Anda di halaman 1dari 10

ILMU KELAUTAN. Juni 2009. vol.

14 (2) : 102-111

Komposisi Jenis dan Distribusi Gastropoda


di Kawasan Hutan Mangrove Segara Anakan Cilacap
Rudhi Pribadi*), Retno Hartati, Chrisna. A. Suryono,
Jurusan Ilmu Kelautan, FPIK-UNDIP, Kampus Tembalang Semarang
Telp./Fax 7474698, 08164883017, rudhi_pribadi@yahoo.co.uk

Abstrak
Hutan mangrove Segara Anakan Cilacap merupakan kawasan hutan mangrove terluas di Pulau Jawa yang
masih tersisa. Ekosistem di lokasi ini mempunyai produktivitas tinggi yang berperan sebagai tempat pemijahan,
pembesaran, dan mencari makan bagi berbagai jenis hewan seperti ikan, krustasea, dan moluska. Gastropoda
merupakan moluska yang paling banyak hidup pada hutan mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
komposisi, kelimpahan jenis dan distribusi gastropoda di kawasan hutan mangrove Segara Anakan Cilacap di
Klaces dan Sapuregel yang masing-masing mempunyai tingkat sedimentasi yang tinggi dan rendah. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa di hutan mangrove Segara Anakan Cilacap ditemukan 29 jenis dari 10 famili gastropoda.
Sedimentasi yang lebih tinggi di Klaces menyebabkan jumlah jenis dan kelimpahan individu gastropoda lebih
banyak (24 jenis, 58,2 ind./m2) daripada Sapuregel (19 jenis dan 15,71 ind./m2 ) dengan Indeks Kesamaan
Komunitas 65,12%. Di Klaces, kemelimpahan gastropoda semakin tinggi dengan makin jauhnya lokasi dari pantai
karena adanya tekanan lingkungan yang berupa sampah organik maupun anorganik di sebagian besar pantai,
namun di Sapuregel hampir sama.
Kata kunci : mangrove, gastropoda, jenis, distribusi

Abstract
Mangrove forest in Segara Anakan Lagoon, Cilacap is unique natural resources and believes as the largest remained
mangrove ecosystem in Java. The ecosystem shows very productive and plays important role as spawning, nursing
and feeding ground of many economically important species of fishes, crustacean and mollusks. Gastropod is the
most common mollusk found in mangrove area. The research aimed to analyzed composition, abundance and
distribution of gastropod in Klaces having high sedimentation and sapuragel with low sedimentation in Segara
Anakan Lagoon, Cilacap. The results show that at least 29 species of 10 families of gastropod found in the study
area. High sedimentation at Klaces result in higher gastropods species and abundance (24 species, 58,2 ind./m2)
than at Sapuregel (19 jenis dan 15,71 ind./m2 ) but the community similarity between the two compared areas was
high (65.12%). At Klaces, the more far away from the coastline the more abundance gastropod due to environment
pressure.
Key words : mangrove, gastropod, species, distribution, diversity

Pendahuluan ikan, udang-udangan dan makrobenthos (Moosa et


al., 1996). Snedaker (1978) memperkirakan lebih
Segara Anakan merupakan laut yang dipisahkan
dari 90% jenis biota perairan tropik, di dalam siklus
oleh Pulau Nusakambangan dari Samudera Indone-
hidupnya pernah ditemukan di sekitar hutan man-
sia, sehingga merupakan suatu laguna yang dikelilingi
grove. Selain itu akar-akar dari mangrove dan substrat
oleh hutan rawa-mangrove dan dataran berlumpur. Hu-
lumpur sangat baik untuk berlindung moluska, krusta-
tan mangrove di kawasan ini merupakan sumber daya
sea dan beberapa jenis ikan dari derasnya arus air
alam yang langka dan merupakan kawasan hutan
dan serangan hewan-hewan pemangsa.
mangrove terluas di Pulau Jawa yang masih tersisa.
Tahun 1997, luas hutan mangrove di Segara Anakan Segara Anakan mengalami tekanan yang besar
adalah 8.957 ha, yang terdiri dari 6.290 ha dalam yaitu tingginya laju sedimentasi dari daratan dan
kondisi baik, dan 2.457 ha dalam kondisi rawan (Dir- penebangan liar yang dapat mengakibatkan rusaknya
jen Pemda Depdagri dan PKSPL-IPB, 1999). hutan mangrove. Sedimentasi di Segara Anakan teru-
Secara ekologis, hutan mangrove Segara Anakan tama berasal dari sungai Citanduy, Cibeureum dan Ci-
berfungsi sebagai tempat pemijahan (spawning konde serta sebagian kecil berasal dari sedimentasi
ground), ipukan (nursery ground) dan mencari makan pantai. Berdasarkan studi Dirjen Pemda Depdagri dan
(feeding ground) bagi berbagai jenis hewan seperti PKSPL-IPB (1999), sungai Citanduy mengangkut sedi-

