Anda di halaman 1dari 28

Makalah Komuniasi Bisnis

PRESENTASI BISNIS

Disusun Oleh:

1. RENDI SAPUTRA 2018SA103


2. DINAR IRFANI SODIQ 2018SA108

Disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Perilaku Organisasi

Program Studi S1-Akuntansi


Fakultas Ekonomi
STIE AAS SURAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul
“Presentasi Bisnis” yang mana makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Komunikasi Bisnis di Semester Ganjil ini.

Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang
cukup jelas bagi pembaca. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini berguna dan dapat menambah pengetahuan pembaca.

Demikian makalah ini kami buat, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan
dan banyak terdapat kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Surakarta, 23 Desember 2019

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia bisnis, kegiatan presentasi atas berbagai peristiwa penting seperti
pengajuan usulan proyek-proyek baru, pengembangan produk, perluasan pasar, dan
sebagainya bukanlah hal baru. Presentasi bisnis yang baik akan memberikan dampak
yang baik pula bagi lembaga atau institusi yang melakukan presentasi. Oleh karena itu,
dalam melakukan presentasi bisnis harus dilakukan persiapan secara matang sehingga
tujuan presentasi bisnis yang efektif dapat tercapai.
Presentasi dilakukan untuk menyampaikan informasi atau pemikiran-pemikiran
baru mengenai suatu masalah agar dapat dipahami oleh audience. Namun tidak semua
orang bisa melakukan presentasi. Hal ini dikarenakan presentasi dilakukan banyak
orang, bahkan tidak jarang audience belum kenal sama sekali oleh presentator.
Sehingga wajar jika presentator merasa gugup dan grogi yang akhirnya dapat
mempengarui penampilannya di hadapan audience. Persiapan yang kurang sangat
mempengaruhi seseorang ketika akan berpresentasi. Latihan dan memahami masalah
yang akan dibahas terlebih dahulu, terkadang orang yang sudah mahirpun tetap akan
merasa gugup pada awalnya. Ada beberapa trik dan tahap yang perlu diperhatikan
dalam melakukan presentasi agar bisa lancar dan tidak terlalu gugup ataupun
canggung ketika menghadapi audience.
Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan banyak hadirin atau
salah satu bentuk komunikasi. presentasi merupakan kegiatan pengajuan suatu topik,
pendapat atau informasi kepada orang lain. Berbeda dengan pidato yang lebih sering
dibawakan dalam acara resmi dan acara politik, presentasi lebih sering dibawakan
dalam acara bisnis.
Presentasi juga adalah penyampaian suatu materi atau masalah kepada
pendengar dan khalayak yang mengikuti presentasi. Presentasi dapat pula diartikan
sebagai kegiatan seseorang yang berbicara di hadapan public, baik dalam kegiatan
seminar, kuliah, mengajar di kelas, ataupun kegiatan sejenis. Orang yang
menyampaikan presentasi disebut presentator atau presenter, sedangkan orang yang
menghadiri presentasi disebut audience. Selain makalah, juga menyiapkan media/alat
bantu yang diperlukan dalam presentasi. Kemudian latihan sebelum melakukan
presentasi agar benar-benar siap dan menyesuaikan penyampaian materi dengan
waktu yang disediakan.
Dalam makalah ini, akan dibahas tentang berbagai hal yang berkaitan dengan
bagaimana melakukan presentasi bisnis yang baik, mulai dari tujuan melakukan
presentasi bisnis, tahap persiapan, penentuan alat bantu presentasi bisnis,
menganalisa audiens, menganalisa isyarat-isyarat nonverbal, peninjauan lokasi,
bagaimana mengembangkan percaya diri dan berlatih presentasi bisnis

1.2 Rumusan Masalah


Bertolak dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah-masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana cara berbicara dan presentasi dalam lingkungan bisnis?
2. Bagaimana persiapan berbicara dan presentasi?
3. Bagaimana cara untuk mengembangkan presentasi?
4. Apa saja seni dalam penyampaian presentasi?
5. Apakah saja alat bantu dalam melakukan presentasi bisnis?

1.3 Tujuan
Berdasarkan perumusan diatas maka tujuan dari makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui cara berbicara dam presentasi dalam lingkungan bisnis
2. Untuk mengetahui persiapan-persiapan apa saja yang harus dilakukan
sebelum presentasi
3. Untuk memahami bagaimana cara mengembangkan presentasi dengan baik
4. Untuk mengetahui apa sajakah seni-seni dalam melakukan presentasi
5. Untuk mengetahui alat bantu dalam menunjang presentasi bisnis

1.4 Manfaat
Bertolak dari tujuan diatas, maka manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan mahasiswa/mahasiswi tentang presentasi bisnis menjadi lebih
luas
2. Dapat mengetahui seluk beluk tentang presentasi bisnis yang baik dari
semua aspek persiapan awal hingga akhir
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Berbicara dan Presentasi dalam Lingkungan Bisnis

Persiapan untuk berbicara atau presentasi relatif sama dengan persiapan


dalam menyusun pesan tertulis yang akan dikirimkan kepada audiens. Persiapan
dimulai dengan menentukan tujuan penulisan pesan, analisis audiens, menentukan
ide pokok, dan mimilih saluran beserta medianya.

