Anda di halaman 1dari 16

Co-Asistensi Bidang Magang Akuatik

LAPORAN KEGIATAN MAGANG AKUATIK


DI BALAI RISET PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU DAN
PENYULUHAN PERIKANAN (BRPBAP3) MAROS

SARAH NUR ATHIYYAH


C024201003
 
 
 
 
 

   
 

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDIN
MAKASSAR
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN Co-Asistensi BIDANG MAGANG AKUATIK

Co-Asistensi Bidang : Magang Akuatik


Angkatan : VII (Tujuh)
Tahun Ajar : 2021/2022

Nama Mahasiswa : Sarah Nur Athiyyah


NIM : C024 20 1003

Makassar, 3 Oktober 2021


Menyetujui,

Koordinator Bidang Ketua Program Profesi Dokter Hewan

Dr. Drh. Dwi Kesuma Sari, APVet


Drh. A. Magfira Satya Apada, M.Sc
NIP. 19730216 199903 2 001
NIP 198508072010122008
Tanggal Pengesahan :
Tanggal Ujian :
BAB I
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan sesuatu yang sangat penting di dalam kehidupan karena
semua makhluk hidup di dunia ini memerlukan air. Dalam Peraturan Pemerintah
No.20/1990 dan Permenkes No.416/l990 tentang Pengendalian Air disebutkan 
bahwa kadar maksimum yang diperkenankan ada dalam air minum masing-
masing untuk nitrat dan nitrit adalah 10 mg/L dan 1 mg/L (Emilia, 2019). Air
merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak,
bahkan oleh semua mahkluk hidup. Sumber daya air harus dilindungi agar tetap
dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta mahkluk hidup yang lain,
pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana
(Azizah dan Mira, 2015). 
Berdasarkan Surat keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
29/PERMEN-KP/2017, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan (BRPBAP3) Maros berperan sebagai unit pelaksana teknis
Kementerian Kelautan dan Perikanan di Balai Penelitian dan Pengembangan
Budidaya Air Payau dengan tugas pokok melaksanakan kegiatan penelitian dan
pengembangan strategis perikanan budidaya air payau. Namun demikan, kegiatan
penelitian di instansi ini juga dilakukan di perairan pantai seperti pengukuran
kualitas air. Dimana kegiatan pengukuran kualitas air dilakukan di laboratorium
kualitas air.
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
(BRPBAP3) didirikan dengan maksud mendapatkan teknologi yang diperlukan
dalam meningkatkan produktivitas pesisir terutama komoditas yang memiliki nilai
ekologis dan ekonomis yang tinggi, mengingat Indonesia sebagai negara
kepulauan di wilayah tropis yang memiliki daerah pesisir yang luas dan
berpotensi dalam pengembangan usaha perikanan.
BAB II
KONDISI INSTANSI

2.1 Sejarah Berdirinya Kantor Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau
Dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAP3) Maros

Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan


(BRPBAP3) didirikan dengan maksud mendapatkan teknologi yang diperlukan
dalam meningkatkan produktivitas pesisir terutama komoditas yang memiliki
nilai ekologis dan ekonomis yang tinggi, mengingat Indonesia sebagai negara
kepulauan di wilayah tropis yang memiliki daerah pesisir yang luas dan
berpotensi dalam pengembangan usaha perikanan (Gambar 1).

Gambar 1. Kantor BRPBAP3 Maros.

Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan


(BRPBAP3) berlokasi di Kabupaten Maros (±30 km ke sebelah utara kota
Makassar, Sulawesi Selatan) yang telah beberapa kali berganti nama, yaitu:
a. Pada tahun 1969, berdasarkan SK Menteri No. 536/kpts/um/12/1969 diberi
nama cabang Lembaga Penelitian Perikanan Darat (Cabang LPPD)
berlokasi di Ujung Pandang.
b. Pada tahun 1980, berdasarkan SK Menteri No. 536/kpts/12/1980 diubah
menjadi Sub Balai Penelitian Perikanan Darat (Sub PPD) Maros di bawah
BALITKANDITA Bogor.
c. Pada tahun 1984, dari Sub BPPD diganti menjadi BALITDITA (Balai
Penelitian Perikanan Budidaya Pantai) Maros dipimpin oleh Alie
Poernomo, M.Sc (1984-1986).
d. Pada tahun 1990, nama BALITDITA diganti menjadi BALITKANDITA
(Balai Penelitian Perikanan Budidaya Pantai) yang dipimpin oleh Dr. Fuad
Cholik (1986-1991), kemudian selanjutnya digantikan oleh Dr. Achmad
Sudrajad (1991-1995).
e. Pada tahun 1995, berdasarkan SK Menteri No.796/kpts/07/210/12/1994
nama Sub BALITKANDITA diganti menjadi Balai Penelitian Perikanan
Pantai (BALITKANTA) yang dipimpin oleh Prof. Dr.Ir. Taufik Ahmad,
M.S (1995-2001).
f. Pada tahun 2002, SK Menteri Kelautan dan Perikanan No.KEP
51/MEN/2002, nama BALITKANTA diganti menjadi Balai Riset
Perikanan Budidaya Air Payau (BRPBAP) yang dipimpin oleh Ir.
Muharijadi Atmomarsono, M.Sc (2001-2005) dan kemudian selanjutnya
digantikan oleh Dr. Ir. Rachman Syah, MS (2005-2012)
g. Pada tahun 2011, berdasarkan SK Kementerian Kelautan dan Perikanan
No.32/men/2011 tanggal 12 Oktober 2011 Balai Riset Perikanan Budidaya
Air Payau (BPPBAP) berubah menjadi Balai Penelitian dan
Pengembangan Budidaya Air Payau (BPPBAP) yang dipimpin oleh Dr. Ir.
Andi Parenrengi, MS (2012-2016) yang kemudian digantikan oleh Prof.
Dr. Ir. Andi Akhmad Mustafa, MP (2016-sekarang).

h. Pada tahun 2017, berdasarkan peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan


Republik Indonesia Nomor29/PERMEN-KP/2017 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan, Balai Penelitian Dan Pengembangan Budidaya Air Payau
(BPPBAP) berubah menjadi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau
Dan Peyuluhan Perikanan (BRPBAP3) Maros yang dipimpin oleh Prof.
Dr. Ir. Andi Akhmad Mustafa, MP (2016-sekarang).

2.2. Visi dan Misi BRPBAP3


Adapun Visi dan Misi Organisasi BRPBAP3 yaitu sebagai berikut :
1. Visi
Profesional dalam penyediaan data, informasi dan teknologi perikanan
budidaya air payau dan penyuluhan perikanan

2. Misi
a. Mengembangkan teknologi perikanan budidaya air payau unggulan yang
diakui dan bermanfaat bagi pengguna.

b. Meningkatkan sumberdaya litbang, pelayanan jasa litbang dan


mengembangkan kerja sama litbang perikanan budidaya air payau.

2.3 Tugas dan Fungsi BRPBAP3


Adapun Tugas dan Fungsi BRPBAP3 yaitu sebagai berikut :
1. Tugas
BRPBAP3 mempunyai tugas melaksanakan kegiatan riset perikanan
budidaya air payau dan penyuluhan perikanan.
2. Fungsi
1. Penyusunan rencana program dan anggaran, pemantauan, evaluasi,
dan laporan.
2. Pelaksanaan riset perikanan budidaya air payau di bidang biologi,
reproduksi, genetika, bioteknologi, patologi, toksikologi, ekologi,
nutrisi dan teknologi pakan, pemetaan dan lingkungan, plasma nutfah,
serta analisis komoditi.
3. Pengembangan teknologi penelitian perikanan budidaya air payau.
4. Penyusunan materi, metodologi, pelaksanaan penyuluhan perikanan,
serta pengembangan dan fasilitasi kelembagaan dan forum masyarakat
bagi pelaku utama dan pelaku usaha.
5. Penyusunan kebutuhan peningkatan kapasitas penyuluh Pegawai
Negeri Sipil (PNS), swadaya, dan swasta.
6. Pengelolaan prasarana sarana riset perikanan budidaya air payau dan
penyuluhan perikanan.
7. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga
2.4 Struktur Organisasi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan (BRPBAP3) Maros
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
Nomor 29/PERMEN-KP/2017 Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan (BRPBAP3) Maros mempunyai Struktur Organisasi
dan Tata Kerja, sebagai berikut (Gambar 2):

