Anda di halaman 1dari 4

Nama: Aditya Rizki Pranata

Kelas: TI-2

NIM: 20101154250039

Paradigma sebagai perkembangan kampus dan reformasi

Pancasila sebagai dasar Filsafat Negara, pandangan hidup bangsa serta ideology bangsa dan Negara,
bukanlah hanya merupakan rangkaian kata-kata yang indah namun harus diwujudkan dan
diaktualisasikan dalam berbagai bidang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Aktualisasi Pancasila adalah bagaimana nilai-nilai Pancasila benar-benar dapat tercermin dalam sikap
dan perilaku seluruh warga negara mulai dari aparatur dan pimpinan nasional sampai kepada rakyat
biasa. Aktualisasi pancasila dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu aktualisasi obketif dan aktualsiasi
subjektif. Aktualisasi pancasila yang objektif yaitu aktualisasi kelembgaan Negara antara lain legislative,
eksekitif, maupun yudikatif. Selain itu jiga meliputi bidang-bidang lain seperti politik ekonomi, hukum
terutama dalam penjabaran undang-undang, garis-garis besar haluan Negara, hankam, pendidikan
maupun bidang kenegaraan lainnya.adapun aktualisasi pancasila yang subjektif adalah aktualisasi
pancasila pada setiap individu terutama dalam aspek moral dalam kaitannya dengan hidup Negara dan
masyarakat.

Pancasila dalam kehidupan kampus harus memegang peranan penting sebagai kerangka acuan, pola
pikir dan landasan nilai-nilai kemanusiaan yang didasari nilai ketuhanan bagi kehidupan masyarakat
kampus. Kampus sebagai lembaga pendidikan yang memiliki tiga tugas pokok dalam PP. No. 60 Tahun
199, yang di sebut Tridharma Perguruan Tinggi yaitu sebagai (a) pendidikan tertinggi, (b) penelitian dan
(c) pengabdian kepada masyarakat harus senantiasa terikat nilai yaitu nilai ketuhanan dan kemanusian
yang terkandung dalam pancasila.

Jadi, di Perguruan Tinggi atau yang biasa disebut dengan kampus, tidak hanya mengajar akan tetapi
mendidik. Dimana dengan didikan tersebut mahasiswa akan lebih didampingi baik secara intelektual dan
emosional. Contoh umumnya adalah bagaimana cara mahasiswa bergaul dalam sehari-hari mereka
dengan berpedoman pada pancasila.

Kampus merupakan wadah kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, sekaligus
merupakan tempat untuk mengembangkan nilai-nilai luhur. Selain itu, Kampus merupakan wadah
perkembangan nilai-nilai moral, di mana seluruh warganya diharapkan menjunjung tinggi sikap yang
menjiwai moralitas yang tinggi dan dijiwai oleh pancasila. Masyarakat kampus sebagai masyarakat
ilmiah harus benar-benar mengamalkan budaya akademik seperti sikap kerja sama, santun, mencintai
kemajuan ilmu dan teknologi, serta mendorong berkembangnya sikap mencintai seni . Masarakat
kampus wajib senantiasa bertanggungjawab secara moral atas kebenaran obyektif, bertanggung jawab
terhadap masyarakat bangsa dan negara, serta mengabdi pada kesejahteraan kemanusiaan yang di
dasarkan pada nilai ketuhanan. Oleh karena itu sikap masyarakat kampus tidak boleh tercemar oleh
kepentingan-kepentingan politik penguasa sehingga benar-benar luhur dan mulia.

Pengertian Reformasi

Makna Reformasi  secara etimologis berasal dari kata reformation  dari akar kata reform, sedangkan
secara harafiah reformasi mempunyai pengertian suatu gerakan yang memformat ulang, menata ulang,
menata kembali hal-hal yang menyimpang, untuk dikembalikan pada format atau bentuk semula sesuai
dengan nilai-nilai ideal yang dicitacitakan rakyat. Reformasi juga diartikan pemabaharuan dari
paradigma, pola lama ke paradigma, pola baru untuk memenuju ke kondisi yang lebih baik sesuai
dengan harapan. Suatu gerakan reformasi memiliki kondisi syarat-syarat:

1. Suatu gerakan reformasi dilakukan karena adanya suatu penyimpangan penyimpangan. Masa
pemerintahan Orba banyak terjadi suatu penyimpangan misalnya asas kekeluargaan menjadi
“nepotisme”, kolusi dan korupsi yang tidak sesuai dengan makna dan semangat UUD 1945.

