Oleh:
Kelompok 6
Sesi: 18 BKT 13
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat
serta petunjuk-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai
“Bidang Pelayanan BK dan Peran Guru dalam Bidang Pengembangan Pelayanan
BK Sesuai dengan Mata Pelajaran yang Diampu”.
Dalam penyusunan makalah ini kami merasa banyak kekurangan, baik pada
teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat diharapkan demi penyempurnaan makalah ini. Akhir kata kami
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berpartisipasi dalam
penyusunan makalah ini.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
ii
f. Layanan bimbingan kelompok dalam bidang bimbingan perkembangan
sosial meliputi kegiatan-kegiatan penyelenggaraan bimbingan kelompok yang
membahas aspek-aspek perkembangan sosial peserta didik berkenaan dengan : 9
BAB III..................................................................................................................20
PENUTUP..............................................................................................................20
DAFTAR RUJUKAN............................................................................................21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari
pendidikan di Indonesia. Sebagai sebuah layanan profesional, kegiatan
bimbingan dan konseling tidak bisa dilakukan secara sembarangan, namun
harus berangkat dan berpijak dari suatu landasan yang kokoh, yang
didasarkan pada hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam.
Layanan bimbingan dan konseling tidak dapat terlepas dari
kegiatan belajar mengajar di sekolah atau madrasah, karena dengan adanya
bimbingan dan konseling di sekolah atau madrasah peserta didik dapat
mengenal potensi diri dan segala komponen yang ada dalam dirinya. Yang
perlu diperhatikan dalam memberikan layanan bimbingan kepada peserta
didik, harus tetap berfokus pada empat jenis layanan bimbingan. Oleh
karena itu, dalam upaya memberikan pemahaman tentang bidang layanan
bimbingan dan konseling, khususnya bagi para konselor, melalui tulisan
ini akan dipaparkan beberapa hal yang berhubungan dengan bidang
bimbingan dan konseling.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bidang pelayanan BK?
2. Bagaimana peran guru dalam bidang pengembangan pelayanan BK?
C. Tujuan
1. Mengetahui bidang pelayanan BK.
2. Mengetahui peran guru dalam bidang pengembangan pelayanan BK.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
b. Aspek-aspek Bimbingan Pribadi
Bidang pengembangan pribadi peserta didik mencakup dua
keyakinan yakni mengembangkan aspek-aspek kepribadian peserta
didik yang menyangkut dengan tuhan dan dirinya sendiri. Masalah
atau problema individu yang berhubungan dengan tuhannya seperti
sulit untuk menghadirkan rasa takut (takwa), rasa taat, dan rasa
bahwa dia selalu mengawasi perbuatan individu. Akibat
selanjutnya dari problem itu adalah timbul rasa malas dan enggan
melakukan ibadah dan ketidakmampuan untuk meninggalkan
perbuatan-perbuatan yang dilarang dan dimurkai Allah Swt.
Problem individu yang berkenaan dengan dirinya sendiri misalnya
kegagalan bersikap disiplin dan bersahabat dengan hati nuraninya
sendiri, yakni hati nurani yang selalu mengajak, menyeru dan
membimbing kepada kebaikan dan kebenaran Tuhannya. Akibat
lanjutnya adalah timbul sikap was-was, ragu-ragu, prasangka
buruk, lemah motivasi, dan tidak mampu bersikap mandiri dalam
melakukan segala hal.
Menurut Surya dan Winkel (1991), aspek-aspek persoalan
individu yang membutuhkan layanan bimbingan pribadi adalah:
1) kemampuan individu memahami dirinya sendiri.
2) kemampuan individu mengambil keputusan sendiri.
3) kemampuan individu memecahkan masalah yang menyangkut
keadaan batinnya sendiri, misalnya persoalan-persoalan yang
menyangkut hubungannya dengan Tuhan.
3
mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani
dan rohani.
Hibana S Rahman, (2003:41) yang menyatakan bahwa
layanan bimbingan pribadi bertujuan membantu peserta didik
untuk menemukan dan mengembangkan diri pribadi-nya sehingga
menjadi pribadi yang mantap dan mandiri serta mampu
mengoptimalkan potensi yang dimiliki.
Menurut Syamsu Yusuf & Achmad Juntika Nurihsan
(2010: 11) Bimbingan pribadi diarahkan untuk memantapkan
kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam
menangani masalah-masalah dirinya. Bimbingan ini merupakan
layanan yang mengarah pada pencapain pribadi yang seimbang
dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam
permasalahan yang dialami oleh individu.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan
pribadi bisa diarahkan juga untuk membantu seseorang dalam
memahami keadaan dirinya, baik kekurangan maupun kelebihan
atau potensi-potensi yang bisa dikembangkan untuk mencapai
kualitas hidup yang lebih baik dan membantu anak didik agar dapat
menguasai tugas-tugas perkembangan sesuai dengan tahap
perkembangannya secara optimal.
