Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MATA KULIAH AKHLAK

“TAMAK (ATH-THAMASU)”

Dosen :

Drs. Abdullah MF, SKM, M.Kes

Kelompok: 12

Annisa Pujiyanti (18070320)

Khairur Rahmah (18070411)

Rusmalum Jernita Silaban (18070414)

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ASYAD AL-BANJARI

JL. Salak No.44 Banjar Baru 70714 Telp. (0511) 4782381

Tahun Ajaran 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, karena atas berkat dan
rahmat-NYA lah, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Dan tak lupa
juga kami ucapkan terima kasih kepada guru yang telah membimbing kami dalam menyusun
makalah ini.

Selain dari pada itu kami juga ingin mengucapkan teima kasih kepada teman-teman sekalian
yang telah memberi kami support, dan dan banyak inspirasi dan motivasi-motivasi yang sangat
bermanfaat bagi terwujutnya makalah ini.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...................................................................................................

KATA PENGANTAR....................................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................

A. Latar Belakang....................................................................................................
B. Tujuan.................................................................................................................
C. Manfaat...............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................

A. Pengertian Tamak...............................................................................................
B. Dalil.....................................................................................................................
C. Sifat-sifat Tamak.................................................................................................
.............................................................................................................................
D. Ciri-ciri dan Penyebab Tamak............................................................................
E. Menghindari Tamak dan Contoh dalam Masyarakat Kehidupan.......................
F. Manfa’at Menghindari Tamak............................................................................
G. Hukum Tamak dalam Ajaran Islam....................................................................

BAB III PENUTUP........................................................................................................

A. Kesimpulan.........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakikatnya, jiwa manusia terdapat dua sifat yang bertentangan, yaitu akhlak mahmudah
dan akhlak madzmumah. Meskipun demikian dalam makalah ini tidak serta merta membahas
semua pokok kajian tentang akhlak yang berkaitan dengan akhlak mahmudah dan akhlak
madzmumah, melainkan dalam makalah ini akan lebih spesifik membahas topik yang berkenaan
dengan akhlak madzmumah. Sebagai salah satu contoh akhlak madzmumah adalah tamak atau
serakah.

Kini banyak orang yang sudah terlena akan dunia. Kemajuan ilmu pengetahuan sekarang ini,
tidak sedikit dampak negatifnya terhadap sikap hidup dan perilaku manusia, baik ia sebagai
manusia yang beragama ataupun tidak. Dampak negatif yang paling berbahaya terhadap
kehidupan manusia atas kemajuan yang dialaminya, ditandai dengan adanya kecenderungan
menganggap bahwa satu-satunya yang dapat membahagiakan hidupnya adalah nilai materil,
sehingga manusia lebih mengejar materi, tanpa menghiraukan nilai-nilai spiritual yang
sebenarnya berfungsi untuk memelihara dan mengendalikan akhlak manusia.

Bercermin dari fakta diatas, dalam makalah ini dibahas tentang pengertian tamak, ciri-ciri,
penyebab, dan cara menghindari sifat tamak.

B. Tujuan

1. Mempelajri arti ruang lingkup tamak


2. Mengetahui sifat-sifat tamak
3. Untuk mengetahui ciri-ciri tamak
4. Untuk mengetahui hukum tamak dalam ajaran islam

4
C. Manfaat

1. Menambah wawasan dan kemampuan berpikir mengenai tamak yang telah didapat dari
mata kuliah akhlak
2. Hasil dari makalah ini dapat digunakan untuk mengetahui sifat-sifat tamak
3. Dapat mengetahui ciri-ciri orang tamak dan mengetahui hukum tamak yang berlaku
dalam ajaran islam.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tamak (Rakus)

Pengertian Tamak menurut bahasa tamak berarti rakus hatinya. Sedang menurut istilah
tamak adalah cinta kepada dunia (harta) terlalu berlebihan tanpa memperhatikan hukum haram
yang mengakibatkan adanya dosa besar.