1. Menentukan Tujuan
Di dalam bisnis secara umum, tujuan komunikasi bisa dibedakan menjadi
3 (tiga), yaitu itu memberikan informasi, untuk mempengaruhi (persuasi), dan
untuk memaksa atau memberikan instruksi. Masing-masing tujuan komunikasi di
atas akan menjadi dasar dalam menentukan isi pesan, gaya presentasi, dan
tingkat interaksi antara pembicara dengan audiens.
1) Memberikan informasi
Salah satu tujuan komunikasi bisnis adalah memberikan informasi.
Harapan dari pemberian informasi adalah pemberian umpan balik (feed back)
setelah informasi sampai pada orang yang dituju seperti yang diharapkan
pembicara. Misalnya menimbulkan perubahan sikap, pendapat, perilaku, dan
partisipasi.
Dalam proses pemberian informasi, tekanan diletakkan pada
pemilihan saluran yang tepat. Secara umum saluran komunikasi dibedakan
menjadi tiga, yaitu lisan, tertulis, dan elektronik. Untuk mengirimkan pesan
dalam bentuk gambar dipilih saluran eletronik dengan media televisi,
informasi dalam bentuk isyarat bunyi dengan dikirim dengan media radio atau
telepon, dan pesan yang panjang dan tertulis dapat dikirimkan menggunakan
saluran tertulis dengan media surat kabar atau majalah.
2) Memengaruhi (Persuasif)
Asumsi dasar dalam proses memengaruhi/membujuk adalah bahwa
pembicara-audiens dengan sengaja berkomunikasi untuk saling
memengaruhi. Dalam hal ini, sikap, pendapat, perilaku, dan partisispasi dapat
dipengaruhi.
Presentasi dimulai dengan memberikan fakta-fakta atau gambaran
yang meningkatkan pemahaman audiens tentang masalah/hal yang
dikomunikasikan. Dilanjutkan dengan penyampaian argumentasi/alasan-
alasan yang mendasari pengaruh/bujukan tersebut atau diakhiri dengan
kesimpulan atau rekomendasi tertentu. Dalam hal ini, pembicara mengajak
audiens untuk berpartisipasi dengan mengekspresikan kebutuhan mereka,
menyarankan solusi, dan menyusun kesimpulan atau rekomendasi.
3) Memberikan Instruksi
Pemberian instruksi hanya dilakukan oleh mereka yang memiliki
wewenang, Misalnya atasan memberikan instruksi kepada bawahannya.
Komunikasi dengan tujuan instruktif terjadi pada interaksi pembicara-audiens
tingkat sedang sampai tingkat rendah. Interaksi sedang terjadi bila pembica
memberikan instruksi-instruksi tindakan yang harus dilakukan , alasan
tindakan tersebut harus dilalukan, kapan dilakukan, dan bagaimana
melakukannya. Sementara itu, interaksi tingkat rendah terjadi jika audiens
tidak memberikan tanggapan (respons), baik dengan pertanyaan maupun
komentar tertentu. Pada tingkat interaksi yang rendah sebagian besar
hasilnya kurang memuaskan. Tidak adanya pertanyaan atau tanggapan
menunjukkan audiens kurang antusias dengan instruksi yang diberikan.

2. Menganalisis Audiens
Secara umum, analisis audiens yang pertama kali dilakukan akan
menyangkut latar belakang seperti pendidikan, usia, pekerjaan, pengalaman,
hobi, dan lain-lain. Dari latar belakang tersebut dapat diketahui kebutuhan dan
keinginan audiens. Pemahaman kebutuhan dan keinginan audiens selanjutnya
akan digunakan untuk menentukan gaya/pendekatan dan isi presentasi yang
tepat. Setelah ditentukan latar belakangnya, kemudian dianalisis ukuran/jumlah
(size), komposisi, dan reaksi.
Secara garis besar, perencanaan presentasi sama dengan perencanaan
dalam pesan tertulis. Dimulai dengan menentukan ide pokok/utama, menyusun
garis besar (outline) yang akan dipresentasikan, menentukan panjang presentasi,
dan menentukan gaya/pendekatan.
1) Menentukan Ide Pokok/Utama
Ide pokok merupakan penyingkatan dari keseluruhan presentasi menjadi
satu kalimat deklaratif. Jika tujuan merupakan sesuatu yang harus diraih atau
menjadi sasaran, maka ide pokok adalah cara untuk mencapai tujuan.
2) Menyusun Garis Besar (Outline)
Langkah kedua dalam merencanakan presentasi adalah menentukan
garis besar atau pokok-pokok pikiran (outline) presentasi. Garis besar atau
pokok pikiran presentasi akan membentuk kerangka pesan yang akan
disampaikan. Setiap pokok pikiran harus mendukung, menggambarkan, atau
memperjelas ide pokok.
3) Memperkirakan Panjang/Lama Presentasi
Waktu untuk presentasi sering kali sangat dibatasi secara ketat. Dengan
demikian pembicara perlu menyusun materi sesuai waktu yang tersedia. Untuk
menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam suatu presentasi, dapat
digunakan kerangka/garis besar presentasi. Caranya, kerangka/garis besar yang
sudah disusun dicoba untuk dipresentasikan. Pada umumnya, presentasi yang
singkat membutuhkan waktu sekitar 10 menit, sedangkan presentasi yang
panjang membutuhkan waktu sekitar 60 menit. Hal yang perlu diperhatikan, baik
presentasi dalam waktu yang singkat maupun presentasi yang panjang, adalah
bahwa presentasi harus mengandung unsur pendahuluan, isi atau batang tubuh,
dan penutup. Jika memungkinkan, dilakukan tanya jawab dengan audiens.
4) Menentukan Gaya/Pendekatan
Secara umum, presentasi bisa dilakukan dengan pendekatan formal maupun
informal. Presentasi dengan pendekatan formal digunakan untuk menyampaikan
hal-hal yang penting. Misalnya, dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Direktur mempresentasikan kinerja perusahaan selama satu tahun. Selain itu,
dalam presentasi dengan audiens yang jumlahnya banyak sebaiknya juga
digunakan pendekatan formal. Untuk presentasi dengan audiens yang jumlahnya
sedikit, cukup digunakan pendekatan informal. Antara pembicara dengan
audiens maupun antara audiens dengan audiens dapat berinteraksi secara
langsung sehingga penggunaan pendekatan informal menjadi lebih efektif.

