagai pasien.
salah satu pemicunya.
Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi Jawa III. HASIL PENELITIAN
Tengah Tahun 2011 sebesar 117,02/100.000 Dalam Pengkajian yang telah dilakukan
kelahiran hidup, mengalami penurunan Angka pada Ny. D dengan hasil : pasien datang
Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2014 sebesar pada tanggal 28 mei 2017 pukul 10.30 wib,
104,97/100.000 kelahiran hidup, mengalami
dengan hasil anamnesa didapatkan data
peningkatan Angka Kematian Ibu (Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2015). subyektif yaitu Ny. D umur 24 tahun G1P0A0
Di Kabupaten Wonogiri angka kematian ibu mengeluh mual dan muntah 11 kali sejak 3
irregular dari tahun 2013 hingga tahun 2015. hari lalu, riwayat menstruasi normal, riwayat
Pada tahun 2013 hingga tahun 2014 angka kesehatan keluarga tidak ada yang menderita
kematian ibu mengalami kenaikan, yaitu dari penyakit menular, menurun dan menahun,
118,62 % atau sebanyak 668 kasus menjadi riwayat KB ibu belum pernah menggunakan
126,5 % atau sebanyak 711 kasus kematian ibu.
alat kontrasepsi apapun, pola kebutuhan
Kemudian angka kematian ibu menurun pada
tahun 2014 hingga tahun 2015, yaitu dari 126,5 sehari-hari ibu mengatakan makan 2 kali
% atau sebanyak 711 kasus menjadi 116,6 % sehari dengan menu bubur atau roti. Data
atau sebesar 629 kasus kematian ibu. (Dinkes psikologis ibu mengatakan cemas dengan
Kabupaten Wonogiri, 2016) keadaanya, keadaan umum ibu cukup
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang kesadaran composmentis, hasil pengkajian
dilakukan pada bulan Maret 2017 di RSUD tanda-tanda vital ibu tekanan darah 100/70
Wonogiri dapat dilihat bahwa angka kejadian
mmHg, nadi 80 kali/menit, pernafasan 20
HEG menduduki peringkat kedua yaitu tahun 0
2015 sebesar 16,31% atau sebesar 39 orang dan kali/menit, suhu 36,4 C, tinggi badan 159 cm,
pada tahun 2016 meningkat menjadi 18,15% berat badan sebelum hamil 51 kg setelah
atau sebesar 53 orang. hamil 52 kg, pemeriksaan Hb 12,1 gr/dL,
Mengingat masih tingginya angka kejadian HBSAg negatif, USG janin tunggal hidup intra
HEG maka ibu tersebut harus memperoleh uterin, detak jantung janin positif.
penanganan yang tepat.Hal ini dikarenakan
Berdasarkan pada pengkajian yang telah
bahaya dari HEG tidak hanya bagi ibu tetapi juga
dilakukan maka diagnosa kebidanan yang
berdampak terhadap janinya.Untuk itu bidan
dapat ditegakkan adalah Ny. D umur 24 tahun
sebagai pelaksana dalam memberikan asuhan
G1P0A0 dengan hiperemesis gravidarum
kebidanan mampu bertindak dengan cermat,
grade II, dengan dasar wajah pucat,
tanggap serta memiliki kompetensi yang cukup.
konjungtiva mata pucat dan kelopak mata
Berdasarkan latar belakang diatas maka
cekung, pada mulut bibir kering,lidah kotor,
peneliti tertarik mengambil judul “Asuhan
pernafasan bau aseton, ekstremitas atas dan
Kebidanan dengan Hiperemesis Gravidarum
bawah turgor kulit buruk. Masalah yang
Grade II”
dihadapi ibu yaitu gangguan pola istirahat dan
cemas,kebutuhan yang dibutuhkan yaitu KIE
mengurangi mual muntah dan dukungan