Serakah dalam bahasa arab disebut tamak, yaitu sikap yang selalu ingin memperoleh
sesuatu yang banyak untuk diri sendiri. Orang tamak selalu mengharap pemberian orang lain,
namun dia sendiri justru bersikap pelit atau bakhil. Ia ingin mengumpulkan harta untuk
kepentingan diri sendiri tanpa memperhatikan aturan. Orang yang tamak selalu merasa bahwa
harta kekayaan yang dimilikinya selalu kurang dan tidak mau bersyukur kepada Allah SWT.
Pada hakikatnya bersyukur kepada Allah SWT adalah dengan menafkahkan harta kepada orang
lain yang berarti menafkahkan kepada dirinya sendiri.

Rakus atau tamak berasal dari bahasa arab Al-Hirshu atau Ath-Thama’uyaitu suatu
sikap yang tidak pernah merasa cukup, sehingga selalu ingin menambah apa yang seharusnya ia
miliki, tanpa memperhatikan hak-hak orang lain. Hal ini, termasuk kebalikan dari rasa cukup
(Al-Qonaa’ah) dan merupakan akhlak buruk terhadap Allah, karena melanggar ketentuan
larangan-Nya.

Dari definisi diatas bisa kita fahami, bahwa tamak adalah sikap rakus terhadap hal-hal yang
bersifat kebendaan tanpa memperhitungkan mana yang halal dan haram. Sifat ini sebagai sebab
timbulnya rasa dengki, hasud, permusuhan dan perbuatan keji dan mungkar lainnya, yang
kemudian pada penghujungnya mengakibatkan manusia lupa kepada Allah SWT, kehidupan
akhirat serta menjauhi kewajiban agama.

6
B. Dalil-Dalil yang Menjelaskan tentang Tamak (Rakus)

Dalam Al-Qur’an, banyak terdapat keterangan masalah rakus atau tamak, antara lain pada
surah Al-Baqarah ayat 96 yaitu :

‫و‬EE‫ا ه‬EE‫نة وم‬EE‫ف س‬EE‫ر ال‬EE‫و يعم‬EE‫دهم ل‬EE‫ود اح‬EE‫ولتجنهم احرص الناس علي حيوة ومن الذين اشركوا ي‬
) 96: ‫بمزحزحه من العذاب ان يعمر وهللا بصيربما يعملون ( البقرة‬

Artinya :

“ Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di
dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari pada orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar
diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya
dari siksa Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-Baqarah : 96)

Begitu juga dalam hadits, antara lain disebutkan:

‫ا كتب‬E‫د اال م‬E‫ه ليس لعب‬EE‫ فان‬,‫وا في الطلب‬E‫ اجمل‬,‫ ايها الناس‬: ‫قال رسول هللا صلي هللا عليه وسلم‬
)‫ (الحديث‬.‫له‬

Artinya :

“ Rasulullah SAW bersabda: Hai manusia, berbaik-baiklah dalam mencari (nafkah); karena
sesungguhnya hamba tidak mendapatkan (sesuatu), kecuali apa yang telah ditakdirkan
padanya.” (Al-Hadits)

Allah melarang hambanya melakukan tindakan yang rakus, dan termasuk akhlak buruk
terhadap-Nya, karena perbuatan ini dapat menyebabkan seseorang lupa menyembah kepada-Nya,
dapat berlaku kikir, memeras serta merampas hak-hak orang lain. Maka, agama islam
memberikan tuntutan kepada manusia, agar tidak terlalu mengejar nafkah yang seharusnya bukan
ia yang pantas memilikinya. Selain tidak iman terhadap qadha dan qadar Allah, orang yang
tamak ini juga akan menanam benih hasud terhadap orang lain.