2.2 Cara Pengembangan Presentasi Bisnis


Di dalam presentasi bisnis, audiens pada umumnya sudah siap untuk
mendengarkan apa yang akan dipresentasikan. Seperti halnya laporan tertulis,
sebagian besar presentasi bisnis dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
informasi dari audiensnya. Meskipun presentasi bisnis bisa mengandung unsur
humor, tetapi presentasi bisnis tidak semata-mata dimaksudkan untuk memberi
hiburan. Secara umum, format presentasi terdiri dari 3 bagian yaitu bagian
pembukaan, bagian isi, dan bagian penutup.
1. Bagian Pembukaan
Bagian pembukaan berisi/bertujuan mendapatkan perhatian audiens,
membangun kepercayaan diri, dan mempersiapkan audiens. Oleh karena itu,
bagian pembukaan harus dibuat menarik agar audiens tertarik dan siap
menerima presentasi.
1) Menarik perhatian audiens
Sebelum pembicara menyampaikan materi presentasi, ia harus dapat
menarik perhatian audiens terlebih dahulu. Mendapatkan perhatian audiens
merupakan faktor penting dalam kesusksesan presentasi. Oleh karena sebaik
apapun persiapan presentasi yang telah dilakukan, tanpa perhatian dari
audiens, presentasi tidak ada maknanya. Faktor penarik perhatian audiens
(umpan) dapat berupa intensitas, gerakan, keakraban, kebaruan, humor dan
ketegangan (Cuurties et. All. 1996:311).
2) Intensitas
Sesuatu yang lain dari hal yang ada di sekitarnya akan menarik
perhatian, contohnya cahaya, suara, bau, dan objek. Cara menarik perhatian
dengan intensitas dapat dilakukan dengan menampilkan objek, baik melalui
OHP maupun viewer, atau menunjukkan objek yang tidak dibawa atau tidak
dimiliki audiens.
3) Gerakan
Objek yang bergerak biasanya lebih menarik daripada objek yang
diam. Seorang pembicara yang tadinya duduk kemudian membuat gerakan
berdiri akan lebih menarik perhatian audiens.
4) Keakraban
Salah satu cara untuk menarik perhatian adalah dengan mengacu
pada keakraban. Jika pembicara dapat mengenali audiens, baik dalam hal
nama, jabatan, atau prestasi, maka pembicara tersebut lebih menarik
perhatian audiens daripada tidak mengenal sama sekali. Hal yang seringkali
ditemui dalam presentasi adalah menyebut beberapa nama atau jabatan, atau
prestasi audiens sebelum membahas materi.
5) Kebaruan
Sesuatu yang baru akan lebih menarik perhatian audiens daripada
sesuatu yang sudah dikenalnya. Pendapat itu bertentangan dengan Bovee &
Thill yang menyatakan bahwa audiens akan lebih tertarik untuk membahas
materi yang sudah dipahaminya. Mereka juga mengatakan bahwa materi yang
kurang relevansinya dengan diri audiens akan menjadi kurang menarik (Bovee
& Thill, 1995:601).
6) Humor
Humor akan menarik perhatian audiens karena humor akan
menurunkan ketegangan, baik dari audiens maupun dari pembicaranya.
Namun demikian, humor dalam presentasi bisnis harus relevan dan dengan
cita rasa yang baik. Selain itu, karena humor ini hanya untuk menarik
perhatian audiens, maka jumlahnya relatif kecil.
7) Ketegangan
Situasi yang diciptakan dengan kesan tegang juga dapat menarik
perhatian audiens. Namun demikian, situasi tegang itu sebaiknya segera
diakhiri agar audiens segera menangkap materi dan memberikan umpan balik,
baik dengan pertanyaan maupun dengan komentar-komentar.
8) Membangun kredibilitas
Pembicara yang memiliki kredibilitas tinggi lebih diterima audiens
daripada berkredibilitas rendah. Penampilan yang rapi akan meningkatkan
kredibiltas pembicara. Pada umumnya, orang yang memiliki kompetensi paling
baik dalam materi yang dipresentasikan akan mendapatkan kredibiltas yang
lebih tinggi.
9) Peninjauan audiens
Pada bagian awal presentasi perlu dilakukan peninjauan oleh audiens,
yaitu membiarkan audiens memahami apa yang akan dipresentasikan dengan
membacakan judul presentasi atau membacakan tujuan presentasi.
Pemahaman judul atau tujuan presentasi akan membantu audiens memahami
isi presentasi secara keseluruhan.

