Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH BIMBINGAN DAN KONSELING

“ Bidang Pelayanan BK dan Peran Guru dalam Bidang Pengembangan


Pelayanan BK Sesuai dengan Mata Pelajaran yang Diampu”

Oleh:

Kelompok 6

Elva Riani (18129171)

Fajriati Syahnur (18129177)

Reska Sri Harida (18129135)

Suci Anggella Wiliam (18129314)

Sesi: 18 BKT 13

Dosen Pembimbing: Dra. Rahmatina,M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat
serta petunjuk-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai
“Bidang Pelayanan BK dan Peran Guru dalam Bidang Pengembangan Pelayanan
BK Sesuai dengan Mata Pelajaran yang Diampu”.

Penulisan makalah mengenai “Bidang Pelayanan BK dan Peran Guru


dalam Bidang Pengembangan Pelayanan BK Sesuai dengan Mata Pelajaran yang
Diampu” merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah “Bimbingan dan Konseling” di Universitas Negeri Padang program
studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Dalam penyusunan makalah ini kami merasa banyak kekurangan, baik pada
teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat diharapkan demi penyempurnaan makalah ini. Akhir kata kami
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berpartisipasi dalam
penyusunan makalah ini.

Bukittinggi, 29 Maret 2021

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

BAB II......................................................................................................................2

PEMBAHASAN......................................................................................................2

A. Bidang Pelayanan Bimbingan Konseling.....................................................2

1. Layanan Bimbingan Konseling dalam Bidang Bimbingan Pribadi..............2

a. Pengertian Bimbingan Pribadi......................................................................2

b. Aspek-aspek Bimbingan Pribadi...................................................................3

c. Tujuan Bimbingan Pribadi............................................................................3

d. Fungsi Bimbingan Pribadi............................................................................4

e. Ruang lingkup Bimbingan Pribadi................................................................5

2. Layanan Bimbingan Konseling dalam Bidang Bimbingan Sosial................6

a. Materi layanan orientasi dalam bidang sosial, meliputi kegiatan pemberian


orientasi tentang :.................................................................................................7

b. Layanan informasi dalam bidang bimbingan sosial, meliputi kegiatan


pemberian informasi tentang :..............................................................................7

c. Layanan penempatan dan penyaluran dalam bidang bimbingan sosial,


meliputi kegaitan penempatan dan penyaluran peserta didik pada :....................8

d. Layanan pembelajaran dalam bidang bimbingan sosial meliputi kegiatan


pengembangan pemahaman dan keterampilan untuk memantapkan pada diri
peserta didik.........................................................................................................8

e. Layanan konseling perorangan dalam bidang bimbingan sosial meliputi :. .9

ii
f. Layanan bimbingan kelompok dalam bidang bimbingan perkembangan
sosial meliputi kegiatan-kegiatan penyelenggaraan bimbingan kelompok yang
membahas aspek-aspek perkembangan sosial peserta didik berkenaan dengan : 9

g. Layanan konseling kelompok dalam bidang bimbingan sosial meliputi


kegiatan penyelenggaraan konseling kelompok yang membahas aspek-aspek
perkembangan sosial peserta didik, yang berkenaan dengan :...........................10

3. Layanan Bimbingan Konseling dalam Bidang Bimbingan Belajar............10

a. Aspek - aspek Bimbingan Belajar...............................................................10

b. Tujuan Bimbingan Belajar..........................................................................11

c. Ruang lingkup bimbingan belajar dapat dirinci sebagai berikut :..............11

d. Bentuk dan Materi Layanan Bimbingan Belajar.........................................11

4. Layanan Bimbingan Konseling dalam Bidang Bimbingan Karir...............12

a. Pengertian Bimbingan Karier......................................................................12

b. Tujuan Bimbingan Karier...........................................................................12

c. Fungsi Bimbingan Karier............................................................................13

B. Peran Guru dalam Bidang Pengembangan Pelayanan BK sesuai dengan


Mata Pelajaran yang diampu/dibina...................................................................13

BAB III..................................................................................................................20

PENUTUP..............................................................................................................20

DAFTAR RUJUKAN............................................................................................21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari
pendidikan di Indonesia. Sebagai sebuah layanan profesional, kegiatan
bimbingan dan konseling tidak bisa dilakukan secara sembarangan, namun
harus berangkat dan berpijak dari suatu landasan yang kokoh, yang
didasarkan pada hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam.
Layanan bimbingan dan konseling tidak dapat terlepas dari
kegiatan belajar mengajar di sekolah atau madrasah, karena dengan adanya
bimbingan dan konseling di sekolah atau madrasah peserta didik dapat
mengenal potensi diri dan segala komponen yang ada dalam dirinya. Yang
perlu diperhatikan dalam memberikan layanan bimbingan kepada peserta
didik, harus tetap berfokus pada empat jenis layanan bimbingan. Oleh
karena itu, dalam upaya memberikan pemahaman tentang bidang layanan
bimbingan dan konseling, khususnya bagi para konselor, melalui tulisan
ini akan dipaparkan beberapa hal yang berhubungan dengan bidang
bimbingan dan konseling.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bidang pelayanan BK?
2. Bagaimana peran guru dalam bidang pengembangan pelayanan BK?