ISSN 2355-1313 (Print) 2623-0038 (Online) - ijmsbm.org 150


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 5 No. 2 – Juli 2018

psikososial dari keluarga dan tenaga IV. PEMBAHASAN


kesehatan. Sedangkan potensial kejadian Asuhan kebidanan ibu hamil dengan
pada kasus tersebut adalah terjadi dehidrasi, hiperemesis gravidarum grade II pada Ny. D
+
dasar : ibu mengatakan mual muntah 11 kali umur 24 tahun G1P0A0 hamil 11 4 minggu
dalam sehari, ibu mengatakan merasa lemas dengan hiperemesis gravidarum grade II dengan
dan pusing,kelopak mata cekung dan pucat, menggunakan 7 langkah varney mulai dari
bibir kering lidah kotor dan pernafasan bau pengkajian data dasar, interpretasi data dasar,
aseton. Tindakan antisipasi yang dilakukan diagnose potensial, dan antisipasi tindakan
yaitu rehidrasi cairan melalui infuse dan segera, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
Kolaborasi dengan dokter Sp.OG sehingga serta data perkembangan pasien selama dirawat
dapat dilakukan pemberian terapi sesuai di rumah sakit.
advis dokter. 1. Pengkajian Data
Dalam melaksanakan asuhan pada ibu Pengkajian data dasar yang harus
hamil dengan HEG penatalaksaannya sesuai dilakukan meliputi data subyektif dan data
dengan rencana yang telah dibuat meliputi : obyektif. Pengkajian data subyektif meliputi
a. Mengobservasi keadaan pasien meliputi identitas pasien, keluhan utama, riwayat
keadaan umum ibu dan vital sign. menstruasi, riwayat perkawinan, riwayat
b. Memberitahu ibu tentang hasil kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan,
pemeriksaan ibu dan janin, agar ibu nifas yang lalu, riwayat KB, pola pemenuhan
mengetahui keadaannya. kebutuhan sehari-hari, pengetahuan,
c. Memberikan konseling KIE tentang cara dukungan keluarga, psikologi, dan
mengurangi mual muntah, yaitu makan keagamaan. Pengkajian data obyektif meliputi
sedikit-sedikit tapi sering, menghindari pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik,
makanan yang dapat memicu untuk mual pemeriksaan penunjang/ laboratorium
dan muntah seperti makanan dengan (Nursalam, 2008)
bumbu menyengat, makan tidak harus Sedangkan menurut penelitian Pujiastuti
dengan nasi tetapi dapat diganti dengan (2012) pengkajian data pada ibu hamil Ny. B
biskuit kering ataupun kentang dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II
d. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup, didapat data subyektif yaitu ibu mengeluh
seperti istirahat siang ± 1-2 jam, istirahat mual muntah sejak 2 hari yang lalu 8x/hari
malam ± 7-8 jam . setelah makan dan minum setelah konsistensi
e. Memberitahu ibu ketidaknyamanan berupa cairan dan mengeluh badan terasa
Trimester I meliputi, terjadi peningkatan lemas serta kepala terasa pusing. Pada data
kadar Hormone Chorionik Gonadotropine obyektif didapatkan keadaan umum lemah,
(HCG),mual muntah, sakit kepala, kesadaran composmentis, turgor kulit lebih
sembelit, gangguan pencernaan, mengurang, lidah mongering dan kotor, nadi
kembung, sakit punggung dll. kecil dan cepat (90x/menit), berat badan 43
f. Memberi dukungan psikologi kepada ibu kg, mata cekung, dan nafas berbau aseton.
untuk mengatasi rasa cemas. Dari pengkajian tersebut peneliti tidak
g. Memberikan ibu therapi, infus D5% drip menemukan adanya kesenjangan antara teori
ondancentron 4 mg/ 8 jam untuk dan praktek di lapangan.
mengurangi mual muntah, injeksi a. Data Subyektif
ranitidine 50 mg/ 8 jam untuk mengurangi 1) Identitas
asam lambung agar tidak meningkat, Dalam data subyektif terdiri dari
Antasida syrup 125 ml 3 x 1 sdm/ 5 jam. biodata yang mencakup identitas ibu
Pada kasus tersebut dilakukan asuhan 4 hamil yang meliputi: nama, umur,
hari dengan kondisi dari hari ke hari semakin agama, pendidikan, pekerjaan,
membaik. Pada hari ke 4 perawatan suku/bangsa, alamat, nomer telepon.
Dan pasien bernama Ny. D umur 24
didapatkan kondisi keadaan ibu baik,
tahun, beragama Islam, pendidikan
kesadaran composmentis, tekanan darah terakhir SMA, pekerjaan sebagai IRT,
120/70 mmHg, nadi 82 kali/menit, pernafasan suku/bangsa yaitu Jawa/Indonesia,
0
22 kali/menit, suhu 36,6 C. Diagnosa alamat Pencil 03/06, Pare, Selogiri,
potensial dehidrasi pada hiperemesis Wonogiri. Pada pengkajian tidak ada
gravidarum grade II tidak terjadi, karena kesenjangan antara teori dan lahan,
sudah dilakukan pemberian rehidrasi cairan umur ibu tidak masuk dalam daftar resti
yaitu kurang dari 16 tahun dan lebih dari
per infuse dan pemberian terapi antimetik
35 tahun.
sesuai advis dokter, keadaan ibu sudah
membaik dan boleh pulang.