Gambar 2. Struktur Organisasi BRPBAP3 2017


BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Metode dan Lokasi


Metode yang digunakan selama pelaksanaan magang akuatik di Balai Riset
Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAP3) Maros, yaitu
pengamatan dengan tanya jawab dengan peneliti, petugas, pembimbing atau pegawai.
Metode tersebut digunakan untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan
objek yang diamati dan berhubungan dengan magang akuatik di lapangan.
Magang akuatik dilaksanakan pada tanggal 2 September sampai 10 September
2021 pada jam kerja hari senin – kamis mulai pukul 08.00 sampai dengan 16.00 dan
hari jumat mulai pukul 07:30 sampai dengan 16:30 WITA, di Jalan Makmur Daeng
Sitaka, No. 129 Maros 90512, Sulawesi Selatan Indonesia.

3.2 Tata Tertib di Laboratorium


Tata tertib penting untuk menjaga kelancaran dan keselamatan bekerja di dalam
laboratorium. Berikut ini beberapa contoh tata tertib.
1. Sebelum melakukan pekerjaan sebaiknya berhati-hati dalam pekerjaannya.
2. Jangan memainkan handphone saat bekerja.
3. Alat dan bahan harus digunakan sesuai dengan petunjuk yang diberikan.
4. Jika dalam melakukan pekerjaan tidak mengerti atau ragu-ragu, hendaknya segera
bertanya.
5. Bekerja di laboratorium hendaknya memakai jas laboratorium.
6. Jika ada alat yang rusak atau pecah, hendaknya dengan segera dilaporkan.
7. Jika terjadi kecelakaan, sekalipun kecil, seperti kena kaca, terbakar, atau terkena bahan
kimia, hendaknya segera dilaporkan.
8. Tidak diperkenankan makan, minum dan merokok di dalam laboratorium.
9. Setelah selesai pekerjaan, alat-alat hendaknya dikembalikan ke tempat semula dalam
keadaan bersih.

3.3 Jenis Jenis Pemeriksaan Lab


Kegiatan yang diakukan di laboratorium kualitas air BRPBAP3 Maros yaitu
menganalisis sampel air laut dan air tambak. Kegiatan tersebut meliputi pengukuran
parameter bahan organik total (BOT), phosfat (PO4), total suspended solid (TSS), nitrat
(NO3), nitrit (NO2), amoniak (NH3), alkali dan clorofil. Pada kegiatan tersebut sesuai dengan
judul PKL yang diberikan dari pembimbing lapangan saya menganalisis parameter bahan
organik total (BOT)) dan total suspended solid (TSS).
Adapun parameter yang diukur selama PKL berlangsung di laboratorium kualitas air
sesuai dengan kegiatan keilmuan yaitu :
1. Penentuan Bahan Organik Total (BOT)