4
yang akan membantu konseli, serta pemahaman tentang
lingkungan konseli oleh konseli.
2) Fungsi Pencegahan
Fungsi pencegahan adalah upaya untuk membuat
lingkungan menjadi positif, sehingga tidak menimbulkan
kesulitan atau kerugian bagi individu.
3) Fungsi Pengentasan
Upaya pengentasan melalui pelayanan bimbingan dan
konseling adalah dengan mengeluarkan seseorang dari posisi
yang tidak mengenakkan, yang dampaknya dapat mengganggu
perkembangan peserta didik.
4) Fungsi Pemeliharan dan pengembangan
Fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu
yang baik yang ada pada individu, baik itu pembawaan atau
hasil perkembangan. Pemeliharaan yang baik akan sekedar
mempertahankan agar apa yang ada tetap baik, tetapi juga
mengembangkan agar yang ada berkembangan menjadi lebih
baik.
5
2) Pengumpulan data yang relevan untuk mengenal keprbadian
peserta didik, misalnya sifat-sifat yang tampak dalam
tingkah laku, latar belakang keluarga dan keadaan
kesehatan.
Sedangkan Rahman secara lebih rinci menjelaskan ruang
lingkup materi bimbingan pribadi sebagai berikut:
1) Pemantapan sikap dan kepribadian yang agamis yang
senantiasa mendekatkan diri kepada yang khaliq melalui
peningkatan kualitas iman dan taqwa. Agama menjadi
kendali utama dalam kehidupan manusia.
2) Pemahaman tentang kemampuan dan potensi diri serta
pengembangannya secara optimal. Setiap manusia memiliki
potensi yang luar biasa yang dikembangkan secara optimal
dan hanya sedikit orang yang mau menyadari.
3) Pemahaman tentang bakat dan minat yang dimiliki serta
penyalurannya. Setiap orang memiliki bakat dan minat,
namun hal itu kurang mendapat perhatian sehingga
penyaluran dan pengembangannya kurang optimal.
4) Pemahaman tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki serta
bagaimana mengembangkannya. Setiap individu punya
kelebihan, hal itu yang harus dijadikan sebagai fokus.
5) Pemahaman tentang kekurangan dan kelemahan yang
dimiliki serta bagaimana mengatasinya. Memahami
kekurangan diri mendorong seseorang untuk
menyempurnakan diri.
6
a. Materi layanan orientasi dalam bidang sosial, meliputi
kegiatan pemberian orientasi tentang :
1) Suasana kehidupan dan tata krama tentang hubungan sosial
di sekolah, baik dengan sesama teman, guru, wali kelas,
maupun staf sekolah dan lainnya.
2) Peraturan dan tata tertib memasuki/menggunakan kantor,
kelas, perpustakaan, mushola, laboratorium dan fasilitas
sekolah lainnya.
3) Lingkungan sosial masyarakat sekitar sekolah dengan
berbagai bentuk tuntutan pergaulan dan kebiasaan
masyarakat.
4) Wadah yang ada di sekolah, yang dapat membantu dan
meningkatkan serta mengembangkan hubungan sosial
pesertadidik seperti OSIS, pramuka, PMR, UKS, kesenian.
5) Organisasi orang tua peserta didik dan guru.
6) Adanya pelayanan bimbingan sosial bagi para peserta didik.
7
8) Permasalahan hubungan sosial dan ketertiban masyarakat
beserta berbagai akibatnya.
9) Pengenalan dan manfaat lingkungan yang lebih luas
(lingkungan fisik, sosial, budaya).
10) Pelaksanaan layanan bimbingan sosial.
8
e. Layanan konseling perorangan dalam bidang bimbingan
sosial meliputi :
1) Kemampuan berkomunikasi, menerima dan menyampaikan
pendapat secara logis, efektif dan produktif.
2) Kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial
(dirumah, sekolah dan masyarakat) dengan menjunjung
tinggi tata krama, norma dan nilai-nilai agama, adat istiadat
dan kebiasaan yang berlaku.
3) Hubungan dengan teman sebaya (disekolah dan
dimasyarakat)
4) Pemahaman dan pelaksanaan disiplin dan peraturan
sekolah.
5) Pengenalan dan pengalaman pola hidup sederhana yang
sehat dan bergotong royong.