C. Tujuan
1. Mengetahui bidang pelayanan BK.
2. Mengetahui peran guru dalam bidang pengembangan pelayanan BK.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Bidang Pelayanan Bimbingan Konseling


Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah
merupakan kegiatan yang sistematis, terarah dan berkelanjutan. Oleh
karena itu, pelayanan bimbingan dan konseling selalu memperhatikan
karakteristik tujuan pendidikan, kurikulum dan peserta didik. Untuk itu,
penting sekali memahami bidang-bidang bimbingan dan konseling.
Terdapat empat bidang bimbingan dan konseling yang menjadi ruang
lingkup pelayanan. Keempat bidang bimbingan dan konseling tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Layanan Bimbingan Konseling dalam Bidang Bimbingan
Pribadi

a. Pengertian Bimbingan Pribadi


Bimbingan pribadi berarti bimbingan dalam memahami
keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai dalam mengatur
diri sendiri dibidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian
waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya.Sedangkan
Dewa Ketut Sukardi (1997: 23) menjelaskan bahwa bimbingan
pribadi berarti membantu peserta didik menemukan dan
mengembangkan pribadi yang beriman kepada Tuhan Yang Maha
Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan
pribadi adalah bimbingan yang dilakukan untuk membantu konseli
atau peserta didik dalam memahami keadaan dirinya baik fisik
maupun psikis, memahami akan makna diri sebagai makhluk
Tuhan serta pemahaman akan segala kelebihan dan potensi diri
yang dimiliki demi tercapainya kualitas hidup yang lebih baik.

2
b. Aspek-aspek Bimbingan Pribadi
Bidang pengembangan pribadi peserta didik mencakup dua
keyakinan yakni mengembangkan aspek-aspek kepribadian peserta
didik yang menyangkut dengan tuhan dan dirinya sendiri. Masalah
atau problema individu yang berhubungan dengan tuhannya seperti
sulit untuk menghadirkan rasa takut (takwa), rasa taat, dan rasa
bahwa dia selalu mengawasi perbuatan individu. Akibat
selanjutnya dari problem itu adalah timbul rasa malas dan enggan
melakukan ibadah dan ketidakmampuan untuk meninggalkan
perbuatan-perbuatan yang dilarang dan dimurkai Allah Swt.
Problem individu yang berkenaan dengan dirinya sendiri misalnya
kegagalan bersikap disiplin dan bersahabat dengan hati nuraninya
sendiri, yakni hati nurani yang selalu mengajak, menyeru dan
membimbing kepada kebaikan dan kebenaran Tuhannya. Akibat
lanjutnya adalah timbul sikap was-was, ragu-ragu, prasangka
buruk, lemah motivasi, dan tidak mampu bersikap mandiri dalam
melakukan segala hal.
Menurut Surya dan Winkel (1991), aspek-aspek persoalan
individu yang membutuhkan layanan bimbingan pribadi adalah:
1) kemampuan individu memahami dirinya sendiri.
2) kemampuan individu mengambil keputusan sendiri.
3) kemampuan individu memecahkan masalah yang menyangkut
keadaan batinnya sendiri, misalnya persoalan-persoalan yang
menyangkut hubungannya dengan Tuhan.

c. Tujuan Bimbingan Pribadi


Menurut pendapat Prayitno (1997:65) bahwa tujuan
layanan bimbingan pribadi adalah membantu peserta didik
menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan YME, mantap dan mandiri serta sehat
jasmani dan rohani. Hal ini sesuia dengan pendapat Dewa Ketut
Sukardi (2000:39) menyatakan bahwa layanan bimbingan pribadi
bertujuan membantu peserta didik menemukan dan

