Disusun oleh :
Hafizhotunnisa Nur Hasanah – 10050020006
Fenny Asmarani Fitri – 10050020007
Tsaniya Zahrah Hamdani – 10050020010
KELAS A
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunianya serta senantiasa menyertai sehingga pada hari ini saya mampu menyelesaikan
‘Makalah Sejarah Lahirnya Pancasila dan NKRI’. Sholawat serta salam semoga tercurahkan
kepada junjunan kita, Nabi Muhammad SAW kepada keluarganya, para sahabatnya, serta kita
semua selaku umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini disusun guna menambah pengetahuan mengenai sejarah lahirnya Pancasila
dan NKRI. Kami mengakui bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan,
untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan untuk menyampaikan
laporan kedepannya. Dalam proses penyusunan karya ini, tentunya kami mendapatkan
bimbingan. Untuk itu kami ucapkan rasa terima kasih khususkan kepada yang terhormat Bapak
DR. Aziz Taufik Hirzi, DRS., M. SI selaku dosen mata kuliah pancasila yang telah membimbing
kami dalam proses penyusunan makalah ini.
Sekian yang dapat kami sampaikan, atas perhatian dan apresiasi pembaca terhadap
makalah ini, kami ucapkan terima kasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….....4
A. Latar Belakang………………………………………………………………….........4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………....4
C. Tujuan………………………………………………………………………………..5
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………..6
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang mulai
dari zaman kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai datangnya bangsa lain yang menjajah
serta menguasai bangsa Indonesia. Beratus-ratus tahun bangsa Indonesia dalam perjalanan
hidupnya berjuang untuk menemukan jati dirinya sebagai suatu bangsa yang merdeka,
mandiri serta memiliki suatu prinsip yang tersimpul dalam pandangan hidup serta falsafah
hidup bangsa. Setelah melalui suatu proses yang tidak singkat dalam perjalanan sejarah
bangsa Indonesia menemukan jati dirinya, yang tersimpul ciri khas, sifat, dan karakter
bangsa yang berbeda dengan bangsa lain, yang oleh para pendiri negara kita dirumuskan
dalam suatu rumusan yang sederhana namun mendalam, yang meliputi prinsip ( lima
sila ) yang kemudian diberi nama Pancasila.
Dalam era reformasi MPR RI melalui Sidang Istimewa tahun 1999 konsisten
berpegang bahwa kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia yang tertuang
dalam Tap MPR NomorXVIII/MPR/1998 Pasal 1 yang berbunyi “ Pancasila sebagaimana
yang dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945 adalah Dasar Negara dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan
bernegara “ Oleh karenanya, segala agenda reformasi termasuk peraturan perundangan yang
sudah dibuat serta akan dibuat haruslah berpangkal tolak dari Pancasila.
B. Rumusan masalah
4
3. Bagaimana lahirnya pancasila dan negara kesatuan republik Indonesia ?
C. Tujuan
3. Untuk mengetahui sejarah lahirnya pancasila dan negara kesatuan republik Indonesia
5
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah pancasila pertama kali dikenal dalam pidato Ir. Soekarno sebagai anggota badan
penyelidik usaha persiapan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 1 Juni 1945 di Jakarta, badan
ini kemudian setelah mengalami penambahan anggota menjadi panitia persiapan kemerdekaan
Indonesia (PPKI). Dari uraian tersebut dinyatakan: Pancasila adalah Lima, Sila adalah asas atau
dasar. Pancasila adalah asas persatuan, kesatuan, damai, kerja sama, hidup bersama dari bangsa
Indonesia yang warga-warga sebagai manusia memang mempunyai bawaan kesamaan dan
perbedaan.
