Anda di halaman 1dari 13

ARTIKEL TENTANG HAKIKAT DAN MARTABAT MANUSIA

Disusun oleh ;
Nurul faujiah {2161206110014}
Abdul royzak {2161206110001}
Freti anggriana { 2161206110009}
Sperka mutiara {2161206110015}

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


KAMPUS UTAMA
2021
Jl.Gubernur Syarkawi
Tel : 08113363002 Email : info@umbjm .ac.id
Website : www .umbjm .ac .id
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak
memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita umatnya. Rahmat beserta salam semoga tetap
tercurahkan kepada jungjunan kita, pemimpin akhir zaman yang sangat dipanuti oleh
pengikutnya yakni Nabi Muhammad SAW. “HAKIKAT DAN MARTABAT
MANUSIA” ini sengaja di bahas karena sangat penting untuk kita khususnya sebagai
mahasiswa yang ingin lebih mengenal mengenai pendidikan islam.
Selanjutnya, penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan pengarahan-pengarahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Tidak lupa juga kepada bapak/ibu dosen dan teman-teman yang lain untuk
memberikan sarannya kepada kami agar penyusunan makalah ini lebih baik lagi.
Demikian, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
umumnya semua yang membaca makalah ini.

BANJARMASIN,OKTOBER 2021

PENYUSUN
Contents
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................................4
C. Tujuan................................................................................................................................................4
BAB II.................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................................................5
2.A Hakikat dan Martabat Manusia...................................................................................................5
2.B. Asal-usul Kejadian Manusia........................................................................................................5
2.C Potensi-potensi Manusia.............................................................................................................6
2.D Kelemahan dan Kelebihan Manusia............................................................................................9
2.E Sifat-sifat Manusia.....................................................................................................................10
BAB 3...........................................................................................................................................13
PENUTUP.....................................................................................................................................13
A. KESIMPULAN...........................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Berdiskusi dan membahas mengenai manusia tidak akan pernah ada habisnya. Jika
kita membahas hakikat dan martabat manusia, maka kita harus mengetahui siapakah manusia
itu sendiri. Manusia merupakan makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT paling mulia
dibandingkan dengan makhluk lain di alam semesta ini. Salah satu kelebihan tersebut adalah
manusia dianugerahi akal dan kemampuan berpikir serta dipercaya untuk mengemban tugas
sebagai khalifah di muka bumi. Dengan dianugerahi akal tersebut manusia memiliki
kelebihan, antara lain dapat membedakan antara yang baik dengan yang buruk,
menyeimbangkan antara hak dan kewajiban, mampu berpikir untuk meningkatkan martabat,
mampu mengembangkan ilmu pengetahuan melalui penelitian, serta mampu menggali
potensi yang ada pada dirinya dan potensi yang terkandung di alam semesta.

Sebenarnya sudah sejak lama para ahli membahas tentang makna dari siapa manusia dan
terdapat berbagai pandangan didalamnya, namun sampai sekarang tidak ada satu pun
kesatuan dan kesepakatan pandangan berbagai teori dan aliran pemikiran tersebut mengenai
manusia itu sendiri. Pada hakikatnya, manusia diciptakan agar beribadah dan mengabdi
kepada Allah SWT.

B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat dan martabat manusia?
2. Bagaimana asal-usul kejadian manusia?
3. Apa saja potensi-potensi manusia?
4. Apa saja kelemahan-kelemahan yang ada pada manusia?
5. Apa saja sifat-sifat manusia?

C. Tujuan
1. Menjelaskan hakikat dan martabat manusia
2. Menjelaskan asal usul kejadian manusia
3. Menjelaskan potensi-potensi manusia
4. Menjelaskan kelemahan-kelemahan manusia
5. Menjelaskan sifat-sifat manusia
BAB II
PEMBAHASAN
2.A Hakikat dan Martabat Manusia