3
mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani
dan rohani.
Hibana S Rahman, (2003:41) yang menyatakan bahwa
layanan bimbingan pribadi bertujuan membantu peserta didik
untuk menemukan dan mengembangkan diri pribadi-nya sehingga
menjadi pribadi yang mantap dan mandiri serta mampu
mengoptimalkan potensi yang dimiliki.
Menurut Syamsu Yusuf & Achmad Juntika Nurihsan
(2010: 11) Bimbingan pribadi diarahkan untuk memantapkan
kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam
menangani masalah-masalah dirinya. Bimbingan ini merupakan
layanan yang mengarah pada pencapain pribadi yang seimbang
dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam
permasalahan yang dialami oleh individu.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan
pribadi bisa diarahkan juga untuk membantu seseorang dalam
memahami keadaan dirinya, baik kekurangan maupun kelebihan
atau potensi-potensi yang bisa dikembangkan untuk mencapai
kualitas hidup yang lebih baik dan membantu anak didik agar dapat
menguasai tugas-tugas perkembangan sesuai dengan tahap
perkembangannya secara optimal.

d. Fungsi Bimbingan Pribadi


Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004: 199) fungsi
bimbingan dan konseling ditinjau dari kegunaan atau manfaat
ataupun keuntungankeuntungan yang diperoleh dari layanan
bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut :
1) Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman yang perlu dihasilkan dalam bimbingan
dan konseling adalah pemahaman tentang diri konseli beserta
permasalahannya oleh konseli sendiri dan oleh pihak-pihak

4
yang akan membantu konseli, serta pemahaman tentang
lingkungan konseli oleh konseli.
2) Fungsi Pencegahan
Fungsi pencegahan adalah upaya untuk membuat
lingkungan menjadi positif, sehingga tidak menimbulkan
kesulitan atau kerugian bagi individu.
3) Fungsi Pengentasan
Upaya pengentasan melalui pelayanan bimbingan dan
konseling adalah dengan mengeluarkan seseorang dari posisi
yang tidak mengenakkan, yang dampaknya dapat mengganggu
perkembangan peserta didik.
4) Fungsi Pemeliharan dan pengembangan
Fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu
yang baik yang ada pada individu, baik itu pembawaan atau
hasil perkembangan. Pemeliharaan yang baik akan sekedar
mempertahankan agar apa yang ada tetap baik, tetapi juga
mengembangkan agar yang ada berkembangan menjadi lebih
baik.

e. Ruang lingkup Bimbingan Pribadi


Menurut Winkel & Sri Hastuti (2006: 118-119) bimbingan
pribadi yang diberikan dijenjang pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi sebagian disalurkan melalui bimbingan
kelompok dan sebagian lagi melalui bimbingan individual, serta
mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1) Informasi tentang fase atau tahap perkembangan yang
dilalui oleh peserta didik remaja dan mahapeserta didik,
antara lain tentang konflik batin yang dapat timbul dan
tentang tata cara bergaul yang baik. Termasuk disini apa
yang disebut dengan sex education, yang tidak hanya
mencakup penerangan seksual, tetapi pula corak pergaulan
antara jenis kelamin.

5
2) Pengumpulan data yang relevan untuk mengenal keprbadian
peserta didik, misalnya sifat-sifat yang tampak dalam
tingkah laku, latar belakang keluarga dan keadaan
kesehatan.
Sedangkan Rahman secara lebih rinci menjelaskan ruang
lingkup materi bimbingan pribadi sebagai berikut:
1) Pemantapan sikap dan kepribadian yang agamis yang
senantiasa mendekatkan diri kepada yang khaliq melalui
peningkatan kualitas iman dan taqwa. Agama menjadi
kendali utama dalam kehidupan manusia.
2) Pemahaman tentang kemampuan dan potensi diri serta
pengembangannya secara optimal. Setiap manusia memiliki
potensi yang luar biasa yang dikembangkan secara optimal
dan hanya sedikit orang yang mau menyadari.
3) Pemahaman tentang bakat dan minat yang dimiliki serta
penyalurannya. Setiap orang memiliki bakat dan minat,
namun hal itu kurang mendapat perhatian sehingga
penyaluran dan pengembangannya kurang optimal.
4) Pemahaman tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki serta
bagaimana mengembangkannya. Setiap individu punya
kelebihan, hal itu yang harus dijadikan sebagai fokus.
5) Pemahaman tentang kekurangan dan kelemahan yang
dimiliki serta bagaimana mengatasinya. Memahami
kekurangan diri mendorong seseorang untuk
menyempurnakan diri.

2. Layanan Bimbingan Konseling dalam Bidang Bimbingan


Sosial
Bimbingan bidang sosial yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta
mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan
efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga
lingkungan sosial yang lebih luas.

