Yogyakarta
ABSTRAK. Studi ini bertujuan untuk mengkaji mineralogi dan kimia mineral alterasi
prograde dan retrograde endapan skarn Pb-Zn-Cu-(Ag) Ruwai di Kabupaten Lamandau,
Kalimantan Tengah. Intrusi granodiorit dan batuan dinding berupa batuan sedimen
(batulanau dan batupasir) dan batuan vulkanik (batuan vulkanik aliran dan tufa)
mengalami alterasi skarnisasi pada tahap prograde dan retrograde. Studi mineralogi
skarn dilakukan dengan analisis petrografi, sedangkan analisis EPMA (electron probe
micro analyser) untuk mengetahui kimia mineral dan variasi komposisinya. Hasil studi
menunjukan bahwa mineral skarn prograde terdiri dari garnet, klinopiroksen dan
mungkin anortit, sedangkan mineral skarn retrograde meliputi klorit, epidot, kalsit dan
zeolit. Garnet memperlihatkan tekstur zoning. Garnet memiliki kadar Fe 2O3 15,30
sampai 31,57wt.% (rerata 27,37wt.%; N = 10), sedangkan CaO 31,72 -34,47 wt.% (rerata
33,37wt.%; N = 10), diklasifikasi sebagai andradit. Elemental mapping garnet
menunjukan peningkatan komposisi Al dan pengurangan komposisi Fe dari center,
proximal ke distal. Klinopiroksen memperlihatkan tekstur kristal halus dan shreddy
dan kadang-kadang zoning. Komposisi CaO dan XFe (Fe/(Fe+Mg) klinoproksen rerata
berturut-turut 23,24 wt.% dan 0,08, yang menunjukan klinopiroksen sebagai diopsid
(CaMgSi2O6). Mineral retrograde berupa epidot dikategori sebagai klinozoisit, klorit
diklasifikasi sebagai klinoklor dan kamosit, serta zeolit merupakan chabazite (calcium-
rich zeolite). Secara umum, baik mineral prograde maupun retrograde secara konsisten
termasuk calc-silicate minerals yang merupakan mineral silikat yang kaya kalsium yang
terbentuk melalui proses reaksi kimia antara silicious hydrothermal fluid dengan calcium-
enriched wallrocks. Mineralisasi bijih terbentuk saat retrograde pada temperatur 210-250
°C, log sulphur fugacities -11,78 sampai -14,68 dan log oxygen fugacities -37,56 sampai -
41,25.
Kata kunci: Mineralogi, kimia mineral, skarn, prograde, retrograde, Ruwai Selatan,
Indonesia
I. PENDAHULUAN
Indonesia dikenal dengan kekayaan sumberdaya mineralnya yang melimpah.
1059
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO
TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta
Kekayaan sumberdaya alam ini mampu menyumbang Rp. 90 milyar untuk pendapatan
Negara Indonesia menurut (Hartriani, 2017 dalam Badaruddin, 2018). Hal ini mampu
penopang perekonomian negara dari sektor pertambangan. Oleh karena itu,
pemerintah sangat gencar melakukan eksplorasi, guna meningkatkan sumberdaya
mineral yang terukur agar dapat tambang, diolah dan dimanfaatkan. Prospek Ruwai
Selatan, Kabupaten Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah merupakan salah satu
daerah yang menghasilkan sumberdaya logam dasar (Pb-Zn-Cu) Ag dan bijih besi (Fe)
di Indonesia. Bijih besi dan logam dasar ini dihasilkan oleh proses skarnisasi atau lebih
dikenal dengan endapan skarn (Setidjadi dkk., 2010; Idrus dkk., 2011). Endapan skarn
itu sendiri merupakan batuan kalk-silikat yang relatif berbutir kasar yang berasosiasi
dengan bijih besi (Geijer and Magnusson, 1952 dalam Meinert, 1992). Aspek geologi
yang mengontrol terbentuknya endapan skarn di daerah Ruwai Selatan, yaitu adanya
kontak batuan beku granit yang mengitrusi batuan sedimen dan batuan vulkanik
diatasnya, serta struktur yang berarah South West -North East (Idrus dkk., 2011).
Kedua faktor tersebut (litologi dan struktur) yang mengakibatkan terbentuknya
mineralisasi skarn dan alterasi skarn i.e. skarn prograde dan retrograde. Penelitian ini
bertujuan untuk melalukan karakterisasi mineralogi skarn dan menganalisis kimia
mineral dari mineral-mineral skarn tersebut.
mineralogi dari alterasi yang terjadi pada saat proses pembentukkan endapan skarn di
daerah Ruwai Selatan. Sampel yang dianalisi dalam metode ini terdiri dari sampel
skarn prograde dan retrograde. Pada prograde terdiri dari mineral garnet dan
klinopiroksen. Sedangkan pada retrograde terdiri dari mineral klorit, epidot dan zeolit.