102 www.ik-ijms.com
*) Corresponding author Diterima / Received : 08-04-2009
Ilmu Kelautan, UNDIP Disetujui / Accepted : 12-05-2009
ILMU KELAUTAN. Juni 2009. vol. 14 (2) : 102-111

men 5 juta m3/tahun dan yang diendapkan di Segara (500m). Pada masing-masing sub stasiun dilakukan
Anakan 740ribu m3/tahun. Sedangkan sungai Cikonde ulangan pengambilan data sebanyak 2 kali (1 dan 2).
mengendapkan 260 ribu m3/tahun. Jadi total endapan Pengambilan sampel gastropoda dilakukan den-
di Segara Anakan adalah 1 juta m3/tahun. Kondisi ini gan mengadaptasi metode Sasekumar (1974); Frith et
akan mengakibatkan turunnya produktivitas perairan al., (1976); dan Nugroho (2002) pada plot 5 x 5 m2.
dan secara tidak langsung mempengaruhi kondisi Pengambilan sampel dilakukan pada saat pasang ren-
biota-biota yang hidup di kawasan hutan mangrove dah. Semua jenis gastropoda yang ditemukan dalam
seperti ikan dan makrobenthos. Gastropoda sebagai plot tersebut diambil dengan menggunakan tangan
salah satu makrobenthos dalam ekosistem mangrove dan penggalian sedalam 10 cm. Sampel gastropoda
di Segara Anakan diperkirakan akan terpengaruh oleh yang didapat kemudian dibersihkan dan dimasukkan
kondisi tersebut, untuk itu maka diperlukan penelitian dalam botol sampel, kemudian diberi larutan formalin
mengenai komposisi jenis dan distribusi gastropoda di 4% sebagai pengawetan awal untuk selanjutnya di-
wilayah tersebut. lakukan identifikasi di Laboratorium dengan mengacu
Materi dan Metode Dance (1984), Dharma (1988), FAO (1998) dan Peter
& Sivasothi (1999).
Penelitian ini dilakukan di kawasan hutan mang-
rove Segara Anakan Cilacap, pada koordinat 7º35’– Pengukuran parameter lingkungan dilakukan se-
7º50’ LS dan 108º45’–109º3’ BT. Daerah penelitian cara in-situ. Sebelum semua jenis gastropoda dalam
ini dibagi menjadi 2 lokasi yaitu Klaces, yang meru- plot diambil, terlebih dahulu diukur suhu, salinitas,
pakan daerah dengan tingkat sedimentasi tinggi yaitu DO dan pH air pori, serta diambil contoh sedimen
sebesar 1 juta m3/tahun yang berasal dari sungai untuk dianalisis ukuran butir dan bahan organiknya.
Citanduy (740 ribu m3/tahun), dan sungai Cikonde Ukuran butir sedimen dan kandungan bahan organik
(260 ribu m3/tahun) (Dirjen Pemda Depdagri dan dianalisis dengan metode Utaminingsih & Hermiya-
PKSPL-IPB, 1999) serta Sapuregel dengan tingkat ningsih (1994).
sedimentasi yang lebih rendah karena letaknya yang Data gastropoda yang diperoleh dianalisis kelim-
jauh dari sungai-sungai tersebut (Gambar 1). Daerah pahan (ind./m2) (Odum, 1971), Indeks Keanekaraga-
ini merupakan daerah yang masih alami dan tidak di- man Shannon-Weaner, keseragaman (Krebs, 1989)
jumpai sampah seperti halnya di Klaces. Pengambilan dan Dominasi jenis dengan Indeks Dominasi Simpson
sampel gastropoda dilakukan pada 3 stasiun di tiap (Odum, 1971). Untuk membandingan jenis gastropoda
lokasi penelitian, masing–masing sepanjang 500 m. di kedua lokasi penelitian dilakukan analisis Indeks
Pada tiap–tiap stasiun penelitian ditentukan 3 sub Kesamaan Komunitas (Krebs, 1989). Untuk mengeta-
stasiun (A, B, dan C) yang mewakili daerah tepi pantai hui pola sebaran jenis-jenis gastropoda digunakan In-
(0m), tengah (250m), dan yang lebih jauh dari pantai deks Dispersi (ID) Morista (Krebs, 1989).

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

Komposisi Jenis dan Distribusi Gastropoda di Kawasan Hutan Mangrove Segara Anakan Cilacap ( Rudhi Pribadi, et al. ) 103
ILMU KELAUTAN. Juni 2009. vol. 14 (2) : 102-111

Tabel 1. Komposisi jenis dan jumlah individu gastropoda di Klaces dan Sapuregel Segara Anakan Cilacap

104 Komposisi Jenis dan Distribusi Gastropoda di Kawasan Hutan Mangrove Segara Anakan Cilacap ( Rudhi Pribadi, et al. )
ILMU KELAUTAN. Juni 2009. vol. 14 (2) : 102-111

Gambar 2. Kemelimpahan gastropoda (ind./m2) pada tiap stasiun dan substasiun di Klaces dan Sapuregel Segara Anakan Cilacap

Gambar 3. Fraksi sedimen pada tiap stasiun di Klaces dan Sapuregel Segara Anakan Cilacap

Gambar 4. Fraksi sedimen pada tiap sub-stasiun di Klaces dan Sapuregel Segara Anakan Cilacap

Komposisi Jenis dan Distribusi Gastropoda di Kawasan Hutan Mangrove Segara Anakan Cilacap ( Rudhi Pribadi, et al. ) 105
ILMU KELAUTAN. Juni 2009. vol. 14 (2) : 102-111

