NIM : H1081201007
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2021
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perubahan iklim merupakan ancaman bagi lingkungan pesisir dan laut. Beberapa
hasil riset menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan suhu bumi yang terjadi
bersamaan dengan meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca, terutama
Karbondioksida (CO2) dan Metana (CH4). Sebelum masa revolusi industri, konsentrasi
CO2 di atmosfer diperkirakan berkisar antara 200 ppm – 280 ppm, namun saat ini
konsentrasi CO2 telah mendekati 380 ppm sebagai hasil dari berbagai kegiatan manusia
seperti kegiatan industri dan penggunaan lahan. Dari keseluruhan CO2 yang dihasilkan
oleh kegiatan manusia, hanya setengah yang diserap oleh atmosfer, selebihnya sekitar 30%
terserap oleh laut dan 20% diserap oleh biosfer terestrial (Feely, et.al., 2004). Berdasarkan
kajian dari World Ocean Circulation Experiment/Joint Global Ocean Flux, konsentrasi
CO2 di atmosfer dan laut diperkirakan bisa lebih dari 800 ppm pada akhir abad ini.
Peningkatan konsentrasi CO2 ini akan menyebabkan gejala pengasaman pada perairan
karena akan terjadi peningkatan adsorbsi gas CO2 dari atmosfer ke permukaan perairan.
Selain itu, hal ini juga akan mengubah kimia laut dan berimplikasi serius terhadap terumbu
karang dan organisme penghasil kapur lainnya (Feely, et.al., 2004). Kondisi ini perlu
dipahamai dengan baik untuk bisa menentukan langkah kedepan agar fenomena
pengingkatan keasaman air laut ini tidak terus berlangsung. Oleh karena itu, penulis
menyusun makalah tentang pengasaman laut yang akan membahas tentang pengertian
pengasaman laut, proses terjadi dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengasaman
laut, bahaya dan dampak dari fenomena pengasaman laut, serta cara pengelolaan dan
penanggulangan pengasaman laut.
1.2.Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pengasaman laut (Ocean Acidification) terjadi?
2. Apa penyebab terjadinya pengasaman laut?
3. Darimana sumber terjadinya pengasaman laut?
4. Bagaimana bahaya dan dampak pengasaman laut pada lingkungan?
5. Bagimana cara pengelolaan dan penanggulangan pengasaman laut agar tidak
berbahaya?
1.3.Tujuan Makalah
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui proses terjadinya pengasaman laut (Ocean Acidification).
2. Mengetahui bahaya dan dampak pengasaman laut pada lingkungan.
3. Mengetahui cara pengelolaan dan penanggulangan pengasaman laut.
BAB II DASAR TEORI
CO2 dapat menjadi asam ketika bereaksi dengan air (H2O) sehingga disebut oksida
asam. H2CO3 atau yang biasa disebut asam karbonat merupakan suatu asam lemah dan
sedikit terionisasi menghasilkan H+, yang mengindikasikan larutan bersifat asam menurut
teori Asam Basa Arrhenius. Akibat reaksi ini, air laut menjadi kekurangan persediaan
karbonat (CO3 2- ) akibat pembentukan ion bikarbonat.
2.2. Penyebab
Sejak terbentuknya laut hingga beberapa puluh dekade belakangan ini, laut
memiliki stabilitas pH yang cukup sehingga mampu menyokong berbagai macam
kehidupan di dalamnya. Keadaan berubah pesat ketika peradaban manusia memasuki era
revolusi industri, dimana pembangunan di bidang industri telah berkembang secara cepat.
Dampak revolusi industri meningkatkan kesejahteraan umat manusia secara drastis, namun
di lain pihak penggunaan bahan bakar fosil merupakan awal mula campur tangan manusia
terhadap kerusakan ekosistem. Era revolusi industri banyak menimbulkan hasil sampingan
berupa limbah zat kimia berbahaya serta polusi gas yang hingga kini masih menjadi
sorotan masalah pemanasan global yaitu emisi karbon dioksida (CO2).
Peneliti menemukan bahwa laut telah menjadi salah satu penyerap CO2 terbesar
setelah hutan sehingga memperlambat dampak polusi gas CO2 terhadap atsmosfer bumi.
Asidifikasi atau menurunnya pH pada suatu larutan hingga keadaan asam merupakan
fenomena yang terjadi akibat adanya reaksi antara air laut dengan gas CO2. Reaksi antara
air laut dengan gas CO2 tersebut akan membentuk asam karbonik yang akan menurunkan
pH air laut terutama pada daerah didekat permukaan.
Gambar 1. Reaksi air dengan CO2 membentuk asam karbonik
Sumber : www.sigma.com
Hal ini yang dinamakan Asidifikasi samudra atau Ocean acidification (Asidifikasi
samudra) yang merupakan istilah yang diberikan untuk proses turunnya kadar pH air laut
yang kini tengah terjadi akibat penyerapan karbon dioksida di atmosfer yang dihasilkan
dari kegiatan manusia (seperti penggunaan bahan bakar fosil). Menurut Jacobson (2005),
pH di permukaan laut diperkirakan turun dari 8,25 menjadi 8,14 dari tahun 1751 hingga
2004 (Wikipedia).