2. Bagian Isi (Body)


Bagian isi atau sering disebut batang tubuh merupaka bagian terpenting
dari presentasi, sedangkan bagain pembukaan dan penutup merupakan sarana
yang mendukung bagian isi. Pada bagian isi semua latar belakang, pokok
pikiran, alasan-alasan, dan kesimpulan dikemukakan. Oleh karena itu, bagian isi
harus memiliki struktur yang jelas, dengan urutan pembahasan yang mudah
dipahami dan berusaha mempertahankan perhatian audiens.
1. Penekanan struktur/format
Di dalam komunikasi tertulis, struktur penulisan bagian isi lebih mudah
diidentifikasi dengan melihat judul paragraf, jarak antarparagraf, dan daftar
yang ada. Di dalam sebuah presentasi, format/struktur itu relatif sulit
diidentifikasi. Untuk melihat struktur/format presentasi, audiens dapat
menggunakan transisi. Transisi adalah kata-kata atau kalimat-kalimat yang
menghubungkan kalimat-kalimat atau bagian-bagian dalam presentasi
(Curties at.al. 1996:316).sementara untuk menghubungkan paragraf saru
dengan yang lain atau menghubungkan pokok pikiran satu dengan pokok
pikiran yang lain dapat digunakan transisi, seperti sekarang akan dibahas
masalah A, pembahasan kita sekarang adalah B, selanjutnya akan dibahas
pokok pikiran Z, atau berikut adalah kesimpulan yang dapat diambil.
2. Urut-urutan bagian isi
Bagian isi harus memiliki irutan yang jelas dan logisuntuk
mempermudah audiens dalam memahami presentasi. Urut-urutan bagian isi
akan berhubungan dengan pola organisasi pokok pikiran. Pola organisasi
pokok pikiran dapat dibedakan menjadi kronologikal, spasial, topical, kausal,
pemecahan masalah, klimaks, dan antiklimaks.
Apabila pembicara memilih pola organisasi pokok pikiran yang lain,
maka urutan pembahasannya mengikuti pola tersebut. Hal yang perlu
diperhatikan adalah bagaimana pembicara memilih satu pola organisasi yang
sesuai dengan tujuan, audiens dan situasinya. Dengan demikian, baik
pembicara maupun audiens bisa mencapai tujuan.
3. Mempertahankan minat audiens
Apabila di bagian awal pembicara perlu menarik perhatian audiens,
maka pada bagian isi atau batang tubuh, pembicara harus dapat
mempertahankan perhatian audiens. Perhatian pada bagian isi sangat penting
karena di sinilah ide-ide pokok presentasi disampaiakan. Menarik perhatian
pada bagian pembukaan dimaksudkan sebagai pancingan agar audiens lebih
dahulu tertarik dengan presentasinya. Sementara tahap selanjutnya berada
pada isi presentasi.
Berikut beberapa petunjuk yang dapat digunakan untuk
mempertahankan perhatian audiens: menghubungkan topik presentasi
dengan kebutuhan audiens; menggunakan bahasa yang jelas; dan
menjelaskan hubungan antara tujuan presentasi dengan ide-ide pokoknya
(Bovee & Thill, 1995:604).
4. Menghubungkan topik preentasi dengan kebutuhan audiens
Apabila pembicara dapat menghubungkan topik atau pokok pikiran
presentasi dengan kebutuhan audiens, maka dapat dipastikan bahwa audiens
akan memperhatiakn pembicara. Oleh karena audiens memiliki suatu
kebutuhan tertentu, dan pada saat topik yang berhubungan dengan kebutuhan
tersebut dikemukakan, maka mereka memandang mampu memenuhi
kebutuhan tersebut.
5. Menggunakan bahasa yang jelas
Penggunaan bahasa yang tidak jelas akan membuat audiens cepat
bosan. Demikian juga dengan penggunaan istilah khusus (jargon) yang hanya
dipahami oleh kelompok tertentu. Oleh karena itu, gunakan bahasa yang
mudah dipahami atau yang familiar. Usahakan untuk tidak menggunakan
istilah khusus (jargon). Apabila harus menggunakannya, berikan juga makna
dari jargon tersebut.
6. Menjelaskan hubungan topik dengan ide-ide yang familiar
Dalam presentasi dengan audiens yang sudah sedikit memahami,
cukup memahami, dan sangat memahami, pembicara erlu menghubungkan
topik dengan ide-ide yang sudah mereka kenal sebelumnya. Hal tersebut
bukan hanya mempermudah audiens dalam memahami, tetapi juga
memungkinkan audiens untuk menghubungkannya dengan apa yang sudah
melekat di dalam ingatan audiens. Dengan demikian, presentasi akan lebih
menarik minat audiens.

3. Bagian Penutup
Bagian penutup harus terstruktur sehingga audiens memahami ide pokok
yang disampaikan. Lebih dari itu, pada bagian ini pembicara harus
memperhatiakan 3 hal yaitu (1) meringkas dan mengulang pokok pikiran; (2)
menggarisbawahi tahap selanjutnya; dan (3) menutup dengan pesan positif
(Bovee & Thill, 1995:604).

a. Meringkas pokok pikiran


Sebelum presentasi ditutup, pembicara harus mengulang pokok
pikiran yang telah dijelaskan dibagian isi. Maksud pembuatan ringkasan pokok
pikiran kemudian membacanya adalah untuk mengingatkan kembali akan isi
presentasi sehingga audiens mampu memahami secara jelas isi dan maksud
presentasi.
b. Menggaris bawahi tahap selanjutnya
Secara umum, tujuan presentasi bisnia adalah menginginkan audiens
untuk melakukan perubahan tertentu, seperti dalam hal sikap, perilaku,
tindakan, nilai, dan kepercayaan. Oleh karen itu, pembicara harus
menekankan tindakan yang harus dilakukan audiens setelah presentasi
berakhir. Tindakan yang diinginkan harus cukup jelas. Jika ada, pertanyaan
biasa diajukan secara bergiliran baru kemudian dijawab. Ada kemungkinan
pertanyaan terlupakan atau kurang dipahami betul intinya sehingga penanya
mungkin kurang merasa puas.

