Anda di halaman 1dari 18

Makalah

DEFENISI BELAJAR DAN SUMBER BELAJAR

Disusun untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan Mata Kuliah Pengelolaan Pusat


Sumber Belajar

Dosen: Dr. Keysar Panjaitan, M.Pd

Disusun oleh:

1. Novita Ayu Putri 8206122001


2. Josua Fransisko Munthe 8206122006
3. Torang Saruksuk 8206122009

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
anugerah dan kemurahan hatiNya. Kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Defenisi Belajar dan Sumber Belajar” pada Pengelolaan Pusat
Sumber Belajar.

Diucapkan banyak terima kasih kepada Dr. Keysar Panjaitan, M.Pd selaku
dosen pengampu pada mata kuliah Pengelolaan Pusat Sumber Belajar. Penulis
sadar bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
diharapkan adanya saran dan kritik yang membangun untuk makalah yang lebih
baik. Untuk itu, manfaat dari adanya makalah ini untuk memperkaya khazanah
pengetahuan dalam mata kuliah Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.

Medan, September 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Belajar merupakan suatu proses dalam hidup setiap insan. Pemahaman


seseorang tentang sesuatu merupakan suatu respon terhadap hal-hal berada
disekelilingnya. Pemahaman terhadap sesuatu benda, tindakan atau berbagai
kejadian membutuhkan pemikiran dari apa yang telah dilihat, didengar, diraba,
dicium ataupun dikecap. Pemikiran terhadap benda, tindakan atau kejadian
membutuhkan proses yang dilakukan melalui apa yang diamati oleh seseorang,
apa yang telah didengarnya, apa yang mungkin sudah dilakukannya sebelumnya
berdasarkan pengalamannya disaat sebelumnya. Seseorang melakukan proses
yang dapat dimaknai dari pengamatan, apa yang didengar, apa yang dirasa, apa
yang dilakukan, ataupun apa yang dikerjakan dengan apa yang dipikirkan olehnya
sendiri.

Manusia belajar ketika mulai memproses suatu stimulus dari luar dan
menjadikan suatu kondisi itu sebagai pengetahuan baginya. Dari pengetahuan itu,
manusia memahami makna perubahan-perubahan yang terjadi. Ketika musim
hujan manusia melihat perubahan dari tanaman, ketika musim panas manusia
melihat perubahan dari lingkungannya. Dari awal itulah manusia belajar
memaknai perubahan dan mengaplikasikannya dalam kehidupannya.

Perilaku belajar seseorang dilihat dari bagaimana kejiwaannya yang secara


sadar menanggapi stimulus yang ada dan menerjemahkannya dalam suatu
tindakan. Belajar merupakan aktivitas mental untuk memperoleh perubahan
tingkah melalui latihan atau pengalaman dan menyangkut aspek kepribadian.
Belajar menjadi suatu hal yang lumrah dalam kehidupan sehari-hari, bahkan
belajar dapat terjadi dimana pun dan kapan pun, tetapi masih saja ada orang yang
menyalahartikan belajar sebagai suatu kegiatan yang bersifat umum. Belajar
bukan sekedar aktivitas memerintahkan seorang anak untuk belajar. Belajar juga
merupakan pembentukan pribadi menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tentu akan
muncul banyak pertanyaan bila kita tidak memahami makna belajar secara
mendalam.
Keterkaitan belajar dan sumber belajar tidak dapat dipisahkan. Seseorang
belajar akan memerlukan sarana dalam membantunya untuk belajar. Contohnya,
seseorang yang belajar tentang bunga akan melihat sumber belajarnya langsung
yakni bunga yang dapat dilihatnya. Seseorang yang melihat jenis-jenis bunga akan
lebih memahami bentuk dan bagaimana bunga itu dibandingkan dijelaskan
melalui verbal saja.

Sumber belajar merupakan sumber baik berupa data, orang dan wujud
tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara
terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam
mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.