ISSN 2355-1313 (Print) 2623-0038 (Online) - ijmsbm.org 151


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 5 No. 2 – Juli 2018

2) Keluhan utama pada bagian mulut mukosa bibir kering,


Keluhan utama pada Ny D yaitu lidah kotor, dan dari pemeriksaan fisik
lemas, pusing dan mual muntah hal ini auscultasi pada abdomen didapatkan
sesuai dengan pendapat Kuswanti bahwa DJJ belum terdengar dengan
(2014) pasien yang menderita menggunakan doppler ataupun linex. Hal
hiperemesis gravidarum memiliki tanda ini belum sesuai dengan teori dikarena
gejala mual muntah kurang lebih 10 kali pada dasarnya DJJ terdengar minimal
dalam sehari. pada usia kehamilan 15–16 minggu
3) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari (Prawirohardjo, 2007). Menurut
Pola pemenuhan kebutuhan salah Prawirohardjo (2007) bahwa tanda dan
satunya menanyakan nutrisi ibu, gejala pada kasus hiperemesis
tanyakan kebiasaan makan di rumah gravidarum tingkat II yaitu penderita
selama hamil biasanya berapa kali tampak lemah, lidah kotor, mata sedikit
dalam satu hari normalnya 3 x sehari, cekung.
berapa piring dalam satu kali makan, Hal ini sesuai dengan teori yang
jenis makanan yang begizi dan berserat dikemukakan oleh Kuswanti (2014) yang
tinggi, dan adakah makanan pantangan menyatakan bahwa hiperemesis
selama hamil. Hal ini perlu ditanyakan gravidarum berdasarkan berat ringannya
karena kebiasaan makan mempengaruhi dibedakan mejadi tiga tingkatan yaitu
kesehatan klien dan juga kekuatan ibu tanda dan gejala hiperemesis gravidarum
untuk menghadapi persalinan.Pada grade I meliputi muntah terus menerus
kasus ini ibu mengatakan dirinya makan yang mempengaruhi keadaan umum
2x sehari porsi ibu hamil.Jenis : nasi, penderita, ibu merasa lemah, nafsu
lauk, sayur dan ibu mengeluh mual makan tidak ada, berat badan menurun
muntah hal ini sesuai dengan pendapat dan nyeri epigastrium, nadi meningkat
Rukiyah dan Yulianti (2010) yang sekitar 100 per menit, tekanan darah
mengatakan bahwa seorang ibu sistolik menurun, turgor kulit berkurang,
menderita hiperemesis gravidarum jika lidah mengering dan mata cekung.
memuntahkan segala yang dimakan dan Tanda dan gejala hiperemesis
yang diminumnya. gravidarum grade II meliputi penderita
Istirahat dan tidur normalnya ibu lebih lemah dan apatis, turgor kulit buruk,
butuh istirahat kira-kira 7-8 jam malam lidah mengering, mata cekung, nadi kecil
hari dan 1-2 jam siang hari. Berapa jam dan cepat, suhu kadang – kadang naik,
klien tidur dalam sehari, bila tidak dapat mata sedikit ikterus, berat badan turun,
tidur ditanyakan apakah sebabnya, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria
apakah menimbulkan gangguan atau dan konstipasi serta aseton dapat
tidak. Pada kasus ini pasien ibu istirahat tercium dalam hawa pernafasan, karena
6 jam setiap malam dan 1 jam setiap mempunyai aroma yang khas dan dapat
siang. Hal ini sesuai dengan pendapat pula ditemukan dalam kencing.
Prawirohardjo (2007) pasien yang Tanda dan gejala hiperemesis
menderita hiperemesis gravidarum gravidarum grade III meliputi keadaan
mengalami ketidak seimbangan umum lebih parah, kesadaran samnolen
elektrolit, atau defisiensi nutrisi. sampai koma,nadi kecil dan cepat, suhu
b. Data Obyektif meningkat, muntah berhenti, komplikasi
Data obyektif diperoleh dari hasil fatal terjadi pada susunan syaraf yang
pemeriksaan fisik secara langsung yang dikenal sebagai ensefalopati wernicke
dilakukan dari ujung kepala hingga kaki dengan gejala nigtasmus,diplopia dan
(head to toe). perubahan mental.
1) Pemeriksaan fisik 2) Riwayat kehamilan yang lalu
Dari pemeriksaan umum dan fisik Pada riwayat kehamilan yang lalu
dibedakan menjadi empat yaitu inspeksi, penulis memperoleh data yaitu ibu
palpasi, auskultasi dan perkusi. Pada mengatakan ini kehamilan pertamanya
kasus ini ditemukan bahwa Ny. D dan belum pernah keguguran.hal ini
keadaan umum lemah, kesadaran sesuai dengan teori yang dikemukakan
composmentis, tekanan darah: 100/70 Rukiyah (2010) yang menyatakan bahwa
mmHg, nadi: 110 kali/menit, respirasi: 20 faktor predisposisi terjadinya hiperemesis
o
kali/menit, suhu: 36,4 C dan dari gravidarum yaitu primigravida atau
pemeriksaan fisik didapati inspeksi wajah kehamilan pertama.
tampak pucat, pada mata konjungtiva 3) Pemeriksaan Penunjang
tampak pucat, kelopak mata cekung,