6
a. Materi layanan orientasi dalam bidang sosial, meliputi
kegiatan pemberian orientasi tentang :
1) Suasana kehidupan dan tata krama tentang hubungan sosial
di sekolah, baik dengan sesama teman, guru, wali kelas,
maupun staf sekolah dan lainnya.
2) Peraturan dan tata tertib memasuki/menggunakan kantor,
kelas, perpustakaan, mushola, laboratorium dan fasilitas
sekolah lainnya.
3) Lingkungan sosial masyarakat sekitar sekolah dengan
berbagai bentuk tuntutan pergaulan dan kebiasaan
masyarakat.
4) Wadah yang ada di sekolah, yang dapat membantu dan
meningkatkan serta mengembangkan hubungan sosial
pesertadidik seperti OSIS, pramuka, PMR, UKS, kesenian.
5) Organisasi orang tua peserta didik dan guru.
6) Adanya pelayanan bimbingan sosial bagi para peserta didik.

b. Layanan informasi dalam bidang bimbingan sosial,


meliputi kegiatan pemberian informasi tentang :
1) Tugas-tugas perkembangan masa remaja tentang
kemampuan dan pengembangan hubungan sosial.
2) Tata krama pergaulan dengan teman sebaya (antar remaja)
baik disekolah sendiri maupun disekolah lain, peserta didik
dengan guru dan peserta didik dengan fisik-sosial, budaya.
3) Cara bertingkah laku, tata krama, sopan santun, dan disiplin
disekolah.
4) Suasana dan tata krama kehidupan dalam kekeluargaan,
nilai-nilai sosial, agama, adat istiadat, kebiasaan dan tata
krama yang berlaku dilingkungan masyarakat.
5) Hak dan kewajiban warga negara.
6) Keamanan dan ketertiban masyarakat.
7) Peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dimasyarakat
sekitar.

7
8) Permasalahan hubungan sosial dan ketertiban masyarakat
beserta berbagai akibatnya.
9) Pengenalan dan manfaat lingkungan yang lebih luas
(lingkungan fisik, sosial, budaya).
10) Pelaksanaan layanan bimbingan sosial.

c. Layanan penempatan dan penyaluran dalam bidang


bimbingan sosial, meliputi kegaitan penempatan dan
penyaluran peserta didik pada :
1) Kelompok kegiatan bersama, sehingga peserta didik mampu
memberi dan menerima serta berkomunikasi secara
dinamis, kreatif dan produktif (seperti organisasi kelas).
2) Kegiatan kepeserta didikan seperti kepengurusan OSIS,
kegiatan lapangan, koperasi peserta didik, dan polisi lalu
lintas sekolah.

d. Layanan pembelajaran dalam bidang bimbingan sosial


meliputi kegiatan pengembangan pemahaman dan
keterampilan untuk memantapkan pada diri peserta didik.
1) Kemapuan berkomunikasi, menerima dan menyampaikan
pendapat secara logis, efektif dan produktif.
2) Kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial (di
rumah, sekolah, dan masyarakat) dengan menjunjung tinggi
tata krama, norma dan nilai-nilai agama, adat istiadat dan
kebiasaan yang berlaku.
3) Hubungan dengan teman sebaya (di sekolah dan di
masyarakat)
4) Pemahaman dan pelaksanaan disiplin dan peraturan
sekolah.
5) Pengenalan dan pengamalan pola hidup sederhana yang
sehat dan bergotong royong.

8
e. Layanan konseling perorangan dalam bidang bimbingan
sosial meliputi :
1) Kemampuan berkomunikasi, menerima dan menyampaikan
pendapat secara logis, efektif dan produktif.
2) Kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial
(dirumah, sekolah dan masyarakat) dengan menjunjung
tinggi tata krama, norma dan nilai-nilai agama, adat istiadat
dan kebiasaan yang berlaku.
3) Hubungan dengan teman sebaya (disekolah dan
dimasyarakat)
4) Pemahaman dan pelaksanaan disiplin dan peraturan
sekolah.
5) Pengenalan dan pengalaman pola hidup sederhana yang
sehat dan bergotong royong.

f. Layanan bimbingan kelompok dalam bidang bimbingan


perkembangan sosial meliputi kegiatan-kegiatan
penyelenggaraan bimbingan kelompok yang membahas
aspek-aspek perkembangan sosial peserta didik berkenaan
dengan :
1) Kemampuan berkomunikasi, menerima dan menyampaikan
pendapat secara logis, efektif dan produktif.
2) Kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial
(dirumah, disekolah, dan dimasyarakat)
3) Hubungan dengan teman sebaya (disekolah dan
dimasyarakat).
4) Pengendalian emosi, penanggulangan konflik dan
permasalahan yang timbul di masyarakat (baik disekolah
maupun dimasyarakat)
5) Pemahaman dan pelaksanaan disiplin dan peraturan
disekolah, dirumah dan dimasyarakat.
6) Pengenalan, perencanaan dan pengalaman pola hidup
sederhana yang sehat dan bergotong-royong.