Pancasila adalah sistem ajaran bangsa Indonesia dalam menjalani kehidupan bernegara
dan bermasyarakat. Bangsa Indonesia meyakini kebenaran nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila sebagai pedoman berpikir dan bertindak. Kerena itu, setiap manusia yang ingin
melakukan tindkan harus bercermin pada nilai-nilai pancasila terlebih dahulu. Pancasila sebagai
norma fundamental berfungsi sebagai cita-cita atau ide yang harus diwujudkan menjadi suatu
kenyataan. Wujud pancasila sebagai kongkrit adalah pancasila dalam setiap perbuatan, tingkah
laku dan kehidupan sehari-sehari. Pancasila adalah etika dan moral bangsa Indonesia dalam arti
merupakan inti bersama dari berbagai moral yang secara nyata terdapat di Indonesia. Bangsa
Indonesia mempunyai berbagai moral yang berasal dari agama-agama, keparcayaan dan adat-
istiadat.
B. Perumusan-Perumusan Pancasila
Pada tanggal 29 April 1945 Kaisar Jepang Hirohito memberikan hadiah ulang tahun kepada
bangsa Indonesia yaitu janji kedua pemerintah Jepang berupa kemerdekaan tanpa syarat.
6
Realisasi janji tersebut dapat dilaksanakan dengan dibentuknya suatu badan yang bertugas untuk
menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, yaitu Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Zyunbi Tioosakai yang diketuai
oleh Dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat.
Sidang BPUPKI Pertama dilaksanakan selama empat hari berturut-turut, yang tampil untuk
berpidato menyampaikan usulannya adalah sebagai berikut: (1) tanggal 29 Mei 1945; (2) tanggal
31 Mei 1945 Prof. Soepomo; dan (3) tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno
Dalam pidatonya tanggal 29 Mei 1945, Mr. Muhammad Yamin mengusulkan rumusan
dasar negara Indonesia sebagai berikut: I. Peri Kebangsaan; II. Peri Kemanusiaan; III. Peri
Ketuhanan; IV. Peri Kerakyatan (A. Permusyawaratan, B. Perwakilan, C. Kebijaksanaan) dan V.
Kesejahteraan Rakyat (Keadilan Sosial).
(2) Teori negara kelas (Class theory). Teori ini sebagaimana diajarkan oleh Karl Marx,
Engels dan Lenin. Negara adalah alat dari suatu golongan untuk menindas klasse lain.
Negara kapitalis adalah alat dari kaum borjuis, oleh karena itu kaum Marxis
menganjurkan untuk meraih kekuasaam ahar kaum buruh dapat ganti menindas kaum
borjuis;
7
(3) Paham negara integralistik, yang diajarkan oleh Spinoza, Adam Muller, Hegel.
Menurut paham ini, negara bukanlah untuk menjamin perseorangan atau golongan, tetapi
menjamin kepentingan masyarakat seluruhnya sebagai suatu persatuan. Menurut paham
ini yang terpenting dalam negara adalah penghidupan bangsa seluruhnya.
3. Ir. Soekarno
Ir. Soekarno berpidato tanpa teks mengusulkan dasar negara yang terdiri atas lima
prinsip, yang rumusannya adalah sebagai berikut: (1) Nasionalisme (kebangsaan Indonesia); (2)
Internasionalisme (peri kemanusiaan); (3) Mufakat (demokrasi); (4) Kesejahteraan sosial; (5)
Ketuhanan Yang Maha Esa (Ketuhanan Yang Berkebudayaan). Lima prinsip dasar negara
tersebut diusulakn agar diberi nama ‘Pancasila” atas saran dari salah seorang teman beliau yang
ahli bahasa.
Ir. Soekarno mengusulkan bahwa Pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara dan
pandangan hidup bangsa Indonesia dan juga pandangan dunia yang setingkat engan aliran-aliran
besar dunia, diatas dasar itulah negara Indonesia didirikan.
