Angkatan/Kelas : XXVI / I
No Hadir : 02
A. Pokok Pikiran
Nasionalisme berasal dari kata "Nasional" yang artinya bangsa, negara, dan
"Isme" yang artinya paham atau ajaran. Sehingga, secara harfiah Nasionalisme
adalah paham atau ajaran bagaimana kita mencintai bangsa dan negara kita
sendiri. Pandangan tentang rasa cinta tanah air dan sikap mencintai yang wajar
terhadap bangsa dan negara sekaligus menghormati bangsa lain. Sikap
nasionalisme tidak boleh terlalu berlebihan sampai menganggap bangsa atau
negara lain itu lebih rendah. Sebelum memiliki jiwa nasionalisme, seseorang
harus terlebih dahulu memiliki rasa kebangsaan yakni rasa yang lahir secara
alamiah karena adanya kebersamaan sosial yang tumbuh dari kebudayaan,
sejarah, dan aspirasi perjuangan masa lampau, serta kebersamaan dalam
menghadapi tantangan sejarah masa kini. Sikap nasionalisme juga sikap yang
menghargai persamaan suku-suku bangsa dan memiliki rasa senasip
sepenanggungan diantara sesama bangsa.
1. Sila ketuhanan yang maha esa memiliki nilai religious, toleran, transparan,
etos kerja, tanggung jawab, amanah, dan percaya diri.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab memiliki nilai humanis, tenggang
rasa, persamaan derajat, saling menghormati, tidak diskriminatif.
3. Sila persatuan Indonesia memiliki nilai cinta tanah air, rela berkorban,
menjaga ketertiban, mengutamakan kepentinngan public, dan gotong royong.
5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki nilai bersikap adil,
tidak serakah, tolong menolong, kerja keras, dan sederhana.
2. Pelayanan Publik
Sebagai pemersatu bangsa ASN akan senantiasa setia dan taat sepenuhnya
kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan Pemerintah (UU No. 5 Tahun 2014
pasal 66 ayat 1-2). Adanya Potensi Perusak Persatuan harus diwaspadai
ditanggulangi seperti adanya kelompok yang tidak setuju dengan ideologi
negara Pancasila, penyalahgunaan kemajuan tekonologi informasi
dan komunikasi, konflik pemekaran wilayah, konflik pilkada, pilpres, daerah
perbatasan dst. Sebagai ASN kita harus memiliki jiwa nasionalisme dan
wawasan kebangsaan yang kuat, memiliki kesadaran yang tinggi untuk
menjaga kedaulatan negara, menjadi perekat dan pemersatu bangsa
serta mengupayakan situasi yang damai di seluruh wilayah Indonesia dan
terus menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Peran ASN dalam menciptakan kondisi damai adalah dengan
bersikap netral dan adil, mengayomi kepentingan kelompok
minoritas dengan tidak membuat kebijakan diskriminatif, dan menjadi figur
teladan di lingkungan masyarakat. Pada akhirnya, rasa nasionalisme yang kuat
ini menjadikan ASN yang mampu mengaktualisasikan wawasan kebangsaan
dan jiwa nasionalisme dalam menjalankan profesinya sebagai pelayanan
publik yang berintegritas
Profil Tokoh
Bacharuddin Jusuf Habibie adalah Presiden ketiga Indonesia. Sebelum
berkarier di Indonesia bapak B.J. Habibie melanjutkan studi teknik penerbangan,
spesialisasi konstruksi pesawat terbang di Rhenisch Wesfalische Tehnische
Hochscule Jerman. Ia pun menerima gelar Diplom Ingenieur pada 1960 dan gelar
Doktor Ingenieur pada 1965 dengan predikat summa cumlaude dari Technische
Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachean. Beliau menemukan
rumus yang dinamakan "Faktor Habibie" karena bisa menghitung keretakan
atau crack propagation on random sampai ke atom-atom pesawat terbang.
Sehingga beliau pun dijuluki "Mr Crack" karena keahliannya itu.
Ada banyak pelajaran terkait nasionalisme dan cinta tanah air dari beliau.
Kecerdasan, totalitas dan tanggung jawab terhadap negara rupanya tidak hanya
terlihat saat berada di Indonesia. Sebelum Indonesia sadar akan potensinya,
beliau sudah beberapa kali ditawari oleh beberapa negara lain untuk
menggalakkan teknologi pesawat terbang. Tawaran pertama datang datang dari
Jerman. Jerman yang saat itu tahu Pak Habibie bukan orang biasa, langsung saja
menawarinya dengan status 'warga negara kehormatan'. Bukannya senang
dengan status yang jarang diberikan Jerman, beliau justru menolak. Karena rasa
nasionalisme beliau yang tinggi, beliau tetap memilih pulang ke Indonesia untuk
mengabdikan diri kepada bangsa dan negaranya, walaupun beliau tidak
mendapatkan beasiswa dari pemerintah Indonesia ketika melanjutkan studi di
Jerman. Ada banyak terobosan dan sumbangsih yang beliau buat sejak di
Indonesia, salah satunya ketika memegang jabatan Menteri Riset dan Teknologi.
Beliau berhasil membuat pesawat terbang N250 yang ditujukan sebagai alat
transportasi utama di Indonesia yang merupakan negara kepulauan, walaupun
cita-cita tersebut tidak kesampaian karena adanya krisis moneter tahun 1998. B.J.
Habibi ini menunjukkan rasa memiliki serta rasa cinta tanah air dan bangsa.
B. Penerapan