2.3 Seni Penyampaian Presentasi Bisnis


1. Penggunaan Visual Aid
Dalam presentasi bisnis yang bersifat formal, pembicara memerlukan
visual aid. Beberapa manfaat penggunaan visual aid adalah:
1. Dapat menyederhanakan materi yang kompleks sehingga mudah dipahami
audiens.
2. Visual aid dpat membantu, baik pembicara maupun audiens, untuk
mengingat informasi penting dari presentasi itu.
3. Dimaksudkan untuk menambah atau menciptakan daya tarik presentasi.
Setelah membahas beberapa materi, pembicara kemudian menunjukkan
visual aid yang telah dipersiapkan agar presentasi tidak terasa monoton.
1) Menyusun Visual Aid
Dalam presentasi, pembicara dapat menggunakan dua jenis visual aid, yaitu:
1. Visual aid dalam bentuk tulisan (text visual aid).
Pada umumnya, visual aid dalam bentuk tulisan digunakan untuk
menunjukkan suatu kesimpulan presentasi atau untuk menunjukkan garis
presentasi.
2. Visual aid dalam bentuk grafik (graphic visual aid).
Visual yang termasuk visual aid grafik antara lain grafik garis, diagram
lingkaran, grafik batang, diagram organisasi, dan diagram peta.
Penggunaan masing-masing visual aid dalam bentuk grafik disesuaikan
dengan kebutuhannya.
Untuk menyusun visual aid yang benar-benar dapat membantu
presentasi sehingga didapatkan manfaat-manfaat seperti disebutkan di atas
tdaklah mudah. Oleh karena itu, penyusunannya perlu dilakukan secara hati-
hati. Visual aid harus sederhana. Tujuan penyusunan visual aid yang
sederhana adalah agar mudah dipahami oleh audiens.
2) Memilih Media Visual Aid
Setelah memahami dua bentuk visual aid, yaitu tertulis dan grafik,
selanjutnya adalah memilih media untuk menyampaikannya dalam suatu
presentasi. Media yang dapat digunakan untuk menyampaikan visual aid
tersedia dari yang paling sederhana seperti handout sampai yang modern,
yaitu komputer. Berikut akan dibahas masing-masing media secara singkat.
1) Handout
Handout merupakan visual aid yang paling sederhana dan mudah
pembuatannya sehingga banyak digunakan. Media handout
memungkinkan pembicara untuk mempersiapkan, baik visual aid tulisan
maupun grafik ke dalam tulisan kemudian digandakan dan dibagikan
kepada audiens (biasanya sebelum presentasi dimulai). Handout berisikan
ringkasan materi presentasi, kesimpulan, dan grafik-grafik yang membantu
pemahaman audiens.
2) Papan tulis dan whiteboard
Papan tulis da whiteboard merupakan media visual aid yang sederhana
dan praktis. Dalam suatu presentasi yang dihadiri tidak terlalu banyak
orang, media papan tulis dan whiteboard dapat digunakan. Namun untuk
presentasi dengan audiens yang banyak, tentu saja penggunaan media itu
tidak efektif. Contoh presentasi dengan media papan tulis dan whiteboard
adalah presentasi yang dilakukan oleh Manajer Pemasaran tentang cara-
cara memasrkan produk baru kepada stafnya.

2. Keterampilan Praktis dalam Presentasi


Disamping persiapan dalam hal materi dan media, pembicara perlu
memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan
presentasi. Kemudian faktor-faktor tersebut disebut keterampilan praktis dalam
presentasi, diantaranya sebagai berikut:
1. Cara berpakaian
Dalam presentasi formal, cara berpakaian menentukan kredibilitas.
Cara berpakaian menunjukkan citra diri orang tersebut. Oleh karena itu, hal ini
perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Berikut beberapa tipsnya:
a) Pakaian dipilih yang serasi, baik warna maupun bentuk/modelnya.
b) Memperhatikan kelengkapan pakaian, seperti resleting, kaos kaki, sepatu
dan lain-lain.
c) Memeriksa kerapian atau kesempurnaan berpakaian, seperti kerah baju,
kancing baju, tali sepatu dan lain-lain.
d) Untuk pembicara perempuan, perhatikan penggunaan make up. Make up
tidak perlu tebal, dan tidak boleh juga tidak memakai make up sama sekali
karena akan terlihat citra kurang profesional.
2. Pandangan mata
Untuk menunjukkan etika dan kewibawaan, pembicara harus
memandang ke arah audiens. Pandangan mata menyapu seluruh audiens,
tetapi kalau sedikit, pembicara dapat memandang satu-persatu, tetapi tidak
boleh lama, dan juga tidak dibenarkan mamandang ke lantai, ke atap, atau
pada cacatan secara terus menerus pada saat berbicara.
 Presentasi dengan sikap tubuh berdiriSikap tubuh pada saat presentasi
adalah berdiri tegak dengan kaki sedikit terbuka. Tujuannya agar dapat
berdiri dengan kokoh, tetapi sedikit terbuka. Tangan bisa digunakan untuk
menekankan pembicaraan,dan dapat pula untuk mengatur jalannya
presentasi, misalnya menulis di papan tulis, membuka file presentasi, atau
yag lain. Sikap yang harus dihindari adalah memasukkan tangan ke dalam
saku atau melakukan gerakan-gerakan yang tidak perlu secara terus-
menerus, seperti memegang dasi, taplak meja atau bahkan menggaruk-
garuk kepala.
 Suara
Suara merupakan faktor yang sangat penting. Oleh karena itu, harus
mendapatkan perhatian besar. Agar presentasi dapat berjalan dengan
baik, maka pembicara harus berlatih. Latihan mencakup mengeluarkan
suara dengan jelas, tidak menoton, dengan tekanan yang tepat dan
bersemangat.
 Suara jelas dan keras
Pengucapan kata harus jelas agar makna mudah ditangkap. Selain itu,
kata-kata juga harus diucapkan cukup keras agar dapat didengar oleh
seluruh audiens.
 Suara tidak menoton
Kalimat harus diberi tekanan-tekanan tertentu agar suara tidak menoton.
Kata-kata tertentu yang dirasa penting diberi tekanan yang lebih keras
dan kata lain dapat lebih lemah.
 Suara bersemangat
Suara yang bersemangat lebih tercermin pada pengucapan yang
bersemangat. Presentasi tidak akan menarik jika pengucapan kata-
katanya tidak dilakukan tanpa semangat. Selain itu, pembicara juga harus
menghindari pengucapan kata dengan bergumam dan merendahkan
suara di akhir kalimat.
 Bahasa
Dalam presentasi, pembicara menggunakan bahasa yang baku atau
bahasa formal. Pada setiap kalimat dipilih struktur bahasa yang
sederhana dan singkat agar mudah dipahami. Hindari penggunana
bahasa sehari-hari, karena akan menurunkan tingkat formalitas
presentasi. Hindari pulaPenggunaan jargon karena tidak semua audiens
mamahaminya.