Hakikat manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang memiliki fitrah, akal, kalbu,
kemauan serta amanah. Manusia dengan segenap potensi (kemampuan) kejiwaan naluriah,
seperti akal pikiran, kalbu kemauan yang ditunjang dengan kemampuan jasmaniahnya,
manusia akan mampu melaksanakan amanah Allah dengan sebaik-baiknya sehingga
mencapai derajat manusia yang sempurna (beriman, berilmu dan beramal) manakala manusia
memiliki kemaunan serta kemampuan menggunakan dan mengembangkan segenap
kemampuan karunia Allah tersebut. Dr. Ali Syari’ati dalam buku yang berjudul “Humanisme
antara Islam dan Mazhab Barat menyatakan bahwa, “ manusia adalah makhluk satu-satunya
di alam semesta ini yang memiliki Ruh Ilahi dan bertanggung jawab atas amanat Allah, serta
berkewajiban berakhlak dengan akhlak Allah”[1]. Salah satu upaya dalam rangka
memberdayakan manusia yang berkualitas bajik, terampil serta berkepribadian dan berakhlak
luhur adalah dengan melalui pendidikan. Dengan demikian manusia sebagai makhluk yang
memiliki fitrah, akal, kalbu, kemauan serta amanah.

2.B. Asal-usul Kejadian Manusia

Asal usul manusia dalam pandangan Islam tidak terlepas dari figur Nabi Adam
sebagai manusia pertama. Adam merupakan manusia pertama yang diciptakan Allah
di muka bumi ini dengan segala karakter kemanusiaannya, yang memiliki sifat
kesempurnaan lengkap dengan kebudayaannya sehingga diangkat menjadi khalifah di
muka bumi, sesuai dengan firman Allah dalam QS Al-Baqarah ayat 30:

ُ ِ‫ض خَ لِ ْيفَةً ۗ قَا لُ ۤوْ ا اَتَجْ َع ُل فِ ْيهَا َم ْن يُّ ْف ِس ُد فِ ْيهَا َويَ ْسف‬ ٰٓ


‫ك ال ِّد َمٓا َء ۚ  َونَحْ نُ نُ َسبِّ ُح‬ ِ ْ‫َواِ ْذ قَا َل َربُّكَ لِ ْل َملئِ َك ِة اِنِّ ْي َجا ِع ٌل فِى ااْل َ ر‬
َ‫ك ۗ قَا َل اِنِّ ۤ ْي اَ ْعلَ ُم َما اَل تَ ْعلَ ُموْ ن‬
َ ‫بِ َح ْم ِدكَ َونُقَدِّسُ لَـ‬

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, Aku hendak
menjadikan khalifah di bumi. Mereka berkata, Apakah Engkau hendak menjadikan
orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih
memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu? Dia berfirman, Sungguh, Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui."

Adam memiliki intelegensi yang paling tinggi jika dibandingkan dengan makhluk
Allah lainnya dan memiliki nilai-nilai kemanusiaan. Sehingga manusia dapat
membentuk kebudayaannya.
Dalam Al-Qur’an dijelaskan tentang proses penciptaan manusia yang berawal dari
percampuran antara laki-laki dengan perempuan yang tahapan pembuahan sperma
dalam janin melalui lima tahapan, yaitu:

● Al-nutfah (tetesan cairan yang mengandung gamet pria dan wanita yang
tersimpan di dalam rahim sebagai wadah untuk berkembangnya embrio.
● Al-‘alaqah (embrio atau segumpal darah yang berumur 24-25 hari)
● Al-mudhgah (embrio segumpal daging yang berumur 26-27 hari)
● Al-‘idham (pembentukan tulang belulang)
● Al-lahm (daging pembungkus tulang)

Tentang penciptaan manusia juga terdapat dalam firman Allah QS al-Mukminun ayat
12-14, ”Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal
darah, dan segumpal darah itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
kami jadikan segumpal daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang(berbentuk)
lain. Maka Maha sucilah Allah, pencipta yang paling baik”.