7
C. Sifat-Sifat Tamak ( Rakus )

Sifat rakus terhadap dunia menyebabkan manusia menjadi hina, sifat ini digambarkan
oleh beliau seperti orang yang haus yang hendak minum air laut, semakin banyak ia meminum
air laut, semakin bertambah rasa dahaganya. Maksudnya, bertambahnya harta tidak akan
menghasilkan kepuasan hidup karena keberhasilan dalam mengumpulkan harta akan
menimbulkan harapan untuk mendapatkan harta benda baru yang lebih banyak.[2] Orang yang
tamak senantiasa lapar dan dahaga kehidupan dunia. Makin banyak yang diperoleh dan menjadi
miliknya, semakin rasa lapar dan dahaga untuk mendapatkan lebih banyak lagi. Jadi, mereka
sebenarnya tidak dapat menikmati kebaikan dari apa yang dimiliki, tetapi sebaliknya menjadi
satu bebanan hidup. Selanjutnya, kehidupannya hanya disibukkan untuk terus mendapat apa
yang diinginkannya, karena orang tamak lupa tujuan sebenarnya amanah hidup di dunia ini.
Mereka tidak peduli hal lain, melainkan mengisi segenap ruang untuk memuaskan nafsu
tamaknya. Sesungguhnya Allah menciptakan manusia sebagai khalifah untuk melaksanakan
tanggung jawab sebagai hamba-Nya. Seperti dalam firman-Nya:

َ ‫ت ْال ِج َّن َواإْل ِ ْن‬


‫س إِالَّ لِيَ ْعبُ ُدوْ ن‬ ُ ‫َو َما َخلَ ْق‬

“ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-
Ku.”[3]

Tamak timbul dari waham iaitu ragu-ragu dengan rezeki yang dijamin oleh Allah SWT.
Karena itu Ibnu Athaillah melanjutkan: “Tak ada yang lebih mendorong kepada Tamak
melainkan imajinasi (waham) itu sendiri”, Dorongan imajinatif, dan lamunan-lamunan panjang
yang palsu senantiasa menjuruskan kita pada ketamakan dan segala bentuk keinginan yang ada
kaitannya dengan kekuatan, kekuasaan, dan fasilitas makhluk. Waham atau imajinasi itulah
yang memproduksi hijab-hijab penghalang antara kita dengan Allah SWT, Sehingga
pencerahan cahaya yakin sirna ditutup oleh hal-hal yang imajiner belaka.

8
D. Ciri-Ciri dan Penyebab Tamak (Rakus)

1. Terlalu mencintai harta yang dimiliki


2. Terlalu semangat mencari harta tanpa memperthatikan waktu dan kondisi tubuh
3. Terlalu hemat dalam membelanjakan harta
4. Merasa berat untuk mengeluarkan harta demi kepentingan agama dan sosial
5. Mendambakan kemewahan dunia
6. Tidak memikirkan kehidupan akhirat
7. Semua perbuatan selalu bertendensi pada materi.

Adapun penyebab hati seseorang terjangkit penyakit ini adalah sebagai berikut:

1. Cinta dunia
2. Bodoh dalam memahami arti hidup bermasyarakat, yang di dalamnya ia
berkewajiban saling menolong, bukan saling iri hati antara sesama.
3. Tidak mengimani qadha dan qadar Allah atas nasib dirinya, sesuai dengan kadar
usahanya.
4. Power(ilmu pengetahuan,kekayaan dan kekuasaan).
5. Hati yang dipenuhi oleh kecemasan,kegelisahan dan ketakutan.

Selain penyebab diatas, tamak juga disebabkan tidak pernah merasa puas dengan apa
yang dicapainya, menginginkan seperti apa yang didapat orang lain, berangan-angan tidak
sesuai dengan kemampuannya.