2.4 Alat Bantu Presentasi Bisnis


Sejalan dengan perkembangan teknologi multimedia dewasa ini, sudah
seharusnya seorang pembicara profesional tidak ketinggalan dalam
memeanfaatkan teknologi modern tersebut. Namun, yang lebih penting adalah
bagaimana seorang pembicara mampu menjelaskan, menafsirkan, maupun
meyakini yang dipresentasikan dengan baik melalui alat bantu presentasi yang
tersedia tersebut.Pemilihan alat bantu audio visual presentasi yang akan
digunakan sangat bergantung pada sejauh mana seorang pembicara mampu
menganalisis materi, audiens, maupun suasana lokasi seorang pembicara akan
melakukan presentasi bisnis. Ketidaktepatan dalam menggunakan alat bantu
presentasi bisnis bukan saja mengganggu jalannya presentasi yang dilakukan,
tetapi juga memberikan penilaian yang kurang mrnguntungkan bagi pembicara
tersebut.
 Alat bantu presentasi cukup banyak variasinya, mulai dari alat bantu
presentasi yang konvensional sampai dengan yang modern atau kontemporer.
Sebelum menggunakan alat bantu presentasi tersebut, sudah selayaknya
apabila seorang pembicara memiliki kemampuan teknis operasional dan
melakukan pemeriksaan sebelum alat bantu presentasi bisnis tersebut
digunakan. Berbagai alat bantu presentasi bisnis mencakup antara lain;
blackboard, whiteboard, flipcharts, transpartasi overhead projector, slide, papan
tulis elektronik, VCR, panel LCD, LCD projector. Masing-masing alat bantu
presentasi bisnis tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan yang dapat
dijelaskan berikut ini:
1. Papan Tulis Hitam dan Putih (Blackboard dan Whiteboard)
Papan tulis hitam (blackboard) merupakan salah satu alat bantu
presentasi yang sudah cukup kuno, sehingga kini alat bantu tersebut relatif
jarang digunakan. Selain papan tulis hitam, kini muncul papan tulis putih
(whiteboard) yang banyak digunakan di berbagai perkantoran bisnis maupun
nonbisnis. Sarana ini cocok untuk kegiatan seperti lokakarya, briefing, rapat rutin,
maupun diskusi kelompok. Sarana ini memiliki beberapa keunggulan dan
kelemahan sebagai berikut.
Keunggulan:
 Fleksibilitas dalam penulisannya. 
 Kemudahan dalam melakukan koreksi.
 Dapat merangkum pendapat peserta maupun pembicara pada
saat yang sama.

Kelemahan:

 Tulisan tangan sering kali sulit di baca.


  Pembaca menutupi perseta saat menulis.
 Pembicara tidak dapat menulis dan berbicara pada saat yang
sama.
 Tersedianya papan tulis yang sangat terbatas sehingga apabila
sudah penuh harus dihapus dulu.
 Spidol sangat mengganggu dan sering mengering sehingga tak
dapat simanfaatkan secra optimal.
 Tidak efektif untuk peserta yang berjumlah lebih dari 15.

2.      Flip Charts

Flipcharts adalah sebuah papan yang dilengkapi dengan lembaran-


lembaran kertas berukuran besar. Apabila lembar kertas pertama sudah penuh,
pembicara dapat membuka lembar berikutnya yang masih kosong dengan
menyibak kertas tersebut atau menyobeknya. Sarana ini juga memiliki beberapa
keunggulan dan kelemahan.

Keunggulan;

 Fleksibelitas dalam penulisan.


 Pembicara dapat mempersiapkan penulisannya sevbelum presentasi.
 Pembicara dapat merujuk catatan (lembar sebelumnya). 
 Biaya relatif murah.
  Bisa diletakkan dimana saja

Kelemahan;

 Sukar dibaca karena keterbatasan tulisan tangan.


 Pembicara sering menutupi peserta sedang menulis.
 Pembicara tidak dapat menulis dan berbicara pada saat yang sama.
 Mutu kertas yang jelek dan kemungkinan spidol yang digunakan macet.
 Biasanya kertas flip charts hanya digunakan untuk sekali presentasi saja.
 Muncul suara bersiki ketika mengganti lembar kertas.
 Tidak cocok untuk peserta yang lebih dari 20 orang

3.   Transparansi Overhead Projector

Transparansi OHP nampaknya merupakan alat bantu presentasi yang


cukup populer bagi para pembicara. Di berbagai belahan dunia seperti Amerika
Serikat, Inggris, Australia, Kanada, berdasrkan survei yang dilakukan oleh
Genigraphics Corporation tahun 1987, sekitar 57% lembar transparansi
dihasilkan dengan mesin fotokopi, dan selalu dibuat dengan mesin ketik atau
bahkan teks tulisan tangan. Hanya 20% transparansi dibuat dari artwork dan
32% dai grafik komputer.

Dengan semakin meluasnya teknologi computer, semakin banyak orang


dapat memanfaat kan kemampuan computer untuk membuat tampilan grafik,
gambar, bagan dan sejenisnya dengan kualitas yang lebih baik.

Keunggulan:

 Cepat dan murah jika menggunakan fotokopi.


 Dapat dibuat dengan artwork dengan kualitas tinggi, tetapi biayanya tidak
mahal.
 Layar tetap jelas meskipun dalam ruang yang terang.
 Visual dapat dioperasikan secara cepat dan mudah diubah meskipun
beberapa saat sebelum presentasi dilakukan.
 Informasi dapat ditampilkan secara progresif meskipun secara manual.
 Overhead projector umumnya banyak tersedia di berbagai tempat
pertemuan dan pelatihan

Kelemahan:

 Kualitas transparansinya jelek jika teksnya ditulis dengan tangan.


 Umumnya hasil fotokopi adalah hitam dan putih.
  Pergantian secara manual sering kali mengganggu pembicara dan
mengalihkan pembicaraan.
 Menimbulkan distorsi gambar manakala OHP tidak focus.
 Kipas pada OHP sering kali berisik.
 Transparansi sangat peka dengan bekas sidik jari dan mudah rusak

4. Slide

Sekitar tahun 1980-an slide cukup populer bagi alat bantu presentasi.