2.C Potensi-potensi Manusia

Secara ontologis, manusia diciptakan agar mengabdi kepada penciptanya. Maka, agar
manusia dapat menjadi pengabdi yang setia, Allah SWT menganugerahkan berbagai
potensi, baik potensi jasmani maupun rohani. Dengan potensi itulah, manusia
diharapkan dapat mengembangkan dirinya, untuk mencapai tujuan hidupnya, yaitu
mendapat kebaikan di dunia dan akhirat serta berada dalam keridhaan Allah SWT.
Menurut Jalaluddin (2002) terdiri atas empat potensi utama yang secara fitrah sudah
dianugerahkan Allah kepadanya, yaitu sebagai berikut:

1. Potensi Naluriah

Potensi ini mendorong seseorang untuk memelihara keutuhan dan kelanjutan


hidupnya. Secara garis besar, terdiri atas tiga macam, yaitu :

● Dorongan untuk memelihara diri. Seperti makan, minum, serta


beradaptasi dengan lingkungan sekitar
● Dorongan untuk mempertahankan diri. Seperti membuat pertahanan
apabila merasa terganggu atau terancam serta berusaha menghindar
dari bahaya yang mengancam.
● Dorongan untuk mengembangkan keturunan, yaitu berupa naluri
seksual.

Dorongan-dorongan tersebut bukan hasil belajar, melainkan tumbuh dan


berkembang secara alami sesuai dengan proses kematangan (naluriah).

2. Potensi Indrawi

Potensi ini memiliki kaitan erat dengan peluang manusia untuk mengenal
sesuatu di luar dirinya. Melalui indera yang dimiliki, manusia dapat mengenal
berbagai macam cahaya, warna, rasa, bau, aroma, suara, dan merasakan
sesuatu serta mendengar. Dengan indera tersebut, manusia dapat
meningkatkan kompetensinya. Sebagaimana firman Allah dalam QS An-Nahl
ayat 78 “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.

Dengan demikian, indera merupakan sarana bagi manusia untuk memahami


alam semesta dan wahyu yang memungkinkan manusia memiliki ilmu
pengetahuan sebagai bekal dalam menjalankan ibadah kepada-Nya. Potensi
indera yang digunakan dengan baik dan benar akan mendorong seseorang
untuk selalu bersyukur.

3. Potensi Akal

Potensi ini hanya diberikan Allah SWT kepada manusia saja, hal inilah yang
membedakan manusia dengan makhluk yang lainnya. Potensi akal memberi
kemampuan kepada manusia untuk memahami berbagai simbol, hal-hal yang
bersifat abstrak, menganalisa, membandingkan dan membuat kesimpulan yang
akhirnya dapat memilih, memilah, membedakan antara yang baik dengan yang
buruk, memisahkan antara yang benar dari yang salah, serta mampu membuat
keputusan untuk menolak atau menerima. Kemampuan akal ini mendorong
manusia untuk mengembangkan kreativitas dan berinovasi serta mampu
menciptakan sesuatu dari bahan ciptaan Allah yang telah ada, baik berwujud
benda maupun non benda, seperti nilai-nilai, norma, etika, dan aturan untuk
kebaikan yang memungkinkan terwujudnya suatu peradaban. Manusia dengan
kemampuan akalnya mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,
mengubah serta merekayasa lingkungannya, menuju situasi kehidupan yang
lebih baik, aman dan nyaman.

4. Potensi Keagamaan

Dalam diri manusia terdapat dorongan untuk mengabdi kepada sesuatu yang
dianggap memiliki kekuasaan yang lebih tinggi. Dorongan ini
dimanifestasikan dalam bentuk percaya terhadap kekuasaan supernatural.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an surah Al-A'raf ayat 172 : ”Dan
(ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari
sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul
(Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu)
agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani
Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)".

Dari ayat tersebut bisa disimpulkan bahwa sebelum manusia lahir ke dunia,
manusia telah meyakini adanya Tuhan, yaitu Allah SWT.

