Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DEFINISI KEKUASAAN
Kekuasaan (power) dan kepemimpinan tidak bisa dipisahkan karena keduanya memiliki
hubungan yang sangat erat. Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi
perilaku para pengikutnya. Ini berarti bahwa kekuasaan merupakan alat didalam proses
kepemimpinan.
Istilah kekuasaan dalam literatur manajemen telah cukup banyak diberikan oleh para
pakar, akan tetapi masih juga terjadi kekaburan tentang pengertiannya. Seringkali kekuasaan
dipergunakan silih berganti dengan istilah-istilah lainnya seperti pengaruh (influence) dan
otoritas (authority). Max Weber (dalam Thoha, 2007: 330) menyatakan bahwa kekuasaan
sebagai suatu kemungkinan yang membuat seorang aktor di dalam suatu hubungan sosial berada
dalam suatu jabatan untuk melaksanakan keinginannya sendiri dan yang menghilangkan
halangan.
Sedangkan Walted Nord merumuskan kekuasaan itu sebagai suatu kemampuan untuk
mempengaruhi aliran energi dan dana yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan yang berbeda
secara jelas dari tujuan lainnya.
B. TIPE KEKUASAAN
Menurut French dan Raven, Yukl, dalam Umam (2012:309) mengidentifikasi lima
bentuk kekuasaan yang dimilik oleh seorang pemimpin.
1. Kekuasaan ganjaran (reward power), yaitu suatu kekuasaan yang didasarkan atas
pemberian harapan, pujian, penghargaan, atau pendapatan bagi terpenuhinya permintaan
seorang pemimpin terhadap bawahannya.
2. Kekuasaan paksaan (coercive power) yaitu suatu kekuasaan yang di dasarkan atas rasa
takut. Seorang pengikut merasa bahwa kegagalan memenuhi permintaan seorang
pemimpin dapat menyebabkan dijatuhkannya suatu bentuk hukuman.
3. Kekuasaan legal (legitimate power) yaitu kekuasaan yang di peroleh secarah sah karena
posisi seseorang dalam kelompok atau hierarki keorganisasian. Kekuasaan dan Politik
4. Kekuasaan keahlian (expert power) yaitu kekuasaan yang didasarkan atas keterampilan
khusus, keahlian atas pengetahuan yang dimiliki oleh pemimpin yang para pengikutnya
menganggap bahwa orang itu mempunyai keahlian yang relevan dan yakin keahliannya
melebihi keahlian mereka sendiri.
5. Kekuasaan acuan (referent power) yaitu suatu kekuasaan yang didasarkan atas daya tarik
seseorang. Seorang pemimpi dikagumi oleh para pengikutnya karena memiliki suatu ciri
khas. Bentuk kekuasaan ini secara popular dinamakan charisma. Pemimpin yang memiliki
daya charisma tinggi dapat meningkatkan semangat dan menarik pengikutnya untuk
melakukan sesuatu. Pemimpin demikian, tidak hanya diterima secara mutlak, namun
diikuti sepenuhnya.
C. LANDASAN KEKUASAAN
1. Kekuasaan Formal
Kekuasaan formal didasarkan pada posisi seorang individu dalam sebuah organisasi.
Kekuasaan formal dapat berasal dari kemampuan untuk memaksa atau member imbalan, atau
dari wewenang formal.
2. Kekuasaan Koersif
Landasan kekuasaan koersif (coercive power) adalah rasa takut. Seseorang memberikan
reaksinya terhadap kekuasaan ini karena rasa takut terhadap akibat-akibat negative yang
mungkin terjadi jika ia tidak patuh. Kekuasaan koersif mengandalkan aplikasi, atau ancaman
aplikasi, sanksi fisik yang menimbilkan rasa sakit, menimbulkan frustasi melalui pembatasan
gerak, atau pengendalian paksa terhadap kebutuhan dasar fisiologis atau keamanan.
3. Kekuasaan Imbalan
Kebalikan dari kekuaaan koersif adalah kekuasaan imbalan (reward power). Orang
memenuhi keinginan atau arahan orang lain karena, dengan berbuat demikian, ia akan
mendapatkan manfaat positif; karena itu, seseorang yang dapat membagikan imbalan atau
pennghargaan yang dipandang orang lain bernilai akan memiliki kekuasaan atas orang lain
itu. Imbalan ini bisa bersifat financial-seperti pengendalian tingkat upah, kenaikan upah, dan
bonus; atau nonfinansial-termasuk pengakuan, promosi, penugasan kerja yang menarik,
kolega yang ramah, dan wilayah kerja atau wilayah penjualan yang lebih disukai.
4. Kekuasaan Legimitasi
Kekuasaan ini melambangkan kewenangan formal untuk mengendalikan dan
memanfaatkan sumber-sumber daya organisasi. posisi-posisi yang memiliki kewenangan
mencakup kekuasaan koersif dan imbalan. Namun, kekuasaan legitimasi lebih luas daripada
kekuasaan untuk memaksa dan memberikan imbalan. Secara spesifik, kekuasaan ini
mencakup penerimaan wewenang suatu jabatan oleh anggota-anggota dalam sebuah
organisasi.
5.Kekuasaan karena keahlian
Kekuasaan karena keahlian (expert power) adalah pengaruh yang diperoleh dari keahlian,
ketrampilan khusus, atau pengetahuan. Keahlian telah menjdai salah satu sumber pengaruh
yang paling kuat karena dunia semakin berorientasi pada teknologi. Karena pekerjaan
semakin terspesialisasi, kita menjadi semakin bergantung kepada para ahli untuk mecapai
tujuan.
6. Kekuasaan Rujukan.
Kekuasaan rujukan (referent power) didasarkan pada identifikasi terhadap seseorang
yang memiliki sumberv daya atau sifat-sifat personal yang menyenangkan. Jika saya
menyukai, menghormati, dan mengagumi anda. Anda dapat menjalankan kekuasaan atas saya
karena saya ingin menyenangkan hati anda.