Untuk mengetahui perbedaan kelimpahan gast- di Singapura yaitu 28 jenis gastropoda dan Frith et al.
ropoda antar lokasi, stasiun dan antar substasiun (1976) menemukan 24 jenis di Ao Nam-Bor, Thailand
penelitian digunakan analisis uji t yang dilanjutkan Selatan. Nugroho (2002) menjumpai 19 jenis gastro-
dengan uji Tukey (Santoso, 2001). Pengolahan data poda di Kabupaten Mimika, Papua. Di kawasan mang-
stastistik dilakukan dengan menggunakan software rove Ujung Piring, Jepara terdapat 25 jenis gastropoda
SPSS ver.10. (Armis, 2005) sedangkan di kawasan mangrove mu-
ara Sungai Ijo Bodo-Kebumen dan Sungai Adiraja-Ci-
Hasil dan Pembahasan lacap (Hartati & Widianingsih, 2009), menjumpai 14
Mangrove merupakan komunitas tiga dimensi jenis (5 famili) dan 9 jenis (5 famili) Gastropoda. Di
yang dibatasi dua daerah utama yaitu horizontal dari daerah yang berombak lebih tenang, misalkan di ka-
daratan menuju ke laut dan vertikal dari atas pohon ke wasan mangrove Ujung Piring, Jepara, Armis (2005)
tanah (Bengen, 1999). Berbagai avertebrata meng- menemukan 25 jenis gastropoda.
gantungkan hidupnya pada produktivitas mangrove Berdasarkan jaraknya dari pantai, baik di Klaces
baik langsung maupun tidak langsung. Avertebrata maupun Sapuregel, jenis gastropoda yang ditemu-
yang paling melimpah dan menyolok adalah krustasea kan bervariasi, namun kemelimpahan paling banyak
dan moluska (Hogarth, 1999). Moluska diwakili oleh terdapat di sub stasiun B dan C (jauh dari pantai) di
sejumlah siput, suatu kelompok yang umumnya hidup Klaces (Tabel 1, Gambar 2). Di Klaces didominasi oleh
pada akar dan batang pohon bakau dan lainnya pada C. obtusa dan N. violacea, sedangkan di Sapuregel di-
lumpur di dasar akar mencakup sejumlah pemakan dominasi oleh N. lineata. Cerithidea merupakan genus
detritus. Barnes (1987) menyatakan bahwa beberapa yang mempunyai penyebaran luas di hutan mangrove,
jenis gastropoda hidup menempel pada substrat yang sehingga kemelimpahannya juga tinggi. Kondisi ini
keras, akan tetapi ada pula yang hidup pada substrat sama dengan hasil penelitian di kawasan mangrove
yang lunak seperti pasir dan lumpur. Habitat gastropo- Morodemak, Demak (Mulyanto, 1998), Desa panikel-
da di hutan mangrove terbagi menjadi 3 yaitu di pohon Cilacap (Santoso, 2002), dan di sungai Sedodo-De-
mangrove, di atas permukaan lumpur, dan di dalam mak (Yuniarto, 2003).
sedimen (Plaziat, 1984). Gastropoda yang hidup di
Secara umum rata-rata jumlah gastropoda di
pohon mangrove terbagi lagi menjadi gastropoda yang
Klaces lebih lebih melimpah (58,2 ind./m2) daripada
hidup pada akar, batang dan daun mangrove dan yang
di Sapuregel (15,71 ind./m2) (Gambar 2). Kelimpa-
hidup pada kayu yang sudah mati. Sebagian dari si-
han gastropoda di Klaces berkisar 12,3–136,3 ind./
put gastropoda hidup di daerah–daerah hutan bakau,
m2. Kelimpahan gastropoda tertinggi di Klaces dan
ada yang hidup di atas tanah berlumpur, ada pula
sapuregel ditempati oleh C. obtusa (112,3 ind./m2).
yang menempel pada akar atau batang mangrove dan
Kelimpahan gastropoda yang tertinggi di Sapuregel
ada juga yang memanjatnya, misalnya pada Littorina,
adalah Nerita lineata (6,6 ind./m2). Hasil uji-t menun-
Cassidula, Cerithidae dan lain–lain (Dharma, 1988).
jukkan kelimpahan gastropoda di Klaces secara nyata
Sebagai salah satu hewan yang hidup di hutan mang-
lebih tinggi daripada di Sapuregel (p<0,05). Kemelim-
rove, gastropoda dapat digunakan sebagai indikator
pahan yang sama juga ditunjukkan oleh bivalvia pada
biogeografi tentang produktivitas ekosistem mangrove
tempat yangsama (Irwani & Suryono, 2006).
tersebut (Plaziat, 1984).
Perbandingan antar substasiun menunjukkan
Komposisi jenis, kelimpahan dan penyebaran gastro- bahwa kelimpahan rata-rata gastropoda tertinggi ter-
poda dapat di substasiun Klaces B (136,3 ind./m2) dan
Di hutan mangrove Segara Anakan ditemukan Sapuregel B (23,2 ind./m2). Kelimpahan gastropoda
29 jenis gastropoda dari 10 famili (Tabel 1) dan nam- antar stasiun di Klaces dan Sapuregel tidak menun-
pak bahwa di Klaces ditemukan lebih banyak jenis jukkan adanya perbedaan (p>0,05). Kelimpahan gas-
gastropoda (24) daripada di Sapuregel (19). Pisania tropoda antar substasiun di Klaces sangat nyata ber-
sp. Ellobium aurisjudae, C. capucinus, N. lineate, N. beda (p<0,05), namun tidak di Sapuregel (p>0,05).
planospira dan Onchidium sp. tidak ditemukan di Kla- Perbedaan kelimpahan gastropoda di Klaces dan
ces, sedangkan Rissoina sp., Catharus sp., Cassidula Sapuregel diduga disebabkan oleh kondisi lingkungan
sp.3, Littoraria sp2., Nassarius sp., Neritina turrita, N. yang berbeda seperti jenis substrat, salinitas, bahan
zigzag, Neritodryas sp., Neritina sp.1, dan Turritella sp. organik yang terkandung dalam sedimen dan jenis
tidak ditemukan di Sapuregel. vegetasi. Jenis substrat di Klaces sebagian besar la-
Dibandingkan dengan daerah lain di kawasan nau, sedangkan di Sapuregel lanau dan pasir (lanau
mangrove Pulau Jawa, jumlah jenis gastropoda yang di- pasiran atau pasir lanauan) (Gambar 3 & 4).
temukan di Segara Anakan cukup tinggi. Hampir sama Hasil pengukuran suhu, oksigen terlarut dan pH
dengan jumlah yang ditemukan oleh Vermeij (1973)