Baik di sekolah, di rumah, maupun dimana saja seseorang akan


memerlukan sumber belajar secara langsung untuk memenuhi pembelajarannya.
Tanpa sumber belajar proses pembelajaran seseorang akan sia-sia. Teori stimulus
dan respon yang mengutarakan adanya keterkaitan suatu objek dari sumber belajar
oleh seseorang akan mendorongnya menjadi lebih menikmati proses
pembelajarannya. Oleh karena itu, pada makalah ini akan dibahas definisi belajar
dan sumber belajar.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah apa
yang dimaksud dengan belajar dan sumber belajar itu.

1.3. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetehui definisi dari
belajar dan sumber belajar.

Manfaat dari penyusunan makalah ini antara lain:

a. Menambah pemahaman akan definisi belajar dan sumber belajar;


b. Mengetahui keterkaitan belajar dan sumber belajar;
c. Menambah khazanah pengetahuan mahasiswa Program Studi Teknologi
Pendidikan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Belajar

Menurut Hilgard (1962), belajar adalah suatu proses di mana suatu


perilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap suatu situasi.
Selanjutnya bersama-sama dengan Marquis, Hilgard memperbarui definisinya
dengan menyatakan bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi
dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran, sehingga terjadi Perubahan
dalam diri.

Menurut Gagne, belajar merupakan suatu proses dimana suatu organisme


berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Ada penekanan bahwa belajar itu
menyangkut perubahan dalam suatu organisme. Perubahan yang terjadi di sini
adalah perubahan perilaku dalam proses belajar.

Menurut Gagne (1984), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses


dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.

1. Perubahan Perilaku
Belajar menyangkut perubahan dalam suatu organisme. Hal ini berarti
bahwa belajar membutuhkan waktu. Untuk mengukur belajar, kita
membandingkan cara organisme itu berperilaku pada waktu 1 dengan cara
organisme itu berperilaku pada waktu 2 dalam suasana yang serupa. Bila
perilaku dalam suasana serupa itu berbeda untuk waktu itu, kita dapat
berkesimpulan bahwa telah terjadi belajar.
Selanjutnya, yang terjadi ialah perubahan perilaku dalam proses belajar.
Perubahan dalam sifat-sifat fisik, misalnya tinggi dan berat, tidak termasuk
belajar. Demikian pula perubahan dalam kekuatan fisik, misalnya
kemampuan untuk mengangkat, yang terjadi sebagai suatu hasil perubahan
fisiologis dalam besar otot atau efisiensi dari proses-proses sirkulasi dan
respirasi.
2. Perilaku Terbuka
Belajar yang kita simpulkan terjadi bila perilaku hewan-hewan, termasuk
manusia, berubah. Perilaku menyangkut aksi atau tindakan, aksi-aksi otot
atau aksi-aksi kelen jar, dan gabungan kedua macam aksi itu. Hal yang
menjadi perhatian utama ialah perilaku verbal manusia sebab dari
tindakan-tindakan menulis dan berbicara manusia, dapat kita tentukan
apakah perubahan-perubahan dalam perilaku telah terjadi.
Perubahan dari "ba-ba" menjadi "bapak", dari menulis sekolah menjadi
menulis sekolah, dan dari menulis H20 menjadi menulis H,0,
memungkinkan kita untuk menyimpulkan bahwa belajar telah selesai.
Perilaku berbicara, menulis, dan bergerak, dan lain-lainnya memberi
kesempatan pada kita untuk mempelai perilaku-perilaku berpikir, merasa,
mengingat, memecahkan masalah, berbuat kreatif, dan lain-lainnya.
perilaku terbuka selalu men jadi pusat perhatian kita. Beberapa ahli
psikologi hanya menjelaskan perilaku terbuka, Mereka memahami
perilaku. Para ahli psikologi yang lain menganggap perilaku terbuka
sebagai suatu tanda untuk menyimpulkan apa yang terjadi dalam pikiran
seseorang. Mereka menganut psikologi kognitif.
3. Belajar dan Pengalaman
Komponen Terakhir dalam definisi belajar adalah "sebagai suatu hasil
pengalaman". Pengalaman membatasi macam-macam perubahan perilaku
yang dapat dianggap mewakili istilah belajar. Batasan ini penting dan sulit
untuk didefinisikan. Biasanya batasan ini dilakukan dengan
memperhatikan penyebab-penyebab perubahan dalam perilaku yang tidak
dapat dianggap sebagai hasil pengalaman.
Di atas dikemukakan beberapa macam perubahan semacam ini dalam
usaha untuk menjelaskan perilaku. Jadi, perubahan perilaku yang
disebabkan oleh kelelahan, adaptasi indra, obat-obatan, dan kekuatan
mekanis, udak dianggap sebagai perubahan yang disebabkan oleh
pengalaman sehingga tidak dapat dianggap bahwa belajar telah terjadi.
Bila seseorang masuk ke dalam kamar yang gelap, lambat laun akan
melihat lebih jelas; perubahan yang dialami orang yang diakibatkan oleh
perubahan pupil dan perubahan-perubahan fotokimia dalam retina
merupakan sesuatu yang fisiologis dan tidak mewakili belajar. Perubahan-
perubahan dalam perilaku yang disebabkan oleh alkohol atau obat-obat
lainnya tidak dapat dianggap sebagai bela jar sebab perubahan- perubahan
ini bersifat fisiologis.
4. Belajar dan Kematatangan
Proses lain yang menghasilkan perubahan perilaku, yang tidak termasuk
belajar talah penyempurnaan. Perubahan yang disebabkan oleh
peningkatan perilaku bila perilaku itu disebabkan oleh perubahan-
perubahan yang terjadi dalam proses pertumbuhan dan pengembangan
organisme secara fisiologis. Berjalan dan berbicara berkembang dalam
manusia pada umumnya lebih banyak disebabkan oleh kematangan dari
pada oleh belajar. Suatu tingkat kematangan merupakan prasyarat untuk
belajar berbicara, walaupun pengalaman dengan orang dewasa yang
berbicara dibutuhkan untuk membantu kesiapan yang matang.
Setelah semua perubahan (yang disebabkan oleh proses fisiologis,
mekanis, dan kematangan) dikeluarkan dari kategori perubahan yang
cerminkan belajar, akhirnya perubahan yang tinggal sebagai hasil belajar?
Penjelasannya adalah bela jar yang dihasilkan dari pengalaman dengan
lingkungan, yang di dalamnya terjadi hubungan antara stimulus dan
respons.