9
g. Layanan konseling kelompok dalam bidang bimbingan
sosial meliputi kegiatan penyelenggaraan konseling
kelompok yang membahas aspek-aspek perkembangan
sosial peserta didik, yang berkenaan dengan :
1) Kemampuan berkomunikasi, menerima dan menyampaikan
pendapat secara logis, efektif dan produktif.
2) Kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial
(dirumah, sekolah dan masyarakat) dengan menjunjung
tinggi tata krama, norma dan nilai-nilai agama, adat istiadat
dan kebiasaan yang berlaku.
3) Hubungan dengan teman sebaya (disekolah dan
dimasyarakat).
4) Pemahaman dan pelaksanaan disiplin dan peraturan
sekolah.
5) Pengenalan dan pengalaman pola hidup sederhana yang
sehat dan bergotong royong.
10
1) Pengenalan kurikulum
2) Pemilihan jurusan
3) Cara belajar yang tepat
4) Perencanaan pendidikan
11
2) penyadaran tentang cara belajar yang tepat selama
mengikuti pelajaran di sekolah/madrasah, lembaga
belajar dan di rumah secara individual atau
kelompok
3) bantuan dalam memilih jurusan atau program yang
sesuai
4) pengumpulan data peserta didik yang berkenaan
dengan kemampuan intelektual dan lainnya
5) bantuan dalam mengatasi kesulitan belajar
6) bantuan dalam hal membentuk berbagai kelompok
belajar dan mengatur seluruh kegiatan belajar
kelompok supaya berjalan efisien dan efektif.
12
4) Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan
menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau
keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita
karirnya.
13
sedang berkembang. Irama perkembangan mereka tentu tidaklah sama
juga. Perbedaan itulah yang menuntut guru harus berperan sebagai
pembimbing.
Hubungan guru dan peserta didik seperti halnya seorang petani
dengan tanamannya. Seorang petani tidak bisa memaksa agar tanamannya
cepat berbuah dengan menarik batang atau daunnya. Tanaman itu akan
berbuah manakala ia memiliki potensi untuk berbuah serta telah sampai
pada waktunya untuk berbuah. Tugas seorang petani adalah menjaga agar
tanaman itu tumbuh dengan sempurna, tidak terkena hama penyakit yang
dapat menyebabkan tanaman tidak berkembang dan tidak tumbuh dengan
sehat, yaitu dengan cara menyemai, menyiram, memberi pupuk dan
memberi obat pembasmi hama. Demikian juga halnya dengan seorang
guru. Guru tidak dapat memaksa agar peserta didiknya jadi ”itu” atau jadi
”ini”. Peserta didik akan tumbuh dan berkembang menjadi seseorang
sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Tugas guru adalah
menjaga, mengarahkan dan membimbing agar peserta didik tumbuh dan
berkembang sesuai dengan potensi, minat dan bakatnya. Inilah makna
peran sebagai pembimbing. Jadi, inti dari peran guru sebagai pembimbing
adalah terletak pada kekuatan intensitas hubungan interpersonal antara
guru dengan peserta didik yang dibimbingnya.
Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah
melaksanakan kegiatan pembelajaran peserta didik. Kendati demikian,
bukan berarti dia sama sekali lepas dengan kegiatan pelayanan bimbingan
dan konseling. Peran dan konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat
diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan Bimbingan
dan Konseling di sekolah. Bahkan dalam batas-batas tertentu guru pun
dapat bertindak sebagai konselor bagi peserta didiknya.
Wina Senjaya ( 2006 ) (dalam Fatmi, 2020 ), menyebutkan salah
satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing dan untuk
menjadi pembimbing baik guru harus memiliki pemahaman tentang anak
yang sedang dibimbingnya.
14
Sofyan S. Willis ( 2005 ) (dalam Fatmi, 2020 ), mengemukakan
bahwa guru-guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada
peserta didik harus manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong,
konkret, jujur dan asli, memahami dan menghargai tanpa syarat.
Abin Syamsuddin ( 2003 ) (dalam Fatmi, 2020 ), menyebutkan
bahwa guru sebagai pembimbing dituntut untuk mampu mengidentifikasi
peserta didik yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar, melakukan
diagnosa, prognosa, dan kalau masih dalam batas kewenangannya, harus
membantu pemecahannya (remedial teaching). Berkenaan dengan upaya
membantu mengatasi kesulitan atau masalah peserta didik, peran guru
tentu berbeda dengan peran yang dijalankan oleh konselor profesional.
