Dosen pengampu:
Disusun oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu,kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah yang lebih baik lagi.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah keluarga adalah sebuah sistem sosial yang alami, dimana seseorang
menyusun aturan, peran, struktur kekuasaan, bentuk komunikasi, cara
mendiskusikan pemecahan masalah sehingga dapat melaksanakan berbagai
kegiatan dengan lebih efektif. Dalam penjelasan yang lain dikatakan bahwa
keluarga adalah suatu unit yang berfungsi sesuai atau tidak sesuai menurut tingkat
persepsi peran dan interaksi di antara kinerja peran dari macam-macam anggota
keluarga.
Masalah gangguan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan yang
seringkali memberikan dampak tidak hanya kepada keluarga, tetapi juga bagi
masyarakat. Permasalah ini disebabkan oleh masalah social ekonomi, ketatnya
persaingan hidup dan masalah psikologis yang berasal dari keluarga. Keluarga
merupakan sumber utama konsep sehat sakit dan prilaku sehat, dan berpengaruh
besar terhadap kesehatan fisik maupun mental anggotanya. Selain itu, keluarga
cenderung terlibat dalam pengambilan keputusan dan proses terapi pada setiap
tahap sehat dan sakit anggota keluarga dari keadaan sejahtera hingga tahap
diagnosis, terapi dan tahap pemulihan. Terapi keluarga adalah cara baru untuk
mengetahui permasalahan seseorang, memahami perilaku, perkembangan
simptom dan cara pemecahannya. Model terapi yang diterapkan dalam keluarga
antara lain Experiential/Humanistic, Bowenian, Psikodinamika dan Behavioral.
Terapi keluarga dapat dilakukan sesama anggota keluarga dan tidak
memerlukan orang lain, terapis keluarga mengusahakan supaya keadaan dapat
menyesuaikan, terutama pada saat antara yang satu dengan yang lain berbeda.
Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan diharapkan mampu
memberikan perawatan atau terapi spesialis sebagi seorang perawat spesialis jiwa
pada klien yang mangalami ansietas ataupun pada keluarga yang mengalami
ansietas karena kondisi atau masalah fisik pada anggota keluarganya. Pemberian
terapi spesialis pada klien ataupun anggota keluarga memberikan dampak yang
sangat besar bagi kesembuhan klien terhadap penyakit fisiknya.
B. Tujuan Penulisan
1. Mampu menganalisa konsep dan teori tentang terapi keluarga
2. Mampu memahami berbagai jenis terapi keluarga
3. Mampu mengaplikasikan berbagai macam jenis terapi keluarga
BAB II
Tinjauan Teori
Menurut pendekatan ini, keluarga dilihat sebagai sebuah unit yang saling
tergantung secara emosional, dengan pola-pola perilaku yang terbentuk seiring
perjalanan waktu dan sering kali diulangi kembali dari generasi ke generasi.
Keluarga menciptakan iklim emosional dan pola perilaku yang akan diduplikat
oleh anggota-anggotanya dalam hubungan-hubungan di luar setting keluarga.
b)Genograms
a) Tahap Sosial : Klinisi berbicara terhadap tiap orang dalam keluarga dan
memperlakukannya seperti tamu.
b) Tahap Masalah : Klinisi melontarkan pertanyaan spesifik seputar masalah yang
dihadapi keluarga tsb.
c) Tahap Interaksi : Klinisi mengumpulkan seluruh anggota keluarga untuk
mendiskusikan masalah mereka sambil mengobservasi proses interseksional.
d) Tahap Penetapan Tujuan: Klinisi mendefinisikan secara operasional tujuan-
tujuan yang diinginkan keluarga.
e) Tahap Penetapan Tugas: Klinisi memberikan instruksi yang diselesaikan di sela-
sela sesi dan didiskusikan dengan anggota keluarga