Hakekat belajar adalah perubahan tingkah laku. Seseorang yang telah


mengalami belajar akan berubah tingkah lakunya, tetapi tidak semua perubahan
perilaku berasal dari hasil belajar. Karena perubahan tingkah laku sebagai hasil
belajar mempunyai ciri-ciri tertentu diantaranya:

1. Belajar adalah perubahan yang terjadi secara sadar. Suatu perilaku


digolongkan sebagai aktivitas belajar apabila pelaku menyadari terjadinya
perubahan tersebut atau sekurang-kurangnya merasakan adanya suatu
perubahan dalam dirinya. Misalnya, menyadari pengetahuannya
bertambah. Orang yang melakukan proses belajar akan menyadari bahwa
pengetahuan ataupun keterampilannya telah bertambah.
2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional. Sebagai hasil belajar,
perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara
berkesinambungan dan tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan
menyebabkan perubahan berikutnya dan selanjutnya akan berguna bagi
proses belajar berikutnya.
3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. Perubahan dikatakan
positif apabila perilaku senantiasa bertambah dan tertuju untuk
memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan dalam
belajar bersifat aktif berarti bahwa perubahan tidak terjadi dengan
sendirinya, melainkan karena usaha individu sendiri.
4. Perubahan dalam belajar bersifat permanen atau tidak bersifat
sementara. Perubahan terjadi karena belajar bersifat menetap atau
permanen. Contoh, seorang anak yang dapat bermain sepeda setelah
belajar tidak akan hilang begitu saja melainkan akan terus dimiliki atau
bahkan berkembang jika tetap dilatih.
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. Perubahan tingkah laku
dalam belajar mensyaratkan adanya tujuan yang akan dicapai oleh pelaku
belajar dan terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar
disadari.
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Perubahan yang
diperoleh seseorang setelah melalui proses belajar meliputi perubahan
keseluruhan tingkah laku.

