Anda di halaman 1dari 33

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi begitu banyak
nikmat dan karunia-NYA sehingga penyusun dapat menyelesaikan Buku Saku
Standar Operasional Prosedur Dalam Kesehatan Gigi dan Mulut bagi
mahasiswa Jurusan Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan.

Buku ajar ini disusun sesuai dengan materi kuliah Kesehatan Gigi dan
Mulut bagi mahasiswa Jurusan Kesehatan Gigi. Penyusun berharap buku saku
ini dapat menambah pengetahuan dan keterampilan mahasiswa Jurusan
Kesehatan Gigi dan Mulut dalam melaksanakan pembelajaran Standar
Operasional Prosedur dalam Tindkaan Keehatan Gigi dan Mulut.

Kami menyadari bahwa buku saku ini masih belum sempurna, walaupun
demikian kami berharap semoga buku saku ini dapat bermanfaat bagi penyusun
khususnya dan bagi seluruh pembaca pada umumnya.
Standar Operasional Prosedur Dalam
Tindakan Kesehatan Gigi Dan Mulut

TINDAKAN DALAM
KESEHATAN GIGI

TINDAKAN TINDAKAN TINDAKAN


PROMOTIF PREVENTIF KURATIF

Teknik Atraumatic
Tenknik Tindakan Scaling Restorative Treatment
Chair Side (Pembersihan Karang (ART)
Talk Gigi)
Tindakan Penambalan
Gigi Satu Bidang
Tindakan Fissure
Tindakan Sealing (Penutupan
Demontrasi Fisura Gigi)
Tindakan Penambalan
Sikat Gigi Gigi Dua Bidang

Aplikasi Fluor Tindakan Pencabutan


Gigi Susu Dengan
Anestesi Permukaan

Tindakan Aplikasi
Casein Phospheptide Tindakan Pencabutan
Amorphous Calsium Gigi Tetap Akar
Phosphat (CPP-ACP) Tunggal Dengan
Anestesi Permukaan
N Standar Operasional Prosedur
Nama Tindakan
o (SOP)
1. TINDAKAN PROMOTIF
a. Teknik Chair Side Talk Pembuatan Satpel
b. Demontrasi Sikat Gigi 1. Petugas mempersiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan.
Alat:
1) Oral Diagnostic set
2) Model rahang + sikat gigi
3) Sikat gigi sesuai ukuran mulut pasien
4) Cermin
5) Gelas kumur
Bahan:
1) Disclosing agent
2) Cotton pellet
3) Alkohol
4) Pasta gigi
2. Petugas mengatur posisi pasien dan operator.
3. Petugas menjelaskan tujuan dilakukan
demontrasi sikat gigi. Posisi pasien adalah
duduk dengan sandaran punggung tegak,
wajah pasien sedikit menengok ke kanan dan
posisi operator berada pada arah jam 8. Jarak
antara operator dengan pasien kurang lebih
40-60 cm.
4. Petugas memperagakan cara menyikat gigi
yang benar pada model rahang dengan
menggunakan model sikat gigi.
Memperagakan secara perlahan dan dengan
bahasa yang jelas agar pasien dapat
memahami dengan mudah. Yaitu untuk
rahang atas, bulu sikat gigi diletakkan
dengan posisi 45˚ terhadap gusi. Untuk hang
bawah, bulu sikat gigi diletakkan dengan
posisi 45˚ terhadap gusi. Gerakan sikat dari
arah gusi ke atas untuk gigi rahang bawah.
Sikat seluruh permukaan yang menghadap
bibir dan pipi serta permukaan dalam dan
luar gigi dengan cara tersebut, dan sikat
permukaan kunyah gigi dari arah belakang
ke depan.
5. Meminta pasien untuk memperagakan
gerakan sikat gigi pada model rahang.
membimbing pasien untuk melakukan
gerakan sikat gigi dengan benar.
6. Selanjutnya mengoleskan disclosing
solution/gel pada seluruh permukaan gigi
pasien, kemudian minta pasien untuk
berkumur. Lalu tunjukkan pada pasien
menggunakan cermin, bagian-bagian dari
gigi pasien yang tertutup plak.
7. Menyiapkan sikat gigi pasien dengan
memberikan pasta gigi sebesar biji jagung di
atasnya.
8. Kemudian meminta pasien untuk berkumur
sekali yang diikuti menyikat giginya dengan
gerakan menyikat gigi yang telah diajarkan.
Gunakan cermin untuk melihat gerakan
penyikatan dan bagian gigi yang disikat, dan
bimbing pasien selama melakukan sikat gigi.
9. Setelah seluruh permukaan gigi dan lidah
disikat, maka mintalah pasien untuk
berkumur 1 – 2 kali saja.
10. Selanjutnya oleskan kembali disclosing
solution/gel pada seluruh permukaan gigi
pasien, untuk melihat hasil dari praktek
menyikat giginya.
11. Bila masih terdapat warna merah (berarti
masih ada plak), maka tunjukkan pada pasien
dengan menggunakan cermin, agar pasien
mengetahui bagian-bagian yang masih kotor.
12. Anjurkan pasien untuk berlatih di rumah
dengan gerakan sikat gigi yang benar, agar
gigi geliginya bersih sempurna.

