Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu sumber daya alam yang sangat besar manfaatnya bagi kesejateraan manusia adalah
hutan. Hutan juga merupakan modal dasar Pembangunan Nasional. Sebagai modal dasar
pembangunan nasional, maka hutan tersebut harus kita jaga kelestarian-nya agar kelak manfaat
hutan ini tidak hanya kita nikmati sekarang ,tetapi juga untuk generasi yang akan datang. Oleh
sebab itu, sumber daya hutan ini perlu dikelola dengan baik dan tepat agar manfaat dan hasilnya
dapat diperoleh secara maksimal dan lestari. Perencanaan yang tepat dan baik sangat diperlukan
agar pelaksaan pengelolaan hutan dapat berjalan lancar,sesuai yang kita harapkan, yaitu
berdasarkan prinsip-prinsip kelestarian, dimana hutan selalu ada, produksi selalu ada, dan
kondisinya selalu baik. Diharapkan dengan adanya suatu perencanaan, maka hutan dapat diurus
dan diusahakan dengan baik agar kelestarian hutan dapat terwujud. Hutan yang dipruntukan untuk
tujuan pengembangan pendidikan, khususnya untuk tujuan praktek dan penelitian bagi mahasiswa
.Selain menjadi tempat pengembangan pendidikan Hutan, juga menyimpan potensi wisata alam
yang menakjubkan sehingga pengunjung yang gemar wisata petualangan akan menemukan
berbagai sensasi alam dalam bentangan kawasan hutannya.Pemandangan alamnya indah,asri dan
sarat dengan nuansa hijau yang eksotis.Konturmedannyaberbukit-bukit landai dan beberapa
permukaan kawasannya ditutupi rumput tebal. Hutan Bengo-bengo dikenal menjadi habitat alami
satwa-satwaliar yang berkembang biak dengan baik antara lain jenis monyet langka yang
populer,Macacam aura sertaTarsius,spesies monyet terkecil didunia.Pada bagian batas-batas
wilayah hutannya,terdapat tiga sumber air dengan pemandangan alam yang indah antara lain Air
Terjun tiga susun,AirTerjun Palanro danTelaga bidadari.