Analisis petrografi dan microprobe tersebut dilakukan di Institut Mineralogi dan
Geologi Ekonomi, RWTH Aachen University, Jerman.
b. Klinopiroksen
Klinopiroksen terbentuk pada tahap isokimia dan prograde pada endapan
skarn. Klinopiroksen sering dijumpai bersamaan dengan mineral garnet (Meinert,
1992). Data kimia mineral klinopiroksen terlihat pada Tabel 2. Berdasarkan
perhitungan nilai Ca (afu) terhadap nilai dari mol fraksi Fe/(Fe+Mg) klinopiroksen
didaerah penelitian diklasifikasikan kedalam diopside (Papike, 1998 dalam Baghban
dkk, 2014). Hal ini sependapat dengan (Einaudi, 1982 dalam Baghban dkk, 2014)
yang membagi jenis klinopiroksen, berdasarkan perhitungan mol fakrsi yang
menyatakan bahwa, mineral klinopiroksen di daerah penelitian teridentifikasi
sebagai diopside (Gambar 5). Sebagian besar klinopiroksen didaerah penelitian
1061
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO
TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta
berasal dari batuan beku dan sebagian kecil berasal dari batuan metamorf, hal ini
ditunjukkan dari perhingan nilai (Ti+Cr+Na) (Berger dkk, 2005 dalam Baghban
dkk, 2014) (Gambar 7). Secara umum mineral klinopiroksen memperlihatkan
tekstur Kristal yang halus, sheddy dan sedikit zoning. Tekstur ini digambarkan
secara megaskopis dan mikroskopis. Secara mikroskopis ditampilkan dari hasil
pemetaan unsur menggunakan backscatter image EPMA (Gambar 8). Selain
memperlihatkan tekstur dari mineral klinopiroksen, pemetaan unsur juga
ditujukan untuk mengetahui perubahan komposisi unsur dari mineral
klinopiroksen.
b. Termometer Klorit
Termometer klorit merupakan perhitungan yang dilakukan untuk
mengetahui temperatur pembentukkan alterasi retrograde dari analisis mineral
klorit. Analisis mineral klorit ini dilakukan dengan menggunakan software
Chlorite dari Harrold and Walshe (1988). Selain mengidentifikasi temperatur,
aplikasi tersebut juga mampu menghitung nilai dari activity, log oxygen fugacity dan
log sulphur fugacity. Data kimia klorit terlihat pada Tabel 3, sedangkan Tabel 4
merupakan hasil perhitungan thermometer klorit menunjukan temperatur 210-250
°C), log sulphur fugacity antara -11,78) sampai -14,68, log oxygen fugacity antara -37,56
sampai -41,25, dan activity dari mineral clinochlore dan chamosite. Berdasarkan nilai
temperatur dan log sulphur fugacity, larutan hidrotermal yang membentuk alterasi
retrograde skarn South Ruwai berada pada kondisi intermediate sulfidation stage (cf.
Einuadi dkk, 2003; Piercey, 2017) (Gambar 9).
c. Epidot
Mineral epidot didaerah penelitian terbagi menjadi 2 jenis diantaranya,
epidote dan clinozoisite. Mineral epidot itu sendiri merupakan mineral monoklin
dengan rumus kimia Ca2Al2Fe3+ [Si2O7][SiO4]O(OH) (Haüy,1801 dalam Armbruster
dkk, 2006). Clinozoisite merupakan mineral polymorphism dengan zoisite
Ca2Al3[Si2O7][SiO4]O(OH) (Weinschenk, 1896 dalam Armbruster dkk, 2006) atau
lebih dikenal dengan mineral epidot dengan komposisi Fe yang rendah. Secara
umum mineral epidot ini berasosiasi dengan alterasi retrograde (Baghban dkk, 2014)
1062
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO
TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta
d. Zeolit
Endapan skarn yang berasosiasi dengan mineral zeolite, cenderung
dipengaruhi temperatur sedang-menengah (Burt, 1977 dalam Ray dan Webster,
1997). Zeolite itu sendiri terbagi menjadi 3 bagian yaitu, zeolite yang didominasi
dengan komposisi sodium (NaO) disebut dengan zeolit mordenite, zeolite yang kaya
akan kalsium (CaO) disebut dengan zeolite chabazite, dan zeolite yang kaya akan
potassium (K) disebut dengan zeolite klipnoptilolite (Grim, 1968). Zeolit di daerah
penelitian terklasifikasi kedalam jenis chabazite, hal ini ditunjukkan dari komposisi
CaO rerata (12,81-24,91 wt%) (Tabel 7).