2 TINDAKAN PREVENTIF
a. Tindakan Scaling 1. Petugas melakukan anamnesa.

(Pembersihan Karang 2. Petugas mencuci tangan dengan sabun,


memakai masker dan handscoen.
Gigi)
3. Petugas melakukan pemeriksaan intra oral
pasien untuk menegakkan diagnosa (kalkulus
pada supra dan sub gingiva, gusi radang,
mudah berdarah).
4. Petugas mempersiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan.
Alat:
1) Alat diagnostik set
2) Sickle
3) Wing shape
4) Hoe
5) Chisel
Bahan:
1) Cotton pellet
2) Cotton roll
3) Providone iodine
5. Petugas mengatur posisi pasien dan operator
sesuai dengan kebutuhan.
6. Pentugas menjelaskan kepada pasien
tindakan yang akan dilakukan.
7. Karang gigi superficial diambil
menggunakan sickle dengan cara
menempatkan blade sejajar dengan
permukaaan gigi dengan gerakan pull stroke.
8. Untuk karang gigi yang berupa lempeng dan
biasanya terletak pada bagian lingual front
rahang bawah dapat dipecah dengan
menggunakan chisel.
9. Petugas menempatkan cutting edge chisel
pada bagian proksimal kemudian didorong
dari arah fasial/labial sampai menembus
lingual dengan cepat (gerakan pull stoke).
10. Hoe digunakan untuk menghilangkan karang
gigi sub gingival dengan cara memasukkan
edge kedalam sulkus sampai dasar karang
gigi sub gingival, handle dan shank
diletakkan sejajar dengan gigi dan
digerakkan pull stroke.
11. Untuk karang gigi superfecial dan untuk
menghaluskan permukaan gigi terutama
bagian proksimal dapat digunakan alat wing
shape.
12. Ujung wing shape yang lebih lancip
diposisikan masuk daerah interproksimal dan
dilakukan gerakan pull stroke.
13. Pasien dipersihlakan untuk berkumur-kumur
hingga bersih.
14. Olesi povidone iodone dengan menggunakan
cotton pellet.
15. Petugas melepaskan handscoen dan mencuci
tangan setelah selesai melakukan tindakan
scalling.
16. Petugas memberi instruksi setelah tindakan
scalling.
‫۔‬ Dianjurkan pasien agar tidak makan,
minum ataupun kumur selama kurang
lebih 30 menit agar antiseptik dapat
bekerja sempurna.
‫۔‬ Anjurkan pasien untuk mengunyah
menggunakan kedua sisi rahang agar
peredaran darah lancar, gigi
terbersihkan secara alami karena
pengunyahan (self cleansing), dan
gigi geligi menjadi lebih sehat.
‫۔‬ Anjurkan pasien untuk menggosok
gigi 2 kali sehari, pagi setelah
sarapan dan malam sebelum tidur.
‫۔‬ Anjurkan pasien untuk menghindari
makanan yang manis dan melekat,
memperbanyak makanan yang berair
dan berserat, serta jangan lupa untuk
kontrol ke klinik gigi setiap enam
bulan sekali.

b. Tindakan Fissure Sealing 1. Petugas melakukan anamnesa.

(Penutupan Fisura Gigi) 2. Petugas mencuci tangan dengan sabun,


memakai masker dan handscoen.
3. Petugas melakukan pemeriksaan intra oral
pasien untuk menegakkan diagnose.
4. Petugas mempersiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan.
Alat:
1) Oral Diagnostic set
2) Contra angle handpiece
3) Bristle brush
4) Agate Spatel
5) Papper Pad
6) Plastis filling instrument
7) Articulating paper
8) Saliva ejector tip
Bahan:
1) Bahan Fissure Sealant (GC Fuji VII)
2) Pumis
3) Dentin conditioner
4) Varnish
5) Cotton pellet
6) Cotton roll
7) Alkohol
5. Petugas mengatur posisi pasien dan operator
sesuai dengan kebutuhan.
6. Pentugas menjelaskan kepada pasien
tindakan yang akan dilakukan.
7. Lakukan pemolesan pada permukaan oklusal
gigi menggunakan bristle brush dan pumis
dengan contra angle handpiece untuk
menghilangkan plak.
8. Lakukan pembilasan menggunakan air
bersih.
9. Lakukan isolasi gigi menggunakan cotton
roll atau rubber dam.
10. Keringkan permukaan gigi selama 20-30
detik dengan udara kering.
11. Oleskan dentin conditioner pada permukaan
oklusal dan ditunggu selama 20 detik, atau
bila tidak ada dentin conditioner dapat
digunakan 1 tetes liquid + tetes air dibasahi
pada cotton pellet dan dioleskan pada kavita
yang sudah disiapkan selama 10 – 15 detik.
12. Sesudah pengolesan dengan dentin
conditioner maka kavita harus dibilas dengan
air selama 60 detik, selanjutnya dikeringkan
dengan udara kering selama 20 – 30 detik.
13. Petugas melakukan pengadukan bahan
fissure sealant selama 20-30 detik
menggunakan agate spatel, yaitu hasil
adukan yang baik harus seperti pasta cair.
14. Aplikasikan bahan sealant ke dalam pit dan
fisur menggunakan Plastis Filling
Instrument.
15. Buang bahan yang berlebih.
16. Aplikaskan bahan Varnish dan tunggu
selama 6 menit.
17. Periksa gigitan dengan Articulating Paper.
18. Jika ada bahan yang berlebih/ketinggian
maka lakukan pemolesan dengan batu poles
arkansas.
19. Petugas memberikan instruksi setelah
tindakan fissure sealing.
‫۔‬ Dianjurkan pasien agar tidak makan
selama kurang lebih satu jam agar
sealant mengeras dengan sempurna
‫۔‬ Setelah satu jam boleh makan, tetapi
untuk hari ini mengunyah
menggunakan sisi rahang yang tidak
diberi fissure sealant
‫۔‬ Hari-hari selanjutnya disarankan
untuk mengunyah menggunakan
kedua sisi rahang agar peredaran
darah lancar, gigi terbersihkan secara
alami karena pengunyahan, dan gigi
geligi menjadi lebih sehat.
c. Aplikasi Fluor 1. Petugas melakukan anamnesa.
2. Petugas mencuci tangan dengan sabun,
memakai masker dan handscoen.
3. Petugas melakukan pemeriksaan intra oral
pasien untuk menegakkan diagnose.
4. Petugas mempersiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan.
Alat:
1) Diagnostic set
2) Handpiece
3) Nierbekken
4) Three way syringe
5) Aplikator tip
6) Brush
7) Gelas kumur
Bahan:
1) Larutan fluoride cair
2) Cotton roll
3) Cotton pellet
4) Alcohol
5) Pumice dan pasta
6) Celemek
5. Petugas mengatur posisi pasien dan operator
sesuai dengan kebutuhan.
6. Pentugas menjelaskan kepada pasien
tindakan yang akan dilakukan.
7. Olesi Vaseline pada bibir pasien secara
merata dengan menggunakan pinset yang
telah dijepit cotton pellet.
8. Oleskan disclosing pada permukaan gigi
pasien.
9. Instruksikan pasien untuk berkumur-kumur
ringan.
10. Melakukan pemberian pumice dan pasta
dengan bur brush pada kuadran gigi yang
akan dilakukan topical.
11. Isolasi daerah kerja dengan cotton roll.
12. Keringkan gigi dengan air syringe
13. Aplikasikan bahan fluor dengan
mengoleskan fluor pada gigi dengan cotton
pellet, pengolesan dilakukan searah, diamkan
selama 30 detik.
14. Melepas daerah isolasi kerja
15. Petugas memberikan instruksi setelah
tindakan aplikasi fluor, yaitu tidak makan
dan minum serta berkumur selama 30 menit.
d. Tindakan Aplikasi Casein 1. Sortir anak yang mempunyai resiko karies