B. Tujuan.
1. Agar mahasiswa dapat menentukan titik koordinat pada peta untuk peta metode sistematik dan
metode random.
2. Agar mahasiswa dapat membuat petak ukur sesuai potensinya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Perencanaan Hutan Perencanaan hutan adalah suatu upaya dalam bentuk rencana,
dasar acuan dan pegangan bagi pelaksanaan berbagai kegiatan dalam rangka mencapai tujuan
pengusahaan hutan yang bertolak dari kenyataan saat ini dan memperhitungkan pengaruh
masalah dan kendala yang memungkinkan terjadi selama proses mencapai tujuan tersebut.
Zaitunah ( 2004) mengemukakan bahwa perencanaan merupakan tahapan penting dalam
mewujudkan tujuan dari pengelolaan hutan lestari. Perencanaan yang baik menjadikan
pengelolaan hutan terarah dan terkendali, baik dalam awal pengelolaan hutan maupun
kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan. Inventarisasi hutan untuk rencana pengelolaan
(IHRP) adalah kegiatan inventarisasi pada tingkat unit atau sub-unit pengelolaan hutan
seperti bagian hutan, hak pengusahaan hutan (HPH), hak pengusahaan hutan tanaman industri
(HPHTI), areal rencana karya lima tahunan (RKL) dan lainnya. Kegiatan IHRP meliputi
kegiatan persiapan dan pelaksanaan, serta persiapan rencana kerja dan peta kerja Persiapan
pelaksanaan IHRP meliputi penyiapan peta dasar (peta interpretasi sitra satelit bumi, peta
tematik, peta tanah dan peta iklim), rescoring dan evaluasi areal, persiapan alat dan bahan
(GPS, kompas, hagameter, clinometer, pita ukur, hypsometer, christenmeter, tabel konversi
jarak lapang ke jarak datar, alat pembuat herbarium, alat tulis, alat hitung, kanera, alat
camping dan obat-obatan), persiapan tenaga regu kerja, stratifikasi dan bagan penarikan
contoh. Pelaksanaan IHRP di lapangan dimulai dengan pencarian titik awal, pembuatan unit
contoh/jalur, pengumpulan data pohon maupun data penunjang, pengolahan data serta
pembuatan laporan. Kegiatan pencarian titik awal terdiri dari pembuatan unit contoh,
pengumpulan data pohon, pencacahan jenis pohon, pengukuran
diameter pohon, pengukuran tinggi pohon dan pencacahan/ pengukuran permudaan. Kegiatan
pengumpulan data penunjang terdiri dari data luas dan letak, topografi, bentang alam spesifik,
geologi dan tanah, iklim, fungsi hutan, tipe hutan, flora dan fauna yang dilindungi,
pengusahaan hutan serta penduduk, kelembagaan dan sarana-prasarana. Kegiatan pengolahan
data terdiri dari penyususnan daftar nama jenis pohon dan dominasi, perhitungan masa
tegakan, perhitungan luas bidang dasar pohon dan perhitungan volume pohon. Laporan yang
dibuat dalam pelaksanaan IHRP adalah laporan hasil evaluasi dan laporan hasil inventarisasi.
Inventarisasi hasil hutan non-kayu (IHHNK) dilakukan untuk mengumpulkan data potensi
dan penyebaran hasil- hasil hutan non kayu yang pada saat ini mempunyai nilai ekonomi
tinggi, seperti rotan, bambu, sagu dan nipah. IHHNK dikakukan pada areal yang berisi hasil-
hasil hutan tersebut baik secara murni maupun bagian dari ekosistem hutan.
B. Komponen-Komponen Perencanaan Hutan
Inventarisasi Hutan Inventarisasi hutan adalah kegiatan dalam sistem pengelolaan hutan
untuk mengetahui kekayaan yang terkandung di dalam suatu hutan pada saat tertentu (Simon,
1996). Istilah inventarisasi hutan ini biasa juga disebut perisalahan hutan /timber
cruising/cruising/timber estimation. Secara umum inventarisasi hutan didefinisikan sebagai
pengumpulan dan poenyusunan data dan fakta mengenai sumberdaya hutan untuk
perencanaan pengelolaan sumberdaya tersebut bagi kesejhteraan masyarakat secara lestari
dan serbaguna

BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat


 Waktu : Jumat, 17 september 2021
 Tempat : Ampi Besar Kehutanan
B. Alat dan Bahan
 Alat : alat tulis menulis, penggaris, pensil, penghapus
 Bahan : peta TWA Camplong, kertas kalkir, kertas mm blok.
C. Prosedur kerja
Langkah yang harus dilakukan yaitu:
1. Metode sistematik
 Menggambar peta tegakan jati TWA Camplong menggunakan kertas kalkir.
 Menentukan Intensitas samping dan jumlah petak ukur.
 Menggambar petak ukur pada peta sesuai jarak dan ukuran petak ukur (20x50).
 Menentukan titik koordinat pada setiap petak ukur.
2. Metode acak/random
 Menggambar peta tegakan jati TWA Camplong menggunakan kertas kalkir.
 Menentukan Intensitas samping dan jumlah petak ukur.
 Menggambar petak ukur pada peta sesuai jarak dan ukuran petak ukur (20x50)
 Menentukan petak ukur dengan cara menghitung pada tabel angka random.
 Mengarsir petak ukur yang telah di dapat.
 Menentukan titik koordinat pada setiap petak ukur.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Peta Tegakan Jati ( Tectona grandis) TWA Camplong

a) Metode Sistematika

Gambar 1 Metode Sistematik


 Analisis Data
Diketahui :
Luas kawasan : 55 ha
Intensitas Sampling : 6%
Luas kawasan yang di inventarisasi = IS x Luas kawasan
= 6% x 55 ha

