Anda di halaman 1dari 8

PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN GANGGUAN HIPERTENSI


Hanifah Regita Pulungan
(181101092)
Hanifahregita16@gmail.com

ABSTRAK

Secara epidemologis 30% penduduk di dunia peka terhadap keracunan garam


dapur yang dapat menyebabkan hipertensi Hipertensi memang bukan penyakit pembunuh sejati,
tetapi ia digolongkan sebagai The Sillent Killer ( pembunuh diam - diam ). Penyakit ini gejalanya
tidak nyata dan harus diwaspadai serta perlu diobati sedini mungkin karena hipertensi yang
kronis jika diabaikan, secara tiba - tiba akan membawa malapetaka, seperti serangan jantung dan
stroke. Hipertensi menurut WHO (2013) adalah ketika seseorang mempunyai tekanan darah
sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastoliknya ≥ 90 mmHg. Penyebab hipertensi
umumnya karena usia, jenis kelamin, dan pola hidup. Insiden hipertensi makin meningkat
karena meningkatnya usia ,secara umum insiden hipertensi lebih tinggi pada pria, namun pada usia
pertengahan dan lansia > 65 tahun insiden hipertensi lebih tinggi pada wanita. Penghasilan rendah,
tingkat pendidikan rendah, dan kehidupan yang penuh dengan stress berhubungan dengan
meningkatnya insiden hipertensi

Kata kunci : Hipertensi , Jantung, Tekanan Darah

PENDAHULUAN golongan kulit hitam dewasa adalah

Latar Belakang pasien hipertensi. Menurut laporan


National Health and Nutrition
Di Negara maju hipertensi
Examinition Survey dalam dua dekade
merupakan salah satu masalah kesehatan
terakhir ini terjadi terjadi kenaikan
utama.Di Indonesia hipertensi juga
presentase kewaspadaan masyarakat
merupakan masalah kesehatan yang
terhadap hipertensi dari 50% menjadi
perlu diperhatikan oleh para tenaga
84%, presentasi pasien hipertensi yang
kesehatan yang bekerja di pelayanan
mendapatkan pengobatan yaitu dari 36%
kesehatan primer karena angka
menjadi 73% dan presentase pasien
pravelensinya yang tinggi dan akibat
hipertensi yang tekanan darahnya
jangka panjang yang di timbulkannya
terkendali dari 16% menjadi 55%.
Di Amerika Serikat 15% golongan ( Suyono, Slamet, 2003 ).
kulit putih dewasa dan 25% - 30%
Hipertensi merupakan penyakit Implementasi Keperawatan adalah
yang mendapat perhatian dari semua serangkaian kegiatan yang dilakukan
kalangan masyarakat, mengingat oleh perawat untuk membantu klien dari
dampak yang ditimbulkannya baik masalah status kesehatan yang dihadapi
jangka pendek maupun jangka panjang ke status kesehatan yang lebih baik yang
sehingga membutuhkan penanggulangan menggambarkan kriteria hasil yang
jangka panjang yang menyeluruh dan diharapkan (Gordon 1994,dalam Potter
terpadu. Hipertensi merupakan suatu & Perry,2011).
penyakit kronis yang sering disebut
Tujuan
silentkiller karena pada umumnya pasien
tidak mengetahui bahwa mereka Penelitian ini bertujuan untuk
menderita penyakit hipertensi sebelum mendeskripsikan pelaksanaan asuhan
memeriksakan tekanan darahnya.Selain keperawatan pada pasien dengan
itu penderita hipertensi umumnya tidak gangguan hipertensi
mengalami suatu tanda atau gejala
METODE
sebelum terjadikomplikasi (Chobanian,
2004) .Hipertensi mengenai lebih dari Penelitian ini merupakan penelitian
20% populasi dan merupakan faktor deskriptif observasional. Variabel yang
risiko utama untuk banyak penyakit diteliti adalah jurnal – jurnal dan buku-
kardiovaskular (Tao .L & Kendall. K, buku ajar tentang asuhan keperawatan
2014). dengan cara membandingkan tiap isinya
satu sama lain.
Implementasi Keperawatan adalah
kategori dari perilaku HASIL DAN PEMBAHASAN
keperawatan,dimana perawat melakukan
tindakan yang diperlukan untuk Pengelolaan hipertensi bertujuan