2. Suatu gerakan reformasi dilakukan dengan berdasar pada suatu kerangka structural tertentu,
dalam hal ini Pancasila sebagai ideologi bangsa dan Negara Indonesia. Jadi reformasi pada
prinsipnya suatu gerakan untuk mengembalikan kepada dasar nilai-nilai sebagaimana yang
dicita-citakan oleh bangsa Indonesia.

3. Gerakan reformasi akan mengembalikan pada dasar serta sistem Negara demokrasi, bahwa
kedaulatan adalah di tangan rakyat, sebagaimana terkandung dalam pasal 1 ayat (2). Reformasi
harus melakukan perubahan kea rah sistem Negara hokum dalam penjelasan UUD 1945, yaitu
harus adanya perlindungan hak-hak asasi manusia, peradilan yang bebas dari penguasa, serta
legalitas dalam arti hukum. Oleh karena itu reformasi sendiri harus berdasarkan pada kerangka
dan kepastian hukum yang jelas.

4. Reformasi dilakukan kearah suatu perubahan kearah kondisi serta keadaan yang lebih baik,
perubahan yang dilakukan dalam reformasi harus mengarah pada suatu kondisi kehidupan
rakyat yang lebih baik dalam segala aspek, antara lain bidang politik, ekonomi, sosial, budaya,
serta kehidupan keagamaan.

5. Reformasi dilakukan dengan suatu dasar moral dan etik sebagai manusia yang Berketuhanan
Yang Maha Esa, serta terjaminnya persatuan dan kesatuan bangsa.
Pengertian Pancasila sebagai Paradigma Reformasi

Inti reformasi adalah memelihara segala yang sudah baik dari kinerja bangsa dan negara dimasa lampau,
mengoreksi segala kekurangannya,sambil merintis pembaharuan untuk menjawab tantangan masa
depan. Pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegara masa lalu memerlukan identifikasi, mana yang
masih perlu pertahankan dan mana yang harus diperbaiki. Hal ini mutlak diperlukan dalam upaya
pemantapan kebijaksanaan nasional untuk menyongsong dan mencapai masa depan bangsa yang aman
dan sejahtera. Pancasila yang merupakan lima aksioma yang disarikan dari kehidupan masyarakat
Indonesia jelas akan mantap jika diwadahi dalam sistem politik yang demokratis, yang dengan sendirinya
menghormati kemajemukan masyarakat Indonesia. Pemilihan umum, salah satu sarana demokrasi yang
penting, baru dipandang bebas apabila dilakukan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Peranan Pancasila dalam era reformasi harus nampak sebagai paradigm ketatanegaraan, artinya
Pancasila menjadi kerangka pikir atau pola pikir bangsa Indonesia, khususnya sebagai Dasar Negara.
Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini berarti bahwa setiap gerak langkah
bangsa dan negara Indonesia haru selalu dilandasi oleh sila-sila yang terdapat dalam Pancasila. Sebagai
negara hukum setiap perbuatan, baik dari warga masyarakat, maupun dari pejabat-pejabat dan jabatan-
jabatan harus berdasarkan hukum yang jelas. Jadi hukum yang dibentuk tidak boleh bertentangan
dengan nilai-nilai Pancasila.

Reformasi politik pada dasarnya berkenaan dengan masalah kekuasaan yang memang diperlukan oleh
negara maupun untuk menunaikan dua tugas pokok yaitu memberikan kesejahteraan dan menjamin
keamanan bagi seluruh warganya. Reformasi politik terkait dengan reformasi dalam bidang-bidang
kehidupan lainnya, seperti bidang hukum, ekonomi, sosial budaya serta hakamnas. Misalnya, dalam
bidang hukum, segala kegiatan politik harus sesuai dengan kaidah hukum, oleh karena itu hukum harus
dibangun secara sistematik dan terencana sehingga tidak ada kekosongan hukum dalam bidang apapun.
Jangan sampai ada UU tetapi tidak ada PP pelaksanaanya yang sering kita alami selama ini.

Kualitas kewarganegaraan yang tinggi dikalangan para pemimpin selain dapat memahami dan
menjabarkan sila-sila Pancasila yang abstrak, tetapi juga mampu memimpin rakyat yang memang hidup
dalam lingkungan primondialnya masing-masing agar tidak keliru memberi makna kekuasaan bagi
seorang pemimpin. Kekuasaaan adalah kemampuan untuk mendorong orang lain untuk melaksanakan
kemauan penguasa. Kekuasaan tidak akan terasa sebagai paksaan kalau penggunaannya disertai dengan
kewibawaan, yaitu penerimaan kekuasaan itu secara sadar dan sukarela oleh mereka yang dikuasai.
Dengan lain perkataan, sesungguhnya kekuasaan yang mantap adalah kekuasaan yang bersifat
demokratis.

Anda mungkin juga menyukai