= 3,3

Luas PU yang digunakan : 20 x 50 = 0,1 ha


luaskawasan yang diinvent
Jumlah PU =
luas PU
3,3
=
0,1

= 33 PU

 Menentukan titik koordinat


jarak antar grid : 8,2 cm
perbandingan waktu koordinat : 15 menit
15menit = 8,2 cm
8,2 cm
I=
15 menit
= 0,5466666667 0,55
 Perhitungan koordinat PU
 PU 1
2 cm 1,2
S= −0 = 3,63 E= −30= 27,81
0,55 0,55
S = 10º3’3,36” E = 123 º 55’27,81’’
 PU 2
2 cm 0,8
S= −0 = 3,63 E= +30 = 31,45
0,55 0,55
S = 10º3’3,36” E = E = 123 º 55’31,45’’
 PU 3
2 cm 0,8
S= −0 = 3,63 E= +30 = 35,27
0,55 0,55
S = 10º3’3,36” E = 123 º 55’35,27’’
 PU 4
0,6 1,9
S= −0 = 1,09 E= +30 = 35,27
0,55 0,55
S = 10º3’1,09” E = 123 º 55’35,27’’
 PU 5
0,6 0,8
S= −0 = 1,09 E= +30 = 31,45
0,55 0,55
S = 10º3’1,09” E = 123 º 55’31,45”
 PU 6
0,6 2,9
S= −0 = 1,09 E= +30 = 35,27
0,55 0,55
S = 10º3’1,09” E = 123 º 55’35,27’’
 PU 7
4,2 1,5
S= −0 = 7,63 E= −30= 2,72
0,55 0,55
S = 10º3’7,63” E = 123 º 55’2,72’’
 PU 8
4,2 0,5
S= −0 = 7,63 E= −30= 29.09
0,55 0,55
S = 10º3’7,63” E = 123 º 55’29,09’’
 PU 9
4,2 2,8
S= −0 = 7,63 E= +30 = 35,09
0,55 0,55
S = 10º3’7,63” E = 123 º 55’35,09’’
 PU 10
2 cm 3,7
S= −0 = 3,63 E= −45 = 38,27
0,55 0,55
S = 10º3’3,36” E = 123 º 55’38,27’’
 PU 11
3,6 1,2
S= + 45 = 51,54 E= −30= 27,81
0,55 0,55
S = 10º3’51,54” E = 123 º 55’27,81’’
 PU 12
3,6 0,8
S= + 45 = 51,54 E= +30 = 31,45
0,55 0,55
S = 10º3’51,54” E = 123 º 55’31,45’’
 PU 13
3,6 2,7
S= + 45 = 51,54 E= +30 = 34,90
0,55 0,55
S = 10º3’51,54” E = 123 º 55’34,90’’
 PU 14
3,6 5
S= + 45 = 51,54 E= +30 = 39,09
0,55 0,55
S = 10º3’51,54” E = 123 º 55’39,09’’
 PU 15
0,1 0,3
S= + 45 = 45,18 E= −30= 29,45
0,55 0,55
S = 10º3’45,18” E = 123 º 55’29,45’’
 PU 16
0,1 1,8
S= + 45 = 45,18 E= +30 = 33,27
0,55 0,55
S = 10º3’45,18” E = 123 º 55’33,27”
 PU 17
0,1 4
S= + 45 = 45,18 E= +30 = 37,27
0,55 0,55
S = 10º3’45,18” E = 123 º 55’37,27’’
 PU 18
0,1 3,4
S= + 45 = 45,18 E= −45 = 38,81
0,55 0,55
S = 10º3’45,18” E = 123 º 55’38,81’’
 PU 19
0,4 0,8
S= + 45 = 45,72 E= + 45= 46,45
0,55 0,55
S = 10º3’45,72” E = 123 º 55’46,45’’
 PU 20
3,6 0,7
S= −45 =38,48 E= +30 = 31,27
0,55 0,55
S = 10º3’38,48” E = 123 º 55’31,27’’
 PU 21
3,6 2,8
S= −45 =38,48 E= +30 = 35,09
0,55 0,55
S = 10º3’38,48” E = 123 º 55’35,09’’
 PU 22
3,6 5
S= −45 =38,48 E= +30 = 39,09
0,55 0,55
S = 10º3’38,48” E = 123 º 55’39,09’’
 PU 23
3,6 1,5
S= −45 = 38,48 E= −45 = 42,27
0,55 0,55
S = 10º3’38,48” E = 123 º 55’42,27’’
 PU 24
3,6 0,6
S= −45 = 38,48 E= + 45= 46,09
0,55 0,55
S = 10º3’38,48” E = 123 º 55’46,09’’
 PU 25
4,1 1,8
S= +30 = 37,45 E= −30= 26,72
0,55 0,55
S = 10º3’37,45” E = 123 º 55’26,72’’