Dari penjelasan di atas dapat dijabarkan bahwa prinsip belajar dari Gagne
adalah suatu perubahan-perubahan yang mengubah seseorang menjadi lebih
matang dengan berbagai pandangan, pengetahuan, pengalaman, dan praktek yang
dilakukan untuk membuat seseorang itu mengalami kesadaran dalam belajar.
Belajar bukan saja hanya mengetahui melainkan bagaimana pengetahuan-
pengetahuan yang diterima kemudian dikolaborasikan dengan berbagai ide, gaya
atau metode bahkan pendekatan-pendekatan yang diramu menjadi lebih baik
untuk memperoleh suatu pembelajaran.
Pengertian belajar menurut APA Dictionary of Psychology, the acquisition
of novel information, behaviors, or abilities after practice, observation, or other
experiences, as evidenced by change in behavior, knowledge, or brain function.
Learning involves consciously or no consciously attending to relevant aspects of
incoming information, mentally organizing the information into a coherent
cognitive representation, and integrating it with relevant existing knowledge
activated from long-term memory. Perubahan perilaku menjadi titik berat bagi
pebelajar untuk berubah dalam belajar yang dilakukannya.

Belajar adalah proses kunci dalam perilaku manusia. Semua yang hidup
adalah belajar. Jika kita membandingkan cara-cara sederhana dan kasar di mana
seorang anak merasa dan berperilaku, dengan cara-cara kompleks perilaku orang
dewasa, keterampilannya, kebiasaannya, pemikirannya, perasaan-perasaannya,
dan sejenisnya- kita akan mengetahui perbedaan apa yang telah dibuat oleh
pembelajaran bagi individu tersebut.

Individu terus-menerus berinteraksi dengan dan dipengaruhi oleh


lingkungan. Pengalaman ini membuatnya mengubah atau memodifikasi
perilakunya untuk menghadapinya secara efektif. Oleh karena itu, belajar adalah
perubahan tingkah laku yang dipengaruhi oleh tingkah laku sebelumnya.
Sebagaimana dinyatakan di atas keterampilan, pengetahuan, kebiasaan, sikap,
minat, dan ciri-ciri kepribadian lainnya semuanya merupakan hasil belajar.

Belajar didefinisikan sebagai “setiap perubahan perilaku yang relatif


permanen yang terjadi sebagai hasil dari latihan dan pengalaman”. Definisi ini
memiliki tiga elemen penting.

2.1.1. Sifat Belajar

Penjelasan dari John Parankimalil (2014) mengenai sifat belajar yang


dapat didefenisikan sebagai berikut:

