1. Pengertian Proposisi
Di dalam proses penalaran kita menghubungkan fakta-fakta. Kalimat yang berisi pernyataan
tentang hubungan antara fakta-fakta itu disebut proposisi. Pernyataan tersebut dapat benar
atau salah. Oleh karena itu, proposisi dapat dbatasi sebagai kalimat pernyataan tentang
hubungan antara fakta-fakta yang dapat dinilai benar atau salah. Karena sifatnya “dapat dinilai
benar atau salah” maka proposisi selalu merupakan kalimat pernyataan (berita). Dengan
demikian, proposisi harus terdiri atas subjek dan predikat. Kata atau kelompok kata yang dapat
dijadikan subjek atau predikat dalam sebuah kalimat proposisi disebut term.
Berdasarkan hubungan subjek dan predikat dalam proposisi, seorang ahli logika bangsa Swiss,
Euler, yang hidup pada abad XVIII mengemukakan konsepnya, yaitu empat jenis proposisi
dengan lima macam posisi lingkaran. Lingkaran-lingkaran tersebut disebut Lingkaran Euler.
1) Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek sama dengan perangkat yang terdapat dalam
predikat.
Semua S adalah semua P Semua sehat adalah semua tidak sakit.
S=P
2) Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek menjadi bagian dari perangkat predikat
Semua S adalah P Semua sepeda beroda
S P
S P
3) Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek berada di luar perangkat predikat. Dengan kata
lain, antara subjek dan predikat tidak terdapat relasi.
Tidak satu pun S adalah P Tidak seorang pun manusia adalah binatang.
S P
4) Sebagian perangkat yang tercakup dalam subjek berada di luar perangkat predikat.
Sebagian S tidaklah P Sebagian kaca tidaklah bening.
P
S
2. Jenis-Jenis Proposisi
Proposisi dapat dipandang dari beberapa kriteria, yaitu berdasarkan bentuk, berdasrkan sifat,
berdasarkan kualitas, dan berdasarkan kuantitas.
1) Berdasarkan bentuknya, proposisi dapat dibagi atas proposisi tunggal (mengandung satu
pernyataan) dan proposisi majemuk (mengandung lebih dari satu pernyataan).
Contoh:
- Semua pekerja harus bekerja keras. (proposisi tunggal)
- Semua pekerja harus bekerja keras dan hemat. (proposisi majemuk)
2) Berdasarkan sifatnya, proposisi dapat dibagi atas proposisi kategorial (hubungan antara
subjek dan predikat terjadi tanpa syarat) dan proposisi kondisional (hubungan antara subjek
dan predikat terjadi dengan suatu syarat tertentu).
Contoh:
- Sebagian binatang tidak berekor. (proposisi kategorial)
- Jika air tidak ada manusia akan kehausan. (proposisi kondisional)
Proposisi ini terdiri atas dua bagian, yaitu unsur sebab disebut anteseden dan unsur
akibat disebut konsekuen. Anteseden harus selalu mendahului konsekuen. Jika
urutannya dibalik, kalimat itu bukan proposisi.
Kata-kata yang dapat membantu menciptakan proposisi umum-positif: semua, setap, tiap,
masing-masing, apa pun; dan untuk proposisi umum-negatif: tidak satu pun, tak seorang
pun; sedangkan untuk proposisi khusus: Sebagian, beberapa, sering, kadang-kadang, dalam
keadaan tertentu.
5) Berdasarkan kualitas dan kuantitasnya bentuk proposisi dapat dibedakan atas empat
golongan yaitu:
(1) Proposisi umum-positif (predikatnya membenarkan keseluruhan subjek) dilambangkan
dengan A.
(2) Proposisi umum-negatif (predikatnya mengingkari keseluruhan subjek), dilambangkan
dengan E.
(3) Proposisi khusus-positif (predikatnya membenarkan sebagian subjek) dilambangkan
dengan I.
(4) Proposisi khusus-negatif (predikatnya mengingkari sebagian subjek) dilambangkan
dengan O.
Contoh:
- Semua karya ilmiah mempunyai daftar Pustaka. (A)
- Tidak seorang mahasiswa pun lulusan SMP. (E)
- Sebagian perguruan tinggi dikelola oleh Yayasan. (I)
- Sebagian mahasiswa tidak mempunyai mobil. (O)
Lambang A dan I diambil dari huruf vokal yang terdapat dalam kata affirma ‘saya
membenarkan’ sedangkan lambang E dan O diambil dari huruf vokal yang terdapat dalam
kata nego ‘saya menyangkal’.