 PU 26
4,1 3,4
S= +30 = 37,45 E= +30 = 36,18
0,55 0,55
S = 10º3’37,45” E = 123 º 55’36,18’’
 PU 27
4,1 3,8
S= +30 = 37,45 E= −45 = 38,09
0,55 0,55
S = 10º3’37,45” E = 123 º 55’38,09’’
 PU 28
4,1 0,7
S= +30 = 37,45 E= −45 = 43,72
0,55 0,55
S = 10º3’37,45” E = 123 º 55’43,72’’
 PU 29
0,9 2,4
S= +30 = 31,63 E= +30 = 34,36
0,55 0,55
S = 10º3’31,63” E = 123 º 55’34,36’’
 PU 30
0,9 4,5
S= +30 = 31,63 E= +30 = 38,18
0,55 0,55
S = 10º3’31,63” E = 123 º 55’38,18’’
 PU 31
0,9 1,8
S= +30 = 31,63 E= −45 = 41,72
0,55 0,55
S = 10º3’31,63” E = 123 º 55’41,72’’
 PU 32
1,3 4,6
S= +30 = 32,36 E= −45 = 36,63
0,55 0,55
S = 10º3’32,36” E = 123 º 55’36,63’’
 PU 33
4,5 1,6
S= −45 = 36,81 E= + 45= 47.90
0,55 0,55
S = 10º3’31,63” E = 123 º 55’47,90’’

b) Metode Random
 Analisis Data
Diketahui :
Luas kawasan : 55 ha
Intensitas Sampling : 6%
Luas kawasan yang di inventarisasi = IS x Luas kawasan

= 6% x 55 ha

= 3,3

Luas PU yang digunakan : 20 x 50 = 0,1 ha


luaskawasan yang diinvent
Jumlah PU =
luas PU
3,3
=
0,1

= 33 PU

 Menentukan titik koordinat


jarak antar grid : 8,2 cm
perbandingan waktu koordinat : 15 menit
15menit = 8,2 cm
8,2 cm
I=
15 menit
= 0,5466666667 0,55

 Perhitungan koordinat PU

1. PU 147

3,1 2
S= + 45 = 50,63 E= −45 = 41,36
0,55 0,55
S = 10º3’50,63” E = 123 º 55’41,36’’
2. PU 114
1,3 0.8
S= + 45 = 47,36 E= −45 = 43,54
0,55 0,55
S = 10º2’47,36” E = 123 º 55’43,54’’
3. PU 39
1,2 0,1
S= + 45 = 47,18 E= +30 = 30,18
0,55 0,55
S = 10º3’47,18” E = 123 º 55’30,18’’
4. PU 162
4,3 1,6
S= −60 = 52,18 E= + 45= 47.90
0,55 0,55
S = 10º3’52,18” E = 123 º 55’47,90’’
5. PU 85
3,2 0,1
S= + 60=¿ = 65,81 E= −30=¿29,81
0,55 0,55
S = 10º3’65,81” E = 123 º 55’29,81’’
6. PU 26

0,4 0,1
S= −45=¿ 44,27 E= −30= 29,81
0,55 0,55

S = 10º2’44,27” E = 123 º 55’29,81’’

7. PU 14

1,8 0,1
S= −45 = 41,72 E= −430 = 29,81
0,55 0,55

S = 10º2’41,72” E = 123 º 55’29,81’’

