Anda di halaman 1dari 2

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA


Jl. Pattimura No. 20 Gd. Sapta Taruna Lt. II Keb-Baru, 12110 Telp (021) 7221950

No. : HK.0402-Db/1227 21 Desember 2006


Lampiran : 3 (tiga) lembar

Kepada Yth.:
Kepala Dinas PU / Kimpraswil
di
Provinsi dan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia

Perihal : Prosedur Perizinan Pemanfaatan Jalan dan Jembatan


Untuk Kendaraan Dengan Muatan Berat

Sesuai dengan UU 38 Tahun 2004 tentang Jalan, dinyatakan bahwa jalan (termasuk
jembatan) sebagai bagian dari sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting
terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan dan
dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangan dan
pemerataan pembangunan antar daerah, membentuk dan memperkukuh kesatuan nasional
untuk memantapkan pertahanan dan keamanan nasional, serta membentuk struktur ruang
dalam rangka mewujudkan sasaran pembangunan nasional dalam menuju masyarakat yang
adil dan sejahtera.

Tidak dapat dihindari lagi bahwa perkembangan industri otomotif akibat muatan /cargo yang
perlu diangkut semakin beragam yang mengakibatkan konfigurasi roda dan muatan axle
yang tidak sama dengan standar beban rencana jembatan jalan raya yang ada, oleh karena
itu untuk menjaga dan mempertahankan kondisi jalan dan jembatan agar tetap dapat
berfungsi secara mantap diperlukan suatu prosedur perizinan pemanfaatan jalan dan
jembatan untuk kendaraan dengan muatan berat dan konfigurasi di luar standard.

Prosedur perizinan ini mencakup hal-hal sebagai berikut:


1. Kendaraan muatan lebih adalah kendaraan yang mempunyai berat melebihi batasan
berat seperti yang telah diatur dalam kelas jalan (MST) dan kelas jembatan (BM).
2. Wewenang pemberian izin dilakukan sesuai tanggung jawab pembinaan dengan status
jalan sebagai berikut:
a. Jalan Nasional : Ditjen Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum
b. Jalan Provinsi : Dinas PU / Kimpraswil Provinsi
c. Jalan Kabupaten / Kota : Dinas PU / Kimpraswil Kabupaten / Kota
3. Pengaturan dan keamanan lalu-lintas selama pengangkutan dikoordinasikan dengan
Dinas Perhubungan (DLAJR) dan Kepolisian terkait.
4. Prosedur pemberian Izin meliputi (terlampir);
a. Aspek Administrasi: umumnya berupa hak dan kewajiban jasa pengangkutan,
berupa antara lain: Surat Permohonan, Surat Perizinan, Berita Acara Serah Terima
lapangan dan Serah Terima Lapangan Kembali (sesuai kebutuhan).
b. Aspek Teknis: analisa kapasitas daya dukung jalan dan jembatan, pengecekan alat
angkut (sistem suspensi).
c. Aspek Pelaksanaan: penanganan utilitas, perkuatan jalan dan jembatan (bila
diperlukan), pengawasan selama pelaksanaan.
d. Aspek tanggung jawab terhadap kerusakan bangunan: semua kerusakan jalan dan
jembatan selama proses pengangkutan menjadi tanggung jawab pihak
pengangkut/pemohon dan perlu tersedianya jaminan asuransi bangunan
(khususnya untuk jembatan).
5. Pengangkutan harus dilakukan pada saat volume lalu-lintas rendah, umumnya pada
malam hari dan untuk menghindari beban kejut pada jembatan, kecepatan
pengangkutan dibatasi maksimum 5 km/jam dan melintas sentris terhadap as jalan.
6. Harus disiapkan tempat pemberhentian secara khusus (bila diperlukan) dan tidak boleh
berhenti cukup lama.
7. Segala biaya untuk perkuatan dan pengembalian kondisi jalan dan jembatan serta
utilitas lainnya selama masa pengangkutan menjadi tanggung jawab pihak pengangkut
/ pemohon.

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA

ttd

HENDRIANTO. N
NIP. 110016212

Tembusan disampaikan kepada Yth.:


1. Bapak Menteri Pekerjaan Umum
2. Direktur Bina Teknik
3. Direktur Bina Program
4. Direktur Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Kota
5. Direktur Jalan dan Jembatan Wilayah Barat
6. Direktur Jalan dan Jembatan Wilayah Timur

Anda mungkin juga menyukai