Sidang BPUPKI kedua pada tanggal 10-16 Juli 1945 diumumkan oleh Ketua sidang
BPUPKI tentang penambahan enam anggota baru BPUPKI, yaitu : (1) Abdul Fattah Hasan; (2)
Asikin Natanegara; (3) Soerjo Hamidjojo; (4) Muhammad Noor; (5) Besar; dan (6) Abdul Kaffar
Sejak tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mengadakan pertemuan antara Panitia Kecil
dengan anggota Badan Penyelidik yang bertempat tinggal di Jakarta dan anggota yang
merangkap menjadi anggota Tituoo Sangi In. Terbentuklah Panitia Kecil yang terdiri atas 9
8
(sembilan) orang, dan popular disebut sebagai “Panitia Sembilan”, yang anggotanya: (1) Ir.
Soekarno; (2) Wahid Hasyim: (3) Mr. Muhammad Yamin; (4) Mr. A. A. Maramis; (5) Drs.
Muhammad Hatta: (6) Mr. A. Soebardjo; (7) Kyai Kahar Moezakir; (8) Abikoesno
Tjokrosoejoso; (9) Haji Agus Salim.
Pada tanggal 10 Juli 1945, Panitia Kecil Badan Penyelidik menyetujui sebulat-bulatnya
rancangan Preambule yang disusun oleh panitia tersebut yang didalam naskahnya terdapat
alinea : Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
Adapun susunan Undang-undang Dasar yang diusulkan terdiri atas 3 (tiga) bagian pada tanggal
14 Juli 1945, yaitu: (a) Pernyataan Indonesia merdeka, yang berupa dakwaan di muka dunia atas
penjajahan Belanda; (b) Pembukaan yang didalamnya terdapat dasar negara Pancasila; dan (3)
Pasal-pasal Undang-Undang Dasar.
Kemenangan Sekutu dalam Perang Dunia membawa hikmah bagi bangsa Indonesia.
Menurut pengumuman Nanpoo Gun (Pemerintah Tentara Jepang untuk seluruh daerah selatan),
tanggal 7 Agustus 1945 (Kan Poo No.72/2605 k. 11), pada pertengahan bulan Agustus 1945
akan dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau ‘Dokuritsu Zyunbi Iinkai’.
Untuk keperluan membentul panitia itu pada tanggal 8 Agustus; Ir. Soekarno, Drs. Moh.
Hatta dan Dr. Radjiman diberangkatkan ke Saigon atas panggilan Jenderal Besar Terauchi, Saiko
Sikikan untuk Daerah Selatan (Nanpoo Gun), jadi pengusaha tersebut juga meliputi kekuasaan
wilayah Indonesia, menurut Soekarno, Jenderal Terauchi pada tanggal 9 Agustus memberikan
kepadanya 3 cap yaitu :
Pada tanggal 14 Agustus 1945, Ir. Soekarno mengumumkan bahwa bangsa Indonesia
akan merdeka, dan kemerdekaan bangsa Indonesia bukan merupakan hadiah dari Jepang,
melainkan hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri. Jepang menyerah kepada sekutu,
golongan pemuda ingin mempercepat kemerdekaan, maka diamankannya Soekarno dan Moh.
9
Hatta ke Rengasdengklok. Pada tanggal 16 Agustus 1945, Jepang telah menyerah kepada Sekutu,
maka Dwitunggal Soekarno-Hatta setuju untuk dilaksanakannya proklamasi kemerdekaan.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur 56 Jakarta, tepat pada hari Jum’at
legi, jam 10 pagi waktu Indonesia Barat (jam 11.30 waktu Jepang), Bung Karno dengan
didampingi Bung Hatta membacakan naskah Proklamasi dengan khidmad dan diawali dengan
pidato.
Sidang Pertama PPKI (18 Agustus 1945) menghasilkan keputusan-keputusan sebagai berikut:
(1) Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945 yang meliputi: (1) setelah melakukan
beberapa perubahan pada Piagam Jakarta yang kemudian berfungsi sebagai
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945; (2) Menetapkan rancangan Hukum Dasar
yang telah diterima dari Badan Penyelidik pada tanggal 17 Juli 1945, setelah
mengalamai berbagai perubahan karena berkaitan dengan perubahan Piagam Jakarta,
kemudian berfungsi sebagai Undang-Undang Dasar 1945;
(3) Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai badan musyawarah
darurat.