8. PU 38

1,8 1,4
S= + 45 = 48,27 E= +30 = 28,36
0,55 0,55

S = 10º2’48,27” E = 123 º 55’28,36’’

9. PU 156

1,5 1,4
S= + 60 = 62,72 E= +30 = 32,54
0,55 0,55

S = 10º3’62,72” E = 123 º 55’32,54’’

10. PU 119
1,5 1,5
S= + 60 = 62,72 E= −30= 27,27
0,55 0,55

S = 10º3’62,72” E = 123 º 55’27,27’’

11. PU 172

2,1 3,4
S= = 63,81 E= +30 = 32,72
0,5560 0,55

S = 10º3’63,81” E = 123 º 55’32,72’’

12. PU 401

2,3 3,5
S= + 60 = 64,18 E= +30 = 36,36
0,55 0,55

S = 10º3’64,81” E = 123 º 55’36,36’’

13. PU 241
0,8 2,1
S= + 60 = 61,45 E= +30 = 33,81
0,55 0,55
S = 10º3’61,45” E = 123 º 55’33,81’’
14. PU 141
1,6 2,8
S= −60 = 57,09 E= +30 = 35,09
0,55 0,55
S = 10º3’57,09” E = 123 º 55’35,09’’
15. PU 72

1,5 2,1
S= + 45 = 54,27 E= +30 = 33,81
0,55 0,55

S = 10º3’54,27” E = 123 º 55’33,81”

16. PU 18
3,5 4,1
S= +30 = 36,36 E= −45 = 37,54
0,55 0,55
S = 10º3’36,36” E = 123 º 55’37,54’’

17. PU 407

3,5 2,1
S= + 45 = 51,36 E= −45 = 41,18
0,55 0,55

S = 10º3’51,36” E = 123 º 55’47,90’’


18. PU 111
1,2 2,8
S= + 45 = E= −45 = 39,90
0,55 0,55
S = 10º3’47,16” E = 123 º 55’39,90”
19. PU 77

1,9 2,8
S= −45 = 41,54 E= −45 = 39,90
0,55 0,55

S = 10º3’41,54” E = 123 º 55’39,90’’


20. PU 340

2,3 2,8
S= +30 = 34,18 E= −45 = 39,90
0,55 0,55

S = 10º3’34,18” E = 123 º 55’39,90’’

21. PU 6
1,7 3,6
S= −30 =26,90 E= −45 = 38,45
0,55 0,55
S = 10º2’26,90” E = 123 º 55’38,45’’
22. PU 12
0,3 2
S= +30 = 30,54 E= −45 = 41.36
0,55 0,55
S = 10º2’30,54” E = 123 º 55’41,36’’
23. PU 48
2,8 2,1
S= −45 =39,90 E= −45 = 41,18
0,55 0,55
S = 10º2’39,90” E = 123 º 55’41,18’’
24. PU 91
0,9 4,1
S= −45 =43,36 E= +30 = 37,45
0,55 0,55
S = 10º2’43,36” E = 123 º 55’37,45’’
25. PU 21
1,5 3,6
S= +30 =32,72 E= −45 = 38,45
0,55 0,55
S = 10º2’32,72’’ E = 123 º 55’38,45’’
26. PU 46
4,5 3,6
S= +30 =38,18 E= −45 = 38,45
0,55 0,55
S = 10º2’38,18’’ E = 123 º 55’38,45’’
27. PU 356
0,8 1,4
S= −45 = 43,54 E= −45 = 42,45
0,55 0,55
S = 10º2’43,54’’ E = 123 º 55’42,45’’
28. PU 422
3,2 2,8
S= + 45 =50,81 E= −45 = 39,90
0,55 0,55
S = 10º2’50,81’’ E = 123 º 55’39,90’’
29. PU 531
0,4 0,2
S= −45 = 42,27 E= + 45= 45,36
0,55 0,55
S = 10º2’42,27’’ E = 123 º 55’45,36’’
30. PU 99
3,8 1,4
S= +30 = 36,90 E= + 45= 47,54
0,55 0,55
S = 10º2’36,90” E = 123 º 55’47,54
31. PU 144
2,3 3,8
S= −60 = 55,81 E= +30 = 36,90
0,55 0,55
S = 10º3’55,81” E = 123 º 55’36,90”
32. PU 161
2,9 2,6
S= −60 = 54,72 E= −45 = 40,27
0,55 0,55
S = 10º3’54,72” E = 123 º 55’40,27”
33. PU 150
0,5 0,3
S= + 45 =45,90 E= + 45= 45,54
0,55 0,55
S = 10º2’45,90” E = 123 º 55’45,54