ISSN 2355-1313 (Print) 2623-0038 (Online) - ijmsbm.org 152


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 5 No. 2 – Juli 2018

Pada pemeriksaan penunjang Diagnosa pada kasus tersebut adalah Ny. D


dilakukan pemeriksaan Hb dengan hasil umur 24 tahun GiP0A0 dengan hiperemesis
12,1 g/dl dengan angka normal 10 – 15 gravidarum grade II.
3
g/dl, eritrosi dengan hasil 4,57 sel/mm
3
dengan angka normal 4,0-5,5 sel/mm ,
hematokrit dengan hasil 36,8 % dengan 3. Diagnosa Potensial
angka normal 30 - 46 %. Hal ini tidak Pada kasus hiperemesis gravidarum grade
sesuai teori Varney (2007) yang II yang mungkin terjadi adalah dehidrasi
menyataan bahwa untuk pemeriksaan dikarenakan mual muntah 11 kali dalam
penunjang pada ibu hamil dengan sehari.
hiperemesis gravidarum harus dilakukan Menurut Manuaba (2010) keadaan janin
USG untuk memastikan diagnosa dan akan karena terjadinya hemokonsentrasi yang
melihat apakah janin dalam keadaan dapat memperlambat perdearan darah yang
normal baik posisinya maupun yang berarti konsumsi O2 dan makanan ke jaringan
lainnya. berkurang. Kekurangan asuapan makanan
dan O2 ke jaringan akan berdampak pada
2. Interpretasi Data Dasar kerusakan jaringan yang dapat memperberat
Pada langkah ini dilakukan intepretasi data keadaan janin dan ibu hamil.
untuk kemudaian diproses menjadi masalah 4. Tindakan Antisipasi
atau diagnosis kebutuhan perawatan Kasus Ny. D dengan hiperemesis
kesehatan yang diiedntifikasi khusus. gravidarum antisipasi yang diberikan adalah
Penegakan diagnosis kehamilan yang dapat kolaborasi dengan dokter Sp.OG dan sudah
dilakukan bidan yaitu dengan melakukan diberikan infuse serta pemberian terapi.
salah satu pemeriksaan, baik tanda awal Peneliti tidak menemukan adanya
kehamilan, pemeriksaaan hormonal kesenjangan teori dan kasus yang ada
sederhana dan atau pemeriksaan penunjang. dilapangan.
Pada kasus ini data yang mendukung untuk
menegakkan diagnose tersebut, yaitu ibu 5. Perencanaan
mengatakan mengalami amenorea, Pada kasus Ny. D rencana tindakan yaitu
pemeriksaan HCG pada urine hasilnya positif. observasi keadaan umum, vital sign dan
Pada kasus Ny. D merupakan kehamilan keluhan ibu, beritahu ibu tentang hasil
pertama, hal ini merupakan faktor predisposisi pemeriksaan ibu dan janin, beritahu KIE
kejadian hiperemesis gravidarum, menurut tentang cara mengurangi mual muntah,
Syaifuddin (2009), paritas adalah jumlah anjurkan ibu untuk istirahat cukup, beri
kehamilan yang menghailkan janin yang informasi ketidaknyamanan kehamilan
mampu hidup di luar rahim. Kejadian trimester I, beri dukungan psikososial, beri
hiperemesisi gravidarum lebih sering dialami therapi obat sesuai advis dokter, pasang infus
oleh primigravida daripada multigravida, hal ini dengan D5% 20 tpm, injeksi ondancentron 4
berhubungan dengan tingkat kestresan dan mg, injeksi ranitidine 50 mg, antasida syrup
usia si bu saat mengalami kehamilan pertama. 125 ml, dokumentasi asuhan tindakan.
Menurut Manuaba (2010) hiperemesis Penatalakasanaan utama hiperemesis
gravidarum tingkat I ditandai dengan muntah gravidarum adalah rehidrasi dan penghentian
yang terus menerus disertai dengan makanan peroral. Pemberian antiemetik dan
penurunana nafsu makan dan minum, vitamin secara intravena dapat
pertama-tama isi muntahan adalah makanan, dipertimbangkan sebagai terapi tambahan ( J
kemudaian lendir beserta cairan empedu, dan indon Med Assoc, 2011)
dapat keluar darah jika keluhan muntah terus 6. Pelaksanaan
berlanjut. Terdapat penurunan berat badan Pada lanmgkah ini adalah melaksanakan
dan nyeri epigastrium. Frekuensi nadi 100 kali rencana asuhan secara efisien, dapat
per menit dan tekanan darah sistolik menurun. dilakukan oleh bidan atau tim kesehatan
Pada pemeriksaan fisik ditemukan mata lainnya. B idan bertanggung jawab untuk
cekung, lidah kering, penurunan turgor kulit memastikan implementasi benar-benar
dan penurunan jumlah urine. dilakukan. Apabila dilakukan kolaborasi
Tanda gejala hiperemesis gravidarum pada dengan dokter, bidan dapat mengambil
Ny. D adalah mual muntah 10 kali dalam tanggung jawab mengimplementasi secara
sehari dan ibu mengatatakan lemas dan kolaborasi.
pusing, wajah pucat, konjungtiva mata pucat Pada kasus kebidanan Ny. D pelaksanaan
dan kelopak mata cekung, pada mulut bibir asuhan yaitu kolaborasi untuk memberikan
kering,lidah kotor, pernafasan bau aseton, cairan D5% 20 tpm, injeksi ondancentron 4
ekstremitas atas dan bawah turgor kulit buruk.