1063
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO
TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta
dari log sulphur fugacity terhadap temperatur, disimpulkan bahwa larutan hidrotermal
yang membentuk skarn logam dasar (Pb-Zn-Cu) Ruwai Selatan memiliki intermediate
sulfidation state. Hal ini didukung oleh studi megaskopik dan mikroskopi bijih yang
dilakukan menunjukan bahwa asosiasi mineral bijih yang hadir seperti galena, sfalerit,
kalkopirit, tennantit, pirit, pyrrhotit dan asenopirit (Einuadi dkk, 2003; Piercey, 2017).
VI. KESIMPULAN
1. Pada alterasi skarn prograde terdiri dari 2 jenis mineral meliputi garnet dan klinopiroksen.
Jenis garnet yang paling dominan berupa andradite. Klinopiroksen memiliki komposisi
CaO dan MgO yang tinggi, sehingga diklasifikasikan kedalam mineral diopside.
Pada alterasi skarn retrograde meliputi 3 jenis mineral yaitu klorit, epidot dan zeolit.
Mineral klorit diklasifikasi ke dalam chamosite, dikarenakan memiliki komposisi
FeO yang tinggi. Pada mineral epidot teridentifikasi ke jenis epidote-end member
ketimbang clinozosite. Zeolit diklasifikasi ke dalam jenis chabazite, hal ini
dikarenakan komposisi CaO yang sangat dominan.
2. Paragenesa pembentukkan alterasi skarn diawali dari mineral garnet,
klinopiroksen pada alterasi skarn prograde pada temperatur tinggi, yang diikuti
pembentukan klorit, epidot dan zeolit pada tahap alterasi skarn retrograde.
Mineralisasi bijih logam dasar Pb-Zn-Cu-(Ag) co-genetic dengan tahap alterasi skarn
retrograde. Berdasarkan termometer klorit memperlihatkan fluida hidrotermal
yang membentuk skarn retrograde memiliki kisaran temperatur 210-250 °C, log
sulphur fugacity antara -11,78) sampai -14,68, log oxygen fugacity antara -37,56 sampai
-41,25. Pemplotan temperatur dengan log sulphur fugacity dari thermometer klorit
menunjukan bahwa fluida hidrotermal yang membawa mineralisasi logam dasar di
daerah penelitian (Ruwai Selatan) berada pada kondisi intermediate sulfidation state.
ACKNOWLEDGEMENT
Penelitian ini sebagian dibiayai melalui Hibah Penelitian Tesis S2 Departemen
Teknik Geologi FT-UGM 2019 dan Hibah Program RTA (Rekognisi Tugas Akhir) 2019
dari Universitas Gadjah Mada yang diberikan kepada penulis kedua dengan Nomor
Kontrak 3339/UN1/DITLIT/DIT-LIT/LT/2019. Penelitian lapangan dilakukan di lokasi
IUP Operasi Produksi PT. Kapuas Prima Coal (PT. KPC) Tbk. Terima kasih atas
bantuan dana penelitian dan dukungan semua pihak.
REFERENSI
Armbruster, T., Bonazzi, P,m Akasaka, M., Bermanec, V., Chopin, C., Giere, R., Heuss
Assbichler, S., Liebscher, A., Menchetti, S., Pan,Y., Pasero, M., 2006. Recommended
Nomenclature of Epidote-group Mineral. Eur.J.Mineral, vol 18, p. 551-657.
Badaruddin, M., 2018. Dinamika Industri Migas dan Petambangan di Indonesia. Laporan
penelitian (online). Diakses pada 20 juli 2019
1064
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO
TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta
Baghban, S., Reza., M., Moayyed,m., Asghar, M.,A., Gregory., D., 2014. Geology Mineral
Chemistry and Formation Conditions of Calc-Silicate mineral of Astamal Fe-LREE
distal Skarn Deposit, Eastern Azarbaijan Province NW Iran. Ore Geology Review, vol
68 pp 79-96
Bollen, E., M., 2015. Explaining Discontinuous Garnet Zoning Using
Reaction History P-T Models: An Example From The Salmon
River Suture Zone, West-Central Idaho. Thesis, Alabama University.
Carlile, J.C., dan Mitchell, A.H.G., 1994, Magmatic Arcs and Associated Gold and Copper
Mineralization in Indonesia: in van Leeuwen, T.M., Hedenquist, J.W., James, L.P., and
Dow, J.A.S., eds., Mineral Deposit of Indonesia, Discoveries of the Past 25 Years:
Journal of Geochemical Exploration, v. 50, p. 91-142.
