Anda di halaman 1dari 5

PEMUATAN DAN PENGANGKUTAN

BATUBARA KE STOCKPILE

A. PERMULAAN

1. Menentukan type dump truck

Type dump truck harus sesuai/seimbang dengan jenis dan type

excavator. Sebagai

acuan yang ideal, kapasitas dump truck = 4 x kapasitas bucket excavator.

2. Menentukan jumlah dump truck

a. Jumlah dump truck harus mampu melayani kapasitas produksi

excavator. Jumlah

dump truck = waktu edar dump truck : waktu edar excavator.

b. Sebagai acuan di lapangan, jumlah dump truck harus diusahakan

tidak lebih dari 6 unit (disesuaikan jarak yg ada)

c. Jika dump truck yang dibutuhkan lebih dari 6 unit segera

diskusikan dengan engineering untuk mencari jalan terdekat.

3. Menentukan jarak angkut


a. Jarak angkut harus diusahakan antara 500 m s/d 1.300 m.

b. Apabila jarak angkut lebih dari 1.300 m segera diskusikan

dengan engineering untuk mencari jalan terdekat.

B. PETUNJUK

PELAKSANAAN

1. Persiapan

a. Sebelum mengoperasikan unit, operator diwajibkan untuk

melakukan pre start

check terhadap unit yang

akan digunakan.

b. Survey melakukan pengukuran elevasi top batubara.

c. Apabila batubara terendam air/basah, maka tidak bisa diproduksi

langsung karena akan berpengaruh terhadap kualitas batubara

(ash). Untuk itu perlu dilakukan pengeringan agar kualitas

batubara yang diproduksi tetap sama dengan kualitas aslinya.

Pelaksanaan pengeringan dengan Pemompaan.

2. Cleaning

a. Sebelum batubara diproduksi, dilakukan pembersihan batubara

untuk menjamin

kualitas batubara yang diproduksi, ash, calory value sesuai standar


aslinya yaitu 5 cm pada bagian Top dan 5 cm pada bagian Bottom

seam, jika menemui parting maka akan dilakukan pembersihan

pada top dan bottom batubara untuk pemisahan

b. Sebelum diloading, batubara harus dibersihkan dari material dilusi

dengan menggunakan excavator dengan cutting edge.

c. Cleaning dihentikan apabila batubara sudah dianggap bersih dari

material dilusi.

d. Dirty Coal / Batubara kotor merupakan hasil produksi yang tidak

bernilai yang harus dimuat ke disposal supaya tidak tercampur

dengan baatubara yang dicoalgetting untuk menjaga kualitasnya.

3. Loading

a. Pelaksanaan loading batubara harus memperhatikan faktor

keamanan kerja,

produktivitas unit, coal recovery dan bebas dari dilusi dan

kontaminasi.

b. Batubara yang tebal langsung dibongkar oleh excavator. Hal

tersebut untuk mempercepat proses produksi batubara

c. Penempatan batubara pada vessel harus dirapihkan dan disesuaikan

dengan kapasitas vessel dump truck, untuk menghindari potensi

tumpah dijalan.

4. Hauling
a. Vessel dump truck yang digunakan untuk hauling batubara harus

dipastikan bebas

dari kontaminasi dan dilusi serta harus diperiksa

kelayakannya setiap awal operasi. (dikeruk dengan excavator jika

ada bekas material OB)

b. Untuk menjamin produktivitas dan keamanan kerja maka jalan

harus senantiasa dirawat dengan mengacu kepada SOP Lalu Lintas

Tambang.

c. Kegiatan perawatan jalan akan dikoordinasikan dengan pit service.

5. Peraturan mengemudi di jalan

a. DT Coalgetting dilarang saling mendahului dengan DT Coalgetting

lainnya.

b. Semua kendaraan harus berjalan di bagian kiri jalan, kecuali ada

rambu lain atau saat mendahului kendaraan lain.

c. Bunyikan klakson saat mendekati belokan jalan.

d. DT Coalgetting harus menjaga jarak minimal 100m dari truk di

depannya.

6. Dumping

a. DT coal melakukan dumping batubara di rom/ stockpile sesuai


dengan apa yang

diinformasikan dan diarahkan oleh foreman di stockpile

b. Untuk mengoptimumkan space stockpile, atas instuksi pengawas

Stockpile, akan dilakukan aktivitas spreading dan trimming dengan

mengunakan wheel loader ataupun bulldozer

c. Apabila lokasi stockpile/crusher sudah menumpuk, akan

dilakukan leveling.

Level maksimum adalah level 3, Tinggi maksimal tiap level

adalah 4.5 meter.

Anda mungkin juga menyukai