ISSN 2355-1313 (Print) 2623-0038 (Online) - ijmsbm.org 153


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 5 No. 2 – Juli 2018

mg, injeksi ranitidine 50 mg, antasida syrup 3. Diagnosa potensial yang ditegakkan adalah
125 ml. dehidrasi karena telah dilakukan tindakan
Pada langkah ini peneliti menemukan antisipasi segera yaitu rehidrasi cairan melalui
adanya kesenjangan antara teori dan praktik infus dan pemberian antimetik dengan advis
dilahan yaitu penempatkan klien pada ruang dokter.
isolasi tidak ada batasan untuk pengunjung 4. Antisipasi tindakan segera yang dilakukan
sehingga klien terganggu dengan suara bising adalah kolaborasi dengan dokter SpOG untuk
disekitarnya dan akan menyebabkan mual mencegah terjadinya dehidrasi
muntah karena keadaan psikologi klien 5. Perencanaan tindakan yang dilakukan adalah
terganggu. Sedangkan menurut Runiari berdasarkan diagnosa kebidanan, diagnosa
(2010) bahwa klien ditempatkan dalam kamar masalah, diagnosa kebutuhan dan diagnosa
yang tenang, dengan situasi yang cerah dan potensial yang terjadi sebelumnya.
peredaran udara baik.Hanya dokter, perawat 6. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan adalah
dan satu atau dua dari keluarga pasien yang sesuai dengan perencanaan tindakan yang
boleh masuk ke dalam kamar klien sampai ditetapkan untuk mengatasi masalah yang
muntah berhenti dan klien mau makan. terjadi pada pasien, semua perencanaan telah
Kadang dengan tindakan isolasi, gejala-gejala dilakukan.
akan berkurang. 7. Keberhasilan tindakan dapat dilihat dari
evaluasi yaitu keadaan pasien menjadi baik
7. Evaluasi dan masalah yang dialami telah teratasi
Pada Ny. D evaluasi yang dilakukan yaitu dengan baik.
dilakukan rehidrasi cairan perinfus dan
pemberian terapi antiemetic sesuai advis DAFTAR PUSTAKA
dokter. Dalam data perkembangan kebutuhan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Wonogiri.
yang dipenuhi Ny. D adalah dukungan dari 2016. Data RMIK RSUD
keluarga dan tenaga kesehatan serta Wonogiri.Wonogiri.
pemberian terapi. Setelah dilakukan asuhan
kebidanan selama 4 hari pada tanggal 31 mei Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Wonogiri.
2017 Ny. D diperbolehkan pulang karena 2016. Profil Kesehatan Kabupaten
kondisi sudah membaik dan tidak mual Wonogiri. Wonogiri.
muntah lagi. Diberikan informasi mengenai Kuswanti, I. 2014. Asuhan Kehamilan.