PhospheptideAmorphous tinggi.
2. Beri penjelasan manfaat dan cara
Calsium Phosphate (CPP-
penggunaan CPP-ACP pada anak dan orang
ACP)
tua yang mendampingi.
3. Persetujuan tindakan medis dilakukan secara
tertulis oleh orang tua/ wali yang
mendampingi anak pada saat perawatan.
4. Petugas menyiapkan krim CPP-ACP.
5. Melakukan sikat gigi.
6. Latih anak atau orang tua anak untuk
mengoleskan krim CPP-ACP pada
permukaan gigi yang rawan atau pada white
spot.
7. Keringkan permukaan gigi yang akan dioles.
8. Oleskan krim pada permukaan gigi dengan
menggunakan jari atau sikat gigi dan
gunakan lidah untuk membagi ke semua
permukaan gigi.
9. Sisanya boleh diludahkan, tetapi jangan
berkumur-kumur sedikitnya selama 30 menit
agar terjadi tranfer calsium phosphate.
10. Gunakan pagi hari setelah sikat gigi atau
malam hari setelah sikat gigi tergantung
keparahan karies.
3 TINDAKAN KURATIF
a. Tindakan Penambalan 1. Petugas melakukan anamnesa.

Gigi dengan Teknik 2. Petugas mencuci tangan dengan sabun,


Atraumatic Restorative memakai masker dan handscoen.

Treatment (ART). 3. Petugas melakukan pemeriksaan intra oral


pasien untuk menegakkan diagnose.
4. Petugas mempersiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan.
Alat:
1) Oral Diagnostik set
2) Agate Spatel
3) Papper Pad
4) Plastis filling instrument
5) Celluloid Strip
Bahan:
1) Bahan Glass Ionomere Cement ART
yang terdiri dari powder dan liquid.
2) Dentin conditioner
3) Varnish
4) Vaseline (cocoa butter)
5) Cotton pellet
6) Cotton roll
7) Alkohol
8) EDTA 10% untuk desinfeksi kavita
5. Petugas mengatur posisi pasien dan operator
sesuai dengan kebutuhan.
6. Pentugas menjelaskan kepada pasien
tindakan yang akan dilakukan.
7. Preparasi lubang gigi jaringan karies
dibersihkan dengan eksavator sampai tidak
ada lagi jaringan lunak, untuk memudahkan
pembersihan lobang sekali-kali dibasahi dan
lalu dikeringkan.
8. Setelah preparasi selesai pasien dianjurkan
beroklusi untuk melihat kontak lubang.
9. Pemberian dentin kondisioner yaitu 1 tetes
cairan + 1 tetes air diteteskan pada cotton
pelet dan dioleskan pada kavitas yang sudah
disiapkan selama 10-15 detik kemudian
bilas dengan kapas basah dan dikeringkan
dengan kapas dan kavitas siap untuk di
tambal.
10. Petugas melakukan pengadukan bahan GIC
sampai konsistensi berbentuk permen karet.
11. Sebelum memasukkan bahan tambalan ,
kavitas dalam keadaan steril kemudian
masukkan bahan tambalan ke dalam kavitas,
ceruk dan fissure menggunakan pengukir
dengan tekanan ringan.
12. Tekan dengan jari yang telah memakai
sarung tangan (handscoen) selama 30 detik
kemudian jari letakan ke samping.
13. Buang bahan yang berlebih dengan
eksavator.
14. Olesi dengan varnish/vaseline
15. Periksa gigitan dengan articulating paper
kurangi bila masih ada peninggian gigit.
16. Petugas memberikan instruksi setelah
tindakan.
‫۔‬ Dianjurkan pasien agar tidak makan
selama kurang lebih satu jam agar
tambalannya mengeras dengan
sempurna.
‫۔‬ Setelah satu jam boleh makan, tetapi
untuk hari ini mengunyah
menggunakan sisi rahang yang tidak
ditambal.
‫۔‬ Hari-hari selanjutnya disarankan
untuk mengunyah menggunakan
kedua sisi rahang agar peredaran
darah lancar, gigi terbersihkan secara
alami, karena pengunyahan, dan gigi
geligi menjadi lebih sehat.
b. Tindakan Penambalan 1. Petugas melakukan anamnesa.

Gigi Satu Bidang 2. Petugas mencuci tangan dengan sabun,


memakai masker dan handscoen.
3. Petugas melakukan pemeriksaan intra oral
pasien untuk menegakkan diagnose.
4. Petugas mempersiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan.
Alat:
1) Oral Diagnostik set
2) Contra angle handpiece
3) Mata bor diamond (bentuk round,
fissure, inverted)
4) Agate Spatel
5) Papper Pad
6) Plastis filling instrument
7) Burnisher / cement stopper
8) Celluloid Strip
9) Articulating paper
Bahan:
1) Bahan Glass Ionomere Cement yang
terdiri dari powder dan liquid.
2) Dentin conditioner
3) Varnish
4) Vaseline (cocoa butter)
5) Cotton pellet
6) Cotton roll
7) Alkohol
5. Petugas mengatur posisi pasien dan operator
sesuai dengan kebutuhan.
6. Pentugas menjelaskan kepada pasien
tindakan yang akan dilakukan.
7. Petugas melakukan preparasi menggunakan
mesin bur dan bersihkan kavita dari jaringan
karies dengan ekskavator sampai tak ada lagi
dentin lunak.
8. Setelah preparasi selesai pasien dianjurkan
oklusi untuk melihat kontak lubang.
9. Pemberian dentin conditioner dan ditunggu
selama 20 detik, atau bila tidak ada dentin
conditioner dapat digunakan: 1 tetes liquid +
tetes air dibasahi pada cotton pellet dan
dioleskan pada kavita yang sudah disiapkan
selama 10 – 15 detik.
10. Sesudah pengolesan dengan dentin
conditioner maka kavita harus dibilas dengan
cotton pellet yang dibasahi air sebanyak 3
kali, selanjutnya dikeringkan dengan cotton
pellet kering dan kavita siap ditambal.
11. Petugas melakukan pengadukan bahan GIC
yang hasil adukan seperti permen karet.
12. Masukkan bahan tambalan ke dalam kavita
yang sudah dipreparasi menggunakan plastis
filling instrument.
13. Bentuk tambalan sesuai bentuk anatomi gigi
dengan plastis filling/carver/burnisher.
14. Buang bahan yang berlebih.
15. Olesi dengan Varnish dan tunggu selama 6
menit.
16. Periksa gigitan dengan articulating paper.
17. Jika ada bahan yang berlebih/ketinggian
maka lakukan pemolesan dengan batu poles
arkansas.
18. Berikan vaseline atau cocoa butter setelah
penambalan dan pengurangan sisa-sisa
tumpatan yang berlebih.
19. Petugas memberikan instruksi setelah
tindakan.
‫۔‬ Dianjurkan pasien agar tidak makan
selama kurang lebih satu jam agar
tambalannya mengeras dengan
sempurna.
‫۔‬ Setelah satu jam boleh makan, tetapi
untuk hari ini mengunyah menggunakan
sisi rahang yang tidak ditambal.
‫۔‬ Hari-hari selanjutnya disarankan untuk
mengunyah menggunakan kedua sisi
rahang agar peredaran darah lancar, gigi
terbersihkan secara alami karena
pengunyahan, dan gigi geligi menjadi
lebih sehat.

c. Tindakan Penambalan 1. Petugas melakukan anamnesa.

Dua Bidang 2. Petugas mencuci tangan dengan sabun,


memakai masker dan handscoen.
3. Petugas melakukan pemeriksaan intra oral
pasien untuk menegakkan diagnose.
4. Petugas mempersiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan.
Alat:
1) Oral Diagnostik set
2) Contra angle handpiece
3) Mata bor diamond (bentuk round,
fissure, inverted)
4) Agate Spatel
5) Papper Pad
6) Plastis filling instrument
7) Burnisher / cement stopper
8) Celluloid Strip /matriks
9) Articulating paper
Bahan:
1) Bahan Glass Ionomere Cement yang
terdiri dari powder dan liquid.
2) Dentin conditioner
3) Varnish
4) Vaseline (cocoa butter)
5) Cotton pellet
6) Cotton roll
7) Alkohol
5. Petugas mengatur posisi pasien dan operator
sesuai dengan kebutuhan.
6. Pentugas menjelaskan kepada pasien
tindakan yang akan dilakukan.
7. Petugas melakukan preparasi menggunakan
mesin bur dan bersihkan kavita dari jaringan
karies dengan ekskavator sampai tak ada lagi
dentin lunak.
8. Setelah preparasi selesai pasien dianjurkan
oklusi untuk melihat kontak lubang.
9. Pemberian dentin conditioner dan ditunggu
selama 20 detik, atau bila tidak ada dentin
conditioner dapat digunakan: 1 tetes liquid +
tetes air dibasahi pada cotton pellet dan
dioleskan pada kavita yang sudah disiapkan
selama 10 – 15 detik.
10. Sesudah pengolesan dengan dentin
conditioner maka kavita harus dibilas dengan
cotton pellet yang dibasahi air sebanyak 3
kali, selanjutnya dikeringkan dengan cotton
pellet kering dan kavita siap ditambal.
11. Selanjutnya adalah pemasangan celluloid
strip untuk gigi anterior, atau matriks untuk
gigi posterior, yang berfungsi sebagai
dinding sementara.
12. Petugas melakukan pengadukan bahan GIC
yang hasil adukan seperti permen karet.
13. Masukkan bahan tambalan ke dalam kavita
yang sudah dipreparasi menggunakan plastis
filling instrument.
14. Bentuk tambalan sesuai bentuk anatomi gigi
dengan plastis filling/carver/burnisher.
15. Buang bahan yang berlebih.
16. Setelah tambalan mengeras lepaskan
celluloid strip / matriks.
17. Olesi dengan Varnish dan tunggu selama 6
menit.
18. Periksa bentuk anatomis, titik kontak, dan
gigitan dengan articulating paper.
19. Jika ada bahan yang berlebih/ketinggian
maka lakukan pemolesan dengan batu poles
arkansas.
20. Vaseline atau cocoa butter diberikan setelah
penambalan dan pengurangan sisasisa
tumpatan yang berlebih.
20. Petugas memberikan instruksi setelah
tindakan.
‫۔‬ Dianjurkan pasien agar tidak makan
selama kurang lebih satu jam agar
tambalannya mengeras dengan
sempurna.
‫۔‬ Setelah satu jam boleh makan, tetapi
untuk hari ini mengunyah
menggunakan sisi rahang yang tidak
ditambal.
‫۔‬ Hari-hari selanjutnya disarankan
untuk mengunyah menggunakan
kedua sisi rahang agar peredaran
darah lancar, gigi terbersihkan secara
alami karena pengunyahan, dan gigi
geligi menjadi lebih sehat.
d. Tindakan Pencabutan Gigi 1. Petugas melakukan anamnesa.

