Anda di halaman 1dari 6

BAB 2.

LOGIKA
. Kegiatan Belajar 1:

Logika Matematika: Konjungsi, Disjungsi,


Implikasi, dan Biimplikasi
Logika matematika akan memberikan landasan tentang bagaimana cara kita mengambil kesimpulan.
Hal-hal pada logika matematika yang akan kita pelajari kali ini antara lain mengenai pernyataan,
ingkaran, hubungan antara dua kalimat atau lebih serta bagaimana menarik kesimpulan dari
kalimat-kalimat yang diberikan. Yuk, simak ulasannya di bawah ini.

Pernyataan
Pada dasarnya, pernyataan merupakan suatu kalimat yang bernilai benar ataupun salah, namun
tidak keduanya. Sedangkan, suatu kalimat dikatakan bukan pernyataan jika kita tidak dapat
menentukan apakah kalimat tersebut benar atau salah atau mengandung pengertian relatif. Di
dalam logika matematika terdapat dua jenis pernyataan, yaitu pernyataan tertutup dan pernyataan
terbuka. Pernyataan tertutup merupakan pernyataan yang sudah bisa dipastikan nilai kebenarannya
sedangkan pernyataan terbuka yaitu pernyataan yang belum bisa dipastikan nilai kebenarannya.

Contoh:

● 8 + 2 = 10 (pernyataan tertutup yang bernilai benar)

● 4 × 6 = 20 (pernyataan tertutup yang bernilai salah)

● 5a + 10 = 40 (pernyataan terbuka, karena harus dibuktikan kebenarannya)

● Jarak Jakarta-Bogor adalah dekat (bukan pernyataan, karena dekat itu relatif)

Ingkaran/Negasi (~)
Ingkaran didefinisikan sebagai sebuah pernyataan yang memiliki nilai kebenaran yang berlawanan
dengan pernyataan semula. Berikut adalah tabel kebenaran ingkaran.

p ~p

B S

S B

Artinya, jika suatu pertanyaan (p) bernilai benar (B), maka ingkaran (q) akan bernilai salah (S).
Begitu pula sebaliknya.
Contoh:

p : Semua murid lulus ujian

~p : Ada murid yang tidak lulus ujian

Pernyataan Majemuk

Pernyataan majemuk merupakan pernyataan gabungan dari beberapa pernyataan tunggal yang
dihubungkan dengan kata hubung. Pernyataan majemuk di dalam logika matematika terdiri dari
disjungsi , konjungsi , implikasi , dan biimplikasi.

● Konjungsi (∧)
Suatu pernyataan p dan q dapat digabungkan dengan menggunakan kata hubung ‘dan’ sehingga
membentuk pernyataan majemuk ‘p dan q’ yang disebut konjungsi yang dilambangkan dengan

“p∧q”. Berikut adalah tabel kebenaran konjungsi.


p q p∧
q

B B B

B S S

S B S

S S S

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dalam konsep konjungsi akan bernilai benar jika dan
hanya jika kedua pernyataan (p dan q) benar

Contoh:

Budi sudah belajar dan makan

Misalkan, untuk dapat diizinkan bermain oleh Ibu, Budi harus memenuhi kondisi di atas. Jika satu
saja atau bahkan kedua pernyataan tersebut dilanggar, maka Budi tidak diizinkan untuk bermain.

● Disjungsi
Suatu pernyataan p dan q dapat digabungkan dengan menggunakan kata hubung ‘atau’ sehingga
membentuk pernyataan majemuk ‘p atau q’ yang disebut disjungsi yang dilambangkan dengan
“p ∨ q”. Berikut adalah tabel kebenaran disjungsi.
p q p∨
q

B B B

B S B

S B B

S S S

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dalam konsep disjungsi hanya akan bernilai salah jika
kedua pernyataan (p dan q) salah.

Contoh:

Bandung atau Palembang adalah kota yang terletak di Pulau Jawa

Pernyataan Bandung adalah kota yang terletak di Pulau Jawa adalah benar. Pernyataan Palembang
adalah kota yang terletak di Pulau Jawa adalah salah. Sehingga pernyataan Bandung atau Palembang
adalah kota yang terletak di Pulau Jawa bernilai benar.

● Implikasi (⟹)
Implikasi bisa dipandang sebagai hubungan antara dua pernyataan di mana pernyataan kedua
merupakan konsekuensi logis dari pernyataan pertama. Implikasi ditandai dengan notasi ‘⟹’.
Misalkan p, q adalah pernyataan, implikasi berikut

p⟹q
dibaca ‘jika p maka q’. Berikut adalah tabel kebenaran disjungsi.

p q p⇒
q

B B B

B S S

S B B
S S B

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dalam konsep implikasi akan bernilai salah jika dan
hanya jika sebab bernilai benar namun akibat bernilai salah. Selain itu implikasi bernilai benar.

Contoh:

Jika Budi sembuh maka Budi akan sekolah

Jika betul Budi sembuh lalu Budi masuk sekolah, Budi telah melakukan hal yang benar. Namun jika
Budi sembuh namun dia tidak masuk sekolah, Budi telah berbuat salah karena mengingkari janjinya.
Lalu, bagaimana jika Budi belum sembuh? Perhatikan bahwa Budi hanya berjanji masuk sekolah jika
dia sembuh. Akibatnya jika dia masih belum sembuh, tidak masalah bagi Budi untuk masuk sekolah
ataupun tidak karena dia tidak melanggar janjinya.

● Biimplikasi
Suatu pernyataan p dan q dapat digabungkan dengan menggunakan kata hubung ‘jika dan hanya
jika’ sehingga membentuk pernyataan majemuk ‘p jika dan hanya jika q’ yang

disebut biimplikasi yang dilambangkan dengan “p ⇔ q”. Berikut adalah tabel kebenaran biimplikasi:
p q
p⇔q

B B B

B S S

S B S

S S B

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dalam konsep biimplikasi akan bernilai benar jika
sebab dan akibatnya (pernyataan p dan q) bernilai sama. Baik itu sama-sama benar, atau
sama-sama salah.

Contoh:

Ayah mendapatkan gaji jika dan hanya jika ayah bekerja

Jika ayah mendapatkan gaji maka ayah bekerja dan jika ayah telah bekerja maka ayah akan
mendapat gaji. Sebalinya, jika ayah tidak mendapatkan gaji maka ayah sedang tidak bekerja dan jika
ayah tidak bekerja maka ayah tidak akan mendapat gaji.
Menentukan ingkaran atau kesetaraan dari pernyataan majemuk atau pernyataan

berkuantor.

Jenis Kuantor:
Kuantor Penulisan Cara Baca
Universal ∀𝑥,∃𝑥,
Eksistensial 𝑃(𝑥)𝑃(𝑥)
Untuk semua x berlaku
Ada beberapa P(x) P(x)
x berlakulah
Ingkaran Kuantor

Ingkaran Kuantor Cara Baca

~(∀𝑥, 𝑃(𝑥)) ≅ ∃𝑥, ~𝑃(𝑥) Ada beberapa x bukan P(x)

~(∃𝑥, 𝑃(𝑥)) ≅ ∀𝑥, ~𝑃(𝑥) Semua x bukan P(x)

. Jenis-jenis Penarikan kesimpulan.

Pernyataan Senilai dengan implikasi:

(� ⟹ �) ≅ (~� ∨ �)”bukan atau”

(� ⟹ �) ≅ (~� ⟹ ~�)”kontraposisi”
Pernyataan senilai dengan ingkaran implikasi

~(� ⟹ �) ≅ (� ∧ ~�)
Cara Penarikan Kesimpulan dari dua premis:

1. Modus Ponens

Premis 1 :� ⟹ �

Premis 2 :�
∴ Kesimpulan ∶ �2. Modus Tollens

Premis 1 :� ⟹ �

Premis 2 : ~�

∴ Kesimpulan ∶ ~�
3. Silogisme

Premis 1 :� ⟹ �

Premis 2 :� ⟹ �

∴ Kesimpulan ∶ � ⟹r

Anda mungkin juga menyukai