106 Komposisi Jenis dan Distribusi Gastropoda di Kawasan Hutan Mangrove Segara Anakan Cilacap ( Rudhi Pribadi, et al. )
ILMU KELAUTAN. Juni 2009. vol. 14 (2) : 102-111

di Klaces dan Sapuregel mempunyai kisaran nilai yang analisa kandungan bahan organik selama penelitian
hampir sama yaitu berturut-turut 22,04–26,91ºC; menunjukkan Klaces mempunyai kandungan bahan
1,66–2,31 ppm, dan 6,22–7,09. Rerata salinitas organik yang lebih rendah (18,81–25,62%) dibanding
di Klaces lebih rendah (16,99–19,31‰) daripada di Sapuregel (20,85–27,43%). Hal ini diduga karena
Sapuregel (22,38–27,82‰). Aliran sungai Citanduy, Klaces merupakan daerah yang lebih terbuka sehing-
Cikonde, dan Cibeurem menambah persentase air ga menghambat laju dekomposisi serasah mangrove.
tawar sehingga menurunkan salinitas perairan di Jenis vegetasi yang berbeda antara Klaces dan
Klaces. Keadaan ini menurut Putro et al. (2001) akan Sapuregel juga berpengaruh terhadap komposisi je-
mempengaruhi variasi jenis gastropoda. Seiring den- nis gastropoda. Klaces memiliki zona pantai dan zona
gan aliran air sungai tersebut, sedimen yang dibawa pelopor, sepanjang pantainya merupakan area ber-
aliran tersebut membawa banyak nutrien dan menja- lumpur yang lebar dan tidak mempunyai tebing pem-
dikan lokasi ini kaya akan nutrien. Kebanyakan sedi- batas ke lokasi yang lebih dalam dari pantai (Siswanto,
men yang terbawa ke daerah estuaria berada dalam 2003; Suryono, 2006). Vegetasi yang mendominasi di
bentuk suspensi yang berukuran kecil dan merupakan Klaces adalah Avicenia dan Soneratia yang merupak-
komposisi dari mineral yang dibawa oleh aliran sungai. an tumbuhan pelopor, dominansi jenis vegetasi terse-
Mineral-mineral tesebut diketahui mempunyai kemam- but membuat perbedaan zona antara hutan mangrove
puan mengadsorpsi unsur hara seperti silikat, pho- di Klaces dan Sapuregel (Suryono, 2006). Di Sapure-
spat, dan nitrogen (Supriharyono, 2000) sehingga me- gel tidak lagi mempunyai zona pelopor, tetapi hanya
nyebabkan suburnya perairan. Sedimen tersebut juga terdiri dari zona tebing dan zona hutan mangrove se-
membentuk daratan yang bersubstrat lanau dimana benarnya. Vegetasi yang mendominasi daerah ini juga
substrat ini cocok sebagai habitat gastropoda deposit merupakan mangrove sejati yaitu dari jenis Rhizopho-
feeder. Wells & Slack-Smith (1981) mengatakan bah- ra (Pamungkas, 2003).
wa komposisi gastropoda yang tinggi berkaitan erat Tingginya kelimpahan gastropoda di Klaces tidak
dengan sifat biologis dan ekologis gastropoda yang lepas dari melimpahnya C. obtusa dan N. violacea
menyukai habitat berlumpur dengan kandungan ba- karena mampu mentolelir perubahan lingkungan teru-
han organik yang tinggi. Hal tersebut sesuai dengan tama pada substrat dasarnya. C. obtusa hidup pada
kondisi di Klaces yang mempunyai sedimentasi yang rawa mangrove di atas substrat yaitu pada akar dan
lebih tinggi. batang mangrove (FAO, 1988). Jenis tersebut juga
Bahan organik yang terkandung dalam sedimen banyak dijumpai di zona Ceriops kawasan hutan man-
terutama berasal dari serasah pohon mangrove yang grove Kimberley, Australia Barat dengan kelimpahan
jatuh. Hasil penelitian Siswanto (2003) diketahui gu- 1,65 ind./m2 (Wells & Slack-Smith, 1981). Jenis ini
guran serasah pohon mangrove (litterfall) di Klaces juga terdapat di Sapuregel namun dengan ukuran in-
sebesar 1,10 ton/Ha/bln, sedangkan di Sapuregel dividu yang lebih kecil.
sebesar 0,82 ton/Ha/bln. Sementara itu Priambodo Jenis gastropoda kedua yang banyak menyum-
(2003) menyebutkan guguran serasah tumbuhan bang terhadap nilai kelimpahan di Klaces adalah N. vi-
bawah mangrove di Klaces adalah 4,11 ton/Ha/th, se- olacea dari famili Neritiidae. Seperti halnya C. obtusa,
dang di Sapuregel sebesar 1,37 t/Ha/th. Akan tetapi

2,5

2
H'
1,5 e
C
1

0,5

0
I II III I II III

Klaces Sapuregel

Gambar 5. Perbandingan Indeks keanekaragaman (H’), Keseragaman (e), dan Dominansi (C), gastropoda antar stasiun
di Klaces dan Sapuregel Segara Anakan Cilacap

Komposisi Jenis dan Distribusi Gastropoda di Kawasan Hutan Mangrove Segara Anakan Cilacap ( Rudhi Pribadi, et al. ) 107
ILMU KELAUTAN. Juni 2009. vol. 14 (2) : 102-111

2,5

2
H'
1,5 e
C
1

0,5

0
A B C A B C

Klaces Sapuregel

Gambar 6. Indeks Keanekaragaman (H’), Keseragaman (e), dan Dominansi (C),


gastropoda antar substasiun di Klaces dan Sapuregel Segara Anakan

Tabel 2. Indeks Kesamaan Komunitas antar stasiun di Klaces dan Sapuregel Segara Anakan Cilacap

Tabel 3. Indeks Kesamaan Komunitas antar substasiun di Klaces dan Sapuregel Segara Anakan Cilacap

N. violacea tersebar di seluruh stasiun di kedua lokasi merupakan stasiun yang mempunyai kelimpahan gas-
penelitian. Jenis ini ditemukan merayap di atas sedi- tropoda paling rendah yang diduga disebabkan oleh
men dasar, pada batang mangrove yang sudah busuk, tekanan dari luar yang cukup besar berupa sampah
dan pada pangkal batang mangrove. Hal ini diduga yang mengendap di sepanjang pantainya. Hasil yang
disebabkan jenis sedimen yang ada di Klaces meru- sama juga ditemukan di kawasan mangrove Delta Wu-
pakan sedimen yang disukai jenis ini. Kondisi ini juga lan Demak (Pratikto & Rochaddi, 2006). Odum (1971)
didukung oleh banyaknya batang kayu yang membusuk mengatakan bahwa jumlah jenis dapat berkurang jika
di lokasi ini dimana batang kayu yang seperti ini meru- suatu lingkungan menjadi ekstrim yaitu mengalami
pakan tempat hidup bagi N. violacea (Hogarth, 1986). gangguan tekanan lingkungan baik fisik, kimia, mau-
Kelimpahan gastropoda di Klaces menunjuk- pun biologi. Adanya tekanan lingkungan di stasiun I
kan adanya perbedaan antara stasiun I, II, dan III. diduga juga mengakibatkan kandungan bahan orga-
Perbedaan nilai kelimpahan yang paling menyolok nik menjadi rendah. Hal inilah yang menyebabkan ren-
adalah antara stasiun I dengan stasiun III. Stasiun I dahnya kelimpahan gastropoda di stasiun I. Dengan

108 Komposisi Jenis dan Distribusi Gastropoda di Kawasan Hutan Mangrove Segara Anakan Cilacap ( Rudhi Pribadi, et al. )
ILMU KELAUTAN. Juni 2009. vol. 14 (2) : 102-111