Susu Dengan Anestesi 2. Petugas mencuci tangan dengan sabun,


memakai masker dan handscoen.
Permukaan (Surface
3. Petugas melakukan pemeriksaan intra oral
Anesthesia)
pasien untuk menegakkan diagnose.
4. Petugas mempersiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan.
Alat:
1) Tang gigi susu (sesuai dengan kasus)
Bahan:
1) obat anestetikum (Cholraethyl,
Xylonor Spray, atau Anesthetic Gel
(Precaine Gel))
2) Cotton pellet
3) Cotton roll
4) Cotton applicator
5) Tampon
6) Larutan antiseptic
5. Petugas mengatur posisi pasien dan operator
sesuai dengan kebutuhan.
6. Petugas menjelaskan kepada pasien tindakan
yang akan dilakukan.
7. Melakukan anestesi permukaan sesuai
dengan kasus.
8. Bila menggunakan obat anestesi Xylonor
atau Gel, maka tunggu selama 30 – 60 detik.
Bila menggunakan obat anestesi Chloraethyl,
maka sampai gusi terlihat pucat.
9. Melakukan fiksasi pada jari dalam
memegang cottor roll dari gigi yang akan
dicabut.
10. Lakukan pencabutan gigi dengan gerakan
luksasi sesuai kasus lalu ekstaksi gigi.
11. Segera setelah gigi tercabut lakukan
pengecekan apakah masih ada sisa akar atau
serpihan gigi yang tertinggal.
12. Bila tidak ada, lakukan penekanan luka
pencabutan menggunakan cotton roll atau
tampon selama 10 detik untuk menghentikan
pendarahan.
13. Kemudian instruksikan pasien untuk
berkumur 1 kali saja untuk menghilang sisa
darah dan rasa pahit karena obat anestesi.
14. Segera ambil tampon yang sudah diberi
antiseptik dan letakkan pada luka bekas
pencabutan.
15. Petugas memberi instruksi setelah
pencabutan gigi.
‫۔‬ Gigit tampon selama 30 menit, agar
terjadi pembekuan darah.
‫۔‬ Bila sudah 30 menit, tampon boleh
dibuang.
‫۔‬ Jangan berkumur terlalu keras dan
sering, agar bekuan darah tidak
terlepas yang dapat menyebabkan
terjadi pendarahan lagi.
‫۔‬ Tidak boleh menghisap-hisap luka
bekas pencabutan, agar bekuan darah
tidak terlepas yang dapat
menyebabkan terjadi pendarahan
lagi.
‫۔‬ Tidak boleh menyentuh/mengorek
luka bekas pencabutan dengan jari
maupun lidah, karena dapat
menyebabkan bekuan darah terlepas
dan terjadi infeksi karena jari yang
kotor.
‫۔‬ Bila ingin makan, hari ini pakailah
sisi rahang yang tidak dicabut, agar
bekuan darah tidak terlepas yang
dapat menyebabkan pendarahan lagi.
‫۔‬ Sementara ini jangan makan dan
minum yang panas, agar pembuluh
darah tidak melebar yang dapat
menyebabkan terjadi pendarahan
yang berlebihan.
e. Tindakan Pencabutan Gigi 1. Petugas melakukan anamnesa.