Slide dapat berupa foto, grafis, atau gabungan keduanya. Kualitas gambar dan
tampilan yang disajikan dengan slide ini cukup baik, di samping juga mudah dan
gampang membawanya. Dalam perkembangannya,slide yang berukuran 35 mm
ini dapat dikombinasikan dengan personal computer (PC) dengan resolusi
gambar berkualitas tinggi serta dapat disimpan dalam disket.

Keunggulan:

 Slide foto warna mudah pembuatannya.


 Slide grafis berkualitas tinggi dapat dihasilkan oleh PC.
 Dapat dimungkinkan slide dengan 3D dan efek khusus lainnya.
 Daya tahan cukup tinggi.
 Terlindung dari sidik jari dan kerusakan jika disimpan dalam tempat
penyimpanan yang terbuat dari kaca.
 Slide yang dihasilkan dari computer dapat disimpan dalam disket.
 Hasil cetakannya lebih kecil dan lebih portable

Kelemahan:

 Proses produksi slide film 35 mm memerlukan waktu cukup lama.


 Harganya relative mahal

5. Papan Tulis Elektronik

Papan tulis elektronik telah dikembangkan dengan menawarkan berbagai


kemudahan yang banyak digunakan di kantor, konferensi, dan ruang pelatihan.
Papan tulis elektronik tersebut memiliki motor listrik untuk menggulung layar
sehingga muncul bagian bersih yang baru, dan seterusnya. Layar papan tulis
tersebut dapat dihubungkan dengan printer yang dapat mencetak tulisan yang
ada di layar tersebut. Papan tulis elektronik cocok untuk kegiatan diskusi kecil
atau sejenisnya. Sarana ini juga memiliki berbagai keunggulan dan kelemahan
sebagaimana alat bantu lainnya.

Keunggulan:

 Fleksibilitas dalam penulisan materi.


  Koreksi dapat dilakukan dengan mudah.
 Mampu menampilkan tulisan pembicara dan peserta pada layar tersebut.
 Hasil cetakan dapat disimpan maupun diedarkan kepada peserta

Kelemahan:

 Tulisan tangan.
 Peserta sering kali terhalang oleh pembicara saat menulis. 
 Pembicara tidak dapat menulis dan sukar dibaca jika tulisan tangannya
memang jelek.
 Sering kali pembicara menghadapi kesulitas dalam operasionalnya

6. Video Cassette Recorder (VCR)

Video Cassette Recorder (Perekam kaset video) dapat digunakan sebagai


sarana untuk melakukan presentasi bisnis. Anda dapat merekam berbagai
program pelatihan atau kegiatan-kegiatan tertentu sebagai bahan studi kasus,
dalam format kaset video. Secara umum, kaset video memiliki tiga macam
format yaitu PAL (digunakan Australia, Selandia baru, Inggris, Spanyol, Portugal,
Norwegia, Swedia, Denmark, Polandia, Austria Belanda, Swiss, Afrika selatan,
Cina, Hong kong, Singapura, Malaysia, dan Indonesia); NTSC (digunakan di
Amerika serikat, Kanada, Jepang, Taiwan, Filipina dan sejumlah negara Amerika
latin); SECAM (digunakan di Prancis, Jerman, Yunani, Timur Tengah, Mauritius,
Rep. Ceska, Slovakia, Hungaria, Polandia, dan Rusia). Sarana ini juga memiliki
keungulan dan kelemahan.

Keunggulan:

 Sangat praktis.
 Monitor TV dan VCR cukup banyak tersedia di perkantoran.
 Video dapat menambah penguasaan materi dan sekaligus hiburan.
 Tersedia pokok materi subjek secara luas termasuk pelatihan dan
program motivasional

Kelemahan:

 Kualitas tampilan lebih rendah jika diproyeksikan dalam layar lebar.


 Perlu kecermatan dalam memilih peralatan dan jenis video yang akan
digunakan.
 Untuk peserta yang relatif banyak, suara video kurang efektif.
 Diperlukan tenaga ahli khusus untuk operator video.

7. Panel LCD

Panel Liquid Crystal Display (LCD) memiliki kesamaan dengan layar


komputer jenis laptop, yakni transparan. Untuk dapat berpotensi, layar LCD
dihubungkan dengan portmonitor bagian belakang komputer dan bertindak
seperti layar komputer buatan yang menayangkan itar 16,7 juta warna dengan
kualitas tampilan gambar cukup baik. Panel LCD ini baru dapat berfungsi bila
dihubungkan dengan personal computer (PC), baik dalam bentuk portable
computer maupundesktop computer. Panel LCD ini juga memiliki keunggulan
dan kelemahan sebagai alat bantu persentasi lainnya.

Keunggulan:

 Proyeksi data secara berlangsung dari PC secara “real time”.


 Proyeksi langsung memungkinkan tingkat interaktifnyasemakin tinggi.
 Panel LCD dapat diletakkan dibagian atas dari
proyektor overhead standar.

Kelemahan:

 Panel LCD versi lama cenderung menghasilkan kualitas gambar yang


jelek.
 Keterbatasan kualitas gambar dari proyektoroverheadkarena rendahnya
kekuatan watt.
 Ada tiga peralatan yang diperlukan seperti komputer,
proyektor overhead dan panel LCD

8.  Proyektor LCD

Proyektor LCD (Liquid Crystal Display) merupakan salah satu alat bantu


presentasi yang banyak digunakam oleh organisasi atau lembaga bisnis maupun
nonbisnis. Dalam perkembangannya, proyektor LCD dari waktu ke waktu
mengalami perkembangan produk yang semakin menarik dan ramping.
Proyektor LCD ini baru dapat berfungsi dengan baik apabila dihubungkan
dengan personal computer (PC) baik dalam bentuk komputer jinjing (portable
computer) maupun komputer meja (desktop computer). Bagaimana
pengoperasian LCD proyektor yang telah dihubungkan ke komputer memerlukan
software untuk presentasi. Ada beberapa software presengtasi yang dapat
digunakan, antara lain: Microsoft Powerpoint, Harvard Graphics, Lotus
Freelance, Adobe Persuasion, Novell Presentations, dan Compel
Presentations. Penggunaan proyektor LCD dalam presentasi bisnis ini juga
memiliki keunggulan dan kelemahan, antara lain:

Keunggulan:

 Tampilan data dilakukan secara “real time”.


