Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
STUDI PUSTAKA
4
5
b. Metode Epidemiologi
Metode epidemiologi adalah metode perencanaan yang perhitungan
kebutuhan perbekalan farmasi berdasarkan pola penyakit, perkiraan
kunjungan, dan waktu tunggu (lead time)(9).
c. Metode Kombinasi
Metode kombinasi adalah kombinasi dari metode kombinasi dengan
metode epidemiologi yang disesuaikan dengan anggaran yang tersedia(9).
Kemenkes dan JICA (Japan International Cooperation Agency)
menyatakan tahapan perencanaan kebutuhan meliputi(10) :
a) Pemilihan,berfungsi untuk menentukan apakah obat benar-benar
dibutuhkan sesuai dengan jumlah pasien / kunjungan dan pola penyakit di
rumah sakit. Pada tahap ini akan ditentukan jenis kebutuhan.
b) Kompilasi penggunaan, berfungsi untuk mengetahui penggunaan bulanan
masing-masing jenis perbekalan farmasi/obat di unit pelayanan selama
setahun dan sebagai data pembanding bagi stok optimum.
c) Perhitungan kebutuhan, merupakan tantangan berat yang harus dihadapi
oleh tenaga farmasi di rumah sakit karena resiko kekosongan atau kelebihan
obat. Pada tahap ini akan didapat jumlah kebutuhan. Pendekatan perhitungan
kebutuhan dapat dilakukan melalui metode konsumsi dan metode
morbiditas/epidemiologi.
d) Evaluasi perencanaan, merupakan tahap yang ideal harus dilakukan
setelah diperoleh jumlah kebutuhan(10). Cara evaluasi yang dapat dilakukan
adalah analisa nilai ABC (evaluasi aspek ekonomi) , kriteria VEN ( evaluasi
asek medik/terapi), kombinasi ABC dan VEN , serta revisi daftar kebutuhan(4).
Aspek yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan obat di rumah
sakit menurut Suciati dan Adisasmito adalah formularium rumah sakit,
anggaran obat, pemakaian obat periode sebelumnya, stok akhir dan kapasitas
gudang, lead time, jumlah kunjungan dan pola penyakit, serta standar terapi.
Standar terapi merupakan aspek yang penting dalam perencanaan obat karena
dokter di suatu rumah sakit dalam menentukan diagnosis dan terapi pasien
mengacu kepada standar terapi(4).
7
dapat segera ditanggapi, segera mendapat daftar baru bila ada kenaikan
harga dan lancarnya kunjungan sales keIFRS.
2). Penundaan pemesanan order oleh pemasok.
Penundaan pemesanan ini dapat mengganggu kelancaran dalam
pelayanan pasien, karena dengan tertundanya pemesanan akan
menyebabkan stok menjadi kosong sehingga kebutuhan pasien tidak
dapat dipenuhi (15).
2.4 E-Catalogue
Pengadaan secara elektronik atau E-Procurement adalah pengadaan
barang/jasa yang dilaksanakan dengan menggunakan teknologi informasi dan
transaksi elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan(17).
Penerapan E-Procurement bertujuan untuk :
1. Meningkatkan transparansi/keterbukaan dalam proses pengadaan
barang/jasa.
2. Meningkatkan persaingan yang sehat dalam rangka penyediaan
pelayanan public dan penyelenggaraan pemerintahan yang baik.
3. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan proses
pengadaan barang/jasa(17).
Sesuai ketentuan yang berlaku, pengadaan barang/jasa secara elektronik
atau E-Procurementdapat dilakukan dengan E-Tendering atau E-
Purchasing(17).
a. E-Tendering
E-tendering merupakan tata cara pemilihan penyedia barang/jasa yang
dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua penyedia barang/jasa
yang terdaftar pada sistem elektronik. Prinsip pemilihan penyedia
barang/jasa secara elektronik(18).
b. E-Purchasing
E-Purchasing merupakan tata cara pembelian barang/jasa melalui sistem
E-Catalogue obat(19).
12
Perencanaan
pengadaan
Indikator Pengadaan :
1. Frekuensi pengadaan tiap item obat
2. Frekuensi kesalahan faktur
3. Frekuensi tertundanya pembayaran
oleh rumah sakit terhadap waktu yang
disepakati