Tetap Akar Tunggal 2. Petugas mencuci tangan dengan sabun,


memakai masker dan handscoen.
Dengan Anestesi
3. Petugas melakukan pemeriksaan intra oral
Permukaan (Infiltration
pasien untuk menegakkan diagnose.
Anesthesia) 4. Petugas mempersiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan.
Alat:
1) Alat diagnostic set (kaca mulut,
sonde, pinset)
2) Tang pencabutan gigi permanen
rahang bawah / rahang atas (tang
pencabutan mahkota gigi dan tang
pencabutan akar gigi permanen akar
tunggal)
3) Alat Anestesi infiltrasi (jarum suntik
dispossible)
4) Bein
5) Raspatorium
6) Nierbekken
Bahan:
1) Bahan anesthesia infiltrasi (Lidocain
HCL dengan adrenalin atau
epinephrine seperti: Pehacain bentuk
ampul, Scandonest bentuk carpul dan
Lidocain HCL tanpa adrenalin atau
epinephrine seperti: Lidocaine HCl
bentuk ampul, Xylestesin bentuk
carpul)
2) Larutan antiseptik (betadine)
3) Cotton pellet
4) Cotton roll
5) Tampon
6) Kapas / kasa
5. Petugas mengatur posisi pasien dan operator
sesuai dengan kebutuhan.
6. Pentugas menjelaskan kepada pasien
tindakan yang akan dilakukan.
7. Melakukan anestesi infiltrasi pada mukosa
sekitar gigi yang akan dicabut
8. Setelah itu tunggu 3-5 meint, lakukan
pengecekan dengan melihat apakah gusi
(mukosa) sudah puvat atau diperiksa dengan
sonde dengan cara ditusuk pada bagian yang
dianestesi apakah sudah tidak terasa atau
masih terasa.
9. Melakukan fiksasi dengan jari.
10. Melakukan pemisahan gigi dari jaringan
periodontal dengan raspatorium.
11. Melepaskan perlekatan gigi dari jaringan
periodontium menggunakan bein.
12. Melakukan pencabutan gigi permanen akar
tunggal dengan tang sesuai kasus.
13. Segera setelah gigi tercabut lakukan
pengecekan apakah masih ada sisa akar atau
serpihan gigi yang tertinggal.
14. Bila tidak ada, lakukan penekanan luka
pencabutan menggunakan cotton roll atau
tampon selama 10 detik untuk menghentikan
pendarahan.
15. Kemudian instruksikan pasien untuk
berkumur 1 kali saja Segera ambil tampon
yang sudah diberi antiseptik dan letakkan
pada luka bekas pencabutan.
16. Petugas melepaskan handscoen dan mencuci
tangan setelah selesai melakukan tindakan
percabutan.
17. Memberikan instruksi sesudah pencabutan
gigi.
‫۔‬ Gigit tampon selama 60 menit, agar
terjadi pembekuan darah.
‫۔‬ Bila sudah 60 menit, tampon boleh
dibuang.
‫۔‬ Jangan berkumur terlalu keras dan
sering, agar bekuan darah tidak
terlepas yang dapat menyebabkan
terjadi pendarahan lag.
‫۔‬ Tidak boleh menghisap-hisap luka
bekas pencabutan, agar bekuan darah
tidak terlepas yang dapat
menyebabkan terjadi pendarahan
lagi.
‫۔‬ Tidak boleh menyentuh/mengorek
luka bekas pencabutan dengan jari
maupun lidah, karena dapat
menyebabkan bekuan darah terlepas
dan terjadi infeksi karena jari yang
kotor.
‫۔‬ Bila ingin makan, hari ini pakailah
sisi rahang yang tidak dicabut, agar
bekuan darah tidak terlepas yang
dapat menyebabkan pendarahan lagi.
‫۔‬ Sementara ini jangan makan dan
minum yang panas, agar pembuluh
darah tidak melebar yang dapat
menyebabkan terjadi pendarahan
yang berlebihan.
‫۔‬ Bila pasien merokok, selama 1 hari
ini tidak boleh merokok dahulu, agar
pembuluh darah tidak melebar yang
dapat menyebabkan terjadi
pendarahan yang berlebihan.
Contoh Pembuatan Saruan Pembelajaran:

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN PADANG

JURUSAN KESEHATAN GIGI

Jalan Raya Siteba, Surau Gadang, Kec. Nanggalo, Kota Padang, Sumatra Barat 25146

Telp. (082228120177)…

FORMULIR PELAKSANAAN CHAIRSIDE TALK

I. IDENTITAS PASIEN
1. Nama : Sari Wilda Putri
2. Umur : 19 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat : Tabing, Koto Kampar Hulu, Riau
5. Sekolah : SMA Negeri 1 Koto Kampa Hulu
6. Pekerjaan : Pelajar
Nama Mahasiswa : Elga Mawarni
NIM : 195110429
Tanggal Pelaksanaan : 11 Februari 2021
Waktu : 19 Menit
II. PERSIAPAN

1. PENETUAN KASUS : Karies Gigi

2. SATPEL

a. POKOK BAHASAN : Cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut


SASARAN : Sari Wilda Putri
WAKTU : 19 menit
b. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan gigi diharapkan Sari dapat mengetahui
dan memahami tentang cara menyikat gigi yang baik dan benar.
c. Tujuan Instruksional Khusus
1) Setelah diberikan pendidikan kesehatan gigi tentang tujuan menyikat gigi
diharapkan Sari dapat menyebutkan tentang tujuan menyikat gigi dengan
benar dengan bantuan penyuluh dalam waktu 1 menit.
2) Setelah diberikan pendidikan kesehatan gigi tentang bentuk sikat gigi yang
baik diharapkan Sari dapat menyebutkan bentuk sikat gigi yang baik
dengan benar dengan bantuan penyuluh dalam waktu 1 menit.
3) Setelah diberikan pendidikan kesehatan gigi tentang waktu yang tepat
menyikat gigi diharapkan Sari dapat menyebutkan waktu yang tepat
menyikat gigi dengan benar dengan bantuan penyuluh dalam waktu 1
menit.
4) Setelah dilakukan pendidikan kesehatan gigi tentang cara menyikat gigi
yang baik dan benar dengan benar diharapkan Sari dapat mempraktikkan
cara menyikat gigi yang baik dan benar dengan benar dengan bantuan
penyuluh dalam waktu 2 menit.
d. Pokok Materi :
a) Tujuan menyikat gigi
b) Bentuk sikat gigi yang baik
c) Waktu yang tepat menyikat gigi
d) Cara menyikat gigi yang baik dan benar

e. Metode : Ceramah, tanya jawab dan demontrasi


f. Media : Poster, model rahang, dan sikat gigi
g. Sumber
a) Putri MH., Eliza., dan Neneng. 2010. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan
Keras Dan Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta: EGC
b) Ramadhan AG. 2010. Serba Serbi Kesehatan Gigi Dan Mulut. Jakarta:
Bukune.
c) Suryakantha. Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi Bagi Anak-Anak
https://dinkes.bulelengkab.go.id/artikel/pentingnya-menjaga-kesehatan-
gigi-bagi-anak-anak 79#:~:text=Tujuan%20menyikat%20gigi%20adalah
%20membersihkan,sehingga%20kerusakan%20gigi%20dapat
%20dihindari. 2017
h. Langkah Penyuluhan