1. Belajar itu Universal. Setiap makhluk yang hidup belajar. Manusia paling
banyak belajar. Sistem saraf manusia sangat kompleks, begitu pula reaksi
manusia dan begitu pula akuisisi manusia. Pembelajaran positif penting
untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
2. Belajar adalah melalui Pengalaman. Belajar selalu melibatkan beberapa
jenis pengalaman, langsung atau tidak langsung (vicarious).
3. Belajar dari semua Sisi: Hari ini belajar dari semua sisi. Anak belajar dari
orang tua, guru, lingkungan, alam, media dll.
4. Belajar Berkelanjutan. Ini menunjukkan sifat belajar seumur hidup. Setiap
hari situasi baru dihadapi dan individu harus membawa perubahan penting
dalam gaya perilakunya yang diadopsi untuk mengatasinya. Belajar adalah
kelahiran sampai kematian.
5. Menghasilkan Perubahan Perilaku. Ini adalah perubahan perilaku yang
dipengaruhi oleh perilaku sebelumnya. Ini adalah aktivitas apa pun yang
meninggalkan efek yang kurang lebih permanen pada aktivitas
selanjutnya.
6. Belajar adalah Penyesuaian. Belajar membantu individu untuk
menyesuaikan diri secara memadai dengan situasi baru. Sebagian besar
pembelajaran pada anak terdiri dari memodifikasi, mengadaptasi, dan
mengembangkan sifat aslinya. Di kemudian hari, individu memperoleh
bentuk perilaku baru.
7. Itu muncul sebagai hasil dari latihan. Ini adalah dasar dari latihan dan
latihan. Telah terbukti bahwa siswa belajar paling baik dan menyimpan
informasi lebih lama ketika mereka memiliki latihan dan pengulangan
yang bermakna. Setiap kali latihan terjadi, pembelajaran terus berlanjut.
8. Belajar adalah Perubahan yang Relatif Permanen. Setelah tikus bangun
dari tidur siangnya, dia masih ingat jalan menuju makanan. Bahkan jika
Anda telah bersepeda selama bertahun-tahun, hanya dalam beberapa menit
latihan Anda bisa menjadi cukup mahir lagi.
9. Belajar sebagai Pertumbuhan dan Perkembangan. Pertumbuhan dan
perkembangan tidak pernah berhenti. Pada tahap reach, pembelajar
memperoleh visi baru tentang pertumbuhan masa depannya dan cita-cita
berita pencapaian ke arah usahanya. Menurut Woodworth, “Semua
aktivitas dapat disebut belajar sejauh itu mengembangkan individu.”
10. Pembelajaran tidak dapat diamati secara langsung. Satu-satunya cara untuk
mempelajari pembelajaran adalah melalui beberapa perilaku yang dapat
diamati. Sebenarnya, kita tidak bisa mengamati pembelajaran; kita hanya
melihat apa yang mendahului kinerja, kinerja itu sendiri, dan konsekuensi
dari kinerja.

2.2. Sumber Belajar

Sumber belajar menurut Seels & Richey (1994) sumber belajar adalah asal
yang mendukung terjadinya pembelajaran, termasuk sistem pelayanan,
pembelajaran bahan dan lingkungan. Sedangkan menurut Asosiasi Pendidikan
Komunikasi dan Teknologi (AECT, 1977) menafsirkan sumber belajar sebagai
semua sumber (data, manusia, dan barang) yang dapat digunakan oleh siswa
sebagai sumber terpisah atau dalam kombinasi untuk memfasilitasi pembelajaran
termasuk pesan, orang, bahan, alat rekayasa dan lingkungan.

Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, sumber belajar adalah sumber
daya yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan proses belajar mengajar,
keduanya langsung dan tidak langsung, sebagian atau sebagai utuh. Hal ini
diungkapkan oleh Muhtadi (2005) bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk membantu semua orang belajar dan menunjukkan
kemampuan atau kompetensi mereka. Dengan demikian sumber belajar tidak
hanya terbatas pada bahan dan media atau yang digunakan dalam proses
pembelajaran, tetapi juga energi, biaya, dan fasilitas, lingkungan dan guru
sebenarnya.

2.2.1. Prinsip Sumber Belajar

Menurut Katelynn Robinson dari Southern New Hampshire University


(2016), mengemukakan ada tiga prinsip dari sumber belajar, yakni:
(1) Skalabilitas

Beroperasi seperti yang dilakukan pada lingkungan yang sepenuhnya


asinkron, perlu dicari sumber daya yang adaptif dan mampu memberi siswa
pengalaman unik yang membuat mereka merasa seolah-olah pembelajaran
dirancang hanya untuk mereka. Dengan permintaan akan teknologi pendidikan
yang berkembang, penerbit tradisional berlomba untuk menyediakan lingkungan
interaktif online yang selaras dengan buku teks mereka atau yang dapat berdiri
sendiri. Misalnya, dalam salah satu pembelajaran, dapat menggunakan alat
simulasi yang membenamkan siswa dalam kompleksitas menjalankan suatu hal
yang baru. Siswa menerapkan teori yang telah mereka pelajari saat bekerja dalam
tim untuk menyeimbangkan kebutuhan mereka. Dengan pemikiran ini, fokus
selanjutnya adalah pada skalabilitas, yang membutuhkan pemahaman mendalam
tentang model belajar dan harapan untuk instruktur dan siswa.

(2) Aksesibilitas

Aksesibilitas adalah salah satu topik terpenting yang harus dilakukan.


Populasi manusia yang semakin berkembang pesat, dengan peserta didik datang
kepada mana saja dan latar belakang yang berbeda akan membutuhkan
aksesibilitas. Populasi yang beragam ini membutuhkan sumber daya yang dapat
diakses dalam format yang berbeda. Bayangkan seorang siswa melayani di luar
negeri di kapal tanpa akses Internet. Dalam situasi di mana menggunakan sumber
daya elektronik menantang, kerja sama dengan berbagai mitra untuk memastikan
mereka dapat memberikan format atau akses alternatif terlepas dari kebutuhan
siswa. Beberapa mitra dapat memberi buku teks versi HTML, sedangkan vendor
lain telah mengembangkan produk mereka untuk menyesuaikan otomatis dengan
perubahan ukuran layar sambil tetap kompatibel dengan pembaca layar. Detail
kecil ini adalah yang memiliki dampak terbesar pada siswa dan tim yang
mendukung mereka.

(3) Keterjangkauan

College of Online dan Continuing Education (Amerika Serikat) bekerja


keras untuk menjaga biaya tetap rendah bagi siswa dan untuk menumbuhkan rasa
percaya diri siswa terhadap nilai uang kuliah mereka. Dengan biaya buku teks
fisik yang jauh lebih tinggi, berusaha untuk memenuhi poin harga tertentu ketika
siswa diminta untuk membeli sumber daya Upaya untuk memenuhi dan
mempertahankan titik harga ini telah menghemat ratusan dolar bagi siswa.

Melalui Perpustakaan Shapiro salah satu contohnya, sumber daya yang


dapat dimanfaatkan oleh instruktur dan siswa dan memadukan pembelajaran
informal dengan pembelajaran tradisional dengan memaparkan siswa pada sumber
daya yang berpotensi mereka lihat saat memasuki dunia kerja. Pentingnya
pembelajaran berdasarkan pengalaman dan memiliki kemitraan dengan vendor
yang mendukungnya. Beberapa dari sumber daya ini termasuk penggunaan
peralatan laboratorium, yang dapat digambarkan sebagai laboratorium pemula
portabel untuk orang-orang yang tertarik pada ilmu kimia dan fisika dan yang
lainnya yang dapat memungkinkan siswa untuk mengetahui apa yang akan
mereka alami dalam pembelajaran mereka. Sumber lain memungkinkan siswa
untuk berlatih perdagangan menggunakan platform dunia nyata. Mereka
menerapkan konsep pembelajaran mereka dengan gaya belajar masing-masing.

2.2.2. Komponen-Komponen Sumber Belajar

Komponen adalah bagian-bagian yang selalu ada di dalam sumber belajar,


dan bagian-bagian itu merupakan satu kesatuan yang sulit berdiri sendiri
sekalipun mungkin dapat dipergunakan secara terpisah. Komponen-komponen
sumber belajar menurut Nana Sudjana & Ahmad Rivai (1989: 81-83) diantaranya
adalah:

1) tujuan, misi, atau fungsi sumber belajar;


2) bentuk, format, atau keadaan fisik sumber belajar;
3) pesan yang dibawa oleh sumber belajar; dan
4) tingkat kesulitan atau kompleksitas pemahaman sumber belajar.

Komponen-komponen sumber belajar di atas dapat diuraikan lebih jauh


sebagai berikut:
(1) Tujuan, misi, atau fungsi sumber belajar, artinya setiap sumber belajar
selalu memiliki tujuan atau misi yang akan dicapai. Tujuan setiap
sumber itu selalu ada, baik secara eksplisit maupun secara implisit.
Tujuan sangat dipengaruhi oleh sifat dan bentuk sumber belajar itu
sendiri.
(2) Bentuk, format, atau keadaan fisik sumber belajar satu dengan lainnya
berbeda-beda. Keadaan fisik sumber belajar ini merupakan komponen
penting. Penggunaan atau pemanfatannya hendaknya dengan
memperhitungkan segi waktu, pembiayaan dan sebagainya.
(3) Pesan yang dibawa oleh sumber belajar. Setiap sumber belajar selalu
membawa pesan yang dimanfaatkan atau dipelajari oleh para
pemakainya. Komponen pesan merupakan informasi yang penting.
Oleh karena itu para pemakai sumber belajar hendaknya
memperhatikan bagaimana pesan disimak. Hal-hal yang perlu
diperhatikan antara lain: isi pesan harus sederhana, sukup jelas,
lengkap, mudah disimak maknanya.
(4) Tingkat kesulitan atau kompleksitas pemakaian sumber belajar.
Tingkat kompleksitas penggunaan sumber belajar berkaitan dengan
keadaan fisik dan pesan sumber belajar. Sejauh mana kompleksitasnya
perlu diketahui guna menentukan apakah sumber belajar itu masih bisa
dipergunakan, mengingat waktu dan biaya yang terbatas.

Komponen-komponen tersebut saling berkaitan sehingga membentuk satu


sistem yang menyusun sumber belajar. Setiap komponen merupakan satu kesatuan
yang sulit berdiri sendiri sekalipun mungkin dapat dipergunakan secara terpisah.
Dalam penelitian dan pengembangan ini, peneliti mengembangkan sumber belajar
dengan tujuan pembelajaran disesuaikan dengan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar yang telah dipilih. Bentuknya berupa majalah cetak, dengan
memuat pesan berbagai rubrik yang mendukung materi dan disajikan dengan
bahasa yang populer atau ringan sehingga lebih mudah dipahami.
2.2.3. Jenis Sumber Belajar

Dalam sebuah buku yang berjudul Instructional Technologis: The


Definition and Domains of the Field, AECT membedakan enam jenis sumber
belajar yang digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu:

(1) Pesan (Message)

Pesan atau materi baik formal maupun informal dapat dimanfaatkan


sebagai bahan atau sumber belajar. Pesan formal adalah pesan dan informasi yang
dikeluarkan oleh lembaga resmi seperti pemerintah dan non pemerintah atau yang
diberikan guru dalam situasi pembelajaran. Pesan non formal dapat digunakan
sebagai sumber atau bahan pembelajaran yaitu pesan yang terdapat di lingkungan
sekitar atau yang ada di masyarakat luas misalnya cerita rakyat, legenda, prasasti
dan relief pada candi termasuk pesan dan informasi teks pada buku, modul, dan
lain-lain.

(2) Orang (People)

Setiap orang dapat berperan sebagai sumber belajar dan bahan


pembelajaran karena dari seseorang kita dapat memperoleh informasi dan
pengetahuan baru. Secara umum, orang dapat dibagi menjadi dua kelompok:

- Kelompok orang yang didesain khusus sebagai sumber belajar utama


yang dididik secara professional untuk menjadi pengajar. Tugas
utamanya adalah mengajar, memberikan bimbingan dan pelatihan,
seperti guru, instruktur dan widyaiswara. Termasuk kepala sekolah,
laboran, tehnik sumber belajar, pustakawan, dan lain-lain.
- Kelompok orang yang memiliki profesi selain tenaga yang berada di
lingkungan pendidikan dan profesinya tidak terbatas. Misalnya
pedagang, politisi, tenaga kesehatan, petani, arsitek, psikolog, polisi,
pengusaha, tokoh masyarakat, pemuka agama, budayawan, dan lain-
lain.
(3) Bahan dan Program
Bahan dan Program aplikasi merupakan suatu format yang biasannya
digunakan sebagai program pendukung dalam menyimpan pesan-pesan
pembelajaran seperti buku paket, teks, handbook, modul, program video, audio,
film, OHT (Over Head Transparancy), program slide, alat peraga, dan
sebagainnya. Program disini yang dimaksudkan ialah yang berupa software.

(4) Alat (Device)

Alat yang dimaksud disini ialah benda-benda yang berbentuk fisik sering
disebut juga dengan perangkat keras (hardware) yang berfungsi sebagai sarana
atau alat bantu untuk menyajikan bahan-bahan ketiga point yang sudah disebutkan
sebelumnya. Berbagai macam peralatan ini dapat dijadikan sebagai bahan-bahan
atau sumber pembelajaran. Misalnya, multimedia, projector, slide projector, OHP,
film, tape recorder, dan sebagainnya.