adanya tekanan lingkungan yang berupa sampah da di Sapuregel lebih tinggi di tepi sungai. Hal ini dise-
organik maupun anorganik di sebagian besar pantai babkan karena kebanyakan sub stasiun di Sapuregel
di Klaces menyebabkan rendahnya kelimpahan gast- berada di tepi sungai karena banyak terdapat sungai
ropoda di tepian pantai (rata-rata 12,63 individu/m2). yang berkelok-kelok sehingga setiap stasiunnya terda-
Hal ini terbukti dengan semakin besarnya kelimpahan pat minimal dua titik yang berada di tepi sungai. Seba-
gastropoda jika lokasinya semakin jauh dari pantai (ti- gaimana telah dijelaskan di atas, kondisi lingkungan
tik A sampai C). Sedangkan faktor lain seperti jenis ve- dari tepi sungai sampai kedalam relatif sama yaitu
getasi dan genangan pasang surut ait laut tidak begitu sebagai zona mangrove sebenarnya. Dari tepi pantai
berpengaruh. Dominasi pohon mangrove di lokasi ini langsung masuk ke zona ini tanpa melewati zona pan-
merata di seluruh stasiun baik di tepi pantai maupun tai maupun zona pelopor.
di tempat yang lebih dalam yaitu dari jenis Avicenia Hasil analisa data menunjukkan bahwa gastro-
alba (Pamungkas, 2003). Seluruh stasiun mempunyai poda pada kedua lokasi secara umum memiliki pola
dataran yang hampir sama sehingga pada saat air pa- sebaran mengelompok (clumped) kecuali Ellobium au-
sang, genangan airnya akan masuk kedalam sampai risjudae, Nassarius sp, Neritina sp1., dan Turritella sp.
melebihi sub stasiun C. (di Klaces) dan Pisania sp., Cassidula sp2., Littoraria
Di Sapuregel, sumbangan terbesar kelimpahan sp1., dan Onchiidium sp. (di Sapuregel) yang menye-
gastropoda tidak berasal dari C. obtusa maupun dari bar secara acak (random).
N. violacea melainkan dari N. lineata walaupun jum- Keanekaragaman, Keseragaman, Dominansi dan Ke-
lahnya jauh lebih sedikit. N. lineata menyukai hidup di samaan komunitas
vegetasi Rhizophora spp yang tumbuh subur di Sapu-
regel. Jenis ini ditemukan merayap pada akar dan ba- Indeks Keanekaragaman gastropoda di Sapura-
tang mangrove dan di atas substrat pada saat pasang gel (2,48) lebih tinggi daripada Klaces (1,73). Nilai
rendah. Wells & Slack-Smith (1981) menyebutkan ba- tertinggi terdapat pada stasiun Sapuragel II dengan
hwa di hutan mangrove Kimberley, Australia Barat, N. nilai H’ 2,64 dan yang terendah pada stasiun Klaces
lineata ditemukan di atas pohon dari batas substrat III dengan H’ 1,14 (Tabel 1). Indeks keseragaman
dasar sampai kira-kira 2m diatasnya dan merupakan gastropoda di Sapuragel (0,61) juga lebih besar dari-
jenis paling dominan di zona Rhizophora. Jenis lain pada di Klaces (0,42) dengan nilai tertinggi terdapat
yang banyak ditemukan pada akar dan batang mang- di Sapuragel (stasiun Sapuragel II) dengan nilai 0,65.
rove di Sapuregel adalah N. planospira. Hal ini mung- Nilai keseragaman terkecil terdapat pada stasiun
kin disebabkan karena jenis vegetasi yang ada di lo- Klaces III (0,28). Secara umum Indeks Dominansi di
kasi ini merupakan tempat hidup yang cocok untuk Klaces (0,46) lebih besar dibandingkan dengan Sa-
jenis ini yaitu Rhizophora spp. Hartati & Widianingsih puragel yang bernilai 0,24 (Gambar 5).
(2009) menemukan N. planospira hidup pada akar Perbandingan antar sub-stasiun menunjukkan
dan batang R. mucronata. rata-rata Indeks Keanekaragaman tertinggi terdapat di
Komposisi jenis dan kelimpahan gastropoda di sub-stasiun B Sapuregel yaitu 2,78 demikian juga ni-
lokasi Sapuregel tidak menunjukkan perbedaan antar lai Indeks Keseragamannya (0,68). Indeks Dominansi
stasiunnya. Jumlah jenis dan kelimpahan gastropoda tertinggi terdapat di sub stasiun B Klaces dengan nilai
yang ditemukan hampir tidak mempunyai perbedaan 0,49 (Gambar 6).
antara stasiun I, II, maupun stasiun III. Dari stasiun Secara umum kesamaan komunitas gastropoda
I, II, dan III didominasi oleh Nerita lineata. Terlihat antar stasiun di Klaces lebih kecil daripada di Sapure-
bahwa di lokasi ini mempunyai kesamaan komuni- gel (Tabel 2), demikian juga dalam perbandingan an-
tas yang sangat tinggi di antara stasiun-stasiunnya tar substasiun (Tabel 3).
(91,43-97,14%). Hal ini kemungkinan terjadi karena Perbedaan kelimpahan antara Klaces dan
setiap stasiun di lokasi ini mempunyai karakteristik Sapuregel mempengaruhi keanekaragaman dan kes-
habitat dan kondisi lingkungan seperti jenis vegetasi, eragaman jenis gastropoda yang ada di kedua lokasi
jenis sedimen, suhu dan salinitas yang tidak jauh ber- tersebut. Perbedaan keanekaragaman dipengaruhi
beda. Setiap stasiun di lokasi ini masih dalam zona oleh jumlah individu, banyak jenis, serta keseragaman
yang sama dimana jenis vegetasinya didominasi oleh dan kelimpahan individu tiap jenisnya (Odum, 1971).
Rhizophora spp. (Pamungkas, 2003). Seluruh stasiun Hughes (1986) yang menyatakan bahwa indeks ke-
mempunyai jenis sedimen sama yaitu berupa pasir la- anekaragaman makrobenthos dipengaruhi oleh jum-
nauan. Suhu (rata-rata 24,70C) dan salinitas (rata-rata lah jenis yang tersebar merata maka nilai indeks ke-
22,38-27,82‰) tidak menunjukkan perbedaan yang anekaragaman jenisnya akan tinggi, tapi sebaliknya
mencolok di lokasi ini. jika individu tiap jenis penyebarannya tidak merata
Berbeda dengan di Klaces, kelimpahan gastropo- maka nilai indeks keanekaragamannya akan rendah.