9
E. Menghindari Tamak dan Contohnya dalam Kehidupan Masyarakat

Dalam kehidupan masyarakat saat ini, banyak orang yang tidak memperdulikan harta
yang halal dan haram. Bagi mereka hanyalah mendapatkan kesenangan duniawi saja tanpa
memperdulikan kehidupan yang lebih kekal yaitu akhirat. Dengan menghindari sifat tamak,
akan menumbuhkan rasa syukur kepada Allah atas segala rizeki yang telah diberikan-Nya,
menghindari sifat egois, dan menumbuhkan sifat kedemawanan. Harta yang diberikan Allah
kepada kita adalah semata-mata ujian dan cobaan. Dapatkah kita menafkahkan ke jalan Allah.

F. Manfa’at dan Cara Menghindari Tamak ( Rakus )

Harta itu mengandung manfaat dan bahaya. Manfaat dari harta jika dapat
menyelamatkan seseorang dalam kehidupan dunia dan akhiratnya. Sedangkan bahaya harta jika
menghancurkan duniawi dan akhiratnya. Membedakan harta buruk dan harta baik tidaklah
mudah. Hanya orang-orang yang memiliki hati dalam agama saja yang mampu melakukannya.
Mereka itu misalnya para ulama dan orang-orang yang tajam mata hatinya.

Manfaat menghindari tamak antara lain menumbuhkan sifat bersyukur, ikhlas, rendah
diri, pemurah dan jujur. Ironinya, orang tamak tidak pernah merasakan dirinya sebagai hamba-
Nya. Sebaliknya, mereka menjadi hamba kepada dunia dan bertuhankan nafsu. Mereka
mempertaruhkan seluruh usaha untuk mengejar bayang kemewahan dunia. Sebab itu, orang
tamak biasanya takut akan mati. Mereka cinta dunia dan senantiasa mengejar kemewahan
hidup.

Sabda Rasulullah SAW: “Hari kiamat telah hampir dan manusia masih lagi bertambah
tamak kepada dunia dan bertambah jauh daripada Allah.” (Hadits Riwayat Tirmizi, Ibnu Majah
dan Hakim).

Ketamakan terhadap harta hanyalah akan menghasilkan sifat buas, laksana serigala yang
terus mengejar dan memangsa buruannya walaupun harta itu bukan haknya. Fitrah manusia
memang sangat mencintai harta kekayaan dan berhasrat keras mendapatkannya sebanyak
mungkin dengan segala cara dan usaha.

10
Untuk menghindari sifat tamak dapat dilakukan dengan selalu meminta pertolongan
Allah supaya dijauhkan dari sifat serakah, sederhana dalam memenuhi kebutuhan hidup dan
hemat dalam biaya hidup, jangan merasa cemas berlebihan terhadap kejadian di masa datang,
puas terhadap apa yang dimiliki meneladani orang-orang yang mulia yang mampu menjauhi
sifat serakah, dan melihat orang yang keadaannya lebih miskin.

Agar hati kita selamat dari penyakit ini, hal yang dapat dilakukan antara lain:

1) Berusaha dengan maksimal untuk mendapatkan segala yang dicita-citakan.


2) Meyakinkan diri bahwa berapa pun hasil yang didapat adalah pilihan Allah yang
terbaik atas diri kita, dan tidak ada kebatilan atau kekurangan sedikitpun, apalagi
kerugian.
3) Tidak mempersoalkan segala sesuatu yang telah Allah pilihkan bagi orang lain.

Setelah itu, memagari hati dengan tafwid, menyerahkan sepenuhnya kepada Allah, agar
senantiasa memelihara diri kita dengan kemaslahatan dan keberkatan dari apa yang telah kita
miliki.

Mengobati rakus dan tamak tersusun dari tiga dasar, yaitu kesabaran, ilmu, dan amal.
Pertama, amal. Kesederhanaan dalam penghidupan dan pembelanjaan. Maka, barang siapa
yang menghendaki kemuliaan qona’ah, hendaklah ia mengurangi pengeluaran dan belanja.
Kedua, pendek angan-angan. Sehingga ia tidak bergelut dengan kebutuhan-kebutuhan
sekunder. Ketiga, hendaklah ia mengetahui apa yang dikandung dalam sifat qana’ah berupa
kemuliaan dan terhindar dari meminta-minta, serta mengetahui kehinaan ketamakan. Maka
dengan cara ini ia akan terbebas dari ketamakan.