9
g. Layanan konseling kelompok dalam bidang bimbingan
sosial meliputi kegiatan penyelenggaraan konseling
kelompok yang membahas aspek-aspek perkembangan
sosial peserta didik, yang berkenaan dengan :
1) Kemampuan berkomunikasi, menerima dan menyampaikan
pendapat secara logis, efektif dan produktif.
2) Kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial
(dirumah, sekolah dan masyarakat) dengan menjunjung
tinggi tata krama, norma dan nilai-nilai agama, adat istiadat
dan kebiasaan yang berlaku.
3) Hubungan dengan teman sebaya (disekolah dan
dimasyarakat).
4) Pemahaman dan pelaksanaan disiplin dan peraturan
sekolah.
5) Pengenalan dan pengalaman pola hidup sederhana yang
sehat dan bergotong royong.

3. Layanan Bimbingan Konseling dalam Bidang Bimbingan


Belajar
Bidang bimbingan belajar yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar
dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar
secara mandiri, serta membantu peserta didik untuk menumbuhkan
dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam
menguasai pengetahuan dan ketrampilan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian serta
mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke
tingkat yang lebih tinggi atau untuk terjun ke lapangan pekerjaan
tertentu.

a. Aspek - aspek Bimbingan Belajar


Beberapa aspek masalah belajar yang memerlukan
layanan bimbingan belajar, yaitu:

10
1) Pengenalan kurikulum
2) Pemilihan jurusan
3) Cara belajar yang tepat
4) Perencanaan pendidikan

b. Tujuan Bimbingan Belajar


Secara umum tujuan bimbingan belajar adalah
membanti peserta didik agar mencapai perkembangan yang
optimal sehingga tidak menghambat perkembangan belajar
peserta didik. Sedangkan secara khusus, tujuan bimbingan
belajar adalah agar peserta didik mampu menghadapi dan
memecahkan masalah belajar.

c. Ruang lingkup bimbingan belajar dapat dirinci sebagai


berikut :
1) Pengembangan sikap kebiasaan dan ketrampilan
belajar yang efektif dan efesien serta produktif
dengan sumber belajar yang bervariasi dan kaya
2) Menumbuhkan disiplin peserta didik dalam belajar
dan berlatih, baik secara mandiri maupun kelompok
3) Mengembangkan materi program belajar
4) Mengembangkan pemahaman dan pemanfaatan
kondisi fisik, social, dan budaya lingkungan sekolah
atau alam sekitar untuk pengembangan pengetahuan,
ketrampilan dan pengembangan pribadi.
5) Orientasi belajar untuk pendidikan tambahan dan
pendidikan yang lebih tinggi.

d. Bentuk dan Materi Layanan Bimbingan Belajar


1) Orientasi tentang tujuan institusional, isi kurikulum
pembelajaran, struktur organisasi sekolah, cara
belajar yang tepat dan penyesuaian diri dengan corak
pendidikan di sekolah dan madrasah

11
2) penyadaran tentang cara belajar yang tepat selama
mengikuti pelajaran di sekolah/madrasah, lembaga
belajar dan di rumah secara individual atau
kelompok
3) bantuan dalam memilih jurusan atau program yang
sesuai
4) pengumpulan data peserta didik yang berkenaan
dengan kemampuan intelektual dan lainnya
5) bantuan dalam mengatasi kesulitan belajar
6) bantuan dalam hal membentuk berbagai kelompok
belajar dan mengatur seluruh kegiatan belajar
kelompok supaya berjalan efisien dan efektif.

4. Layanan Bimbingan Konseling dalam Bidang Bimbingan


Karir

a. Pengertian Bimbingan Karier


Bahwa bimbingan karier merupakan suatu proses bantuan,
layanan, pendekatan terhadap individu agar dapat mengenal dan
memahami dirinya, mengenal dunia kerja, merencanakan masa
depan yang sesuai dengan kemampuannya.

b. Tujuan Bimbingan Karier


Secara umum tujuan bimbingan Karir dan Konseling adalah
sebagai berikut :
1) Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan
kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan.
2) Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi
karir yang menunjang kematangan kompetensi kerja.
3) Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau
bekerja dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa
rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan
norma agama.

12
4) Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan
menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau
keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita
karirnya.

c. Fungsi Bimbingan Karier


Bimbingan karier di sekolah membantu peserta didik dalam
mengenal dan mengembangkan potensi karier yang dimilikinya.
Selain itu bimbingan karier sebagai satu kesatuan proses
bimbingan memiliki manfaat yang dinikmati oleh kliennya dalam
mengarahkan diri dan menciptakan kemandirian dalam memilih
karier yang sesuai dengan kemampuannya.
Fungsi bimbingan karier di sekolah adalah sebagai berikut :
1) Memberikan kemantapan pilihan jurusan kepada peserta
didik, karena penjurusan akan mempersiapkan peserta
didik dalam bidang pekerjaan yang kelak diinginkan.
2) Memberikan bekal pada peserta didik yang tidak
melanjutkan sekolah untuk dapat siap kerja sesuai dengan
keinginannya.
3) Membantu kemandirian bagi peserta didik yang ingin
ataupun harus belajar sambil bekerja.

