Anda di halaman 1dari 5

Muhammad Noor Hadianto

1701619115
Pendidikan Ekonomi Koperasi 2019

Analisis Kasus Mengenai Materi


“Kepribadian dan Etika Profesi Guru”

“Viral Guru Tampar Murid, FSGI: Langgar Etika dan Terancam Pidana”
begitulah judul salah satu artikel berita di sebuah portal berita. Seorang guru SMK
menampar murid di Purwokerto yang viral di media sosial, Kamis (19/4/2018)
(Foto: Arbi Anugrah/detikcom)

Gambar di atas adalah satu satu scene dari sebuah video di mana seorang guru
SMK di Purwokerto menampar anak didiknya. Dari beberapa video yang tersebar
di internet, masih belum jelas apa yang dikatakan di dalam video tersebut. Jadi
belum bisa diketahui apa tujuan dari dilakukannya tindakan tersebut. Walau
sebenarnya, tidak ada pembenaran apapun yang bisa dilakukan dengan terjadinya
kekerasan semacam itu. Dengan alasan apapun, menyakiti orang lain adalah
tindakan yang buruk. 
Dari berita tersebut, diketahui bahwa alasan dilakukannya hal tersebut adalah
untuk mendisiplinkan siswa.  Padahal tindakan kekerasan tak pernah dibenarkan
dalam dunia pendidikan.  Hal ini termasuk dengan kekerasan verbal. FSGI
(Federasi Serikat Guru Indonesia) pun berkomentar mengenai berita ini. "Pertama,
kami atas nama organisasi profesi FSGI prihatin dengan kejadian itu karena ada
seorang guru yang berperilaku kekerasan di depan siswa," kata Sekjen FSGI Heru
Purnomo saat dihubungi, Jumat (20/4/2018). “Kami sepakat untuk tak lakukan
kekerasan verbal atau fisik. Guru anti kekerasan, guru yang menjunjung
keberagaman. Guru harus membawa siswa ke dalam suasana pendidikan yang
menyenangkan," sambungnya. "Tindakan kekerasan di dunia pendidikan oleh
guru itu sebuah pelanggaran etika. Dan itu dapat membawa guru tersebut
terancam pidana. Kalau sudah seperti itu apakah ada organisasi profesi yang akan
mendampingi? Sementara guru tersebut sudah melanggar etika," ujar dia. (Viral
Guru Tampar Murid, FSGI: Langgar Etika Dan Terancam Pidana, n.d.)

Oknum guru SMK di Purwokerto tersebut sangat tidak mencerminkan Etika dan
Kepribadian guru sebagaimana mestinya. konsep kepribadian guru dalam proses
belajar menurut Zakiah Daradjat dalam artikel jurnal (Fitriana, 2019) terdapat
enam unsur, yaitu sebagai berikut:

1. Kegairahan dan Kesediaan untuk Belajar


2. Membangkitkan Minat Siswa
3. Menumbuhkan Bakat, Sikap, dan Nilai
4. Mengatur Proses Belajar Mengajar
5. Hubungan Manusiawi dalam Situasi Pengajaran
6. Pemindahan Pengaruh Belajar dan Penerapannya dalam Kehidupan
Bermasyarakat

Bagaimana caranya ke-enam hal di atas dapat terpenuhi jika gurunya melakukan
kekerasan. Tentu tidak akan membangkitkan minat siswa, tidak dapat menjaga
hubungan manusiawi yang baik, apalagi memindahkan pengaruh belajar tersebut
ke dalam kehidupan bermasyarakat. Peserta didik yang seharusnya senang dalam
mengikuti pembelajaran, malah menjadi dipenuhi ketakutan dan kekhawatiran.
Maka dari itu, guru haruslah mengikuti etika dan kepribadian guru yang
sebagaimana mestinya. Agar pembelajaran dapat dijalankan sesuai tujuannya.

Walau sudah beredar video mengenai klarifikasi dari guru berinisial LS tersebut.
Tetapi menurut pendapat saya pribadi, di video tersebut anak-anak dalam keadaan
tertekan. Sehingga isi dari video tersebut tidaklah valid. Pada akhirnya Oknum
guru berinisial LS itu sementara dinonaktifkan mengajar dan dia dilarikan ke
kepolisian untuk dilakukan penyelidikan. (Video Muridnya Ditampar Oknum
Guru Jadi Viral, Begini Kata Kepala SMK Di Purwokerto - YouTube, n.d.)

Dari kejadian ini, kita harus belajar bahwa perilaku buruk seorang guru seperti
berita tersebut sangatlah tercela. Sebagai seorang guru, tentu wajib hukumnya
untuk menjadi contoh dan beretika sesuai profesinya. Nah, guru hebat merupakan
hal yang sangat diharapkan oleh semua kalangan, untuk menanamkan sifat ikhlas
serta niat yang tulus dalam mendidik generasi penerus bangsa. Seorang siswa
bukanlah semata-mata mereka yang berpapasan muka dengan guru setiap hari,
melainkan mereka ladang surga bagi guru nantinya. Ilmu yang disampaikan oleh
guru kepada peserta didik akan tertanam dan selalu diingat oleh mereka, suatu saat
mereka dewasa dan menjadi seorang guru, maka ilmu yang pernah mereka
peroleh akan disampaikan lagi kepada generasi selanjutnya. Itulah ilmu tanpa
habisnya selalu mengalir seperti air, sungguh mulia tugas menjadi seorang guru.
Oleh karena itu, sebagai seorang Guru berbanggalah karena sebagai Guru yang
hebat dalam melahirkan murid-murid yang berkarakter.

Siswa yang memiliki karakter tentunya didasari dengan lingkungan yang hebat,
ada peranan orang tua, guru, serta masyarakat dan pemerintah. Anak-anak harus
ditanamkan pendidikan moral serta etika yang baik sejak dini, agar mereka bisa
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Seorang Guru tidak mampu
menciptakan siswa yang berkarakter dengan sendirinya. Orang tua dan guru harus
bekerja sama dalam pendidikan karakter yang hebat. Dengan adanya kerja sama
yang baik antara guru, orang tua, masyarakat, dan pemerintah maka saya yakin
tidak ada anak Indonesia yang akan mengalami ‘kegagalan krisis moral’. Yang
ada hanyalah murid yang berkarakter, berprestasi, bermoral, serta berakhlak mulia
untuk mengharumkan nama baik bangsa Indonesia.
Daftar Pustaka
Fitriana, S. (2019). Peran kepribadian guru dalam proses belajar mengajar
(analisis kritis-konstruktif atas pemikiran Zakiah Daradjat). Jurnal Muslim
Heritage. Vol, 4(2), 282.
Video Muridnya Ditampar Oknum Guru Jadi Viral, Begini Kata Kepala SMK di
Purwokerto - YouTube. (n.d.). Retrieved September 20, 2021, from
https://www.youtube.com/watch?v=RxLdyfuq7Rs
Viral Guru Tampar Murid, FSGI: Langgar Etika dan Terancam Pidana. (n.d.).
Retrieved September 19, 2021, from https://news.detik.com/berita/d-
3981278/viral-guru-tampar-murid-fsgi-langgar-etika-dan-terancam-pidana

Anda mungkin juga menyukai