11
G. Hukumn Tamak Di Dalam Ajaran Islam

Hukumnya ialah haram , Allah SWT memberi ancaman keras kepada mereka yang
tamak, dijelaskan dalam surah Al-‘Aadiyat ayat 6-11:

َ ‫) َوإِنَّهُ ع‬6( ‫وْ ٌد‬EEُ‫ب َسلِ ْي ٍمإ ِ َّن اإْل ِ ْن َسانَ لِ َربِّ ِه لَ َكن‬
‫َلى‬ ٍ ‫) إِالَّ َم ْن أَتَى هللاَ بِقَ ْل‬88( َ‫يَوْ َم الَ يَ ْنفَ ُع َما ٌل َّوالَ بَنُوْ ن‬
)8( ‫) َوإِنَّهُ لِحُبِّ ْالخَ ي ِْر لَ َش ِد ْي ٌد‬7( ‫ك لَ َش ِه ْي ٌد‬ َ ِ‫َذال‬

)10( ‫) َوحُصِّ َل َما فِى الصُّ ُدوْ ِر‬9( ‫أَفَالَ يَ ْعلَ ُم إِ َذابُ ْعثِ َر َما فِى ْالقُبُوْ ِر‬

)11( ‫إِ َّن َربَّهُ ْم بِ ِه ْم يَوْ َمئِ ٍذ لَّ َخبِ ْي ٌر‬

Artinya :

6) Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya,

7) Dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya,

8) Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta,

9) Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam
kubur,

10) Dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada,

11) Sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka.

Dalam surah al-Fajr ayat 16-23, Allah berfirman:

)16( ‫َوأَ َّما إِ َذا َماا ْبتَالَهُ فَقَ َد َر َعلَ ْي ِه ِر ْزقَهُ فَيَقُوْ ُل َرب ِّْي أَهَانَ ِن‬

)18( َ‫) َوالَ تَ َحاضُّ وْ نَ َعلَى طَ َع ِام ْال ِم ْس ِك ْين‬17( ‫َكالَّ بَلْ الَّ تُ ْك ِر ُموْ نَ ْاليَتِ ْي َم‬

َ ‫َوتَأْ ُكلُوْ نَ التُّ َر‬


)20( ‫) َوتُ ِحبُّوْ نَ ْال َما َل ُحبًّا َج ًّما‬19( ‫اث أَ ْكالً لَّ ًّما‬

)22( ‫صفًّا‬
َ ‫صفًّا‬ ُ َ‫) َو َجا َء َربُّكَ َو ْال َمل‬21( ‫ت ْاالَرْ ضُ َد ًّكا َد ًّكا‬
َ ‫ك‬ ِ ‫َكالَّ إِ َذا ُد َّك‬
12
)23( ‫ان َوأَنَّى لَهُ ال ِّذ ْك َرى‬
ُ ‫َو ِجاىْ َء يَوْ َمئِ ٍذ بِ َجهَنَّ َم يَوْ َمئِ ٍذ يَّتَ َذ َّك ُر اإْل ِ ْن َس‬

Artinya:

16) Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya Maka Dia berkata:
“Tuhanku menghinakanku”[5]

17) Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim[6],

18) Dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin,

19) Dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan
yang bathil),

20) Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.

21) Jangan (berbuat demikian). apabila bumi digoncangkan berturut-turut,

22) Dan datanglah Tuhanmu; sedang Malaikat berbaris-baris.

23) Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia,
akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya.