Perubahan yang berkaitan dengan Piagam Jakarta menjadi Pembukaan Undang-undang Dasar
1945 adalah:
(2).. dengan berdasar kepada Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam
bagi pemeluk-pemeluknya, diganti menjadi ... dengan berdasar kepaada Ketuhanan Yang
Maha Esa;
(1) Istilah Hukum Dasar diganti menjadi Undang-Undang Dasar (atas usul Prof. Dr.
Soepomo);
10
(2) dalam rancangan disebutkan dua orang Wakil Presiden diganti menjadi seorang Wakil
presiden;
(3) Presiden harus orang Indonesia Asli yang beragama Islam diganti menjadi Presiden
harus orang Indonesia asli;
(4) dalam rancangan disebutkan ... selama pegang pimpinan perang, dipegang oleh
Jepang dengan persetujuan pemerintah Indonesia, dihapuskan.
Sidang Kedua PPKI pada tanggal 19 Agustus 1945 menghasilkan keputusan tentang
daerah Provinsi, diantaranya adalah: (1) Jawa Barat; (2) Jawa Tengah; (3) Jawa Timur; (4)
Sumatera; (5) Borneo; (6) Sulawesi; (7) Maluku; (8) Sunda Kecil.
Sidang Ketiga PPKI pada tanggal 20 Agustus 1945 melakukan pembahasan terhadap
agenda tentang Badan Penolong Keluarga Korban Perang, dalam keputusan tersebut dihasilkan 8
(delapan) pasal, salah satu dari pasal tersebut dalah pasal 2 tentang dibentuknya Badan
Keamanan Rakyat (BKR).
Sidang Keempat PPKI pada tanggal 22 Agustus 1945 membahas agenda tentang Komite
Nasional Partai Nasional Indonesia, yang pusatnya berada di Jakarta.
11
BAB III
KESIMPULAN
Pancasila merupakan suatu falsafah dan dasar negara Republik Indonesia sebagai
pedoman bagi segala kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia. Pancasila terdiri atas lima sila yang mengandung nilai-nilai di dalamnya, nilai-nilai
tersebut diwujudkan sebagai pengamalan dalam kehidupan masyarakat. Seiring dengan arus
globalisasi penerapan nilai-nilai Pancasila kian memudar ditengah-tengah masyarakat, sehingga
Pancasila tidak mampu lagi menjadi pandangan bagi masyarakat Indonesia, hal ini juga meliputi
para generasi muda Indonesia. Generasi muda sebagai generasi penerus bangsa diharapkan
membawa perubahan yang lebih baik bagi bangsa ini dengan berpedoman pada Pancasila, akan
tetapi para pemuda saat ini kian jauh dari nilai- nilai Pancasila.
Dilihat dari beberapa organisasi pemuda yang ada di masyarakat, seperti penerapan nilai
ketuhanan bahwa anggota Pemuda Pancasila masih banyak yang bertentangan dengan norma
agama, penerapan nilai kemanusiaan bahwa anggota Pemuda Pancasila kurang dalam bersikap
menghargai sesama manusia karena sering melakukan kekerasan, penerapan nilai persatuan
bahwa organisasi Pemuda Pancasila masih sering melakukan bentrok/pertengkaran, dalam hal
penerapan nilai kerakyatan masyarakat menilai organisasi ini juga masih kurang ikut
berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat seperti gotong royong, musyawarah dan pemilu,
sedangkan penerapan nilai keadilan juga dinilai masih kurang dalam hal menghargai hak dan
kewajiban orang lain secara adil.
12
DAFTAR PUSTAKA
13