Komposisi Jenis dan Distribusi Gastropoda di Kawasan Hutan Mangrove Segara Anakan Cilacap ( Rudhi Pribadi, et al. ) 109
ILMU KELAUTAN. Juni 2009. vol. 14 (2) : 102-111

Jumlah jenis yang ditemukan di lokasi Klaces ti- poda di kawasan vegetasi mangrove Ujung Piring-
dak menunjukkan adanya perbedaan yaitu 17 jenis Mlonggo, Jepara. Laporan Penelitian. Fakultas
untuk masing-masing stasiun. Jenis gastropoda yang Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Dipo-
ditemukan di lokasi ini tidak seluruhnya tersebar di negoro. Semarang. 67 hal.
setiap stasiun. Beberapa jenis gastropoda hanya dite-
Barnes, R.D. 1987. Invertebrate Zoology. 5th Edition. B.
mukan di salah satu stasiun saja, sedang di stasiun
Sounders College Publishing : pp. 344 - 377
lain tidak ditemukan. Ini terbukti dengan kesamaan
komunitas antar stasiun yang berkisar antara 64,71- Bengen, D.G. 1999. Pedoman Teknis Pengenalan dan
76,47%. Krebs (1989) menyebutkan bahwa kesamaan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Pusat Kajian
antara dua komunitas dipengaruhi oleh jumlah jenis Pesisir dan Lautan. Institut Peranian Bogor. 55 hlm.
di kedua lokasi tersebut dan jumlah jenis yang sama
Dance, S. P. 1984. The Encyclopedia of Shell. Bland-
yang ditemukan di kedua lokasi tesebut.
ford Press. Poole. 288 pp.
Secara umum kedua lokasi penelitian mempun-
yai kesamaan komunitas gastropoda yang tergolong Dharma, B. 1988. Siput dan Kerang Indonesia I (In-
tinggi (S=65,12%). Kesamaan komunitas antara lo- donesian Shells). Penerbit PT. Sarana Graha. Ja-
kasi Klaces dan Sapuregel sangat dipengaruhi oleh karta. 107 hlm.
jumlah jenis dan jenis-jenis yang hidup di kedua lokasi Dirjen Pemda Depdagri dan PKSPL-IPB, 1999. Peny-
tersebut. Semakin banyak jenis yang sama di kedua empurnaan Penyusunan “Management Plan” Ka-
lokasi tersebut maka akan semakin besar juga nilai in- wasan Segara Anakan; Buku I. 70 hlm.
deks kesamaan komunitas antara kedua lokasi terse-
but (Krebs, 1989). Hal ini diduga karena Klaces dan FAO, 1998. The Living Marine Resources of The West-
Sapuregel masih termasuk dalam satu wilayah yang ern Central Pasific. Vol. 1: Seaweeds, corals, bi-
memungkinkan penyebaran jenis gastropoda. Se- valves and gastropods. FAO of The United Nation.
dangkan mengenai distribusi gastropoda, tergantung 686 pp.
pada kondisi lingkungan seperti yang sudah dijelas- Frith. D.W., R. Tantanasiriwong, and O. Bhatia. 1976.
kan di atas. Zonation of macrofauna on a mangrove shore,
Kesimpulan Phuket Island. Phuket Marine Biological Center
Res. Bull, 10: 1-37.
Di Segara Anakan terdapat 29 jenis gastropoda
dari 10 famili. Sedimentasi yang lebih tinggi di Klaces Hartati, R. & Widianingsih, 2009. Identifikasi dan
menyebabkan jumlah jenis dan kelimpahan individu Kelimpahan Gastropoda di Kawasan Mangrove
gastropoda lebih banyak (24 jenis, 58,2 ind. /m2) Sungai Ijo Bodo–Kebumen dan Sungai Adiraja-Ci-
daripada Sapuregel (19 jenis dan 15,71 ind./m2 ) den- lacap. Seminar Nasional Moluska 2 di IPB Inter-
gan Indeks Kesamaan Komunitas 65,12%. Di Klaces, national Convention Center Botani Square, Bogor,
kemelimpahan gastropoda semakin tinggi dengan ma- 11-12 Februari 2009.
kin jauhnya lokasi dari pantai karena adanya tekanan
lingkungan yang berupa sampah organik maupun an- Hoghart, P.J. 1999. The Biology of Mangrove. Oxford
organik di sebagian besar pantai, namun di Sapuregel University Press Inc. New York, 218 pp.
hampir sama. Hughes, R.N. 1986. A Functional Biology of Marine
Ucapan Terima Kasih Gastropods. The John Hopkins University Press.
Baltimore. Maryland. 231 pp.
Penelitian ini merupakan bagian dari kegiatan
“The Ecology of Mangrove Vegetation and Common Irwani & Suryono, C.A.. 2006. Struktur populasi dan
Asiatic Clam (Geloina spp.) in Segara Anakan” yang distribusi kerang totok Geloina sp. (Bivalvia:
merupakan kerjasama antara Pusat Kajian Pesisir corbiculidae) di Seagara Anakan cilacap ditinjau
dan Laut Tropis (PKPLT) Lembaga Penelitian Universi- dari aspek degradasi salinitas. Ilmu Kelautan
tas Diponegoro dengan Segara Anakan Conservation 11(1): 23 - 27
and Development (SACDP)-BCEOM, untuk itu penulis Krebs, C.J. 1989. Ecology: The Experimental Analy-
mengucapkan terimakasih kepada pihak terkait yang sis of Distribution and Abundance. Third Edition.
mengijinkan untuk menganalisa sebagian data yang Harper and Row Publishers. New York 776 pp.
diperoleh.
Mulyanto, 1998. Studi tentang makrobenthos epifau-
Daftar Pustaka na di daerah pasang surut hutan mangrove Mo-
Armis, R. 2005. Komposisi jenis dan distribusi gastro- rodemak- demak. Laporan Penelitian. Fakultas

