A. Nasionalisme
Dalam bukunya yang berjudul Nationalism its meaning and history, Hans Kohn
menjelaskan bahwa nasionalisme merupakan sebuah paham yang berpendapat
bahwa kesetiaan dari individu tertinggi harus diserahkan kepada negara. Perasaan
yang mendalam dengan ikatan terhadap tanah air sebagai tumpah darahnya.
Nasionalisme juga dapat dimengerti sebagai sikap mencintai bangsa serta negara.
Nasionalisme sendiri terbagi menjadi beberapa arti, yaitu arti sempit dan arti luas
yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
Seperti yang sudah diketahui di atas tadi bahwa terdapat nasionalisme yang
berlebihan, yaitu nasionalisme dalam artian sempit. Setiap rakyat Indonesia harus
memiliki sikap nasionalisme untuk Bangsa Indonesia. Namun tentu saja ada
beberapa hal yang harus kita hindari dalam memupuk semangat nasionalisme.
Berikut merupakan empat hal yang harus dihindari dalam memupuk nasionalisme:
Sukuisme
Sikap pertama yang harus dihindari dalam memupuk Nasionalisme adalah
sikap sukuisme. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), sukusime
merupakan praktik atau paham yang mementingkan suku bangsa sendiri.
Paham atau sikap sukuisme ini menganggpa bahwa suku bangsa sendiri
paling baik, dan suku bangsa lainnya berada di bawah suku mereka. Sikap
sukuisme ini harus dihilangkan dalam memupuk semangat nasionalisme.
Ekstrimisme
Sikap yang kedua adalah ekstrimisme, menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia), ekstrimisme merupakan tindakan atau keadaan dimana orang
mengantu paham esktrim yang berdasarkan dari pandangan agama, politik,
dan sebagainya. Paham ekstrimisme ini dimengerti juga sebagai paham yang
mempertahankan pendirian dengan berbagai macam cara bahkan apabila
perlu menggunakan senjata atau kekerasan.
Chauvinisme
Sikap yang harus dijauhi ketika ingin memupuk nasionalisme adalah sikap
Chauvinisime. Menurut Macmillan (2015), Chauvinisme merupakan sikap
atau superioritas sebuah organisasi atau periorangan yang memandang diri
mereka berbudi luhur dan dipandang kuat. Sementara menganggap yang lain
tidak berharga atau lemah.
Provinsialisme
Sikap yang harus dijauhi yang keempat adalah provinsialisme. Merupakan
sebuah sikap yang selalu berkutat dengan provinsi atau daerah mereka
sendiri tanpa mementingkan provinsi lainnya.
Jika tadi ada beberapa hal yang harus dihindari ketika ingin meningkatkan semangat
nasionalisme, maka ada juga beberapa hal penting yang harus diperhatikan untuk
membina sikap nasionalisme. Berikut merupakan tiga hal yang harus dilakukan
untuk membina nasionalisme di Indonesia:
B. Integritas
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Integritas merupakan sifat, mutu,
keadaan yang menunjukkan kesatuan ayng utuh sehingga memiliki potensi dan
menunjukkan kemampuan yang dapat memancarkan kewibawaan serta kejujuran.
Integritas nasional dipahami sebagai bentuk keutuhan prinsip moral dan etika
bangsa di dalam kehidupan bernegara.
2. Jenis-Jenis Integritas
Integritas sendiri terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu terbagi menjadi 4 jenis.
Berikut merupakan beberapa jenis-jenis integritas:
Integritas sosial
Integritas sosial merupakan wujud komitmen dari masyarakat dalam
memegang prinsip kehidupan dalam bermasyarakat dan mewujudkan
kehidupan masyarakat yang harmonis dan juga maju. Beberapa ciri yang
menunjukkan kehidupan integritas sosial di tengah masyarakat adalah
mampu menjaga kerukunan dan mengembangkan musyawarah, bisa saling
bekerjasama untuk memenuhi kepentingan bersama, saling menghargai,
toleransi yang tinggi, dan mengutamakan kepentingan masyarakat
dibandingkan kepentingan diri sendiri atau individu.
Integritas bangsa
Integritas bangsa memiliki makna sebagai wujud dari komitmen sebagai
warga negara terhadap prinsip moral dan juga etika dalam kehidupan
berbangsa dan juga bernegara. Beberapa ciri yang menunjukkan bangsa
telah berintegritas adalah mampu menjaga persatuan dan keutuhan bangsa,
menyadari realitas bangsa yang multi agama dan multikulutur, serta rela
berkorban untuk kepentingan bela negara.
