Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

HAL YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM ENCONDING

DISUSUN OLEH:

BAGAS TIRTA NUGRAHA (2020141024)

CASSEY GRACIA SIMANUNGKALIT (2019141026)

SUHAIDA (2019141020)

DOSEN PEMBIMBING:

ARIZONA M.Pd.,Cht.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan

rezeki dan kesehatan kepada kami sehingga kami mempunyai kesempatan untuk menyelesaikan

pembuatan makalah yang dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah komunikasi antar

pribadi. Adapun materi makalah yang kami buat adalah "Hal Yang Dipertimbangkan Dalam

Enconding ".

Kami menyadari dan meyakini bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Masih

banyak kekurangan dan kesalahan yang kami sadari atau pun yang tidak kami sadari. Oleh

karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari makalah ini, agar di masa yang akan datang

kami bisa membuat makalah yang lebih baik lagi. Namun, meskipun makalah ini jauh dari kata

sempurna kami berharap agar makalah ini sedikit banyaknya dapat bermanfaat bagi yang

membacanya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan

mendukung dalam pembuatan makalah ini. Demikian sedikit kata pengantar dari kami atas

perhatian para pembaca sekalian kami mengucapkan terima kasih.

Palembang, Maret 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Secara garis besar komunikasi adalah suatu proses pengiriman pesan oleh individu
(komunikator) kepada individu-individu yang lain (komunikan) dengan menggunakan
simbol-simbol dan menghasilkan suatu pengertian antara satu dengan yang lainnya
(feedback). Komunikasi adalah proses sosial dimana individu-individu menggunakan simbol-
simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka.

Manusia dapat berkomunikasi melalui proses encoding dan decoding. Encoding adalah
orang yang mengembangkan dan mengirim pesan. Seperti ditunjukkan pembuat enkode
harus menentukan bagaimana pesan akan diterima oleh audiens, dan membuat penyesuaian
sehingga pesan diterima dengan cara yang mereka inginkan diterima.

Encoding adalah proses mengubah pikiran menjadi komunikasi. Encoder menggunakan


‘media’ untuk mengirim pesan, panggilan telepon, email, pesan teks, pertemuan tatap muka,
atau alat komunikasi lainnya. Tingkat pemikiran sadar yang masuk kepesan penyandian
dapat bervariasi. Pembuat enkode juga harus memperhitungkan ‘gangguan’ yang mungkin
mengganggu pesan mereka, seperti pesan lain, gangguan, atau pengaruh. Audiens kemudian
menerjemahkan atau menafsirkan, pesan untuk diri mereka sendiri yang sisebut dengan
decoding.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian Encoding?


2. Bagaimana Proses Komunikasi?
3. Apa yang dipertimbangkan dalam Encoding?

C. TUJUAN
Tujuan Encoding adalah mengubah data yang dapat digunakan oleh berbagai macam
sistim secara tepat dan aman. Seperti mengirimkan data yang berbentuk biner lewat email
(seperti attachment), menyimpan data biner ke dalam database atau menampilkan karakter-
karakter special pada halaman web atau media lainnya.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Encoding

Encoding adalah suatu aktifitas internal pada komunikator dalam menciptakan pesan
melalui pemilihan simbolsimbol verbal dan non verbal, yang disusun berdasarkan aturan-
aturan tata bahasa, serta disesuaikan dengan karakteristik komunikan.

Penyandian (Encoding) adalah sebuah proses yang penting dalam dunia informatika. Saat
ini kemampuan untuk mengirim dan menerima informasi secara cepat sangat dibutuhkan.
Semakin besar sebuah data, semakin lama waktu yang diperlukan dalam pengiriman dan
semakin besar pula kemungkinan data hilang dalam pengiriman. Oleh karena itu dibutuhkan
sebuah cara (proses) untuk mengkompresi data kedalam bentuk sandi – sandi yang lebih
optimal tanpa merusak informasi yang dikandung oleh data tersebut.

B. Proses Komunikasi

Proses komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut ini. Sumber (komunikator)


bermaksud menyampaikan gagasan (informasi, saran, permintaan, dst.) yang ingin
disampikan kepada penerima dengan maksud tertentu. Untuk itu dia menterjemahkan
gagasan tersebut  menjadi simbol-simbol (proses encoding) yang selanjutnya disebut pesan
(message). Pesan tersebut disampaikan melalui saluran (channel) tertentu misalnya dengan
bertatap muka langsung, telepon, surat, dst. Setelah pesan sampai pada penerima, selanjutnya
terjadi proses decoding, yaitu menafsirkan pesan tersebut. Setelah itu terjadilah respon pada
penerima pesan. Respon tertuju pada pengirim pesan. Komunikasi sebagai proses dapat
divisualisasikan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