mencapai tujuan dan hasil yang untuk mencegah morbiditas dan

diperkirakan dari asuhan keperawatan mortalitas akibat komplikasi

(Potter & Perry 1997,dalam Haryanto kardiovaskuler yang berhubungan

2007). dengan pencapaian dan pemeliharaan


tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi 1) Macam olah raga yaitu isotonis
meliputi : dan dinamis seperti lari, jogging,
bersepeda, berenang dan lain-lain.
a.Terapi tanpa obat
2) Intensitas olah raga yang baik antara
Terapi tanpa obat digunakan
60-80% dari kapasitas aerobik atau 72-
sebagai tindakan untuk hipertensi
87% dari denyut nadi maksimal yang
ringan dan sebagai tindakan suportif
disebut zona latihan. Denyut nadi
pada hipertensi sedang dan berat. Terapi
maksimal dapat ditentukan dengan
tanpa obat ini meliputi :
rumus 220- umur.
1. Diet
3) Lamanya latihan berkisar antara 20-
Diet yang dianjurkan untuk - 25 menit berada dalam zona latihan.
penderita hipertensi adalah :
4) Frekuensi latihan sebaiknya 3x
1) Restriksi garam secara moderat dari perminggu dan paling baik 5x
10 gr/hr menjadi 5 gr/hr. perminggu.

2) Diet rendah kolesterol dan rendah 3. Edukasi Psikologis.


asam lemak jenuh.
Pemberian edukasi psikologis untuk
3) Penurunan berat badan. penderita hipertensi meliputi :

4) Penurunan asupan etanol. 1) Teknik Biofeedback.

5) Menghentikan merokok. 2) Biofeedback adalah suatu tehnik


yang dipakai untuk menunjukkan
6) Diet tinggi kalium
pada subyek tanda-tanda mengenai
2. Latihan Fisik keadaan tubuh yang secara sadar oleh
subyek dianggap tidak normal.
Latihan fisik atau olah raga yang teratur
dan terarah yang dianjurkan untuk Penerapan biofeedback terutama
penderita hipertensi adalah olah raga dipakai untuk mengatasi gangguan
yang mempunyai empat prinsip yaitu: somatik seperti nyeri kepala dan
migrain, juga untuk gangguan Joint National Committee On
psikologis seperti kecemasan dan Detection, Evaluation And Treatment Of
ketegangan. High Blood Pressure, USA, 1988 )
menyimpulkan bahwa obat
3) Tehnik relaksasi
diuretika,penyekat
Relaksasi adalah suatu prosedur atau beta, antagonis kalsium, atau
tehnik yang bertujuan untuk mengurangi penghambat ACE dapat digunakan
ketegangan atau kecemasan, dengan cara sebagai obat tunggal pertama
melatih penderita untuk dengan memperhatikan keadaan
dapat belajar membuat otot-otot penderita dan penyakit lain yang ada
dalam tubuh menjadi rileks pada penderita.

4. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan ) Pengobatannya meliputi :

Tujuan pendidikan kesehatan 1. Step 1 : Obat pilihan


yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pertama : diuretika, betablocker,
pasien tentang penyakit hipertensi dan Ca antagonis, ACE inhibitor
pengelolaannya sehingga pasien dapat
2.Step 2 : Alternatif yang bisa diberikan :
mempertahankan hidupnya dan mencegah
komplikasi lebih lanjut. a. Dosis obat pertama dinaikan

b. Terapi dengan Obat b. Diganti jenis lain dari obat pilihan


pertama
Tujuan pengobatan hipertensi tidak
hanya menurunkan tekanan darah saja c. Ditambah obat ke -2 jenis lain,
tetapi juga mengurangi danmencegah dapat berupa diuretika , beta blocker,
komplikasi akibat hipertensi agar Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin,
penderita dapat bertambah kuat. reserphin, vasodilator
Pengobatan hipertensi umumnya perlu
3. Step 3 : alternatif yang bisa ditempuh:
dilakukan seumur hidup penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan a. Obat ke-2 diganti
oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi (
b. Ditambah obat ke-3 jenis lain
4. Step 4 : alternatif pemberian obatnya 4) Meyakinkan penderita/clien. Yakinkan
penderita bahwa penderita tidak dapat
a. Ditambah obat ke-3 dan ke-4
mengatakan tingginya tekanan darah
b. Re-evaluasi dan konsultasi atas dasar apa yang dirasakannya,
tekanan darah hanya dapatdiketahui
c. Follow Up untuk mempertahankan
dengan mengukur memakai alat
terapi
tensimeter
Untuk mempertahankan terapi
5) Penderita tidak boleh menghentikan
jangka panjang memerlukan interaksi
obat tanpa didiskusikan lebih dahulu
dan komunikasi yang baik antara
pasien dan petugas kesehatan 6) Sedapat mungkin tindakan terapi
( perawat, dokter) dengan cara dimasukkan dalam cara hidup penderita
pemberian pendidikan kesehatan.
7) Ikut sertakan keluarga penderita
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam dalam proses terapi
interaksi pasien dengan petugas
8) Pada penderita tertentu
kesehatan adalah sebagai
mungkin menguntungkan bila penderita
berikut :
atau keluarga dapat mengukur tekanan
1) Setiap kali penderita periksa, darahnya di rumah
penderita diberitahu hasil pengukuran
9)Buatlah sesederhana mungkin
tekanan darahnya
pemakaian obat anti hipertensi
2) Bicarakan dengan penderita misal 1 x sehari atau 2 x sehari
tujuan yang hendak dicapai mengenai
10) Diskusikan dengan penderita tentang
tekanan darahnya
obat-obat anti hipertensi, efek samping
3) Diskusikan dengan penderita bahwa dan masalah-masalah yang mungkin
hipertensi tidak dapat sembuh, terjadi
namun bisa dikendalikan untuk
11) Yakinkan penderita kemungkinan
dapat menurunkan morbiditas dan
perlunya memodifikasi dosis atau
mortilitas
mengganti obat untuk mencapai efek Aziza, Lucky. (2007). HipertensiThe
samping minimal dan efektifit maksimal. Silent Killer. Jakarta: Yayasan Penerbitan
Usahakan biaya terapi seminimal Ikatan Dokter Indonesia.
mungkin Carpeniti,L.J.(2009). Buku SakuDiagnosa
Keperawatan .Jakarta : EGC
12) Untuk penderita yang kurang patuh,
usahakan kunjungan lebih sering Doenges, Maryllin E. (2003). Rencana
13) Hubungi segera penderita, bila Asuhan Keperawatan Edisi 3. Alih
tidak datang pada waktu yang Bahasa: Yasmin Asih. Jakarta: EGC
ditentukan. Melihat pentingnya
kepatuhan pasien dalam pengobatan Gunawan, Lany. (2005).
maka sangat diperlukan sekali Hipertensi. Yogyakarta : Penerbit
pengetahuan dan sikap pasien Kanisius
tentang pemahaman dan pelaksanaan
Mutaqqin, Arif . (2009). Asuhan
pengobatan hipertensi
Keperawatan Klien dengan Gangguan
KESIMPULAN DAN SARAN Sistem Kardiovaskular. Jakarta: Salemba
Medika
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan
atau implementasi didasarkan atas Nursalam. (2003). Konsep Dan
intervensi yang disusun sebelumnya Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Penyakit hipertensi merupakan suatu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

masalah kesehatan masyarakat yang Potter & Perry. (2011). Fundamental


mana dapat dihadapi baik itu Keperawatan. Jakarta: EGC.
dibeberapa negara yang ada di dunia
maupun di Indonesia Priyoto, (2015). Nursing
Intervention Classification NIC Dalam
DAFTAR PUSTAKA Keperawatan Gerontik. . Jakarta:
Salemba Medika.
Artinawati,Sri. (2014). Asuhan
Keperawatan Gerontik. Bogor: In Media
Rosdahl, B.C. (2009). Buku Ajar
Keperawatan Dasar , ed: 10 vol 4.
Penerbit:buku kedokteran

Smeltzerdan Bare.(2002). Buku Ajar


Keperawatan Medikal Bedah. Alih
Bahasa Yasmin Asih. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
Simamora, R.H . (2010). Komunikasi
dalam Keperawatan. Jember University
Press.

Simamora, R.H. (2009). Dokumentasi


Proses Keperawatan. Jember University
Press.

Simamora, R.H. (2008). Peran Manajer


dalam Pembinaan Etika Perawat
Pelaksana dalam Peningkatan Kualitas
Pelayanan Asuhan
Keperawatan .IKESMA.

Anda mungkin juga menyukai