Retna Utami
Tranfusi darah adalah tindakan medis yang bertujuan mengganti kehilangan darah oleh
karena berbagai sebab. Tindakan tranfusi darah dan komponen darah adalah untuk mengatasi
kondisi yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas pasien, yang tidak dapat diatasi dengan
cara lain.
Faktor keamanan dan efektifitas transfusi tergantung dari (1) tersedianya darah dan
komponen darah yang aman, mudah didapat, harga terjangkau, dan jumlahnya cukup
memenuhi kebutuhan nasional. (2) indikasi transfusi darah dan komponen darah yang tepat.
1. Darah lengkap (whole blood/wb) : diberikan pada penderita dengan pwerdarahan aktif
lebih dari 25%
2. Komponen darah :
- Sel darah merah pekat (PRC) : diberikan untuk kasus kehilangan darah yang tidak
terlalu berat dengan transfusi preoperasi, pada anemia kronis volume darah normal.
- Sel darah merah pekat cuci : untuk pasien yang alergi terhadap protein plasma.
- Lekosit, granulosit : untuk penderita lekopeni, lekosit rendah, infeksi yang tidak
membaik meski sudah diberikan antibiotik.
- Trombosit : untuk penderita trombositopeni.
- Plasma :untuk mengganti factor pembekuan, pengganti cairan hilang.
Indikasi transfusi darah harus jelas, karena komplikasinya cukup beresiko, seperti :
Faktor keamanan dan keefektifan transfusi darah tergantung pada 2 hal yaitu :
1. Tersedianya darah dan komponen darah yang aman, mudah di dapat, harga terjangkau
dan jumlahnya cukup memenuhi kebutuhan nasional.
2. Indikasi transfusi darah dan komponen yang tepat
Resiko cukup besar, jadi transfusi harus benar indikasiya dan cermat dalam pemberiannya
sebelum diputuskan untuk dilakukan transfuse darah
Dikenal 20 golongan darah, tetapi utnuk kepentingan klinik hanya dikenal 2 penggolongan
darah , yaitu : Sistem ABO dan Sistem Rhesus.
Harus diketahui perkiraan volume darah di dalam tubuh, disebut sebagai Estimate Blood
Volume = weight (kg) x Average blood volume.
Kehilangan darah :
Lebih dari 20 % EBV : diganti dengan darah sejumlah perdarahan yang terjadi.
1. Demam
Suhu meningkat disebabkan reaksi dari antibody, trombosit, senyawa pyrogen
Pencegahan :
- Uji cocok silang lekosit donor dan resipien
- Diberikan produk darah yang rendah lekosit
- Dilakukan mikrofiltrasi
2. Reaksi Alergi :
- Shock anafilaktik
- Ringan : urtikaria
- Berat : terjadi interaksi Immunoglobulin A donor, anti Immunoglobulin A
spesifik pada plasma resipien
3. Reaksi Hemolitik :
- Destruksi sel darah merah oleh karena ketidak cocokan golongan darah
- Transfusi terpapar cairan Dextrose 5%, injeksi H2O ke sirkulasi
- Darah sudah lisis saat ditransfusikan
- Suhu penghangatan darah terlalu tinggi
- Saat ditransfusikan : darah beku/terlalu dingin, darah sudah terinfeksi,
pemberian dengan tekanan tinggi (diperas)
4. Penularan penyakit :
- HIV, hepatitis B, hepatitis C dan virus
- Bakteri
5. Cedera paru akut
Acut Lung Injury : hipoksemia akut
Edem pulmo bilateral setelah 6 jam transfusi
Dispneu, takhipneu, demam, takhikardi, hipoksia, hipertensi
Penutup
Pemberian transfusi darah adalah tindakan medis atas indikasi yang tepat, waktu dan
pemilihan darah yang tepat agar efektif. Dan perlu juga diwaspadai akan timbulnya efek
samping yang mungkin timbul, baik ringan maupun berat.