Gambar 1. Tata laksana Pengujian BOT

Gambar 2. Kegiatan di Lab


Dalam menganalisis sampel air untuk pengukuran parameter bahan organik total (BOT)
menggunakan metode titrasi. Metode tersebut sesuai dengan SNI 06-6989.22-2004. Prinsip
metode pada pengukuran BOT yaitu dalam suasana asam kuat H2SO4 sebagian besar senyawa
organik dapat dioksidasi oleh oksidator KMnO4.
Alat yang digunakan yaitu Erlenmyer untuk menampung larutan sampel yang akan
dianalisis, Bulb (karet penghisap) digunakan untuk memipet larutan, Pipet gondok 10 ml
digunakan untuk memipet larutan KMnO4 dan Natrium oksalat, Gelas ukur 100 ml digunakan
untuk mengukur aquades yang akan dimasukkan ke dalam bioediniser kemudian dituang di
dalam gelas ukur sebanyak 50 ml dan di tuang di erlenmeyer, Sarung tangan digunakan untuk
melindungi tangan dari bahan-bahan kimia, Hot plate/Pemanas listrik digunakan untuk
memanaskan sampel BOT, Buret digunakan untuk titrasi dan dapat mengukur volume suatu
larutan. Sedangkan bahan yang digunakan di dalam menganalisis sampel BOT yaitu larutan
kalium permanganat (KMnO4) larutan ini digunakan sebagai indikator kuat untuk
menentukan kadar bahan organik, larutan natrium oksalat (COONa)2 digunakan sebagai
bahan yang merubah warna larutan, Larutan asam sulfat digunakan untuk mengasamkan
sampel.
Prosedur kerja dalam melakukan analisis bahan organik total :
a. Menuang 50 mL contoh uji dengan menggunakan gelas ukur kemudian memasukkan ke
dalam erlenmeyer 300 mL.
b. Setelah contoh uji dimasukkan kedalam erlemeyer kemudian ditambahkan dengan
dioenizer sebanyak 50 mL.
c. Menambahkan KMnO4 sebanyak 3 tetes ke dalam contoh uji hingga terjadi warna merah
muda.
d. Menambahkan 5 mL H2SO4 8 N bebas zat organik.
e. Memanaskan di atas hot plate pada suhu 105 °C, bila terdapat bau H 2SO4 kemudian
pendidihan diteruskan beberapa menit.
f. Menambahkan 10 mL larutan KMnO4 ke dalam erlenmeyer yang telah dipanaskan.
g. Setelah mencampurkan KMnO4 maka memanaskan hingga mendidih selama 10 menit di
atas hot plate.
h. Menambahkan 10 ml larutan natrium oksalat ke dalam erlenmeyer yang telah dipanaskan
di atas Hot plate.
i. Mentitrasi dengan KMnO4 hingga warna merah muda. Setelah itu mencatat volume
pemakaian.
2. Penentuan kadar total suspended solid (TSS)

Gambar 3. Tata LaksaNA Pengujian TSS (Nitrit, Nitrat,Amonia, Posphat)

Gambar 4. Kegiatan di Lab


Menganalisis sampel air dengan parameter total suspended solid metode analisis yang
digunakan teknik gravimetrik, sesuai dengan SNI 06-6989.31-2005. Prinsip kerja untuk
analisis sampel tersebut yaitu sampel yang mengandung zat tersuspensi disaring dengan
kertas saring yang telah diketahui bobotnya. Kertas saring tersebut kemudian dikeringkan