Sofyan S. Willis ( 2004 ) (dalam Fatmi, 2020 ), mengemukakan
tingkatan masalah peserta didik yang mungkin bisa dibimbing oleh guru
yaitu masalah yang termasuk kategori ringan, seperti: membolos, malas,
kesulitan belajar pada bidang tertentu, berkelahi dengan teman sekolah,
bertengkar, minum minuman keras tahap awal, berpacaran, mencuri kelas
ringan.
Dalam konteks organisasi layanan Bimbingan dan Konseling, di
sekolah, peran dan konstribusi guru sangat diharapkan guna kepentingan
efektivitas dan efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah.
Prayitno (2003) (dalam Fatmi, 2020 ), memerinci peran, tugas dan
tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling
adalah :
1. Membantu konselor mengidentifikasi peserta didik-peserta didik
yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta
pengumpulan data tentang peserta didik-peserta didik tersebut.
2. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling
kepada peserta didik.
3. Mengalihtangankan peserta didik yang memerlukan pelayanan
bimbingan dan konseling kepada konselor.
15
4. Menerima peserta didik alih tangan dari konselor, yaitu peserta
didik yang menuntut konselor memerlukan pelayanan khusus,
seperti pengajaran/latihan perbaikan, dan program pengayaan.
5. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-peserta
didik dan hubungan peserta didik-peserta didik yang menunjang
pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling.
6. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada peserta didik
yang memerlukan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk
mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu.
7. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah peserta
didik, seperti konferensi kasus.
8. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka
penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak
lanjutnya.
Fatmi ( 2020 ), peranan guru dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling dapat di bedakan menjadi beberapa bagian yaitu :
1. Tugas guru dalam layanan bimbingan dalam kelas
Kejelasan gambaran tugas dapat memotivasi guru untuk berperan
secara aktif dalam kegiatan bimbingan dan mereka merasa ikut
bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan itu. Perilaku guru dapat
mempengaruhi keberhasilan belajar, misalnya guru yang bersifat
otoriter akan menimbulkan suasana tegang, hubungan guru siswa
menjadi kaku, keterbukaan siswa untuk mengemukakan kesulitan -
kesulitan sehubungan dengan pelajaran itu menjadi terbatas. Oleh
karena itu, guru harus dapat menerapkan fungsi bimbingan dalam
kegiatan belajar-mengajar.
Seorang guru dapat melakukan bimbingan di dalam kelas dengan
hal - hal berikut :
a. Guru sebagai pembangkit motivasi belajar
Pembangkitan motivasi belajar oleh guru kelas dapat
dilakukan secara khusus menggunakan jam pelajaran atau
diselipkan sambil mengajar atau memberikan latihan-latihan.
16
Selain itu guru juga harus melakukan upaya - upaya untuk
membangkitkan motivasi belajar peserta didik antara lain :
1. Menjelaskan manfaat dan tujuan dari pelajaran yang diberikan.
Tujuan yang jelas dan manfaat yang betul-betul dirasakan oleh
peserta didik akan membangkitkan motivasi belajar. ·
2. Memilih materi atau bahan pelajaran yang betul-betul
dibutuhkan oleh siswa. Sesuatu yang dibutuhkan akan menarik
minat sisiwa, dan minat tersebut merupakan salah satu bentuk
motivasi.
3. Memilih cara penyajian yang bervariasi, sesuai dengan
kemampuan peserta didik dan banyak memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mencoba dan berpartisipasi. Banyak
berbuat dalam belajar akan lebih membangkitkan semangat
dibandingkan hanya dengan mendengarkan. Oleh karena itu,
guru perlu menciptakan berbagai kegiatan peserta didik di
dalam kelas.
4. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk meraih
kesuksesan. Kesuksesan yang dicapai oleh peserta didik akan
membangkitkan motivasi belajar, dan sebaliknya kegagalan
yang terjadi pada peserta didik dapat menghilangkan motivasi.
5. Memberikan kemudahan dan bantuan kepada peserta didik
dalam proses belajar. Tugas guru ialah membantu
mengoptimalkan perkembangan siswa. Agar perkembangan
peserta didik lancar, guru memberikan kemudahan-kemudahan
dalam belajar, dan tidak mempersulit perkembangan belajar
yang dialami siswa. Apabila peserta didik mengalami kesulitan
atau hambatan dalam belajar, guru memberikan bantuan baik
secara langsung maupun dengan memberi petunjuk kepada
siapa atau kemana meminta bantuan.
