3 Bab Ii
3 Bab Ii
TEORI DASAR
Gambar 1
Standar Spesimen
Besaran yang terukur dari uji puntir adalah momen putar dan sudut putar spesimen.
Pada pengujian ini mengukuran digunakan alat uji puntir (mesin uji yang digunakan
adalah Trano Grocki) yang dihubungkan ke komputer. Mesin ini terdiri dari twisiting
head, yang berfungsi untuk mengencangkan ujung spesimen dan memberi momen
1
torsi kepada spesimen tersebut. Weighting-head berfungsi untuk mencengkram ujung
spesimen yang, dan mengukur momen toris. Deformasi (sudut putar) yang terjadi
pada spesimen diukur dengan alat yang bernama Torptometer. Spesimen yang
digunakan dalam uji puntir ini adalah ST 37 (AISI 1010).
Rumus yang digunakan pada Uji Puntir adalah, rumus teganngan dan
regangan geser untuk batang pada :
Gambar 2
Grafik momen torsi terhadap sudut puntir
2
Gambar 2
Grafik momen torsi terhadap sudut puntir
Kriteria Tresca dan Von Mises digunakan untuk mengetahui factor keamana
suatu material agar kegalan dapat diminimalisir pada saat perancangannya.
Pada kriteria Tresca, specimen mengalami luluh bila tegangan geser maksimum
mencapai harga tegangan geser dalam uji tarik uniaksial. Rumusnya adalah :
γ
σ =2. τ dan ε=
2
σ = Tegangan geser sebenarnya
τ = Tegangan geser teknik
ε = Regangan geser sebenarnya
γ = Regangan geser teknik
3
Sedangkan Von Mises, spesimen mengalami luluh bila invariant kedua deviator
tegangan melampui harga kritis terteni. Dapat dirumuskan sebagai berikut :
γ
σ =√ 3 . τ dan ε=
√3
2. Modulus of Rupture
Modulus of Rupture adalah tegangan geser maksimum akibat beban puntir
maksimum saat terjado patah pada material.
3 M max
τu=
2. π . a3
τu = Modulus of Rupture a = Jari-jari penampang
M max = Momen torsi maksimum
4
Torsional Yield Strength adalah batas tegangan geser sebelum material
sebelum mengalami deformasi plastits. Kekuatan luluh ini dapat dieketahui
dengan metode yang dilakukan juga pada pencarian kekuatan luluh uji tarik,
yaitu metode offset, namun dengan ketentuan 0.004 rad dalam grafik momen
puntir terhadap sudut puntir.
3. Pilih beban momen puntir skala penuh pada mesin uji puntir.
5. Letakkan spesimen pada mesin uji puntir dan pastikan spesimen terpasang
dengan kuat
8. Perhatikan perubahan yang terjadi pada pena dan kertas perekam data
10. Ukur diameter di tempat patahan dan daerah deformasi plastis, ukur juga
Uji tarik dan uji puntir mempunyai berbagai kelebihan dan kekurangan dalam
5
2. Nilai koefisien n dan K untuk strain hardening lebih akurat karena daerah
2. Jika spesimen yang digunakan adalah batang padat (tidak hollow), maka
kevalidan data yang diperoleh berkurang karena tidak seluruh batang yang