pada suhu 105 °C selama 24 jam. Selisih berat kertas saring sesudah dan sebelum digunakan
menunjukkan nilai TSSnya.
Alat yang digunakan yaitu Gelas piala 100 mL digunakan untuk menguapkan
larutan/air, Gelas ukur 100 mL digunakan untuk melarutkan zat hingga volume tertentu,
Penjepit digunakan untuk menjepit kertas saring whatman pada saat menyaring dan
menimbang kertas, Timbangan analitik digunakan untuk menimbang bahan, Aspirator dan
vacum pump, Kertas saring whatman no. 42 dia 47 mm digunakan untuk menyaring sampel
air, Erlenmeyer 500 mL digunakan untuk menampung air yang telah tersaring, Desikator
digunakan untuk mengeringkan bahan kimia, zat padat beserta tempatnya (cawan) karena
kelembaban udara dalam desikator diserap oleh bahan pengering dari Silica gel, Oven
digunakan untuk mengeringkan bahan, Skala suhu oven adalah 0 °C - 250 °C, namun suhu
yang sering digunakan adalah 105 °C. Bahan yang digunakan untuk sampel air dan air
deioeniser.
Dalam melakukan pengujian TSS tahap awal yang dilakukan yaitu a) Persiapan kertas
saring atau cawan gooch. Setelah itu meletakkan kertas saring pada peralatan filtrasi.
Memasang vakum dan wadah pencuci dengan air suling berlebih 20 mL. kemudian
melakukan penyedotan untuk menghilangkan semua sisa air, mematikan vakum, dan
menghentikan pencucian. b) Memindahkan kertas saring dan peralatan filtrasi ke wadah
timbang aluminium, Jika digunakan cawan gooch dapat langsung dikeringkan. c)
Mengeringkan dalam oven pada suhu 103 °C sampai dengan 105 °C selama 1 jam,
mendinginkan dalam desikator kemudian timbang menggunakan timbangan analitik. d)
Mengulangi langkah pada butir c) sampai diperoleh berat konstan atau sampai perubahan
berat lebih kecil dari 4% terhadap penimbangan sebelumnya atau lebih kecil dari 0,5 mg.
Prosedur kerja dalam menganalisis kadar total suspended solid yaitu :
a. Melakukan penyaringan dengan peralatan vakum. Membasahi saringan dengan sedikit air
suling. Mengaduk contoh uji dengan pengaduk magnetik untuk
memperoleh contoh uji yang lebih homogen.
b. Mengukur 100 ml contoh uji, pada waktu contoh diaduk dengan pengaduk magnetik.
Membilas kertas saring atau saring dengan 3 x 10 ml air suling, biarkan kering sampai
kering sempurna, melanjutkan penyaringan dengan vakum 3 menit agar memperoleh
penyaringan yang sempurna. Contoh uji dengan padatan terlarut yang tinggi memerlukan
pencucian tambahan.
c. Melipat kertas saring dan memindahkan ke wadah timbang aluminium sebagai penyangga.
d. Setelah itu memasukkan ke dalam oven untuk dikeringkan pada suhu 103 °C sampai
dengan 105 °C selama 1 jam.
e. Memasukkan ke dalam desikator untuk mendinginkan dan menyeimbangkan suhu.