110 Komposisi Jenis dan Distribusi Gastropoda di Kawasan Hutan Mangrove Segara Anakan Cilacap ( Rudhi Pribadi, et al. )
ILMU KELAUTAN. Juni 2009. vol. 14 (2) : 102-111

Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Dipo- Santoso, B. M., 2002. Distribusi dan keanek-
negoro. Semarang. 60 hal. aragaman gastropoda hutang mangrove desa
Panikel, Kawunganten-Cilacap. Laporan Peneli-
Moosa, Kasim, D. Rokhmin, M. Hutomo, S.S. Ismu, and
tian. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Uni-
S. Salim. 1996. Indonesian Country Study on Inte-
versitas Diponegoro. Semarang. 76 hal.
grated Coastal and Marine Biodiversity Manage-
ment. Ministry of State for Environment Republic Sasekumar, A. 1974. Distribution of macrofauna on a
of Indonesia in coorporation with Directorate for Malayan mangrove shore. The J.l of Animal Ecol.,
Nature Management, Kingdom of Norway. 43 : 51-69.
Nugroho, A. 2002. Struktur dan Komosisi Vegetasi ser- Siswanto. 2003. Produktivitas dan Dekomposisi Daun
ta Struktur Molluska di Hutan Mangrove Muara Mangrove di Kawasan Hutan Mangrove Segara
Sungai Ajkwa dengan Nuara Sungai Kamora, Anakan, Cilacap. Skripsi FPIK-Ilmu Kelautan Undip.
Kabupaten Mimika, Papua, Laporan Penelitian.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universi- Snedaker, S.C. 1978. Mangrove; their values and per-
tas Diponegoro. Semarang. 76 hlm. petuation. National Resources, 14 : 6 – 13
Odum, P.E. 1971. Fundamental of Ecology. Sounders
Supriharyono, 2000. Pelestarian dan Pengelolaan
College Publishing. USA. 574 pp.
Sumber Daya Alam di Wilayah Pesisir Tropis.
Pamungkas, O. 2003. Struktur dan Komposisi Hutan Penerbit P.T. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Mangrove di Segara Anakan Cilacap. Laporan 206 hlm.
Penelitian. FPIK-Ilmu Kelautan Undip.
Suryono, C.A.. 2006. Struktur populasi vegetasi mang-
Peter, K.L. Ng. and N. Sivasothi. 1999. A Guide to The
rove di Laguna Segara Anakan Cilacap Jawa Ten-
Mangrove of Singapore II (Animal Diversity). Pub-
gah. Ilmu Kelautan 11(2) : 45-51.
lished by Singapore Science Centre. 168 pp.
Plaziat, C.J. 1984. Mollusc Distribution in Mangal. Dr. Utaminingsih,S., Jaya, dan Hermiyaningsih. 1994. Pe-
W. Junk Published. pp.121-143 doman Analisis Kualitas Air dan Tanah Sedimen
Perairan Payau. BBAP. Jepara. 36 – 38 pp.
Pratikto, I. & Rochaddi, B. 2006. Ekologi perairan Del-
ta Wulan Demak, Jawa Tengah : korelasi sebaran
Wells, F.E. and S.M. Slack-Smith. 1981. Zonation of
gastropoda dan bahan organik dasar di kawasan
molluscs in a mangrove swamp in the Kimberley,
mangrove. Ilmu Kelautan 11(4): 76-78.
Western Australia. Proc. of Malacology. Depart-
Priambodo, S. 2003. Produktivitas dan Dekomposisi men of Malacology, 9: 265-274.
Serasah Tumbuhan Bawah (Acanthus ilicifolius
dan Derris trifoliata) di Kawasan Mangrove Sega- Vermeij, G.J. 1973. Mollusc in Mangrove Swamp: Physi-
ra Anakan Cilacap. Laporan Penelitian. FPIK-Ilmu ognomy, Diversity, and Regional Differences. Syst.
Kelautan Undip. Zool. 22: 609-624.
Putro, P. Sapto, W.H. Jafron, R. Rahadian. 2001.
Yuniarto, R., 2003. Struktur komunitas gastropoda di
Struktur komunitas makroinvertebrata bentik
vegetasi mangrove muara Sungai Sedodo, De-
di kawasan muara sungai Donan dan kawasan
mak. Laporan Penelitian. Fakultas Perikanan dan
rawa payau RPH Tritih, Cilacap. Lap. Penelitian.
Ilmu Kelautan. Universitas Diponegoro. Sema-
Fakultas MIPA Universitas Dipongoro.
rang. 60 hal.
Santoso, S. 2001. SPSS Versi 10: Mengolah Data
Statistik Secara Profesional. Penerbit P.T. Elex
Media Computindo. Kelompok Gramedia, Jakar-
ta. 573 hlm.

Komposisi Jenis dan Distribusi Gastropoda di Kawasan Hutan Mangrove Segara Anakan Cilacap ( Rudhi Pribadi, et al. ) 111

Anda mungkin juga menyukai