No Kegiatan Metode Media Waktu Kegiatan Sasaran


(menit)
1 Pendahuluan
a. Perkenalan Cermah - 1 menit Mendengarkan
Tanya Menjawab
jawab
b. Penyampaian maksud Ceramah - 1 menit Mendengarkan
dan tujuan
c. Appersepsi Tanya - 1 menit Menjawab
jawab
2 Pelaksanaan
a. Penyampaian materi Ceramah - 1 menit Memperhatikan,
tentang tujuan Tanya mendengarkan,
menyikat gigi jawab memahami,
menjawab
b. Penyampaian materi Ceramah Sikat 2 menit Memperhatikan,
tentang bentuk sikat Tanya gigi mendengarkan,
gigi yang baik jawab memahami,
menjawab
c. Penyampaian materi Ceramah - 2 menit Memperhatikan,
tentang waktu Tanya mendengarkan,
menyikat gigi jawab memahami,
menjawab
d. Penyampaian materi Ceramah Model 4 menit Memperhatikan,
tentang cara menyikat Tanya rahang mendengarkan,
gigi yang baik dan jawab memahami,
benar Demonst menjawab,
rasi mempraktikkan
3 Penutup
a. Merangkum materi Ceramah - 1 menit Mendengarkan
Memahami
Menjawab
b. Melakukan evaluasi Tanya - 5 menit Menjawab
jawab
c. Menyampaikan pesan Ceramah - 1 menit Mendengarkan
dan saran Bertanya Menjawab
Jumlah waktu 19 menit

i. Evaluasi :

Pertanyaan
1) Sebutkanlah tujuan menyikat gigi!
2) Sebutkanlah bentuk sikat gigi yang baik!
3) Sebutkanlah waktu yang efektif untuk menyikat gigi!
4) Sebutkanlah cara menyikat gigi yang baik dan benar!
Jawaban
1) Tujuan menyikat gigi adalah membersihkan mulut dari sisa makanan agar
fermentasi sisa makanan tidak berlangsung lama, sehingga kerusakan gigi
dapat dihindari serta mencegah terjadinya berbagai macam penyakit yang
berhubungan dengan gigi dan mulut.
2) Bentuk sikat gigi yang baik adalah bentuk kepala dari sikat giginya kecil,
bulu sikatnya halus, permukaan bulu sikatnya nyaman saat digunakan,
tangkai sikat gigi lurus dan tidak licin.
3) Waktu yang efektif untuk menyikat gigi yaitu 30 menit setelah sarapan
pagi dan malam sebelum tidur.
4) Cara menyikat gigi yang baik dan benar adalah:
5) Siapkan peralatan menyikat gigiseperti gelas kumur, sikat gigi dan pasta
gigi.
 Ambil sikat dan pasta gigi terlebih dahulu letakkan pasta di atas sikat
sebesar biji kacang hijau lalu letakkan sikat pada permukaaan gigi atau
gusi sebelah kanan dengan bulu sikat harus menyentuh permukaan gigi
dan gusi, dan tangkai sikat gigi dipegang dengan posisi horizontal.
 Kemudian sikat gigi bagian kanan atas dengan teknik roll yaitu dengan
gerakan memutar sebanyak 8-12 kali dengan bulu sikat mengenai gigi
dan gusi pada rahang atas.
 Sikat gigi bagian depan rahang atas dengan meletakkan kepala sikat
pada lengkung gigi dengan posisi horizontal menggunakan teknik roll
yaitu dengan gerakan memutar sebanyak 8-12 kali.
 Kemudian berpindah ke gigi bagian kiri atas masih dengan gerakan
memutar sebanyak 8-12 kali. Lakukan hal yang sama untuk gigi
rahang bawah mulai dari gigi sebelah kanan, kemudian gigi depan dan
gigi sebelah kiri dengan teknik roll yaitu gerakan memutar sebanyak 8-
12 kali.
 Selanjutnya buka mulut, dan sikat permukaan gigi bawah bagian dalam
yang menghadap ke lidah dengan teknik memutar sebanya 8-12 kali
dengan kepala sikat posisi horizontal lakukan dari belakang kanan
kedepan kemudian ke belakang kiri bawah lalu ke bagian atas dengan
urutan yang sama.
 Sikat permukaan kunyah baik untuk rahang bawah maupun rahang atas
tetap dengan gerakan memutar 8-12 kali.
 Setelah menyikat semua permukaan gigi, sikat permukaan lidah
dengan gerakan searah agar sisa makanan yang menempel terbuang
dengan sempurna sehingga meminimalisir bau mulut yang disebabkan
oleh bakteri yang ada di lidah.
 Kemudian berkumur-kumur 1 sampai 2 kali.