Dengan demikian, karena manusia memiliki potensi untuk beragama, melalui


pendidikan manusia, dapat diarahkan untuk merepresentasikan potensi
tersebut ke arah yang benar. Jika pendidikan yang diterapkan berdasarkan
nilai-nilai Islam, maka orang bersangkutan dapat memenuhi janjinya kepada
Allah. Mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT dan bersedia
mengabdi kepada-Nya secara kaafah. Melalui pendidikan pula dapat
mengantarkan seseorang menjadi manusia yang sempurna (insan kamil),
walaupun pada kenyataannya tidak ada manusia yang sempurna karena
manusia diciptakan lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya.
2.D Kelemahan dan Kelebihan Manusia

Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sempurna, tetapi bukan berarti
manusia tidak memiliki kelemahan. Sesungguhnya manusia juga merupakan makhluk
yang paling lemah diantara makhluk lain. Kelemahan tersebut telah Allah jelaskan
dalam Alquran. Beberapa diantaranya yaitu, QS Al-Ma'arij ayat 19-26, Allah
berfirman "Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa
kesusahan dia berkeluh kesah, dan apabila mendapat kebaikan (harta) dia jadi kikir,
kecuali orang-orang yang melaksanakan shalat, mereka yang tetap setia
melaksanakan shalatnya, dan orang-orang dalam hartanya disiapkan bagian
tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang-orang yang mempercayai hari
pembalasan." Dari ayat-ayat tersebut bisa kita simpulkan bahwa manusia suka
mengeluh apabila sedang ditimpa kesusahan dan menjadi kikir jika memiliki atau
mendapatkan harta. Manusia merupakan makhluk yang paling lemah, seperti firman
Allah dalam Al-Qur'an surah Ar-Rum ayat 54 "Allah-lah yang menciptakan kamu
dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu
menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan
beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui,
Maha Kuasa."

Selain itu juga, manusia bertanggungjawab atas perbuatannya sendiri, tidak seperti
makhluk lain yang tunduk pada aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Manusia mudah terjerumus ke dalam godaan hawa nafsu/setan, seperti yang telah kita
ketahui nabi Adam dan Hawa yang memakan buah khuldi karena terbujuk oleh setan.

Namun selain kelemahannya, terdapat hal yang menjadikan manusia berbeda dengan
makhluk lainnya. Manusia diberikan beberapa kelebihan yang menjadikannya
istimewa. Beberapa kelebihan tersebut, yaitu:

1. Manusia diciptakan dengan kelebihan yang sempurna baik secara fisik


maupun rohaninya.
2. Manusia adalah makhluk yang paling cerdas karena telah dianugerahi
otak/akal untuk berpikir.
3. Manusia memiliki kemampuan untuk memahami segala sesuatu.
4. Manusia diberikan akal pikiran serata panca indera berupa penglihatan,
pendengaran, penciuman, pengecap dan peraba agar dapat digunakan sebaik
mungkin.

2.E Sifat-sifat Manusia

Beberapa sifat manusia yang telah disebutkan dalam Al-Qur'an antara lain:

1) Lemah

“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu dan manusia dijadikan


bersifat lemah” (Q.S. Annisa ayat 28)

2) Mudah Terpedaya

“Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka)


terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah” (Q.S Al-Infithar ayat 6)

3) Lalai

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu” (Q.S At-takatsur ayat 1)

4) Penakut

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit


ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Q.S Al-Baqarah
ayat 155)

5) Bersedih Hati

“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang


Nasrani dan orang-orang Shabiin , siapa saja diantara mereka yang benar-
benar beriman kepada Allah , hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan
menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka,
dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (Q.S Al Baqarah ayat 62)

6) Tergesa-gesa
"Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk
kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa." (Al-Isra’ ayat 11)

7) Suka Membantah

"Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah


yang nyata.” (Q.S. an-Nahl ayat 4)

8) Suka Berlebih-lebihan

“Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam
keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya
itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia
tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah
menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang
baik apa yang selalu mereka kerjakan.” (Q.S Yunus ayat 12)

9) Pelupa

“Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon


(pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya;
kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah
dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk
(menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-
sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya.
Katakanlah: “Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara
waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka.” (Q.S Az-
Zumar ayat 8 )

10) Kikir

"Katakanlah: “Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-


perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu
tahan, karena takut membelanjakannya.” Dan adalah manusia itu
sangat kikir.” (Q.S. Al-Isra’ ayat 100)
11) Kufur Nikmat

"Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih


kepada Tuhannya" (Q.S. al-’Aadiyaat ayat 6)

12) Zalim dan Bodoh

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi


dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu
dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikulah amanat itu
oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, ”
(Q.S al-Ahzab ayat 72)
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai