Secara epidemologis 30% penduduk di dunia peka terhadap keracunan garam
dapur yang dapat menyebabkan hipertensi Hipertensi memang bukan penyakit pembunuh sejati, tetapi ia digolongkan sebagai The Sillent Killer ( pembunuh diam - diam ). Penyakit ini gejalanya tidak nyata dan harus diwaspadai serta perlu diobati sedini mungkin karena hipertensi yang kronis jika diabaikan, secara tiba - tiba akan membawa malapetaka, seperti serangan jantung dan stroke. Hipertensi menurut WHO (2013) adalah ketika seseorang mempunyai tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastoliknya ≥ 90 mmHg. Penyebab hipertensi umumnya karena usia, jenis kelamin, dan pola hidup. Insiden hipertensi makin meningkat karena meningkatnya usia ,secara umum insiden hipertensi lebih tinggi pada pria, namun pada usia pertengahan dan lansia > 65 tahun insiden hipertensi lebih tinggi pada wanita. Penghasilan rendah, tingkat pendidikan rendah, dan kehidupan yang penuh dengan stress berhubungan dengan meningkatnya insiden hipertensi
Kata kunci : Hipertensi , Jantung, Tekanan Darah
PENDAHULUAN golongan kulit hitam dewasa adalah
Latar Belakang pasien hipertensi. Menurut laporan
National Health and Nutrition Di Negara maju hipertensi Examinition Survey dalam dua dekade merupakan salah satu masalah kesehatan terakhir ini terjadi terjadi kenaikan utama.Di Indonesia hipertensi juga presentase kewaspadaan masyarakat merupakan masalah kesehatan yang terhadap hipertensi dari 50% menjadi perlu diperhatikan oleh para tenaga 84%, presentasi pasien hipertensi yang kesehatan yang bekerja di pelayanan mendapatkan pengobatan yaitu dari 36% kesehatan primer karena angka menjadi 73% dan presentase pasien pravelensinya yang tinggi dan akibat hipertensi yang tekanan darahnya jangka panjang yang di timbulkannya terkendali dari 16% menjadi 55%. Di Amerika Serikat 15% golongan ( Suyono, Slamet, 2003 ). kulit putih dewasa dan 25% - 30% Hipertensi merupakan penyakit Implementasi Keperawatan adalah yang mendapat perhatian dari semua serangkaian kegiatan yang dilakukan kalangan masyarakat, mengingat oleh perawat untuk membantu klien dari dampak yang ditimbulkannya baik masalah status kesehatan yang dihadapi jangka pendek maupun jangka panjang ke status kesehatan yang lebih baik yang sehingga membutuhkan penanggulangan menggambarkan kriteria hasil yang jangka panjang yang menyeluruh dan diharapkan (Gordon 1994,dalam Potter terpadu. Hipertensi merupakan suatu & Perry,2011). penyakit kronis yang sering disebut Tujuan silentkiller karena pada umumnya pasien tidak mengetahui bahwa mereka Penelitian ini bertujuan untuk menderita penyakit hipertensi sebelum mendeskripsikan pelaksanaan asuhan memeriksakan tekanan darahnya.Selain keperawatan pada pasien dengan itu penderita hipertensi umumnya tidak gangguan hipertensi mengalami suatu tanda atau gejala METODE sebelum terjadikomplikasi (Chobanian, 2004) .Hipertensi mengenai lebih dari Penelitian ini merupakan penelitian 20% populasi dan merupakan faktor deskriptif observasional. Variabel yang risiko utama untuk banyak penyakit diteliti adalah jurnal – jurnal dan buku- kardiovaskular (Tao .L & Kendall. K, buku ajar tentang asuhan keperawatan 2014). dengan cara membandingkan tiap isinya satu sama lain. Implementasi Keperawatan adalah kategori dari perilaku HASIL DAN PEMBAHASAN keperawatan,dimana perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk Pengelolaan hipertensi bertujuan
mencapai tujuan dan hasil yang untuk mencegah morbiditas dan
diperkirakan dari asuhan keperawatan mortalitas akibat komplikasi
(Potter & Perry 1997,dalam Haryanto kardiovaskuler yang berhubungan
2007). dengan pencapaian dan pemeliharaan
tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi 1) Macam olah raga yaitu isotonis meliputi : dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain. a.Terapi tanpa obat 2) Intensitas olah raga yang baik antara Terapi tanpa obat digunakan 60-80% dari kapasitas aerobik atau 72- sebagai tindakan untuk hipertensi 87% dari denyut nadi maksimal yang ringan dan sebagai tindakan suportif disebut zona latihan. Denyut nadi pada hipertensi sedang dan berat. Terapi maksimal dapat ditentukan dengan tanpa obat ini meliputi : rumus 220- umur. 1. Diet 3) Lamanya latihan berkisar antara 20- Diet yang dianjurkan untuk - 25 menit berada dalam zona latihan. penderita hipertensi adalah : 4) Frekuensi latihan sebaiknya 3x 1) Restriksi garam secara moderat dari perminggu dan paling baik 5x 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr. perminggu.
2) Diet rendah kolesterol dan rendah 3. Edukasi Psikologis.
asam lemak jenuh. Pemberian edukasi psikologis untuk 3) Penurunan berat badan. penderita hipertensi meliputi :
4) Penurunan asupan etanol. 1) Teknik Biofeedback.