cara mengurangi mual muntah, informasi pola Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
tidur dan istirahat yang cukup.
Manuaba, I.B.G. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit
V. SIMPULAN Kandungan dan Keluarga Berencana
Kesimpulan yang diperoleh pada kasus Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny. D umur 24
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan
tahun G1P0A0 dengan hiperemesis gravidarum
grade II di RSUD Wonogiri adalah sebagai Maternitas. Salemba Medika Jakarta
berikut : Nursalam. 2008. Proses dan Dokumentasi
1. Pengkajian yang dilakukan meliputi Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
pengumpulan data obyektif dan data obyektif.
Data subyektif pada Ny. D umur 24 tahun, Prawirohardjo, S. 2007. Ilmu Kebidanan.
G1P0A0 dengan keluhan lemas, pusing dan Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam
mual muntah kurang lebih dari sepuluh kali. Terbitan (KTD). Jakarta: PT Bina Pustaka.
Data obyektif meliputi pemeriksaan umum, Rukiyah, A.Yuliayanti. 2010.Ilmu Kebidanan IV
pemeriksaan fisik, pemeriksaan ginekologi, (Patologi Kebidanan). Jakarta: TimTrans
dan pemeriksaan penunjang/laboratorium. Info Media.
Pemeriksaan fisik pada inspeksi wajah
tampak pucat, kelopak mata sedikit cekung, Runiari, N. 2010.Asuhan Keperawatan pada
pada bagian mulut mukosa bibir kering. Klien dengan Hiperemesis Gravidarum:
2. Diagnosa kebidanan yang ditegakkan oleh Ny. PenerapanKkonsep dan Teori
D umur 24 tahun, G1P0A0 umur kehamilan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
+4
11 minggu dengan hiperemesis gravidarum Survey Demografi Kesehatan Indonesia
grade II, dengan masalah ibu pada gangguan (SDKI).2012. Profil Kesehatan
pola istirahat dan ibu merasa cemas dan dari Indonesia.Jakarta : Kemenkes RI.
masalah tersebut terdapat kebutuhan KIE
mengurangi mual muntah dan dukungan Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia Edisi
psikososial dari keluarga dan tenaga 2. Jakarta: Salemba Medika.
kesehatan.
ISSN 2355-1313 (Print) 2623-0038 (Online) - ijmsbm.org 154
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 5 No. 2 – Juli 2018

Varney, H. 2007. Verney Midwifery. Jakarta:


EGC.
Wiknjosastro. 2010. Ilmu Bedah Kebidanan.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Yulianti, D. 2005. Buku saku manajemen
komplikasi kehamilan dan persalinan. Jakarta :
EGC

ISSN 2355-1313 (Print) 2623-0038 (Online) - ijmsbm.org 155

Anda mungkin juga menyukai