Contoh orang yang tamak beserta gambarnya

Orang-orang yang tamak adalah orang-orang yang hartanya masuk ke hati,


melingkupinya dalam hitungan rugi-laba. Ketika dia berpikir bahwa hartanya dapat
mengekalkannya di kehidupan ini maka mulailah dia krasak-krusuk mengumpulkan harta
dengan segala cara tanpa memperhatikan batasan halal-haram. Dan ketika kewajiban datang
kepadanya untuk berzakat atau bersedekah, menginfakkan sebagian hartanya, ia mulai
mengambil sikap preventif terhadap harta tersebut, jangan sampai harta saya berkurang bahkan
sepeserpun! Kalau pun kemudian dia mengeluarkan sebagian kecil dari hartanya juga, yang
terpikir kemudian adalah seberapa besar yang akan diperolehnya kembali. Inilah awal mula
praktek suap, sogok-menyogok. Ia mengeluarkan untuk meraup keuntungan sebanyak-
banyaknya. Inilah orang-orang kaya yang ketika berpakaian.

13
menutupi hatinya, bukan menutupi auratnya. Makanya ketika berpakaian auratnya
berkibar dan pakaiannya hanyalah untuk mempertegas kesombongannya !

Rasulallah shallallahu alaihi wasallam pernah mengkhabarkan bahwa sifat tamak yaitu
cinta dunia tidak pernah mengenal kata puas.

‫لى‬E‫ي ص‬ ْ ‫الزبَي ِْر َعلَى ْال ِم ْنبَ ِر بِ َم َّكةَ فِي ُخ‬


َّ ِ‫ا النَّاسُ إِ َّن النَّب‬Eَ‫ا أَيُّه‬Eَ‫ ي‬:ُ‫ول‬Eُ‫ ِه يَق‬Eِ‫طبَت‬ ِ َ‫َر َوي ْالبُخ‬
ُّ ‫اريُّ ع َِن اب ِْن‬
‫ب أَ َحبَّ إِلَ ْي ِه ثَانِيًا َولَوْ أُ ْع ِط َي ثَانِيًا‬
ٍ َ‫ لَوْ أَ َّن ا ْبنَ آ َد َم أُ ْع ِط َي َوا ِديًا َمألً ِم ْن َذه‬:ُ‫هللا عليه وسلم َكانَ يَقُول‬
َ ‫ َوالَ يَ ُس ُّد َجوْ فَ اب ِْن آ َد َم إِالَّ التُّ َرابُ َويَتُوبُ هَّللا ُ َعلَى َم ْن ت‬، ‫أَ َحبَّ إِلَ ْي ِه ثَالِثًا‬
‫َاب‬

Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu al-Zubair tatkala di atas mimbar di Mekah dalam kubtahnya,
beliau berkata ; ” Wahai manusia sekalian, Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wasallam
pernah bersabda, “Seandainya anak keturunan Adam diberi satu lembah penuh dengan emas
niscaya dia masih akan menginginkan yang kedua. Jika diberi lembah emas yang kedua maka
dia menginginkan lembah emas ketiga. Tidak akan pernah menyumbat rongga anak Adam selain
tanah, dan Allah menerima taubat bagi siapa pun yang mau bertaubat.” (HR. Al-Bukhari
No.6438)

Hadits ini menunjukan bagaimana tamaknya manusia terhadap dunia yang tidak
menganal rasa puas. Hadits ini juga, mengandung makna celaan bagi orang yang tamak
terhadap harta dunia. Kecintaan terhadap harta dunia bisa membuat seseorang terlena dari
perjalanan hidup yang abadi di akherat. Semangat mengumpulkan harta bisa menjadi sebab
lalai dari ketaatan kepada Allah Ta’ala karena hati menjadi sibuk dengan dunia daripada
akhirat.

Dampak buruk dari sifat tamak, bisa membuat seseorang melakukan segala cara yang
diharamkan demi mendapatkan harta yang diinginkan, seperti korupsi, suap, curang, riba,
mengurani timbangan, berbohong, menipu, merampok, bisa pula nekat melakukan ritual-ritual
syirik, dan lain-lain.