f. Menimbang kertas saring dengan timbangan analitik dan mencatat hasil kemudian
memasukkan kembali ke dalam desikator
3.4 Ulasan Kegiatan
Adapun kegiatan yang dilakukan dan parameter yang dianalisis selama praktek
di dalam laboratorium kualitas air, yaitu :
1. Tahap penerimaan sampel
Sampel yang dianalisis berasal dari sampel peneliti di kantor BRPBAP3 maupun
pegawai swasta dari luar dan mahasiswa yang melakukan penelitian tentang kualitas air.
Sebelum dilakukan pengujian sampel air, sampel tersebut di bawa ke ruangan penerimaan
sampel untuk dicatat data yang masuk seperti (tanggal penerimaan sampel, jumlah sampel,
parameter yang akan diukur dan pemberian kode sampel) setelah itu sampel dimasukkan ke
dalam freezer dengan suhu 4 °C.
2. Pengamatan sampel
Pengamatan sampel air dilakukan di laboratorium kualitas air. Dalam melakukan
pengujian sampel, data yang masuk dari penerimaan sampel kemudian dicatat pada buku
KUPP (kaji ulang permintaan pengujian). Sampel yang dianalisis di lab memerlukan jangka
waktu selama 5 hari pengukuran sampel dengan mengolah hasil data analisis sampel.
3. Pengenalan alat dan keselamatan kerja
Sebelum membantu para teknisi dan analis menganalisis sampel air laut maupun air
tambak, tahap awal yang dilakukan yaitu para teknisi menjelaskan dan mempraktekkan
fungsi alat-alat yang digunakan sesuai parameter yang akan diukur serta memperlihatkan
bahan-bahan kimia yang berbahaya maupun yang tidak berbahaya untuk keselamatan kerja
selama kegiatan PKL berlangsung.
4. Menyiapkan alat dan bahan
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan sesuai dengan sampel yang akan
dianalisis, alat-alat yang sering digunakan dalam pengujian sampel meliputi Corong, Rak
tabung, Tabung reaksi (Tabung kalorimeter), Gelas ukur, Erlenmeyer, Kertas saring
Whatman No. 42, Nampan, Aceton (penghapus), Spidol, Tissu, masker, Deionizer, pipet
gondok, Bulb (karet penghisap), Hot plate, Sarung tangan.
5. Menghapus kode lama
Erlenmeyer dan botol sampel pengujian yang sudah dipakai kemudian mengahapus
kode sampel lama dengan menggunakan aceton untuk pemberian kode baru sesuai sampel
yang masuk.
6. Menyusun sampel di atas meja
Penyusunan sampel dan alat-alat yang akan digunakan sesuai dengan parameter yang
akan dianalisis berdasarkan kode sampel yang telah ada di meja reparasi.
7. Menyaring sampel
Kegiatan penyaringan merupakan kegiatan dalam hal membantu para teknisi dan analis
laboratorium menyaring sampel. Kegiatan penyaringan meliputi penyaringan sampel ke
dalam erlenmeyer dengan menggunakan kertas saring Whatman No. 42 untuk pengujian
sampel dengan parameter berupa Fosfat (PO4), Nitrat (NO3), Nitrit (NO2), dan Amonia (NH3)
sebanyak 25 ml lalu kemudian disimpan pada rak tabung sesuai dengan parameter.
8. Pembacaan hasil dengan menggunakan spektrofotometer
Kegiatan ini merupakan kegiatan dalam hal membantu para teknisi dan analis untuk
menuliskan hasil parameter seperti Phosfat (PO4) , Nitrat (NO3), Nitrit (NO2), dan Amonia
(NH3) dengan menggunakan alat spektrofotometer.
9. Mencuci alat
Mencuci alat seperti corong, tabung reaksi, erlenmeyer, pipet skala, gelas kimia, botol
sampel. Alat yang telah dipakai seperti erlenmeyer, tabung reaksi direndam dalam larutan
detergen bebas phosfat kemudian disikat menggunakan sikat tabung. Untuk alat yang tidak
dapat dibersihkan menggunakan sikat, seperti pipet skala, hanya direndam dalam larutan
detergen bebas phosfat. Semua alat kemudian dibilas menggunakan air tawar yang mengalir.
Setelah itu, alat dibilas menggunakan aquades sebelum dikeringkan dalam rak pengering.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Ada beberapa pengujian laboratorium di BRPBAP3 Maros yaitu Laboratorium
tanah, biotek, nutrisi, plankton, patologi dan laboratorium kualitas air. Jenis jenis
pengujian di laboratorium kualitas air yaitu Penentuan kadar total suspended solid (TSS),
Penentuan Bahan Organik Total (BOT)
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, M. Dan Mira Humairoh. 2015. Analisis Kadar Amonia (Nh3) Dalam Air Sungai
Cileungsi. Jurnal Nusa Sylva. 15(1): 47-54
Badan Standarisasi Nasional. 2004. Cara Uji Nilai Permanganat secara Titrasi SNI 06-
6989.22-2004. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta
Badan Standarisasi Nasional. 2005. Cara Uji padatan tersuspensi total (Total Suspended
Solid) secara gravimetrik SNI 06-6989.31-2005. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta.
bppbapmaros.kkp.go.id. diakses pada tanggal 13 Desember 2017 pukul 12.45 WITA.

Emilia, I. 2019. Analisa Kandungan Nitrat Dan Nitrit Dalam Air Minum Isi Ulang
Menggunakan Metode Spektrofotometri Uv-Vis.  Jurnal Indobiosains. Vol 1. No. 1
Edisi Februari 2019

Riyono, S. H. 1997. Metode Analisis Air laut, Sedimen dan Biota Buku 2. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Oseanologi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta, 4 pp.
Sutrisyani dan S, Rohani. 2009. Panduan Praktis Analisis Kualitas Air Payau. Diedit:
Rahmansyah. M. Atmomarsono, dan A. Mustafa. Cetakan kedua. Pusat Riset Perikanan
Budidaya, Jakarta. 55 hlm.
Syarifuddin. 2003. Analisis rasio nitrat fosfat pada perairan pulau pannikiang kabupaten
barru. Skripsi. Jurusan Ilmu Kelautan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
Universitas Hasanuddin. Makassar.

Anda mungkin juga menyukai