B. Peran Guru dalam Bidang Pengembangan Pelayanan BK sesuai


dengan Mata Pelajaran yang diampu/dibina
Guru berusaha membimbing peserta didik agar dapat menemukan
berbagai potensi yang dimilikinya, membimbing peserta didik agar dapat
mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga
dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai individu
yang mandiri dan produktif. Peserta didik adalah individu yang unik.
Artinya, tidak ada dua individu yang sama. Walaupun secara fisik
mungkin individu memiliki kemiripan, akan tetapi pada hakikatnya
mereka tidaklah sama, baik dalam bakat, minat, kemampuan dan
sebagainya. Di samping itu setiap individu juga adalah makhluk yang

13
sedang berkembang. Irama perkembangan mereka tentu tidaklah sama
juga. Perbedaan itulah yang menuntut guru harus berperan sebagai
pembimbing.
Hubungan guru dan peserta didik seperti halnya seorang petani
dengan tanamannya. Seorang petani tidak bisa memaksa agar tanamannya
cepat berbuah dengan menarik batang atau daunnya. Tanaman itu akan
berbuah manakala ia memiliki potensi untuk berbuah serta telah sampai
pada waktunya untuk berbuah. Tugas seorang petani adalah menjaga agar
tanaman itu tumbuh dengan sempurna, tidak terkena hama penyakit yang
dapat menyebabkan tanaman tidak berkembang dan tidak tumbuh dengan
sehat, yaitu dengan cara menyemai, menyiram, memberi pupuk dan
memberi obat pembasmi hama. Demikian juga halnya dengan seorang
guru. Guru tidak dapat memaksa agar peserta didiknya jadi ”itu” atau jadi
”ini”. Peserta didik akan tumbuh dan berkembang menjadi seseorang
sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Tugas guru adalah
menjaga, mengarahkan dan membimbing agar peserta didik tumbuh dan
berkembang sesuai dengan potensi, minat dan bakatnya. Inilah makna
peran sebagai pembimbing. Jadi, inti dari peran guru sebagai pembimbing
adalah terletak pada kekuatan intensitas hubungan interpersonal antara
guru dengan peserta didik yang dibimbingnya.
Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah
melaksanakan kegiatan pembelajaran peserta didik. Kendati demikian,
bukan berarti dia sama sekali lepas dengan kegiatan pelayanan bimbingan
dan konseling. Peran dan konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat
diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan Bimbingan
dan Konseling di sekolah. Bahkan dalam batas-batas tertentu guru pun
dapat bertindak sebagai konselor bagi peserta didiknya.
Wina Senjaya ( 2006 ) (dalam Fatmi, 2020 ), menyebutkan salah
satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing dan untuk
menjadi pembimbing baik guru harus memiliki pemahaman tentang anak
yang sedang dibimbingnya.

14
Sofyan S. Willis ( 2005 ) (dalam Fatmi, 2020 ), mengemukakan
bahwa guru-guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada
peserta didik harus manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong,
konkret, jujur dan asli, memahami dan menghargai tanpa syarat.
Abin Syamsuddin ( 2003 ) (dalam Fatmi, 2020 ), menyebutkan
bahwa guru sebagai pembimbing dituntut untuk mampu mengidentifikasi
peserta didik yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar, melakukan
diagnosa, prognosa, dan kalau masih dalam batas kewenangannya, harus
membantu pemecahannya (remedial teaching). Berkenaan dengan upaya
membantu mengatasi kesulitan atau masalah peserta didik, peran guru
tentu berbeda dengan peran yang dijalankan oleh konselor profesional.
Sofyan S. Willis ( 2004 ) (dalam Fatmi, 2020 ), mengemukakan
tingkatan masalah peserta didik yang mungkin bisa dibimbing oleh guru
yaitu masalah yang termasuk kategori ringan, seperti: membolos, malas,
kesulitan belajar pada bidang tertentu, berkelahi dengan teman sekolah,
bertengkar, minum minuman keras tahap awal, berpacaran, mencuri kelas
ringan.
Dalam konteks organisasi layanan Bimbingan dan Konseling, di
sekolah, peran dan konstribusi guru sangat diharapkan guna kepentingan
efektivitas dan efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah.
Prayitno (2003) (dalam Fatmi, 2020 ), memerinci peran, tugas dan
tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling
adalah :
1. Membantu konselor mengidentifikasi peserta didik-peserta didik
yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta
pengumpulan data tentang peserta didik-peserta didik tersebut.
2. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling
kepada peserta didik.
3. Mengalihtangankan peserta didik yang memerlukan pelayanan
bimbingan dan konseling kepada konselor.