6. Memberikan pujian, ganjaran, ataupun hadiah untuk
membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
17
2. Guru sebagai tokoh kunci dalam bimbingan
Guru memiliki hubungan yang erat dengan murid. Karena guru
banyak memiliki waktu dan kesempatan untuk mempelajari murid,
mengawasi tingkah laku dan kegiatannya. Kedudukan guru dalam
pendidikan yaitu memiliki wewenang sepenuhnya dalam mempelajari
dan memahami siswa-siswanya, bukan saja sebagai individu tetapi
juga sebagai anggota kelompok atau kelasnya. Sejak siswa masuk ke
sekolah dari pagi hari sampai sekolah usai, guru akan memanfaatkan
setiap kesempatan untuk membantu BK dalam mengumpulkan data
yang diperlukan agar dapat memahami siswa dengan baik.
Sebagian dari data tersebut didapatkan dari murid sendiri atau dari
orang tuanya dengan mengisi formulir-formulir isian atau melalui
informasi lisan. Data lainnya diperoleh dari pelaksanaan tes atau
melalui observasi terhadap kegiatan - kegiatan siswa, kebiasaan dan
tingkah lakunya baik di dalam kelas maupun diluar kelas. Karena
itulah guru memiliki peran penting sebagai anggota utama di antara
petugas - petugas bimbingan. Pada umumnya guru tersebut berada
pada posisi yang lebih baik untuk mengetahui masalah-masalah, sikap
dan kebutuhan siswa sehingga memudahkan guru untuk memberikan
bantuan kepada siswa yang membutuhkan.
3. Mengetahui murid sebagai individu
Tugas pertama guru dalam bimbingan adalah mengetahui atau
lebih mengenal siswanya. Kegiatan bimbingan tidak akan berhasil
dengan baik manakala guru kurang memahami siswa. Oleh karena itu
diperlukan pemahaman atau pengetahuan terhadap siswa tentang
kebiasaannya dalam belajar, dalam bermain, kesehatannya, asal -
usulnya, teman-teman karibnya bahkan latar belakang social –
ekonominya
Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses belajar-
mengajar sesuai dengan fungsinya sebagai guru dan pembimbing,
yaitu : Mengusahakan agar siswa - siswa dapat memahami dirinya,
kecakapan - kecakapan, sikap, minat, dan pembawaannya.
18
Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap siswa
merasa aman, dan berkeyakinan bahwa kecakapan dan prestasi yang
dicapainya mendapat penghargaan dan perhatian. Mengembangkan
sikap - sikap dasar bagi tingkah laku sosial yang baik. Menyediakan
kondisi dan kesempatan bagi setiap siswa untuk memperoleh hasil
yang lebih baik. Membantu memilih jabatan yang cocok, sesuai
dengan bakat, kemampuan dan minatnya. Perlakuan terhadap siswa
secara hangat, ramah, rendah hati, menyenangkan. Perlakuan terhadap
siswa didasarkan atas keyakinan bahwa sebagai individu, siswa
memiliki potensi untuk berkembang dan maju serta mampu
mengarahkan dirinya sendiri untuk mandiri. Kepekaan terhadap
perasaan yang dinyatakan oleh siswa dan membantu siswa untuk
menyadari perasaannya itu. Kesadaran bahwa tujuan mengajar bukan
terbatas pada penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran saja,
melainkan menyangkut pengembangan siswa menjadi individu yang
lebih dewasa.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bimbingan konseling di sekolah merupakan bagian terpenting dari
pendidikan di indonesia. Sebagai layanan yang profesional bimbingan
konseling harus di lakukan dengan cara teratur, harus berpijak dengan suatu
landasan yang kokoh dan didasarkan pada hasil pemikiran dan penelitian
yang mendalam. Layanan bimbingan dan konseling tidak lepas dari kegiatan
belajar di sekolah, karena dengan adanya bimbingan dan konseling di sekolah
peserta didik dapat mengenal potensi diri mereka masing-masing.
Dalam layanan bimbingan konseling terdapat beberapa bidang di di
dalamnya antara lain: bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan sosial,
bidang bimbingan akademik, dan bidang bimbingan karier.
B. Saran
Suatu kemampuan dapat berkembang secara optimal apabila
mendapat bimbingan dan konseling yang terarah. Oleh karena itu, guru
Bimbingan dan Konseling sebaiknya menyusun dan melaksanakan program
kegiatan terarah yang dapat mengembangkan potensi siswa, baik bidang
akademik, non akademik dan psikologis melalui pembelajaran yang
bermakna.
20
DAFTAR RUJUKAN
Fatmi, Ika Dwi, dkk. 2020. Makalah Bimbingan dan Konseling. Padang : UNP
Winkel & Hastuti, Sri. 2006. Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan.
Yogjakarta: Media Abadi.
Yusuf, Syamsu & Nurihsan, Achmad Juntika. 2010. Landasan Bimbingan dan
Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
21