 Presentasi bisa dilakukan secara interaktif dengan audiens.
 Dengan software presentasi, tampilan presentasi menjadi semakin
menarik karena yang ditampilkan dapat berupa data teks, suara dan video

Kelemahan:

 LCD versi lama cenderung menghasilkan kualitas gambar yang kurang


bagus.
 Harga LCD proyektor masih relaif mahal, meskipun dari waktu ke waktu
cenderung harganya turun.
 Peralatan yang diperlukan seperti komputer, LCD proyektor, dan layar.
 Kadangkala terjadi ketidaksesuaian (tidak kompatibel) antara merek LCD
proyektor tertentu dengan komputer yang digunakan.

BAB IV

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Presentasi bisnis bagi para staf manajer pada semua level atau tingkatan
dalam suatu perusahaan menengah dan besar merupakan hal yang biasa, baik
dalam hal pemasaran, keuangan, personalia, produksi, dan teknologi informasi.
Dalam melakukan presentasi bisnis seorang pembicara sebaiknya melakukan
persiapan dimulai dengan menentukan tujuan penulisan pesan, analisis audiens,
menentukan ide pokok, dan memilih saluran beserta medianya. Secara umum,
presentasi bisnis harus mencakup 3 format presentasi yaitu bagian pembukaan,
bagian isi, dan bagian penutup. Dan salah satu hal yang tidak boleh dilupakan
dalam presentasi bisnis adalah bagaimana berupaya untuk selalu menumbuhkan
rasa percaya diri dan berlatih melakukan presentasi bisnis yang baik.

1.1 Saran
Sebagian besar orang yang bekerja di dunia bisnis, bahkan di sebagian
besar organisasi, pasti sudah mengenal presentasi. Membuat presentasi adalah
kegiatan yang nyaris terpisah dari tujuan utama sebuah organisasi. Kemampuan
membuat presentasi yang baik adalah sebuah keterampilan yang tidak ada
hubungannya dengan kegiatan bisnis manapun, tapi kalau anda benar-benar harus
membuat presentasi, di bawah ini ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.
Pertama, pikirkan dengan hati-hati tentang harapan para pemirsa anda.
Rancanglah presentasi anda agar hanya berisi informasi yang paling baik
disampaikan secara lisan. Sebagian besar informasi mendetail akan jauh lebih baik
bila disampaikan lewat tulisan. Jadi, buatlah handout, dan berikan kepada pemirsa
anda setelah presentasi selesai.
Kedua, pikirkan tentang peranan alat bantu visual. Kalau anda benar-benar
yakin bahwa kata-kata anda akan makin jelas atau kuat bila dibantu dengan visual,
maka buatlah visual tersebut. Tapi, ingat selalu bahwa kata-kata anda lebih penting
dari visual tadi. Salah satu alat untuk menciptakan visual adalah Microsoft
PowerPoint.
Penggunaan PowerPoint yang salah dapat menjadi penyebab rusaknya
presentasi, jauh lebih banyak dibandingkan penyebab lain. Kita manusia sangat
pandai memahami gambar dengan cepat, dan sebaliknya, kita tidak begitu cepat
membaca tulisan. Makin banyak kata yang harus kita baca, makin lama waktu yang
dibutuhkan, dan semakin besar pula gangguan terhadap pemahaman kita akan apa
yang sedang diucapkan.
Ketiga, latihlah apa yang ingin anda ucapkan. Hitung waktu yang anda
butuhkan, dan pastikan bahwa waktu tersebut lebih rendah dari jatah yang anda
miliki. Ketika anda menyajikan presentasi, anda akan bicara lebih lambat, dan butuh
waktu lebih lama dibandingkan saat latihan.
Keempat, tulislah teks akhir anda, buatlah ringkasan dengan bullet-point, dan
berlatihlah menyajikan presentasi memakai catatan tadi. Bila anda merasa visual
bisa meningkatkan kesan atau pemahaman, berlatihlah menggunakan visual.
Jangan pernah satu kalipun berbicara ketika anda sedang menatap visual. Selalu
tatap pendengar anda ketika berbicara. Milikilah kepercayaan diri: jangan pernah
menatap visual anda.
Kelima, ingat bahwa anda perlu memulai presentasi anda dengan ringkasan
berisi apa yang akan anda bicarakan, dan akhiri dengan ringkasan tentang apa
yang telah anda ucapkan. Keenam, dan terakhir, kalau anda perlu membuat atau
menyajikan presentasi dalam bahasa yang bukan bahasa asli anda, anda harus
meminta penutur asli mendengarkan presentasi anda lebih dulu untuk memastikan
bahwa bahasa, nada, dan pilihan kata yang anda pakai sudah tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Sutrisna. 2007. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta : Penerbit Andi


Pratminingsih, Sri Astusi. 2006. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
http://yoanasite.blogspot.co.id/2013/01/teknik-presentasi-dalam-bisnis.html (Diakses
pada tanggal 5 Nopember 2016)
http://hamtox.blogspot.co.id/2014/11/presentasi-bisnis.html (Diakses pada tanggal 5
Nopember 2016)
http://mikapanjaitan.blogspot.co.id/2009/12/keterampilan-berbicara-presentasi.html (Dia
kses pada tanggal 5 Nopember 2016)
https://www.academia.edu/22002491/Komunikasi_Bisnis (Diakses pada tanggal 5
Nopember 2016)
http://www.ronapresentasi.com (Diakses pada tanggal 5 November 2016)

Anda mungkin juga menyukai