15
4. Menerima peserta didik alih tangan dari konselor, yaitu peserta
didik yang menuntut konselor memerlukan pelayanan khusus,
seperti pengajaran/latihan perbaikan, dan program pengayaan.
5. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-peserta
didik dan hubungan peserta didik-peserta didik yang menunjang
pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling.
6. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada peserta didik
yang memerlukan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk
mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu.
7. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah peserta
didik, seperti konferensi kasus.
8. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka
penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak
lanjutnya.
Fatmi ( 2020 ), peranan guru dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling dapat di bedakan menjadi beberapa bagian yaitu :
1. Tugas guru dalam layanan bimbingan dalam kelas
Kejelasan gambaran tugas dapat memotivasi guru untuk berperan
secara aktif dalam kegiatan bimbingan dan mereka merasa ikut
bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan itu. Perilaku guru dapat
mempengaruhi keberhasilan belajar, misalnya guru yang bersifat
otoriter akan menimbulkan suasana tegang, hubungan guru siswa
menjadi kaku, keterbukaan siswa untuk mengemukakan kesulitan -
kesulitan sehubungan dengan pelajaran itu menjadi terbatas. Oleh
karena itu, guru harus dapat menerapkan fungsi bimbingan dalam
kegiatan belajar-mengajar.
Seorang guru dapat melakukan bimbingan di dalam kelas dengan
hal - hal berikut :
a. Guru sebagai pembangkit motivasi belajar
Pembangkitan motivasi belajar oleh guru kelas dapat
dilakukan secara khusus menggunakan jam pelajaran atau
diselipkan sambil mengajar atau memberikan latihan-latihan.

16
Selain itu guru juga harus melakukan upaya - upaya untuk
membangkitkan motivasi belajar peserta didik antara lain :
1. Menjelaskan manfaat dan tujuan dari pelajaran yang diberikan.
Tujuan yang jelas dan manfaat yang betul-betul dirasakan oleh
peserta didik akan membangkitkan motivasi belajar. ·
2. Memilih materi atau bahan pelajaran yang betul-betul
dibutuhkan oleh siswa. Sesuatu yang dibutuhkan akan menarik
minat sisiwa, dan minat tersebut merupakan salah satu bentuk
motivasi.
3. Memilih cara penyajian yang bervariasi, sesuai dengan
kemampuan peserta didik dan banyak memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mencoba dan berpartisipasi. Banyak
berbuat dalam belajar akan lebih membangkitkan semangat
dibandingkan hanya dengan mendengarkan. Oleh karena itu,
guru perlu menciptakan berbagai kegiatan peserta didik di
dalam kelas.
4. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk meraih
kesuksesan. Kesuksesan yang dicapai oleh peserta didik akan
membangkitkan motivasi belajar, dan sebaliknya kegagalan
yang terjadi pada peserta didik dapat menghilangkan motivasi.
5. Memberikan kemudahan dan bantuan kepada peserta didik
dalam proses belajar. Tugas guru ialah membantu
mengoptimalkan perkembangan siswa. Agar perkembangan
peserta didik lancar, guru memberikan kemudahan-kemudahan
dalam belajar, dan tidak mempersulit perkembangan belajar
yang dialami siswa. Apabila peserta didik mengalami kesulitan
atau hambatan dalam belajar, guru memberikan bantuan baik
secara langsung maupun dengan memberi petunjuk kepada
siapa atau kemana meminta bantuan.
6. Memberikan pujian, ganjaran, ataupun hadiah untuk
membangkitkan motivasi belajar peserta didik.