C. Hal-hal yang Harus Dipertimbangkan dalam Encoding


Pihak-pihak yang melakukan komunikasi, terutama pengirim pesan pasti mengehendaki
tujuan komunikasi yang dilakukannya membawa hasil yaitu pesan dapat diterima dan
dipahami oleh pihak penerima pesan dan memberikan respon terhadap apa yang disampaikan
pihak penerima sesuai dengan apa yang diharapkan oleh penerima.  Untuk itu berbagai faktor
yang mempengaruhi keberhasilan komunikasi harus dipertimbangkan dan salah satu
diantaranya adalah faktor encoding.
Dalam komunikasi pihak penyampai pesan bukan hanya mempertimbangkan pesan apa
yang akan disampaikan tetapi juga bagaimana menyampaikannya. Oleh karena itu pihak
penyampai pesan harus tepat dalam mengemas pesannya. Proses pengemasan pesan dalam
komunikasi disebut encoding (Hardjana, 2003: 13). Dengan encoding, pengirim atau
penyampai pesan memasukkan atau mengungkapkan pesannya ke dalam kode atau lambang
baik secara verbal atau non verbal. Dalam encoding, ada dua hal penting yang harus
dilakukan oleh penyampai pesan, yaitu : 1. mempertimbangkan dengan  cermat apa yang
akan disampaikan, dan 2.menterjemahkan dengan baik dan benar gagasan yang akan
disampaikan menjadi isi pesan.
Encoding dapat dilakukan dengan tepat sehingga tujuan komunikasi tercapai jika
penyampai pesan mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini.
1. Pesan apa yang akan disampaikan?
Sebelum pesan dikemas melalui proses yang disebut encoding, penyampai pesan harus
paham betul ide atau gagasan yang akan disampaikan tanpa memahami tentang apa yang
akan disampaikan, penyampai pesan bisa mengalami kekeliruan dalam memilih kemasan
pesan dan media untuk menyampaikannya.
2. Siapa pihak yang akan menerima pesan darinya?
Siapa yang dimaksud dengan pertanyaan di atas bukan sekadar menyangkut nama tetapi
latar belakang pendidikan dan sosial, tingkat perkembangan jiwanya, mindset, dst. Isi pesan 
sama namun jika penerima pesan berbeda misalnya dalam tingkat perkembangan,
pendidikan, status sosial, latar belakang keahlian, maka kemasan pesan juga harus berbeda.
3. Dalam  bentuk apa pesan disampaikan: verbal atau non verbal?
Jika dalam bentuk verbal, kata apa atau kalimat yang   bagaimana yang dipilih.
Kekeliruan dalam mengemas pesan dapat menyebabkan tujuan komunikasi tidak tercapai.
Sekadar contoh pengemasan pesan yang tidak tepat dapat disimak dari pengalaman penulis
berikut ini.
Suatu saat penulis menerima pesan via handphone dari seseorang yang bunyinya “U di
mana? Q sudah menanti sejak jam 2.30” Penulis membalas dengan jawaban: “Maaf, anda
siapa?” Ternyata dia adalah seorang mahasiswa yang akan mengikuti ujian perbaikan, yang
sebenarnya tidak perlu menghubungi penulis. Contoh tesebut menggambarkan bahwa apa
yang disampaikan dan bagaimana menyampaikannya salah. Ada contoh lain dari kekeliruan
dalam pengemasan pesan. Sekitar pukul 12.30 seorang dosen menerima sms dari
mahasiswanya: “Ibu nanti sore mengajar atau tidak?”  Si penerima pesan tak mengerti apa
maksud pertanyaan tersebut dan juga agak tersinggung dengan isi pertanyaan tersebut.
Sebagai penanggung jawab kelas untuk mata kuliah tertentu, pengirim pesan punya hak
untuk menghubungi dan bertanya kepada dosen. Namun kemasan pesannya dan juga waktu
penyampaiannya tidak tepat.  Seandainya pesan dikemas dengan kalimat: “Mohon maaf,
sekadar mengingatkan bahwa sekarang ini ibu waktunya memberi kuliah di kelas kami”, dan
disampaikan setelah lewat waktu dimulainya perkuliahan, misalnya setelah ditunggu 10
menit dosen belum hadir, tentu respon dari penerima pesan bisa seperti yang diharapkan oleh
pengirim pesan.
Jika komunikator senantiasa memperhatikan faktor-faktor yang berasal dari dirinya,
yaitu kemampuan dalam encoding, berarti dirinya sudah berusaha meminimalkan kekeliruan
dalam komunikasi.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian atau penerimaan pesan antara dua
orang atau lebih.  Sedangkan pesan bentuknya berupa komunikasi lisan, komunukasi tulisan,
komunikasi verbal, komunikasi non verbal. Komunikasi tulisan adalah proses penyampaian
pesan dengan menggunakan kata-kata dalam bentuk tulisan yang memilki makna tertentu.
Dengan kata lain bahwa komunikasi tulisan adalah kegiatan komunikasi yang menggunakan
sarana tulisan yang dapat menggambarkan atau mewakili komunikasi lisan termasuk kedalamnya
adalah menulis dan membaca.

Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan berupa


ilmu pengetahuan dan teknologi yang disampaikan  pendidik kepada peserta didik, sehingga
peserta didik mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan,
sehingga menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi untukmenciptakan  perubahan
tingkah laku menjadi lebih baik. Pendidik merupakan orang yang paling bertanggung jawab
terhadap berlangsungnya komunikasi yang efektif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu
encoding merupakan kemampuan yang harus dikuasai setiap setiap individu, kecuali anak-anak,
karena komunikasi merupakan aktivitas yang dapat terjadi kapan saja, dengan siapa saja, dan
dalam situasi apapun.

DAFTAR PUSTAKA

Hardjana, Agus M. (2003). Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius.


Wikipedia. (2009). “Communication”. Tersedia pada:
https://en.wikipedia.org/wiki/Communication. Diakses pada 27 Maret 2021.

Kemdikbud. (2015). Membangun Komunikasi Efektif dalam Menentukan Keberhasilan


Pembelajaran. Tersedia pada: https://p4tkboe.kemdikbud.go.id/p4tkboe/index.php?
option=com_content&view=article&id=116:membangun-komunikasi-efektif-dalam-
menentukankeberhasilan-pembelajaran&catid=28&Itemid=101. Diakses pada 27 Maret 2021.

Anda mungkin juga menyukai