Integritas individu
Integritas individu merupakan salah satu bentuk mengoptimalkan potensi di
dalam diri seseorang di dalama aspek cipta, rasa, karsa, dan juga iman.
Sikap integritas seorang individu ini memegang teguh terhadap prinsip-prinsip
hidup di dalam berpikir, bersikap, hingga beritndak. Beberapa ciri yang
menunjukkan seorang telah memiliki integritas individu adalah bersikap jujur
dan adil, berpikir positif, kritis, dan konstruktif, serta mampu menjunjung tinggi
nilai kebeneran dan keimanan.
Integritas global
Integritas global berarti wujud komitmen sebagai warga dunia dalam
memegang prinsip moral. Indikasinya adalah mampu memahami bahwa bumi
merupakan satu-satunya tempat untuk hidup bersama sehingga mampu
menjaga kelestarian bumi bersama, mampu menjaga kedamaian dunia, dan
mengembangkan kerjasama antar bangsa negara untuk menciptakan
kemakmuran dunia.
Berikut merupakan beberapa ciri-ciri atau indikator individu yang memiliki integritas:
Secara garis besar, sikap integritas memiliki 5 manfaat yang terbagi menjadi
manfaat integritas secara fisik hingga secara sosial. Berikut merupakan penjelasan
dari apa saja manfaat dari sikap integritas:
10) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN;
12) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
C. Bela Negara
Kesadaran bela negara merupakan situasi dimana kita harus berupaya untuk
mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat menganggu
keberlangsungan hidup masyarakat Indonesai yang berdasarkan atas cinta tanah
air.
Bela negara merupakan istilah konstitusi yang terdapat dalam pasal 27 ayat (3) UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang dimana berbunyi “setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Artinya, secara
konstitusional bela negara adalah mengikat seluruh bangsa Indonesia sebagai hak
dan kewajiban setiap warga negara.
Upaya bela negara juga dijelaskan di dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara menyatakan bahwa
“Upaya Bela Negara” merupakan “sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin
kelangsungan hidup bangsa dan negara”. Upaya bela negara, selain sebagai salah
satu kewajiban masyarakat Indonesia, juga merupakan kehormatan bagi setiap
warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan
rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
Dari beberapa pengertian bela negara yang tertuang dalam undang-undang maka
dapat disimpulkan bahwa bela negara merupakan:
1) Jiwa: Bela negara merupakan jiwa kecintaan kepada Bangsa Indonesia yang
didasarkan pada Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup
bangsa dan negara
2) Kewajiban: Pun bela negara merupakan kewajiban dasar rakyat Indonesia
Setelah memahami apa definisi dari sikap bela negara, maka bela negara juga
memiliki nilainilai yang harus dipahami penerapannya di dalam kehidupan
bermasyarakat dan juga bernegara. Berikut merupakan beberapa nilai dari bela
negara:
Kesetiaan tiap warga negara kepada Pancasila sebagai ideologi negara dan
sekaligus sebagai dasar negara, perlu diterjemahkan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, merupakan jaminan bagi
kelangsungan hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945.
Rela berkorban untuk berbangsa dan bernegara
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban untuk bangsa
dan negara. Perjuangan bangsa Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan
dan mempertahankannya hingga saa ini, adalah berkat tekad para pejuang
bangsa yang rela berkorban demi bangsa dan negaranya. Sikap rela
berkorban telah menjadi bukti sejarah, bahwa kemerdekaan Indonesia
diperoleh dengan perjuangan yang tulus tanpa pamrih dari seluruh kekuatan
rakyat melawan colonial belanda dan kelompok yang anti kepada NKRI.
Dengan semangat pantang menyerah, para pejuang bangsa maju ke medan
perang, baik perang fisik militer maupun perang diplomasi untuk mencapai
kemenangan.
Untuk membangunsikap rela berkorban untuk bangsa dan negara tiap warga
negara perlu memahami beberapa aspek yang meliputi:
1) Konsepsi jiwa;
2) Semangat dan nilai juang 45
3) Tanggung jawab
4) Moral dan konstitusi
5) Sikap mendahulukan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi
atau golongan.
Dengan sikap rela berkorban demi bangsa dan negara, akan dapat
membangun kekuatan bangsa untuk membangun ketahanan nasional yang
kuat, kokoh dan handal dan menyukseskan pembangunan nasional berpijak
pada potensi bangsa negara secara mandiri.