B. Pembahasan

Pada kegiatan praktikum ini yang dilakukan adalah perencanan pengukuran pada potensi kawasan
tegakan jati ( Taman wisata alam camplong ) dengan skala 1:5,500 dengan luas kawasan 55aa.
Pada pratikum ini juga kami dapat menyiapkan peta kawasan, setelah itu tentukan intensitas
samplingnya sehingga nilai (IS) yang digunakan yaitu, 5s%. Karena menurut para ahli, kelompok
hutan yang luasnya 1.000 ha, atau lebih intensitas sampling yang digunakan Sebaiknya 2%, maka
berdasarkan ketentuan tersebut luas dari hutan tegakan jati Taman Wisata Alam Camplong adalah
55 ha. Jika kami sudah mengetahui luas kawasan dan IS maka luas kawasan tersebut akan di kalikan
dengan luas kawasan keseluruhan dengan IS, setelah itu kami juga menentukan luas petak ukur yang
akan di gunakan. Di sini petak ukur yang kami gunakan adalah 20 x 50 dengan empat persegi
panjang atau 0,1 ha. Karena luasan tersebut merupan luas petak ukur yang baik untuk di gunakan.
Jumlah PU dari perhitungan luas kawasan yang di inventarisasi dibagi 33 PU, kemudian
diletakan diatas peta dan ada dua metode yang digunakan yaitu; metode acak sederhana dan metode
line plot sampling ( sistematik).
Terdapat metode acak sederhana, yaitu digunakan tabel random sebagai tabel bantu untuk
menentukan letak atau nomor peta ukur yang akan diletakan diatas peta kawasan. Dengan semua
peta ukur yang dibuat dengan bantuan kertas milimeter blok dan kertas kalkir terdapat angaka
random merupakan hasil pengurangan dari angka-angka yang diambil secara acak dengan
keseluruhan peta ukur.

BAB V

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Dengan demikian hasil dan pembahasan tersebut kami simpulkan bahwa, pada saat melakukan
pengukuran potensi kawasan hutan tersebut harus memiliki peta kawasan. Sehingga pada saat
pengukuran tersebut lebih mudah mendapatkan hasil dan titik koordinatnya.

B. Saran
Agar kegiatan ini berjalan dengan baik maka, dibutuhkan keseriusan dalam proses pengukuran
sehingga bisa mendapatkan hasil yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,2013.ProfilHutanPendidikandanletakHutanPendidikan http://unhas.ac.id/fahutan/file///D=
%36/hutanpendidikanBengo-bengo,diakses padatanggal10januariAnonim,2012.

PenatapanhutanpendidikanbengoditetapkanolehDerjenNo.86/menhut11/
Dirjenkehutanan.padatanggal13Maret1980Rahmawaty.2006.

PerencanaanPengelolaanHutandiIndonesia.USURepository.Medan.Samsuri.
2003.PanduanPraktekUmumKehutanan2003.

ProgramIlmuKehutananUSU.Medan.Zaitunah,A.,2004.PerencanaanPengelolaan
HutandalamPanduanPraktikUmumKehutanan(PUK)2004.JurusanKehutanan FakultasPertanianUSU.Medan.

LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN HUTAN

PETA TEGAKAN JATI (TECTONA GRANDIS) TAMAN WISATA ALAM


OLEH

HERMANUS M, DOLUBANI

NIM : 192385051

KELAS : C/V

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA HUTAN

JURUSAN KEHUTANAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG

2021

Anda mungkin juga menyukai