17
2. Guru sebagai tokoh kunci dalam bimbingan
Guru memiliki hubungan yang erat dengan murid. Karena guru
banyak memiliki waktu dan kesempatan untuk mempelajari murid,
mengawasi tingkah laku dan kegiatannya. Kedudukan guru dalam
pendidikan yaitu memiliki wewenang sepenuhnya dalam mempelajari
dan memahami siswa-siswanya, bukan saja sebagai individu tetapi
juga sebagai anggota kelompok atau kelasnya. Sejak siswa masuk ke
sekolah dari pagi hari sampai sekolah usai, guru akan memanfaatkan
setiap kesempatan untuk membantu BK dalam mengumpulkan data
yang diperlukan agar dapat memahami siswa dengan baik.
Sebagian dari data tersebut didapatkan dari murid sendiri atau dari
orang tuanya dengan mengisi formulir-formulir isian atau melalui
informasi lisan. Data lainnya diperoleh dari pelaksanaan tes atau
melalui observasi terhadap kegiatan - kegiatan siswa, kebiasaan dan
tingkah lakunya baik di dalam kelas maupun diluar kelas. Karena
itulah guru memiliki peran penting sebagai anggota utama di antara
petugas - petugas bimbingan. Pada umumnya guru tersebut berada
pada posisi yang lebih baik untuk mengetahui masalah-masalah, sikap
dan kebutuhan siswa sehingga memudahkan guru untuk memberikan
bantuan kepada siswa yang membutuhkan.
3. Mengetahui murid sebagai individu
Tugas pertama guru dalam bimbingan adalah mengetahui atau
lebih mengenal siswanya. Kegiatan bimbingan tidak akan berhasil
dengan baik manakala guru kurang memahami siswa. Oleh karena itu
diperlukan pemahaman atau pengetahuan terhadap siswa tentang
kebiasaannya dalam belajar, dalam bermain, kesehatannya, asal -
usulnya, teman-teman karibnya bahkan latar belakang social –
ekonominya
Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses belajar-
mengajar sesuai dengan fungsinya sebagai guru dan pembimbing,
yaitu : Mengusahakan agar siswa - siswa dapat memahami dirinya,
kecakapan - kecakapan, sikap, minat, dan pembawaannya.

18
Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap siswa
merasa aman, dan berkeyakinan bahwa kecakapan dan prestasi yang
dicapainya mendapat penghargaan dan perhatian. Mengembangkan
sikap - sikap dasar bagi tingkah laku sosial yang baik. Menyediakan
kondisi dan kesempatan bagi setiap siswa untuk memperoleh hasil
yang lebih baik. Membantu memilih jabatan yang cocok, sesuai
dengan bakat, kemampuan dan minatnya. Perlakuan terhadap siswa
secara hangat, ramah, rendah hati, menyenangkan. Perlakuan terhadap
siswa didasarkan atas keyakinan bahwa sebagai individu, siswa
memiliki potensi untuk berkembang dan maju serta mampu
mengarahkan dirinya sendiri untuk mandiri. Kepekaan terhadap
perasaan yang dinyatakan oleh siswa dan membantu siswa untuk
menyadari perasaannya itu. Kesadaran bahwa tujuan mengajar bukan
terbatas pada penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran saja,
melainkan menyangkut pengembangan siswa menjadi individu yang
lebih dewasa.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bimbingan konseling di sekolah merupakan bagian terpenting dari
pendidikan di indonesia. Sebagai layanan yang profesional bimbingan
konseling harus di lakukan dengan cara teratur, harus berpijak dengan suatu
landasan yang kokoh dan didasarkan pada hasil pemikiran dan penelitian
yang mendalam. Layanan bimbingan dan konseling tidak lepas dari kegiatan
belajar di sekolah, karena dengan adanya bimbingan dan konseling di sekolah
peserta didik dapat mengenal potensi diri mereka masing-masing.
Dalam layanan bimbingan konseling terdapat beberapa bidang di di
dalamnya antara lain: bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan sosial,
bidang bimbingan akademik, dan bidang bimbingan karier.

B. Saran
Suatu kemampuan dapat berkembang secara optimal apabila
mendapat bimbingan dan konseling yang terarah. Oleh karena itu, guru
Bimbingan dan Konseling sebaiknya menyusun dan melaksanakan program
kegiatan terarah yang dapat mengembangkan potensi siswa, baik bidang
akademik, non akademik dan psikologis melalui pembelajaran yang
bermakna.

20
DAFTAR RUJUKAN
Fatmi, Ika Dwi, dkk. 2020. Makalah Bimbingan dan Konseling. Padang : UNP

Giyono. 2014. Bimbingan Konseling. Bandar Lampung: Media Akademi.

Natawijaya, Rochman dkk. 1985. Pengantar Bimbingan dan Penyuluhan Modul


UT 1-3. Jakarta: Depdikbud.

Prayitno, Amti. 1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka


Cipta.

Sukardi, Dewa Ketut. 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan


Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Tawil, Drs. 1999. Dasar-dasar Bimbingan Konseling. Magelang: Universitas


Muhammadiyah Magelang.

Winkel & Hastuti, Sri. 2006. Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan.
Yogjakarta: Media Abadi.

Yusuf, Syamsu & Nurihsan, Achmad Juntika. 2010. Landasan Bimbingan dan
Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

21

Anda mungkin juga menyukai