j. Konsep Materi

CARA MENYIKAT GIGI YANG BAIK DAN BENAR


Tujuan menyikat gigi adalah membersihkan mulut dari sisa makanan agar fermentasi
sisa makanan tidak berlangsung lama, sehingga kerusakan gigi dapat dihindari serta
mencegah terjadinya berbagai macam penyakit yang berhubungan dengan gigi dan mulut,
seperti lubang gigi, karang gigi, bau mulut dan penyakit gigi dan mulut lainnya dan membuat
nafas menjadi segar (Suryakantha. 2017).
Menurut (Ramadhan AG. 2010) Ada begitu banyak bentuk, ukuran dan model sikat
gigi yang dijual di pasaran. Bentuk sikat gigi yang baik adalah sebagai berikut:
a. Bentuk kepala sikat gigi mengecil dan membulat keujungnya
Bentuk kepala sikat gigi yang bagus adalah mengecil dan membuat ke ujung..
Karena bisa menjangkau seluruh bagian gigi dengan baik termasuk yang gigi paling
sulit dijangkau seperti gigi belakang.
b. Bulu sikat giginya halus dan nyaman saat digunakan.
Bulu sikat gigi yang bagus adalah bulu sikat yang halus (soft), karena semakin
keras bulu sikat gigi maka semakin besar pula kemungkinan sikat tersebut menyakiti
gusi dan bulu sikat yang keras bias menyebabkan resesi gusi ( kerusakan gusi). Dan
permukaan bulu sikatnya ada yang rata, zig-zag, saling-silang itu tergantung
kenyamanan saat digunakan.
c. Tangkai sikat gigi lurus dan tidak licin
Tangkai atau ganggang sikat yang baik adalah ganggang sikat yang lurus dan
tidak licin supaya kuat saat digenggam dan agar mudah dipegang dan bisa digunakan
dengan baik walaupun dalam keadaan basah.
Menurut (Putri MH., Eliza., dan Neneng. 2010) Perawatan gigi yang baik dimulai dari
ketepatan waktu menyikat gigi. Waktu yang efektif menyikat gigi adalah dua kali sehari,
yaitu setiap kali setelah sarapan dan sebelum tidur dengan menggunakan pasta gigi yang
mengandung fluoride. Dengan memperhatikan beberapa hal berikut:
a. Pagi Hari
Waktu menyikat gigi yang baik di pagi hari adalah setelah sarapan. Namun,
ada baiknya untuk menunggu setidaknya 30 hingga 60 menit antara sarapan dengan
waktu membersihkan gigi. Alasannya, saat makan, pH air liur akan turun sehingga
asam dalam rongga mulut meningkat. Ketika aktivitas menggosok gigi dilakukan saat
kondisi mulut bersifat asam, dapat berpotensi besar untuk melemahkan dan mengikis
lapisan enamel.
b. Malam Hari
Pada malam hari, waktu menyikat gigi yang tepat adalah sebelum tidur. Jika
melewatkannya, bakteri akan lebih cepat berkembang biak. Saat tidur, tidak ada
aktivitas di dalam rongga mulut sehingga pH akan bersifat asam. Hal ini membuat
aktivitas kuman dan bakteri dapat meningkat dua kali lebih cepat dibandingkan pada
siang hari.
Menurut (Putri MH., Eliza., dan Neneng. 2010) cara menyikat gigi yang baik dan
benar adalah:
1) Siapkan peralatan menyikat gigiseperti gelas kumur, sikat gigi dan pasta
gigi.
2) Ambil sikat dan pasta gigi terlebih dahulu letakkan pasta di atas sikat
sebesar biji kacang hijau lalu letakkan sikat pada permukaaan gigi atau
gusi sebelah kanan dengan bulu sikat harus menyentuh permukaan gigi
dan gusi, dan tangkai sikat gigi dipegang dengan posisi horizontal.
3) Kemudian sikat gigi bagian kanan atas dengan teknik roll yaitu dengan
gerakan memutar sebanyak 8-12 kali dengan bulu sikat mengenai gigi dan
gusi pada rahang atas.
4) Sikat gigi bagian depan rahang atas dengan meletakkan kepala sikat pada
lengkung gigi dengan posisi horizontal menggunakan teknik roll yaitu
dengan gerakan memutar sebanyak 8-12 kali.
5) Kemudian berpindah ke gigi bagian kiri atas masih dengan gerakan
memutar sebanyak 8-12 kali. Lakukan hal yang sama untuk gigi rahang
bawah mulai dari gigi sebelah kanan, kemudian gigi depan dan gigi
sebelah kiri dengan teknik roll yaitu gerakan memutar sebanyak 8-12 kali.
6) Selanjutnya buka mulut, dan sikat permukaan gigi bawah bagian dalam
yang menghadap ke lidah dengan teknik memutar sebanya 8-12 kali
dengan kepala sikat posisi horizontal lakukan dari belakang kanan kedepan
kemudian ke belakang kiri bawah lalu ke bagian atas dengan urutan yang
sama.
7) Sikat permukaan kunyah baik untuk rahang bawah maupun rahang atas
tetap dengan gerakan memutar 8-12 kali.
8) Setelah menyikat semua permukaan gigi, sikat permukaan lidah dengan
gerakan searah agar sisa makanan yang menempel terbuang dengan
sempurna sehingga meminimalisir bau mulut yang disebabkan oleh bakteri
yang ada di lidah.
9) Kemudian berkumur-kumur 1 sampai 2 kali.

Penguji

Elga Mawarni
Contoh Surat Rujukan:

RUJUKAN

KLINIK GIGI MEDIKA PERTAMA


Jl. Jend. Sudirman, no. 08. Pekanbaru

SURAT RUJUKAN

Kepada Yth : drg. Zulfa Hasanah


Di Klinik / Puskesmas : Klinik Gigi Medika Pratama
Mohon pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut penderita :
Nomor RM : 0125801007xxxxxx
Nama : Sari Wilda Putri
Alamat : Tabing, Koto Kampar Hulu, Riau
Diagnosa : Gigi 38 berposisi miring dan perlu dilakukan
perawatan serta pencabutan
Telah diberikan tindakan : Pemberian obat analgetik untuk meredakan rasa
sakit.
Demikian atas bantuannya, diucapkan banyak terimakasih.
Bukittinggi, 11 Februari 2021

Salam,

Elga Mawarni

Anda mungkin juga menyukai