Anda di halaman 1dari 12

STANDARISASI SAMPLING DAN

PENYIMPANAN SERUM DARAH

Disusun Oleh :

 Nesha Mooloobhy ( NIM : 22150071 )


 Ridwan Perdana ( NIM : 22150078 )
 Siti Nurhayati ( NIM : 22150073 )

PROGRAM STUDI D3 ANALIS KESEHATAN


STIKes KESETIAKAWANAN SOSIAL INDONESIA
2016
Kata Pengantar

Puji syukur kita pajatkan atas kehadirat Allah S.W.T karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini meskipun jauh dari
kesempurnaan. Dalam makalah ini penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada
waktunya. Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan, demi
kesempurnaan makalah ini. Besar harapan penyusun, semoga makalah ini dapat bermafaat
khususnya bagi kami penyusun dan bagi pembaca pada umumnya.

Jakarta, 16 Januari 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar.................................................................................................. 2

Daftar isi……………………………………………………………………... 3

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah............................................................................... 4
C. Tujuan................................................................................................. 4

BAB II Pembahasan

A. Standarisasi sampling darah................................................................. 5


B. Penyimpanan serum darah.................................................................... 9

BAB III Penutup

A. Kesimpulan…………………………………………………….……. 10
B. Saran ……………………………………………………..…………. 10

Daftar Pustaka………………………..…………………………….....…….. 11

Lampiran.......................................................................................................... 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomy yang
berarti proses mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3 macam
cara memperoleh darah, yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit
(skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalah cara yang paling
umum dilakukan, oleh karena itu istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan
venipuncture.
Venipuncture merupakan suatu metode untuk mendapatkan sampel darah lebih
dari 0,5 mL, pemeriksaan yang memerlukan sampel berupa serum, plasma ataupun
wholeblood dari pembulu darah vena guna pemeriksaan. Venipuncture dibagi menjadi
tiga metode yaitu: metode spuit, metode vacum tube dan metode wing needle.
Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah umumnya diambil
dari vena median cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini
terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf
besar. Apabila tidak memungkinkan, vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi
pilihan berikutnya. Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati
karena letaknya berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf median.
Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan, maka
pengambilan darah dapat dilakukan di vena di daerah pergelangan tangan. Lakukan
pengambilan dengan dengan sangat hati-hati dan menggunakan jarum yang
ukurannya lebih kecil.

B. Rumusan Masalah
- Bagaimanakah standarisasi sampling darah?
- Bagaimana penyimpanan serum darah ?

C. Tujuan
- Untuk megetahui standar operasional dalam pengambilan darah.
- Untuk mengetahui cara penyimpanan serum darah agar stabil.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Standarisasi Sampling

Flebotomi (bahasa inggris : phlebotomy) berasal dari kata Yunani phleb dan tomia.
Phleb berarti pembuluh darah vena dan tomia berarti mengiris/memotong. Dulu dikenal
istilah vena sectie , venesection atau veni section. Sedangkan Flebotomist adalah seorang
tenaga medic yang telah mendapat latihanuntuk mengeluarkan dan menampung specimen
darah dari pembuluh darah vena, arteri atau kapiler. Teknik flebotomi merupakan suatu
cara pengambilan darah (sampling) untuk tujuan tes laboratorium atau bisa juga
pengumpulan darah untuk didonorkan.

Tujuan dari phlebotomi yaitu untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan
memenuhi syarat untuk dilakukan pemeriksaan, untuk menurunkan resiko kontaminasi
dengan darah (infeksi, needle stick injury) akibat vena punctie bagi petugas maupun
penderita dan untuk petunjuk bagi setiap petugas yang melakukan pengambilan darah
(phlebotomy). Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara
vakum. Cara manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syring), sedangkan cara
vakum dengan menggunakan tabung vakum (vacutainer).

Pengambilan Darah Vena dengan Syring

Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik (syring) merupakan cara
yang masih lazim dilakukan di berbagai laboratorium klinik dan tempat-tempat pelayanan
kesehatan. Alat suntik ini adalah sebuah pompa piston sederhana yang terdiri dari sebuah
sebuah tabung silinder, pendorong, dan jarum. Berbagai ukuran jarum yang sering
dipergunakan mulai dari ukuran terbesar sampai dengan terkecil adalah : 21G, 22G, 23G,
24G dan 25G. Pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien usia
lanjut dan pasien dengan vena yang tidak dapat diandalkan (rapuh atau kecil).

Prosedur :

 Persiapkan alat-alat yang diperlukan : handskun, syring, perlak, kapas alkohol 70%,
tali pembendung (turniket), plester, tabung dan pendokumentasian. Untuk pemilihan

5
syring, pilihlah ukuran/volume sesuai dengan jumlah sampel yang akan diambil, pilih
ukuran jarum yang sesuai, dan pastikan jarum terpasang dengan erat.
 Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman
mungkin ( Fase Orientasi).
 Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.
 Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien
minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
 Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
 Minta pasien mengepalkan tangan.
 Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.
 Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk
memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki
dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke
siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
 Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan
biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
 Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika jarum telah
masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam semprit (dinamakan  flash).
Usahakan sekali tusuk kena.
 Setelah volume darah dianggap cukup, lepas turniket dan minta pasien membuka
kepalan tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau
plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
 Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas
beberapa saat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum
turniket dibuka.
 Rapikan pasien dan lakukan pendokumentasian meliputi Mencatat tanggal dan waktu
pelaksanaan tindakan, Mencatat hasil pengkajian sebelum, selama dan setelah
tindakan prosedur, Mencatat hasil observasi klien selama dan setelah tindakan

Pengambilan Darah Vena Dengan Tabung Vakum

Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau
plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam
tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai.