14
Oleh karena itu, Allah Ta’ala mengingatkan bahwa harta itu adalah ujian, harta
merupakan di antara fitnah terbesar ummat Rasulallah, dan yang lebih baik lagi mulia adalah
yang ada di sisi Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala berfirman dalam al-Qur’an surat al-Taghabun ayat 15:

ِ ‫إِنَّ َما أَ ْم َوالُ ُك ْم َوأَوْ اَل ُد ُك ْم فِ ْتنَةٌ َوهَّللا ُ ِع ْن َدهُ أَجْ ٌر ع‬


‫َظي ٌم‬

“Sesungguhnya harta dan anak-anak kalian hanyalah fitnah (cobaan), dan di sisi Allah-lah
pahala yang besar.” (QS. Al-Taghabun: 15).

Dengan demikian, maka tamak merupakan sifat cinta dunia. Sifat tamak mendatangkan banyak
kerusakan, baik kerusakan pribadi, keluarga, masyarakat dan yang terbesar adalah kerusakan
yang menimpa keagamaan seseorang disebabkan dunia lebih dicintai dari segalanya.

Para ulama berkata: Cinta dunia itu pangkal segala kesalahan dan pasti merusak agama
ditinjau dari berbagai sisi:

Mencintai dunia akan mengakibatkan mengagungkannya, padahal di sisi Allah Ta’ala


dunia sangat remeh. Adalah suatu dosa terbesar mengagungkan sesuatu yang dianggap remeh.

Allah Ta’ala telah melaknat, memurkai dan membenci dunia, kecuali yang ditunjukan
kepada-Nya.

Orang yang cinta dunia pasti menjadikan tujuan akhir dari segalanya. Ia pun berusaha
semampunya akan mendapatkannya.

Mencintai dunia akan menghalangi seorang hamba dari aktivitas yang bermanfaat untuk
kehidupan di akherat. Ia akan sibuk dengan apa yang dicintainya.

Mencintai dunia menjadikan dunia sebagai harapan terbesar seorang hamba.

Pecinta dunia adalah manuia dengan adzab yang paling berat. Mereka disiksa di tiga negeri, di
dunia, di barzakh dan di akherat.

15
Orang yang rindu dan cinta kepada dunia sehingga ia mengutamakannya dari pada akherat
adalah amakhluk yang paling bodoh, dungu dan tidak berakal.[iv]

Allah Ta’ala berfirman dalam al-Qur’an surat Fatir ayat 5:

‫ق فَاَل تَ ُغ َّرنَّ ُك ُم ْال َحيَاةُ ال ُّد ْنيَا َواَل يَ ُغ َّرنَّ ُك ْم بِاهَّلل ِ ْال َغرُو ُر‬
ٌّ ‫يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِ َّن َو ْع َد هَّللا ِ َح‬

“Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan
dunia memperdayakan kalian dan sekali-kali janganlah syaitan memperdayakan kalian tentang
Allah.” (QS. Fatir: 5)

ِ ‫ك فَأُولَئِكَ هُ ُم ْال َخ‬


َ‫اسرُون‬ َ ِ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اَل تُ ْل ِه ُك ْم أَ ْم َوالُ ُك ْم َواَل أَوْ اَل ُد ُك ْم ع َْن ِذ ْك ِر هَّللا ِ َو َم ْن يَ ْف َعلْ َذل‬

“Hai orang-orang beriman, janganlah harta dan anak-anak kalian melalaikan kalian dari
mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang
merugi.” (QS. Al-Munafiqun: 9)

