Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh
Kelompok : VI
Nama : 1. Nisa Mardiyah 131424018
2. Nova Puspita 131424019
d. Elektroda Nikel
Elektroda jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang, bila hasil las masih
dikerjakan lagi dengan mesin. Elektroda nikel dapat dipakai dalam segala posisi
pengelasan. Las yang dihasilkan elektroda ini pada besi tuang adalah rata dan
halus bila dipakai pada mesin las DC kutub terbalik. Karakteristik elektroda nikel
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
e. Elektroda Perunggu
Hasil las dengan memakai elektroda ini tahan terhadap retak, sehingga
panjang las dapat ditambah. Kawat inti dari elektroda dibuat dari perunggu fosfor
dan diberi selaput yang menghasilkan busur stabil.
4. Pengkutuban elektroda
- Pengkutuban langsung
Pada pengkutuban langsung, kabel elektroda dipasang pada terminal negatif
dan kabel massa pada terminal positif. Pengkutuban langsung sering disebut sebagai
sirkuit las listrik dengan elektroda negatif. (DC-).
- Pengkutuban terbalik
Untuk pengkutuban terbalik, kabel elektroda dipasang pada terminal positif
dan kabel massa dipasang pada terminal negatif. Pengkutuban terbalik sering disebut
sirkuit las listrik dengan elektroda positif (DC+).
Pengaruh pengkutuban pada hasil las adalah pada penembusan lasnya. Pengkutuban
langsung akan menghasilkan penembusan yang dangkal sedangkan pada pengkutuban
terbalik akan terjadi sebaliknya. Pada arus bolak-balik penembusan yang dihasilkan antara
keduanya.
Mesin las umumnya mempunyai tegangan 60 – 80 Volt sebelum terjadi busur nyala.
Tegangan ini disebut tegangan terbuka atau tegangan atau tegangan pembakar.Bila
busur nyala telah terjadi (sedang mengelas) maka tegangan turun menjadi 20 – 40
Volt. Ini dinamakan tegangan kerja. Tegangan kerja disesuikan dengan diameter
elektroda.Untuk elektroda: 1,5 – 5,5 mm tegangan kerja 20 – 30 Volt. Untuk
elektroda: 4,5 – 6,4 mm tegangan kerja 30 – 40 Volt.
7. Mengatur Ampere
Arus pengelasan ditentukan oleh: diameter elektroda, tebal bahan, jenis elektroda dan
posisi pengelasan.
Pengaturan arus dilakukan dengan memutar handel atau knop.
Arus pengelasan yang dipakai dapat dilihat/ dibaca pada skala arus, yang terdapat
pada mesin las.
Perkiraan arus yang dipakai untuk mengelas, dapat dilihat pada table yang tertera pada
setiap bungkus elektroda, misalnya sebagai berikut:
diameter (mm) x panjang daerah polaritas arus elektroda (A)
2,6 x 350 45 – 95 Ac atau Dc
Tabel. Kuat arus dan Tebal bahan dan dia elektrode
. Tipe logam dan tebal Diameter Kuat arus
No (inchi) elektroda (ampere)
(inchi)
1 Pelat logam tipis 1/16 10 – 30
. (Outer sheet metal, 5/64 25 – 45
etc; sampai tebal 7/64 3/32 40 – 70
inchi)
2 Baja lunak tipis 1/8 50 – 130
. (Struktur bodi dalam, 5/32 90 – 180
dsbnya, tebal 7/64 3/16 130 – 230
sampai 3/16 inchi)
3 Baja lunak tebal 1/8 60 – 120
. (Rangka, dsbnya, tebal 5/32 90 – 160
3/16 sampai 5/16 3/16 120 – 200
inchi) ¼ 190 – 300
Gunakan kaca mata atau topeng khusus untuk mengelas, hal ini dimaksudkan untuk
melindungi mata dari cahaya dan percikan api yang ditimbulkan pada saat pengelasan
berlangsung.
Jangan terlalu dekat dengan objek yang sedang dilas, agar percikan api tidak
mengenai badan.