(5) Metode (Method)

Metode ialah cara atau langkah-langkah yang digunakan dalam


pembelajaran, cara penyampaian materi pembelajaran kepada pembelajar atau
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Beberapa metode
pembelajaran yang sering digunakan oleh guru antara lain, demonstrasi, diskusi,
ekspositori atau ceramah, permainan atau simulasi, tanya jawab, sosiodrama,
praktikum dan sebagainnya.

(6) Latar (Setting)

Latar (setting) lingkungan ialah situasi dan kondisi lingkungan belajar baik
yang berada disekolah maupun lingkungan yang berada diluar sekolah, baik yang
sengaja dirancang maupun yang secara khusus disiapkan, yang dapat digunakan
oleh guru dalam pembelajaran. Yang termasuk latar atau setting ini ialah
pengaturan ruang, pencahayaan, ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, tempat
workshop, halaman sekolah, kebun sekolah, lapangan sekolah, lingkungan alam
sekitar yang dijadikan tempat pembelajaran dan sebagainnya. Sumber-sumber
belajar yang diuraikan diatas, merupakan komponen-komponen yang dapat
dimanfaatkan oleh pembelajar dalam proses pembelajaran.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Belajar merupakan suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya
sebagai akibat pengalaman. Ada penekanan bahwa belajar itu menyangkut
perubahan dalam suatu organisme. Perubahan yang terjadi di sini adalah
perubahan perilaku dalam proses belajar.

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk


membantu semua orang belajar dan menunjukkan kemampuan atau kompetensi
mereka. Dengan demikian sumber belajar tidak hanya terbatas pada bahan dan
media atau yang digunakan dalam proses pembelajaran, tetapi juga energi, biaya,
dan fasilitas, lingkungan dan guru sebenarnya.

Jadi keterkaitan belajar dan sumber belajar tidak dapat dipisahkan.


Seseorang belajar akan memerlukan sarana dalam membantunya untuk
belajar. Sumber belajar merupakan tempat di mana berbagai jenis sumber belajar
dikembangkan, dikelola dan dimanfaatkan untuk membantu meningkatkan
efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan pembelajaran. Ada yang membagi
menjadi enam jenis sumber belajar yaitu: sumber berupa pesan, orang/manusia,
bahan dan program, alat, teknik/metode, latar/setting.

3.2 Saran

Demikianlah yang dapat kami uraikan tentang Belajar dan Sumber Belajar,
kami menyarankan kepada teman-teman yang ingin mengetahui lebih dalam lagi
tentang hal tersebut di atas untuk mencari referensi melalui berbagai media yang
tersedia.
Tentunya dalam penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari
itu besar harapan kami selaku pemakalah menerima sumbangsi pemikiran dari
para pembaca. Oleh karena itu kritik dan saran para pembaca sangat kami
harapkan, terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyadi, Ani. 2018. Pengembangan Media dan Sumber Belajar: Teori dan
Prosedur. Banjarmasin: Laksita Indonesia.

Dahar, Ratna wilis. 2011. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung:


Erlangga.

Isti’adah, Feida Noorlaila. 2020. Teori-Teori Belajar dalam Pendidikan. Jawa


Barat: Edu Publisher.

Hariyanto, Suyono. 2011. Belajar dan pembelajaran : Teori dan Konsep Dasar.
Surabaya: Remaja Rosdakarya.

Robinson, Katelynn. 2016. Three Principles of Learning Resources. US: Southern


New Hampshire University. Diakses dari:
https://www.snhu.edu/about-us/newsroom/2016/08/three-principles-
of-learning-resources

Parankimalil, John. 2014. Meaning and Nature of Learning. Diakses dari:


https://johnparankimalil.wordpress.com/2014/11/18/meaning-and-
nature-of-learning/

APA Dictionary of Psychology. https://dictionary.apa.org/learning

Setiawan, M. Andi. Belajar dan Pembelajaran. Uwais Inspirasi Indonesia

Anda mungkin juga menyukai