5) Menghentikan merokok. 2) Biofeedback adalah suatu tehnik
yang dipakai untuk menunjukkan 6) Diet tinggi kalium pada subyek tanda-tanda mengenai 2. Latihan Fisik keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal. Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk Penerapan biofeedback terutama penderita hipertensi adalah olah raga dipakai untuk mengatasi gangguan yang mempunyai empat prinsip yaitu: somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan Joint National Committee On psikologis seperti kecemasan dan Detection, Evaluation And Treatment Of ketegangan. High Blood Pressure, USA, 1988 ) menyimpulkan bahwa obat 3) Tehnik relaksasi diuretika,penyekat Relaksasi adalah suatu prosedur atau beta, antagonis kalsium, atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi penghambat ACE dapat digunakan ketegangan atau kecemasan, dengan cara sebagai obat tunggal pertama melatih penderita untuk dengan memperhatikan keadaan dapat belajar membuat otot-otot penderita dan penyakit lain yang ada dalam tubuh menjadi rileks pada penderita.
4. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan ) Pengobatannya meliputi :
Tujuan pendidikan kesehatan 1. Step 1 : Obat pilihan
yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pertama : diuretika, betablocker, pasien tentang penyakit hipertensi dan Ca antagonis, ACE inhibitor pengelolaannya sehingga pasien dapat 2.Step 2 : Alternatif yang bisa diberikan : mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut. a. Dosis obat pertama dinaikan
b. Terapi dengan Obat b. Diganti jenis lain dari obat pilihan
pertama Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja c. Ditambah obat ke -2 jenis lain, tetapi juga mengurangi danmencegah dapat berupa diuretika , beta blocker, komplikasi akibat hipertensi agar Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, penderita dapat bertambah kuat. reserphin, vasodilator Pengobatan hipertensi umumnya perlu 3. Step 3 : alternatif yang bisa ditempuh: dilakukan seumur hidup penderita. Pengobatan standar yang dianjurkan a. Obat ke-2 diganti oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi ( b. Ditambah obat ke-3 jenis lain 4. Step 4 : alternatif pemberian obatnya 4) Meyakinkan penderita/clien. Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat a. Ditambah obat ke-3 dan ke-4 mengatakan tingginya tekanan darah b. Re-evaluasi dan konsultasi atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapatdiketahui c. Follow Up untuk mempertahankan dengan mengukur memakai alat terapi tensimeter Untuk mempertahankan terapi 5) Penderita tidak boleh menghentikan jangka panjang memerlukan interaksi obat tanpa didiskusikan lebih dahulu dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan 6) Sedapat mungkin tindakan terapi ( perawat, dokter) dengan cara dimasukkan dalam cara hidup penderita pemberian pendidikan kesehatan. 7) Ikut sertakan keluarga penderita Hal-hal yang harus diperhatikan dalam dalam proses terapi interaksi pasien dengan petugas 8) Pada penderita tertentu kesehatan adalah sebagai mungkin menguntungkan bila penderita berikut : atau keluarga dapat mengukur tekanan 1) Setiap kali penderita periksa, darahnya di rumah penderita diberitahu hasil pengukuran 9)Buatlah sesederhana mungkin tekanan darahnya pemakaian obat anti hipertensi 2) Bicarakan dengan penderita misal 1 x sehari atau 2 x sehari tujuan yang hendak dicapai mengenai 10) Diskusikan dengan penderita tentang tekanan darahnya obat-obat anti hipertensi, efek samping 3) Diskusikan dengan penderita bahwa dan masalah-masalah yang mungkin hipertensi tidak dapat sembuh, terjadi namun bisa dikendalikan untuk 11) Yakinkan penderita kemungkinan dapat menurunkan morbiditas dan perlunya memodifikasi dosis atau mortilitas mengganti obat untuk mencapai efek Aziza, Lucky. (2007). HipertensiThe samping minimal dan efektifit maksimal. Silent Killer. Jakarta: Yayasan Penerbitan Usahakan biaya terapi seminimal Ikatan Dokter Indonesia. mungkin Carpeniti,L.J.(2009). Buku SakuDiagnosa Keperawatan .Jakarta : EGC 12) Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering Doenges, Maryllin E. (2003). Rencana 13) Hubungi segera penderita, bila Asuhan Keperawatan Edisi 3. Alih tidak datang pada waktu yang Bahasa: Yasmin Asih. Jakarta: EGC ditentukan. Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan Gunawan, Lany. (2005). maka sangat diperlukan sekali Hipertensi. Yogyakarta : Penerbit pengetahuan dan sikap pasien Kanisius tentang pemahaman dan pelaksanaan Mutaqqin, Arif . (2009). Asuhan pengobatan hipertensi Keperawatan Klien dengan Gangguan KESIMPULAN DAN SARAN Sistem Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika Pelaksanaan tindakan yang dilakukan atau implementasi didasarkan atas Nursalam. (2003). Konsep Dan intervensi yang disusun sebelumnya Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Penyakit hipertensi merupakan suatu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
masalah kesehatan masyarakat yang Potter & Perry. (2011). Fundamental
mana dapat dihadapi baik itu Keperawatan. Jakarta: EGC. dibeberapa negara yang ada di dunia maupun di Indonesia Priyoto, (2015). Nursing Intervention Classification NIC Dalam DAFTAR PUSTAKA Keperawatan Gerontik. . Jakarta: Salemba Medika. Artinawati,Sri. (2014). Asuhan Keperawatan Gerontik. Bogor: In Media Rosdahl, B.C. (2009). Buku Ajar Keperawatan Dasar , ed: 10 vol 4. Penerbit:buku kedokteran
Smeltzerdan Bare.(2002). Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa Yasmin Asih. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Simamora, R.H . (2010). Komunikasi dalam Keperawatan. Jember University Press.
Simamora, R.H. (2009). Dokumentasi
Proses Keperawatan. Jember University Press.
Simamora, R.H. (2008). Peran Manajer
dalam Pembinaan Etika Perawat Pelaksana dalam Peningkatan Kualitas Pelayanan Asuhan Keperawatan .IKESMA.