Sebaiknya posisikan badan menghindari asap yang ditimbulkan pada proses
pengelasan, karena akan menyebabkan gangguan pernapasan.
Minumlah susu setelah pengelasan, untuk menetralisir zat kimia yang masuk ke dalam
tubuh.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
No Gambar Nama alat Fungsi/Cara Kerja
Pemegang Elektroda
Ujung yang tidak berselaput dari
elektroda dijepit dengan pemegang
elektroda. Pemegang elektroda terdiri
dari mulut penjepit dan pegangan yang
dibungkus oleh bahan penyekat. Pada
waktu berhenti atau selesai mengelas,
bagian pegangan yang tidak
berhubungan dengan kabel
digantungkan pada gantungan dari
bahan fiber atau kayu.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Nisa Mardiyah (131424018)
Pada praktikum kali ini dilakukan pengelasan pada kerangka besi. Las listrik adalah
suatu proses penyambung logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas.
Adapun beberapa komponen yang digunakan pada saat pengelasan, yaitu sebagai berikut.
a. Mesin las listrik
Merupakan komponen utama pada las listrik yang dapat menghasilkan tegangan
listrik, sehingga elektroda menjadi panas dan dapat memancarkan percikan api
ketika digesekkan dengan kerangka besi.
b. Elektroda berselaput
Elektroda selaput yang digunakan pada praktikum sebanyak 2 buah. Elektoda
ini dijepit dengan penjepit elektroda. Elektroda merupakan bahan yang dapat
menyambungkan satu logam dengan logam lainnya. Pada saat praktikum, jika
elektroda terlalu lama ditempelkan pada satu titik kerangka besi maka akan
menyebabkan bolong, sehingga pengelasan tidak terjadi secara sempurna.
c. Klem massa
Pada praktikum, klem massa ini dijepitkan pada bidang kerja atau kerangka
besi. Fungsi dari klem massa ini adalah menghantarkan arus listrik dari mesin
listrik ke badan kerja, sehingga menimbulkan percikan api.
d. Pemegang elektroda
Pemegang elektroda ini berfungsi untuk menjempit elektroda berselaput agar
arus listrik dapat mengalir dari mesin las ke elektroda yang digunakan, karena
pemegang elektroda ini langsung terhubung dengan mesin las listrik.
Pada saat praktikum, terjadi beberapa kendala yaitu tidak mulusnya pengelasan yang
dilakukan karena kurang mahirnya praktikan dalam menggunakan alat las listrik ini. Selain
itu, ketika elektroda digesekkan terlalu menekan dan terlalu lama pada kerangka besi akan
menyebabkan kerangka besi menjadi bolong. Namun hal tersebut dapat diantisipasi dengan
terus berlatihnya praktikan dalam proses pengelasan, sehingga pada akhirnya pengelasan
dapat dilakukan dengan baik dan benar.
Ketika menggesekkan elektroda pada kerangka besi perlu dilakukan secara lembut dan
perlahan, tidak perlu menggunakan tenaga yang berlebih sehingga tidak akan menyebabkan
kerangka besi atau badan kerja menjadi bolong.
Pada saat pengelasan perlu menggunakan alat pelindung mata seperti tabir agar sinar
las tidak merusak mata. Posisi badan harus dijaga agar pernapasan tidak mengenai asap yang
ditimbulkan dari pengelasan, karena asap tersebut berbahaya bagi kesehatan.
Setelah pengelasan selesai, semua alat pengelasan perlu disimpan ke dalam box dengan
susunan yang benar agar tidak terjadi kerusakan pada alat las. Selain itu, peralatan las
diletakkan di tempat yang tidak mengandung unsur air karena jika terjadi kontak dengan air
akan menyebabkan konslet dan kerusakan pada mesin las listrik.
Cary Howard B, “Modern Welding Technology” Prentice Hall, Englewood Cliffs, New
Jersey Q7632, USA, 1994.
Messler R.W, Jr., “Principles of Welding” John Wiley & Sons, Inc. USA, 1999.
Gambar Keterangan