ٌ‫ َرة‬E ‫خَض‬
ِ ٌ‫ َوة‬E ‫ ُّد ْنيَا ح ُْل‬E ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل « إِ َّن ال‬ ِّ ‫روي مسلم ع َْن أَبِى َس ِعي ٍد ْال ُخ ْد ِر‬
َ ‫ى َع ِن النَّبِ ِّى‬
‫ َرائِي َل‬E ‫ ِة بَنِى إِ ْس‬E َ‫َوإِ َّن هَّللا َ ُم ْست َْخلِفُ ُك ْم فِيهَا فَيَ ْنظُ ُر َك ْيفَ تَ ْع َملُونَ فَاتَّقُوا ال ُّد ْنيَا َواتَّقُوا النِّ َسا َء فَإ ِ َّن أَ َّو َل ِف ْتن‬
َ‫ار « لِيَ ْنظُ َر َك ْيفَ تَ ْع َملُون‬ ٍ ‫ث ا ْب ِن بَ َّش‬ ِ ‫ َوفِى َح ِدي‬.» ‫َت فِى النِّ َسا ِء‬ ْ ‫» َكان‬

Muslim meriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam bahwa
beliau bersabda, “Sesungguhnya dunia ini manis dan hijau. Dan sesungguhnya Allah ta’ala
menyerahkannya kepada kalian untuk diurusi kemudian Allah ingin melihat bagaimana sikap
kalian terhadapnya. Maka berhati-hatilah dari fitnah dunia dan wanita. Sesungguhnya fitnah
pertama yang menimpa bani Israil adalah fitnah wanita” dalam riwayat hadits Ibnu Basyar,
“Untuk melihat bagaimana yang kalian kerjakan.” (HR. Muslim)

Untuk mengobati penyakit tamak dari hati seseorang, Ibnu Qudamah dalam kitab
Mukhtashar al-Qashidin mengungkapkan bahwa obat ini terdiri dari tiga unsur:sabar, ilmu, dan
amal. Secara keseluruhan terangkum dalam hal-hal berikut ini:

a) Ekonomis dalam kehidupan dan arif dalam membelanjakan harta.

16
b) Jika seseorang bisa mendapatkan kebutuhan yang mencukupinya, maka dia tidak perlu
gusar memikirkan masa depan, dan harus merasa yakin bahwa dia pasti akan
mendapatkan rezeki dari Allah.
c) Hendaknya mengetahui bahwa qana`ah itu adalah kemuliaan karena sudah merasa
tercukupi, dan dalam kerakusan dan tamak itu ada kehinaan.
d) Membandingkan antara kehidupan Yahudi dan Nasrani yang tenggelam dalam
kenikmatan dengan kehidupan para nabi dan orang shalih. Siapakah di antara mereka
yang mulia di sisi Allah Ta’ala. Dia harus mengerti bahwa menumpuk harta itu bisa
menimbulkan dampak yang kurang baik.

17
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari definisi diatas bisa kita fahami, bahwa tamak adalah sikap rakus terhadap hal-hal yang
bersifat kebendaan tanpa memperhitungkan mana yang halal dan haram.

Tamak terhadap harta dunia merupakan salah satu penyakit hati yang sangat membahayakan
kehidupan manusia. Tamak adalah sikap rakus terhadap harta dunia tanpa melihat halal dan
haramnya. Tamak bisa menyebabkan timbulnya sifat dengki, permusuhan, perbuatan keji,

Sifat rakus terhadap dunia menyebabkan manusia menjadi hina, sifat ini digambarkan oleh beliau
seperti orang yang haus yang hendak minum air laut, semakin banyak ia meminum air laut,
semakin bertambah rasa dahaganya.

Orang-orang yang tamak adalah orang-orang yang hartanya masuk ke hati, melingkupinya dalam
hitungan rugi-laba. Ketika dia berpikir bahwa hartanya dapat mengekalkannya di kehidupan ini
maka mulailah dia krasak-krusuk mengumpulkan harta dengan segala cara tanpa memperhatikan
batasan halal-haram.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://www.acedemia.edu/31509808/MAKALAH_TAMAK

http s://www.meraknet.com/2015/11/makalah-tamak.html?m=1

19

Anda mungkin juga menyukai