Corbett. G. J dan Leach. T.M.,1996, Southwest Pasific Rim Gold-Copper Systems Structure,
Alteration, Mineralization, New Zealand.
Einaudi, M.T., 1982a, Descriptions of skarns associated with porphyry copper plutons,
|southwestern North America, in Titley, S.R. (Ed.), Advances in Geology of the
Porphyry Copper Deposits, Southwestern North America: University Arizona Press, p.
139-184.
Einaudi, M.T., 1982b, General features and origin of skarns associated with porphyry copper
plutons, southwestern North America, in Titley, S.R. (Ed.), Advances in Geology of the
Porphyry Copper Deposits, Southwestern North America: University of Arizona Press,
p.185-210.
Einaudi, M.T., Hedenquist J.W., and Inan E.E., 2003, Sulfidation State of Fluids in Active and
Extinct Hydrothermal Systems: Transitions from Porphyry to Epithermal
Environments: Society of Economic Geologists Special Publication No. 10, p. 285-314.
Google Inc. 2016. Google Maps: Peta Lokasi KP Ruwai, Kalimantan Tengah dalam
http://maps.google.com/
Grim, R., 1968. Clay Mineralogy, 2nd Ed. McGraw-Hill Book Co.: New York
Harrold, B.P., Walshe, J.L., 1988, Implementation of the CHLORITE and supporting programs on
Vax 11 series computer.
Idrus, A., Kolb., J., Meyer., F.,M., Aried., J., Setyandhaka., D., Kepli., S., 2009. A Preliminary Study On
Skarn-Related Calc-Silicate Rock Associated with the Batu Hijau
Porphyry Copper-Gold Deposit, Sumbawa Island, Indonesia. Resource Geology, Vol 3, pp 295-
306
Margono, U., Soejitno, T., dan Santosa, T., 1995, Peta Geologi Lembar Tumbangmanjul Kalimantan, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Meinert, L.D., 1987, Skarn zonation and fluid evolution in the Groundhog Mine, Central Mining
Meinert, L.D., 1983, Variability of skarn deposits - Guides to exploration: in Boardman, S.J., ed., Revolution
in the Earth Sciences, Kendall-Hunt Publishing Co., p. 301-316.
Ray, G.,E., and Webster., I.,C.,L.,1997. Skarn in British Columbia. Bulletin 101
1065
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO
TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta
Setijadji, L, D., Idrus, A., dan Thamba, F., 2010, Geology of the Ruwai Iron and Zn-Pb-Ag Skarn Deposits
Lamandau District, Central Kalimantan, 81 Proceeding Book – Kalimantan Coal and Mineral
Resources, pp.175- 186.
Strunz, Nickel, H., Ernest, H., 2001, Strunz mineralogical tables: Chemical structural mineral classification
systems: 9th eds., Schweizerbart'sche Verlagsbuchhandlung, 870 p.
1066
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO
TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta
1067
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO
TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta
1068
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO
TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta
1069
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO
TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta
1070
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO
TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta
1071
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO
TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta
Gambar 2. Klasifikasi garnet berdasarkan nilai dari mole fraction Fe/(Fe+Al) sebagian besar
menunjukkan jenis andradite
1072
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO
TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta
Gambar 3. Backscatter image EPMA dari pemetaan unsur kimia (Al, Si, Ca, Mn dan Fe) dari
garnet.
Gambar 4. Perubahan komposisi kimia mineral garnet dari metode backscatter image EPMA
1073
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO
TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta
Gambar 5. Pembagian jenis klinopiroksen didaerah penelitian berdasarkan nilai mole fraction
Fe/(Fe+Mg) yang termasuk kedalam jenis andradit
Gambar 6. Batuan asal dari mineral klinopiroksen didaerah penelitian (Berger dkk, 2005)
1074
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO
TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta
Gambar 7. Backscatter image EPMA pemetaan unsur kimia (Al, Si, Ca, Mn dan Fe) dari
klinopiroksen
Chamosite
Clinochlore
Gambar 8. Grafik klasifikasi jenis mineral klorit didaerah penelitian yang termasuk kedalam
jenis chamosite.
1075
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO
TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta
Gambar 9. Skarnisasi dan mineralisasi logam dasar di daerah penelitian terbentuk pada kondisi
intermediate sulfidation state yang dihitung dari kimia klorit.
1076
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO
TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta
Prograde Retrograde
Assosiasi Mineral
(>300 °C) (210-250 °C)
Garnet
Klinopiroksen
Epidot
Klorit
Zeolit
Gambar 11. Paragenesa alterasi prograde dan retrograde dari asosiasi mineralnya di daerah
penelitian
1077
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten