Anda di halaman 1dari 3

Nama : Annisa Dian Rochana

NIM : AOA0200927
Kelas : Bekisar

Macam-Macam Obat Sesak Napas untuk Asma


Saat serangan asma datang, saluran pernapasan akan membengkak,
menyempit, dan menghasilkan banyak lendir. Kondisi ini dapat membuat
penderitanya mengalami sesak napas dan batuk.
Penyakit asma sebetulnya tidak dapat disembuhkan, tapi gejalanya bisa
dikendalikan. Langkah pencegahan juga dapat dilakukan untuk
menurunkan risiko kambuhnya penyakit ini.
Salah satu cara untuk mencegah munculnya serangan asma dan
meredakan gejala ketika asma kambuh adalah menggunakan obat sesak
napas untuk asma secara tepat.

Mengenal Dua Jenis Obat Sesak Napas untuk Asma


Obat untuk asma terbagi menjadi dua kategori, yaitu obat pengontrol asma
yang berfungsi untuk menjaga agar gejala asma tidak kambuh dan obat
asma reaksi cepat yang berfungsi untuk melegakan pernapasan di kala
serangan asma kumat.
Keduanya terdiri dari beberapa jenis dengan bentuk dan kegunaannya
masing-masing. Berikut penjelasannya:

Obat pencegah gejala asma (controller)


Penderita asma perlu menggunakan obat asma jenis setiap hari.
Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko serangan asma, sehingga tidak
sering kambuh dan asma menjadi lebih terkontrol. Beberapa jenis obat
yang termasuk dalam kategori obat pencegah gejala asma adalah:

1. Agonis beta kerja lambat (long-acting beta-agonist)


Obat ini merupakan obat jenis bronkodilator yang berfungsi untuk
menjaga agar jalan napas tetap lapang dan tidak menyempit. Obat
ini umumnya digunakan dengan cara dihirup.
Meski dapat dikonsumsi sebagai obat asma jangka panjang, namun
obat ini tidak disarankan untuk dikonsumsi ketika serangan asma
sedang kambuh menyerang.
Hal ini karena obat sesak napas jenis ini membutuhkan waktu yang
cukup lama untuk menghasilkan efek melegakan pernapasan. Oleh
karena itu, obat golongan agonis beta kerja lambat hanya digunakan
untuk mencegah kekambuhan gejala asma.

2. Kortikosteroid
Untuk menjaga agar gejala asma tidak kambuh, dokter juga akan
memberikan pengobatan kortikosteroid. Obat ini berfungsi untuk
mencegah dan mengurangi peradangan di dalam saluran napas.
Obat kortikosteroid yang digunakan untuk asma ini tersedia dalam
bentuk kortikosteroid hirup. Namun jika tidak tersedia, terkadang
dokter juga bisa memberikan kortikosteroid tablet untuk diminum oleh
pasien.

3. Pengubah leukotrien (leukotriene modifiers)


Obat ini bekerja dengan cara mencegah alergi dan peradangan yang
dapat menyebabkan penyempitan saluran napas pada penderita
asma. Obat ini juga dapat mengurangi peradangan yang terjadi di
saluran pernapasan, sehinga membuat pernapasan lebih nyaman.

Obat asma reaksi cepat (reliever)


Obat asma reaksi cepat digunakan saat serangan asma terjadi. Obat asma
jenis ini, mampu bekerja dengan cepat untuk meredakan gejalanya. Berikut
ini adalah beberapa jenis obat sesak napas untuk asma yang tergolong
sebagai obat asma reaksi cepat:

1. Agonis beta kerja cepat (short-acting beta agonist)


Seperti halnya agonis beta untuk pengobatan jangka panjang, agonis
beta jenis ini juga merupakan jenis obat bronkodilator yang
merupakan obat untuk sesak napas karena asma. Bedanya, obat ini
dapat segera meredakan gejala asma hanya dalam beberapa menit
sejak serangan terjadi.
Karena efek kerjanya yang cepat, biasanya hanya dalam hitungan
beberapa menit setelah pemberian, maka obat ini umumnya hanya
diberikan pada saat serangan asma atau gejala asma kumat.
2. Ipratropium (Atrovent)
Obat ini berfungsi untuk merelaksasi saluran pernapasan dengan
cukup cepat. Selain sebagai obat sesak napas untuk asma,
ipratropium juga digunakan untuk mengatasi sesak napas
akibat bronkitis kronis dan emfisema.
3. Teofilin
Obat ini digunakan sebagai obat tambahan untuk gejala asma yang
tidak dapat diatasi dengan obat lainnya. Cara kerja teofilin, yaitu
membantu melebarkan saluran pernapasan dengan mengendurkan
otot-otot di sekitarnya, sehingga pasien asma dapat bernapas
dengan lancar.
4. Kortikosteroid
Selain untuk mencegah kekambuhan gejala asma, kortikosteroid
juga dapat digunakan untuk membantu mengobati serangan asma
ketika kumat. Hanya sajat bedanya terdapat pada dosis
pemberiannya.

Dosis obat kortikosteroid yang digunakan untuk mengobati gejala asma


yang sedang kambuh biasanya lebih tinggi dibandingkan dosis
kortikosteroid sebagai pencegah gejala asma.
Selain dengan obat-obatan, gejala sesak napas karena asma juga dapat
dicegah dengan menjauhi faktor pencetus atau pemicu gejala asma,
hindari rokok atau asap rokok, polusi, dan kurangi stres.
Untuk menentukan jenis obat yang tepat digunakan, penderita asma
perlu berkonsultasi ke dokter paru. Dokter akan memberikan obat-obatan
sesak napas untuk asma yang tepat sesuai tingkat keparahan asma yang
diderita.
Masing-masing jenis obat di atas ada yang digunakan dengan cara
diminum atau dihirup. Obat asma yang digunakan dengan cara dihirup ini
disebut inhaler. Beberapa jenis obat asma ada juga yang digunakan
dengan cara dihirup menggunakan alat khusus yang disebut nebulizer.
Selama menggunakan obat sesak napas untuk asma, pastikan untuk
mengikuti petunjuk penggunaan sesuai yang dianjurkan dokter. Pasien
juga perlu rutin kontrol secara berkala ke dokter untuk mengevaluasi
apakan penyakit asma yang diderita mengalami perbaikan atau justru
semakin parah.
Jika kondisi asma memburuk dan memaksa Anda
menggunakan inhaler lebih dari yang dianjurkan, segera konsultasikan
kembali ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan lebih
lanjut.

Anda mungkin juga menyukai