Pengasaman laut ialah perubahan kimia air laut akibat peningkatan karbon dioksida di
atmosfer. Karbon dioksida (CO2) yang terserap oleh air laut inilah yang mengakibatkan
perubaha kimia air laut. Karbon dioksida dalam air dapat menimbulkan pembentukan asam
karbonat (H2CO3), sehingga menyebabkan pH laut turun sebesar 0,1 unit. Meskipun ini
terlihat seperti bukan sebuah perubahan besar, namun skala pH adalah skala logaritma.
Dengan demikian, 0,1 satuan perubahan pH diterjemahkan ke dalam peningkatan 30 %
pada ion hidrogen. Bahkan diproyeksikan turun lagi sebesar 0,3-0,4 unit pada akhir abad
ini bila emisi gas CO2 terus bertambah.
Peta
eta ini menunjukkan klasifikasi global terumbu karang berdasarkan perkiraan
ancaman saat ini dari aktivitas manusia setempat, menurut indeks ancaman lok
lokal
Terintegrasi dengan Risiko. Indeks ini mencakup penangkapan ikan yang berlebihan dan
perikanan yang merusak, pembangunan pesisir, polusi berbasis DAS, polusi da
dan kerusakan
berbasis kelautan. Pemanasan
emanasan global dan pengasaman laut tidak termasuk karena bersifat
global, bukan ancaman lokal.
Peningkatan
eningkatan Ancaman terhadap Terumbu Karang
Persentase terumbu karang yang terancam telah meningkat sebesar 30% dalam 10
tahun terakhir.
Peningkatan telah terjadi di semua ancaman lokal dan semua wilayah di dunia.
Ancaman memancing (penangkapan ikan yang berlebihan dan penangkapan ikan yang
merusak) telah meningkat sebesar 80% dalam 10 tahun terakhir, menjadikannya
pemicu stres non-iklim
iklim terbesar yang dihadapi terumbu karang di seluruh dunia.
Pemutihan karang massal kini telah terjadi di setiap wilayah di dunia.
Diproyeksikan
iproyeksikan bahwa selama sebagian besar tahun di 2050s, 95% dari terumbu karang
akan mengalami tekanan dan potensi panas yang tinggi.
Disebabkan oleh pengasaman laut,, diproyeksikan bahwa oleh 2050 hanya sekitar 15%
dari terumbu karang akan berada di daerah di mana tingkat aragonit cukup untuk
pertumbuhan karang.
Negara dan wilayah 27 diidentifikasi sangat rentan terhadap kehilangan terumbu di
seluruh wilayah terumbu karang dunia; 19 di antaranya adalah negara pulau kecil.
Penting untuk mengomunikasikan status terumbu karang di tingkat lokal. Informasi ini
seringkali sulit ditemukan atau diakses. Untuk informasi tingkat negara tentang ancaman
terhadap terumbu karang, Anda dapat mengaksesnya terbuka di jendela baruSitus web
Reefs At Risk untuk menemukan laporan yang mencakup informasi terumbu global,
regional, dan lokal yang terperinci.
Terumbu karang yang berisiko dari ancaman lokal yang terintegrasi berdasarkan wilayah.
Image © WRI (World Resources Institute)
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Pengasaman laut (ocean acidification) merupakan istilah yang diberikan untuk
proses turunnya kadar pH air laut akibat kenaikan penyerapan karbon dioksida
(CO2) di atmosfer yang dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia. Ketika CO2
terlarut, dia akan bereaksi dengan air membentuk suatu kesetimbangan jenis ionik
dan non-ionik yaitu: karbon dioksida yang terlarut bebas (CO2 (aq)), asam karbonat
(H2CO3), bikarbonat (HCO3), dan karbonat (CO3 2- ). Terlarutnya CO2 juga akan
menyebabkan naiknya konsentrasi ion hidrogen (H+) di lautan, sehingga akan
mengurangi pH lautan.
2. Turunnya pH air laut menimbulkan dampak yang cukup besar terhadap makhluk
hidup di dalam ekosistem laut. Asidifikasi secara tidak langsung dapat
menghancurkan ekosistem laut dan mengancam produktivitas perikanan. Hal
tersebut terjadi karena berkurangnya persediaan karbonat yang berdampak pada air
laut yang menjadi korosif dan dapat melarutkan cangkang (jika keasaman lautan
cukup tinggi), melemahkan pertumbuhan hewan laut dan terumbu karang beserta
jutaan spesies hewan laut yang bergantung kepadanya.
3. Sebagai penghasil terbesar CO2 yang merupakan penyebab pengasaman laut,
manusia harus disadarkan untuk mengkontrol emisi CO2 ke atmosfer. Selain itu,
peran pengelola kelautan juga perlu berkomitmen untuk sama-sama melakukan
pengelolaan laut secara berkelanjutan.
DAFTAR REFERENSI
https://id.scribd.com/document/424437593/Sesar-Prabu-ocean-Acidification
https://id.scribd.com/document/328161415/Ocean-Acidification
https://reefresilience.org/id/reefs-are-at-risk/