6
Prosedur :

 Persiapkan alat-alat yang diperlukan : handskun, jarum, kapas alkohol 70%, tali
pembendung (turniket), plester, tabung vakum, pendokumentasian.
 Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.
 Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman
mungkin.
 Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.
 Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien
minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
 Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
 Minta pasien mengepalkan tangan.
 Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.
 Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk
memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki
dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke
siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
 Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan
biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
 Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Masukkan tabung
ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap pada tabung,
maka darah akan mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti
mengalir. Jika memerlukan beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dan
ganti dengan tabung kedua, begitu seterusnya.
 Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang
diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk
pemeriksaan.
 Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas
beberapa saat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum
turniket dibuka.

7
 Segera rapikan pasien dan lakukan pendokumentasian meliputi Mencatat tanggal dan
waktu pelaksanaan tindakan, Mencatat hasil pengkajian sebelum, selama dan setelah
tindakan prosedur, Mencatat hasil observasi klien selama dan setelah tindakan.

 Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah :


- Lengan pada sisi mastectomy
- Daerah edema
- Hematoma
- Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
- Daerah bekas luka
- Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular
- Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini dapat menyebabkan
darah menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau menurunkan kadar zat
tertentu.

 Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena adalah :

 Pemasangan tourniquet (tali pembendung)


o pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan
hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemen sel),
peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol, lipid total)
o melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma
 Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga mengakibatkan
masukknya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah merah.
 Penusukan
o penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan
sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang
berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma.
o tutukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan
darah bocor dengan akibat hematoma
 Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel akibat
kontaminasi oleh alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada pasien
ketika dilakukan penusukan.

8
 Sikap petugas : Sistematis, Hati-hati, Berkomunikasi, Mandiri, Teliti, Tanggap
terhadap respon klien, Rapih, Menjaga privacy, Sopan.

B. Penyimpanan Serum Darah


Serum adalah plasma tanpa faktor pembekuan, terutama fibrinogen tersebut.
Jadi serum, tidak menggumpal. Biasanya, untuk memperoleh serum, semua agen
pembekuan dalam plasma dikeluarkan melalui pemutaran progresif, atau kita bisa
mendapatkan sampel darah dan setelah bagian yang memungkinkan untuk
menggumpal diambil. Serum mencakup semua elektrolit lainnya, protein tidak
digunakan dalam proses pembekuan, obat-obatan dan racun. Serum manusia biasanya
digunakan untuk tujuan pengujian diagnostik.
Cara Memperoleh Serum :
1. Ambil sampel darah yang diinginkan.
2. Tampung sampel darah ke dalam tabung penyimpan.
3. Diamkan hingga darah membeku (teraglutinasi).
4. Sentrifuse darah dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit.
5. Ambil cairan di paling atas (berwarna kuning bening), itulah yang disebut serum.

Pemisahan serum/plasma dari sel yaitu Segera pisahkan dari sel Maksimum 2
jam dari jam pengambilan pada suhu kamar, kecuali (harus < 2 jam) : Kalium, Asam
Laktat, glukosa karena jika lebih akan menyebabkan kalium dan LDH meningkat
sedangkan glukosa menurun.
Batas penyimpanan serum atau plasma (suhu kamar) : 8 jam. Jika lebih dari 8
jam simpan pada suhu 2-8°C dan bekukan pada -20 °C jika digunakan > 48 jam.
Tetapi dalam beberapa pemeriksaan stabilitas serum disesuaikan tergantung jenis
pemeriksaannya.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Teknik Plebotomi merupakan suatu cara pengambilan darah (sampling) untuk


tujuan tes laboratorium. Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah
umumnya diambil dari vena median cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku).
Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara vakum. Cara
manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syring), sedangkan cara vakum
dengan menggunakan tabung vakum (vacutainer).

Serum adalah plasma tanpa faktor pembekuan, terutama fibrinogen tersebut. Untuk
mendapatkan serum, darah dimasukkan dalam tabung tanpa anticoagulan dan dibiarkan
membeku. Setelah membeku, darah dicentrifuge 10 menit 3000 rpm. Serum adalah cairan
kuning yang berada di lapisan paling atas. Batas penyimpanan serum atau plasma (suhu
kamar) : 8 jam. Jika lebih dari 8 jam simpan pada suhu 2-8°C dan bekukan pada -20 °C
jika digunakan > 48 jam. Tetapi secara khusus, stabilitas serum berbeda beda tergantung
pemeriksaannya.

B. Saran
- Teknik plebotomi harus dilakukan dengan alat pelindung diri agar mengurangi
terjadinya kecelakaan dalam plebotomi.
- Pemisahan serum darah sebaiknya kurang dari 2 jam dan segera dikerjakan untuk
pemeriksaan yang dibutuhkan kemudian disimpan dalam suhu kulkas 2-8°C agar
dapat bertahan lebih dari 8 jam.
- Lebih baik tidak mengerjakan sampel yang disimpan > 48 jam karena biasanya
stabilitasnya sudah menurun sehingga mempengaruhi hasil pemeriksaan.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://krismasekasaputra.blogspot.co.id/2014/04/sop-dan-tools-pengambilan-sampel-
darah.html ( diakses 16 Januari 2017 pukul 20.00 )

https://dediirawandi.files.wordpress.com/2014/08/sop-pengambilan-darah-vena.pdf ( diakses
16 Januari 2017 pukul 20.00 )

11
LAMPIRAN

12

Anda mungkin juga menyukai