Memiliki kemampuan awal bela negara
Kemampuan bela negara itu sendiri akan dapat diwujudkan dengan tetap
menjaga kedisiplinan, sikap ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi
masing-masing. Dapat diterapkan melalui:
1)Senantiasa menjaga kesehatannya sehingga memiliki kesehatan fisik dan
mental yang baik.
2) Memiliki kecerdasan emosional dan juga spiritual serta intelegensi yang
tinggi
3) Memiliki kemampuan memahami dan mengidentifikasi bentuk-bentuk
ancaman di lingkungan masing-masing sehingga selalu siap tanggap dan
lapor dini setiap ada kegiatan yang merugikan dan mengganggu keamanan
serta ketertiban masyarakat di lingkungannya masing-masing
4) Memiliki kemampuan, integritas dan kepercayaan diri yang tinggi dalam
membela bangsa dan negara
A. Pilar Negara
Negara pasti memiliki keyakinan yang dijadikan sebagai landasan hidup seluruh
rakyat dalam berbangsa, bermasyarakat, dan juga bernegara. Pilar yang kuat dan
kokoh dapat mencegah munculnya berbagai jenis gangguan serta ancaman baik
dari dalam negara.
Lewat pengalaman dari nilai empat pilar yang sudah disebutkan di atas tadi,
diharapkan dapat mengukuhkan jiwa nasionalisme, kebangsaan, dan patriotisme
generasi penerus bangsa sehingga bisa makin mencintai bangsa dan dapat
membangun negeri. Empat pilar ini bisa menjadi panduan yang efektif dan nyata jika
semua pihak di Indonesia, para penyelenggara negara serta masyarakat konsisten
dalam mengamalkan arti empat pilar secara luas.
Pancasila
Pilar yang pertama adalah Pancasila, pada prinsipnya Pancasila sebagai
ideologi dan dasar negara kedudukannya berada di atas tiga pilar yang lain.
Pancasila dimasukkan ke dalam empat pilar negara guna menjelaskan
adanya landasan ideologi dan dasar negara dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, yaitu Pancasila, yang menjadi salah satu pedoman penuntun bagi
pilar-pilar kebangsaan dan kenegaraan lainnya.
Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara harus menjadi jiwa yang dapat
menginspirasi seluruh pengaturan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Nilai-nilai Pancasila baik sebagai ideologi dan dasar negara
sampai hari ini tetap kokoh menjadi landasan dalam bernegara. Pancasila
juga tetap tercantum dalam konstitusi negara kita meskipun beberapa kali
mengalami pergantian dan perubahan konstitusi. Ini menunjukkan bahwa
Pancasila merupakan konsensus nasional yang dapat diterima oleh semua
kelompok masyarakat Indonesia. Pancasila merupakan pilar negara yang
terbukti mampu memberi kekuatan kepada bangsa Indonesia, sehingga perlu
dimaknai, direnungkan, dan diingat oleh seluruh komponen bangsa.
Empat pilar negara tidak dipilih tanpa alasan, ada beberapa tujuan empat pilar
kebangsaan ini dipilih. Pemilihan nilai-nilai empat pilar memiliki tujuan untuk
mengingatkan kembali kepada seluruh komponen bangsa supaya penyelenggaraan
dan juga pelaksanaan kehidupan dalam berbangsa dan juga bernegara dapat terus
dijalankan. Dengan tetap mengacu kepada tujuan yang negara cita-citakan, serta
bisa bersatu padu dalam mengisi pembangunan supaya Bangsa Indonesia bisa
menjadi bangsa yang lebih maju dan lebih sejahtera ke depannya.
Pilar negara atau pilar kebangsaan juga memiliki beberapa fungsi untuk kehidupan
berbangsa dan bernegara. Berikut merupakan beberapa fungsi dari 4 pilar negara:
7) Untuk membangun kepahaman mengenai jiwa bangsa secara utuh dan lengkap
10) Untuk dijadikan sebagai landasan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, serta
bernegara
Agar keempat nilai pilar negara dapat diwujudkan demi kepentingan bersama
berbangsa dan bernegara, maka rakyat Indonesia harus memiliki semangat untuk
bersikap sesuai dengan 4 pilar negara yang ada. Berikut merupakan beberapa
wujud sikap yang mencerminkan empat nilai pilar kebangsaan:
1) Memiliki sikap yang mau mengembangkan persatuan dan kesatuan atas dasar
Bhinneka Tunggal Ika
4) Tidak membuat pernyataan atau tindakan yang dapat merugikan bangsa dan
tanah air