Anda di halaman 1dari 7

BIOSTRATIGRAFI

Pengertian
Biostratigrafi merupakan ilmu penentuan umur batuan dengan
menggunakan fosil yang terkandung didalamnya. Biasanya bertujuan
untuk korelasi, yaitu menunjukkan bahwa horizon tertentu dalam suatu
bagian geologi mewakili periode waktu yang sama dengan horizon lain
pada beberapa bagian lain. Fosil berguna karena sedimen yang berumur
sama dapat terlihat sama sekali berbeda dikarenakan variasi lokal
lingkungan sedimentasi. Sebagai contoh, suatu bagian dapat tersusun
atas lempung dan napal sementara yang lainnya lebih bersifat batu
gamping kapuran, tetapi apabila kandungan spesies fosilnya serupa,
kedua sedimen tersebut kemungkinan telah diendapkan pada waktu yang
sama.
Amonit, graptolit dan trilobit merupakan fosil indeks yang banyak
digunakan dalam biostratigrafi. Mikrofosil seperti acritarchs, chitinozoa,
conodonts, kista dinoflagelata, serbuk sari, sapura dan foraminifera juga
sering digunakan. Fosil berbeda dapat berfungsi dengan baik pada
sedimen yang berumur berbeda; misalnya trilobit, terutama berguna untuk
sedimen yang berumur Kambrium. Untuk dapat berfungsi dengan baik,
fosil yang digunakan harus tersebar luas secara geografis, sehingga dapat
berada pada bebagai tempat berbeda. Mereka juga harus berumur
pendek sebagai spesies, sehingga periode waktu dimana mereka dapat
tergabung dalam sedimen relatif sempit, Semakin lama waktu hidup
spesies, semakin tidak akurat korelasinya, sehingga fosil yang berevolusi
dengan cepat, seperti amonit, lebih dipilih daripada bentuk yang
berevolusi jauh lebih lambat, seperti nautoloid.
Satuan Biostratigrafi
Satuan biostratigrafi adalah tubuh lapisan batuan yang dikenali
berdasarkan kandungan fosil atau ciri-ciri paleontologi sebagi sendi
pembeda tubuh batuan di sekitarnya. Kelanjutan satuan biostratigrafi
ditentukan oleh penyebaran gejala paleontologi yang mencirikannya
(Komisi Sandi Stratigrafi Indonesia, 1996).
Tingkat dan jenis biostratigrafi, dimana didalamnya adalah zona.
Zona adalah suatu lapisan atau tubuh lapisan batuan yang dicirikan oleh
suatu takson atau lebih. Kegunaan dari zona antara lain sebagai penunjuk
umur, penunjuk lingkungan pengendapan, korelasi tubuh lapisan batuan,
dan untuk mengetahui kedudukan kronostratigrafi tubuh lapisan batuan.
Urutan tingkatan satuan biostratigrafi resmi dari besar sampai kecil adalah
superzona, zona, subzona dan zonula.
Dalam biostartigrafi terdapat beberapa macam zona adal
sebagai berikut :
a. Zona kumpulan
Zona kumpulan adalah suatu lapisan atau kesatuan sejumlah
lapisan yang terdiri oleh kmpulan alamiah fosil yang khas atau
kumpulan suatu jenis fosil. Kegunaan zona kumpulan selin sebagai
penunjuk lingkungan kehidupan purba, dapat dipakai sebagai penciri
waktu. Batas dan kelanjutan zona kumpulan ditentukan oleh batas
terdapatnya kebersamaan (kemasyarakatan) umur – umur utama
dalam kesinambungan yang wajar.
b. Zona kisaran
Zona kisaran adalah tubuh lapisan batuan yang mengcakup
kisaran stratigrafi unsure terpilih dari kemapuan seluruh foisl yang ada.
zona kisaran dapat berupa kisaran umur suatu takson, kumpulan
takson, takson-takson yang bermasyarakat, atau ciri paleontologi yang
lain yang menunjukkan kisaran). Kegunaan zona kisaran terutama
untuk korelasi tubuh batuan dan sebagai dasar penempatan batuan-
batuan dalam skala waktu geologi. Batas dan kelanjutan zona kisaran
ditentukan oleh penyebaran vertikal maupun horizontal takson yang
mencirikannya.
c. Zona puncak
Zona puncak adalah tubuh lapisan batuan yang menunjukan
perkembangan maksimun suatu takson tertentu. Kegunaan zona
puncak dalam hal tertentu ialah untuk menunjukkan kedudukan
kronostratigrafi tubuh lapisan batuan dan dapat dipakai sebagai
penunjuk lingkungan pengendapan purba, iklim purba. Batas vertikal
dan horizontal zona ini bersifat subjektif.
d. Zona selang
Zona selang ialah selang stratigrafi antara dua horizon
biostratigrafi (horizon biostratigrafi yaitu awal atau akhir peMunculan
takson – takson penciri). Kegunaan secara umum untuk korelasi tubuh
– tubuh lapisan batuan. Batas atas dan bawah suatu zona selang
ditentukan oleh horizon pemunculan awal atau akhir suatu takson
penciri.
e. Zona rombakan
Zona rombakan adalah tubuh lapisan batuan yang ditandai
oleh banyaknya fosil rombakan berbeda jauh daripada tubuh lapisan
batuan diatas dan dibawahnya.
f. Zona padat
Zona padat adalah tubuh lapisan batuan yang ditandai oleh
melimpahnya fosil dengan kepadatanpopulasinya jauh lebih banyak
daripada tubuh batuan diatas dan dibawahnya.
Ketidakselarasan Biostartigrafi
Dalam biostartigrafi dikenal istilah ketidak-selarasan. Ketidak
selarasan adalah bukti untuk adanva ketidak-lanjutan vertikal dari
sedimentasi yang disebabkan oleh adanya gejala tektonik. seperti
pengangkatan, yang dapat disebabkan pelipatan yang disusul oleh
pengangkatan (orogenesa) ataupun pengangkatan dan pemiringan
semata ataupun semata-mata pengangkatan atau epirogenesa. Adapun
jenis-jenis ketidak selarasan adalah sebagai berikut :
a. Angular Unconformity
Angular Unconformity adalah tipe ketidak selaran yang
menunjukkan batuan tipe ketidak selaran yang menunjukkan batuan
sedimen yang lebih mudah menumpang diatas bidang miring tererosi
yang merupakan batuan yang lebih tua dan telah mengalami
pemiringan (tilted) atau perlipatan. Angular unconformity dapat
menunjukkan ukuran sepuluh hingga seratus kilometer, jarang berupa
hubungan individu batuan tetapi selalu dalam satuan batuan. Struktur
seperti submarine slide, cross bedding tidak termasuk tipe ini.

b. Disconformity
Disconformity ialah perlapisan sejajar diatas dan dibawah
bidang ketidak-selarasan, bidang kontaknya ditandai oleh kenampakan
bidang erosi yang nyata dan tidak rata. Disconformity lebih mudah
dikenal karena adanya permukaan erosi mungkin karena saluran
(channel). Seperti halnya angular unconformity dapat pula ditandai
dengn fosil, zona soil (paleosols) yang mungkin ditandai oleh gravel
tertinggal (lag-gravel) pada bagian atas bidang ketidak selarasan dan
menunjukkan bongkah litologi yang sama dengan litologi bagian
bawahnya.
Paraconformity ketidak selarasan sejajar, perlapisan batuan
sejajar diatas dan dibawah bidang ketidak-selarasan. Tidak
menunjukkan tanda erosi dan proses fisika lainnya. Hanya bisa
ditentukan dengan mengetahui perbedaan kandungan fauna atau
perubahan zonasi faunanya.
c. Paraconformity
Paraconformity ketidak selarasan sejajar, perlapisan batuan
sejajar diatas dan dibawah bidang ketidak-selarasan. Tidak
menunjukkan tanda erosi dan proses fisika lainnya. Hanya bisa
ditentukan dengan mengetahui perbedaan kandungan fauna atau
perubahan zonasi faunanya.

d. Nonconformity
Ketidak selarasan antara batuan sedimen dengan batuan
beku atau matamorf yang lebih tua dan telah tererosi sebelum batuan
sedimen terendapkan diatasnya.

Korelasi Biostratigrafi
Korelasi biostratigrafi adalah menghubungkan lapisan-lapisan
batuan di dasarkan atas kesamaan kandungan dan penyebaran fosil yang
terdapat di dalam batuan. Dalam korelasi biostratigrafi dapat terjadi
batuan yang berbeda memiliki kandungan dan penyebaran fosil yang
sama.
• Contoh : Korelasi Biostratigrafi
SUMUR-
SUMUR-1
2
Konglom Batupasi
erat r

Kump.Fo Kump.Fo
sil A sil A
Batulem
Batupasi
pung
r
Kumpula
Kumpula
n
n
Fosil X
Fosil X
Napal
Napal

Kump.Fo
sil Z Kump.Fo
sil Z
Batugam
ping Serpih

Kump.Fo Kump.Fo
sil Y sil Y

Contoh: Korelasi Biostratigrafi

• Prosedur dan penjelasan:


1. Korelasikan/hubungkan lapisan lapisan batuan yang mengandung
kesamaan dan persebaran fosil yang sama (Pada gambar diatas
diwakili oleh garis warna biru).
2. Kandungan dan sebaran fosil pada batugamping di Sumur-1 sama
dengan kandungan dan sebaran fosil pada serpih di Sumur-2,
sehingga batugamping yang ada di Sumur-1 dapat dikorelasikan
dengan serpih yang terdapat di Sumur-2.
3. Batugamping pada Sumur-1 mengandung kumpulan fosil Y
sedangkan pada Sumur-2, serpih juga mengandung kumpulan dan
sebaran fosil Y. Dengan demikian lapisan batugamping pada
Sumur-1 dapat dikorelasikan dengan serpih pada Sumur-2.
4. Kandungan dan sebaran fosil pada napal di Sumur-1 sama dengan
kandungan dan sebaran fosil pada napal di Sumur-2, sehingga
napal yang ada di Sumur-1 dapat dikorelasikan dengan napal yang
terdapat di Sumur-2.
Kandungan dan sebaran fosil pada batupasir di Sumur-1 sama
dengan kandungan dan sebaran fosil pada batulempung di Sumur-2,
sehingga batupasir yang ada di Sumur-1 dapat dikorelasikan dengan
batulempung yang ada di Sumur-2. Kandungan dan sebaran fosil pada
napal di Sumur-1 sama dengan kandungan dan sebaran fosil pada napal
di Sumur-2, sehingga napal yang ada di Sumur-1 dapat dikorelasikan
dengan napal yang terdapat di Sumur-2.

Anda mungkin juga menyukai