Anda di halaman 1dari 12

Mengidentifikasi Jenis, Bagian, dan Fungsi

Jaringan pada Hewan

Kelompok 4:
 Amalia Nur Azizah
 Fairuzachry Ahmad Zulfian
 Ulya Atiqoh
 Yasmin Nur Ramadhani
 Talitha Faiza Aulia

XI MIPA 7
TAHUN AJARAN 2021/ 2022
SMA NEGERI 10 SAMARINDA
Mapel : Biologi
Judul : Mengidentifikasi Jenis, Bagian, dan Fungsi Jaringan pada
Hewan
Kelas /Semester : XI MIPA 7 / Ganjil
Hari, tanggal : Selasa, 28 September 2021
Tujuan : 1. Mengetahui bagian dan fungsi jaringan pada hewan.
2. Dapat mengetahui jenis-jenis jaringan pada hewan.

Kata Pengantar:

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga laporan ini dapat kami selesaikan dengan tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari Ibu guru Irma Wahyuningsih pada mata pelajaran Biologi. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang jaringan pada tumbuhan bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami memohon maaf atas segala kesalahan pada makalah ini.
 Alat dan Bahan:

a. Jaringan Epitelium b. Jaringan Otot

c. Jaringan Ikat d. Jaringan Saraf

 Prosedur Pratikum
1. Siapkan berbagai jenis jaringan pada hewan yang telah ditugaskan sebelumnya.
2. Amati ciri-ciri jaringan dengan cermat.
3. Amati dan beri gambar tentang bagian-bagian pada jaringan.
4. Jelaskan bagian-bagian pada jaringan pengamatannmu.

 Hasil Praktikum
 Jaringan epitelium terbagi menjadi epitel pipih, epitel kubus, epitel silindris, epitel transisi,
epitel pipih berlapis, epitel kubus berlapis, dan epitel silindris berlapis.
 Jaringan otot terbagi menjadi jaringan otot polos, otot lurik, dan otot jantung.
 Jaringan ikat terbagi menjadi jaringan ikat sebenarnya, jaringan tulang/rangka, dan
jaringan darah dan limfa.
 Jaringan saraf terbagi menjadi sel saraf sensorik, sel saraf motorik, dan sel saraf
penghubung.
 Pembahasan Hasil Pengamatan
A. Jaringan Epitelium

Jaringan epitelium (epitel) adalah jaringan tipis yang melapisi permukaan luar tubuh atau
membatasi permukaan suatu rongga tubuh. Fungsi jaringan epitel pada hewan terdiri dari ribuan
sel. Fungsi jaringan epitel pada hewan membentuk kulit luar, lapisan dalam mulut, saluran
pencernaan, kelenjar sekretori dan lapisan bagian berongga dari setiap organ dalam. Jaringan
epitelium yang melapisi permukaan luar tubuh disebut epidermis, sedangkan jaringan epitelium
yang membatasi permukaan suatu rongga tubuh disebut mesotelium. Sementara itu, jaringan
epitelium yang membatasi organ dalam disebut endotelium. Seluruh jaringan epitelium terletak
pada suatu lamina basalis (lapisan membran basal) yang memisahkan epitelium dari jaringan di
bawahnya, seperti jaringan ikat, pembuluh darah, dan jaringan saraf.

 Ciri-ciri jaringan epidermis :


1. Sel-sel penyusunnya tersusun rapat sehingga hampir tidak ada ruang antarsel.
2. Tidak mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfa, tetapi mengandung sel saraf.
3. Sel-sel memiliki daya regenerasi yang tinggi.
4. Bentuk selnya bervariasi, seperti bersisi, bersudut banyak (poligonal), atau tidak.

 Fungsi jaringan epidermis :


1. Transportasi, Pengangkutan zat-zat antarjaringan atau rongga yang dipisahkan.
2. Absorpsi, misalnya penyerapan sari-sari makanan pada usus halus.
3. Pelindung jaringan di bawahnya.
4. Sekresi, menghasilkan zat atau enzim dari epitelium membran maupun kelenjar.
5. Ekskresi, membuang sisa-sisa metabolisme air, karbon dioksida, dan garam tertentu.
6. Eksteroreseptor, menerima rangsangan dari lingkungan.
 Jenis-jenis pada jaringan epitel :

1. Epitelium pipih : Tersusun dari sel-sel yang berbentuk pipih seperti lembaran dengan inti
sel tampak seperti cakram. Epitelium pipih dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
 Epitelium pipih selapis merupakan epitelium yang tersusun dari selapis sel berbentuk
pipih. Seluruh sel pada epitelium ini terletak di atas membran basal dan mencapai
permukaan. Terdapat pada alveolus paru-paru, endotelium, mesotelium, lapisan
parietal kapsul Bowman dan lengkung Henle, pleura (selaput pembungkus paru-paru),
peritoneum (selaput perut), perikardium (selaput pembungkus jantung), serta
endotelium pada pembuluh darah dan pembuluh limfa. Berfungsi dalam proses difusi,
osmosis, filtrasi, dan ekskresi.
 Epitelium pipih berlapis merupakan epitelium yang terdiri atas lebih dari satu lapis sel
berbentuk pipih. Akan tetapi, pada lapisan sel-sel yang lebih dalam bentuknya dapat
berupa kubus atau silindris. Terdapat pada pada kulit, vagina, rongga mulut, esofagus,
anus, dan kornea mata. berfungsi dalam proteksi (perlindungan). Berfungsi sebagai
proteksi atau perlindungan.
2. Epitelium kubus : Tersusun dari sel-sel yang berbentuk kubus dengan inti sel berbentuk
bulat di tengah. Epitelium kubus dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
 Epitelium kubus selapis merupakan epitelium yang tersusun dariselapis sel berbentuk
kubus. Terdapat pada tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal pada
nefron ginjal, permukaan luar ovarium, kelenjar ludah, kelenjar tiroid, pankreas, serta
lensa mata. Berfungsi dalam proteksi, sekresi, dan absorpsi.
 Epitelium kubus berlapis merupakan epitelium yang terdiri atas lebih dari satu lapis sel
berbentuk kubus. Terdapat pada kelenjar keringat dan kelenjar minyak. Berfungsi
untuk proteksi, sekresi, ekskresi, dan absorpsi.
3. Epitelium silindris : Tersusun dari sel-sel yang berbentuk heksagonal memanjang (silinder).
Inti sel dari epitelium ini berbentuk pipih memanjang, berderet pada ketinggian yang sama,
dan letaknya lebih dekat ke permukaan basal. Dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
 Epitelium silindris selapis merupakan epitelium yang tersusun dari selapis sel
berbentuk silindris. Di antara sel-sel epitelium silindris selapis biasanya terdapat sel
goblet, yaitu sel berbentuk piala yang berfungsi menghasilkan lendir. Epitelium silindris
selapis bersilia terdapat pada uterus, saluran uterus, vas deferens, dan bronkus
intrapulmoner. Sementara itu, epitelium silindris selapis tidak bersilia terdapat pada
sebagian besar saluran pencernaan seperti lambung, usus halus, dan kantong empedu.
Berfungsi untuk sekresi dan absorpsi.
 Epitelium silindris berlapis merupakan epitelium yang terdiri atas lebih dari satu lapis
sel berbentuk silindris pada permukaannya. Terdapat pada pada uretra, laring, faring,
dan kelenjar ludah. Berfungsi untuk proteksi dan sekresi.
 Epitelium silindris berlapis semu bersilia merupakan epitelium yang tersusun dari sel-
sel dengan inti sel tidak sejajar sehingga seolah-olah epitelium tersebut terdiri atas
banyak lapisan. Pada epitelium ini terdapat silia yang berfungsi menggerakkan partikel
yang berada di atasnya. Fungsi epitelium silindris berlapis semu bersilia adalah untuk
proteksi. Terdapat pada saluran telur (tuba Fallopi), rongga hidung, dan saluran
pernapasan.
4. Epitelium transisional : Tersusun dari sel-sel yang bentuknya dapat berubah-ubah. Bagian
basal terdiri atas sel-sel kubus hingga silindris, bagian tengah terdiri atas selsel kubus
polihedral, dan bagian permukaan dalam (superfasial) terdiri atas sel-sel berbentuk kubus
hingga pipih. Terdapat pada organ-organ yang dapat mengalami peregangan, misalnya
ureter, vesika urinaria, pelvis renalis, dan uretra.
5. Epitelium kelenjar : Tersusun dari sel-sel epitelium khusus untuk sekresi zat yang
diperlukan dalam proses fisiologi tubuh. Ada dua macam kelenjar, yaitu:
 Kelenjar eksokrin adalah kelenjar yang menyalurkan sekretnya ke suatu permukaan
tubuh (sekresi eksternal). Hasil sekresi ini disalurkan ke permukaan tubuh melalui
suatu saluran yang bentuknya bermacam-macam. Sekret yang dikeluarkan berupa
cairan jernih yang mengandung enzim atau musin. Contoh: pankreas, kelenjar ludah,
kelenjar lambung, dan kelenjar keringat.
 Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang menyalurkan sekretnya langsung ke dalam
pembuluh darah atau pembuluh limfa (sekresi internal). Sekret yang dikeluarkan
berupa hormon. Contoh kelenjar endokrin adalah kelenjar tiroid, kelenjar hipofisis,
kelenjar paratiroid, dan kelenjar timus.
B. Jaringan Otot

Jaringan otot adalah jaringan yang terdiri atas serabut-serabut otot (myofibril) yang tersusun
atas sel-sel otot yang dibungkus oleh membran sarkolema. Berfungsi sebagai alat gerak aktif dan
terdapat pada anggota gerak maupun organ-organ dalam tubuh melekat dalam rangka. Serat otot
mengandung flamen (benang), aktin, dan myosin. Jaringan ini juga terbagi ke dalam 3 jenis yaitu
otot lurik, otot polos dan otot jantung.

 Jenis-Jenis pada Jaringan Otot:

1. Otot polos : Dikenal sebagai otot yang bekerja dibawah kesadaran saraf, berkontraksi
secara perlahan dan otomatis dalam jangka waktu lama yang disebabkan banyaknya area
filamen aktin dan miosin yang saling melekat. Jaringan otot polos pada hewan vertebrata
dan manusia tersusun atas kumpulan sel otot polos yang mekanisme kerjanya terlibat
dalam kontraksi otot di organ dalam, seperti rahim, organ sistem pencernaan, organ sistem
reproduksi, serta juga ditemukan pada sistem kardiovaskular termasuk saluran arteri dan
vena. Sel-sel otot polos juga membentuk lapisan media pada dinding arteri pembuluh
darah bersama kolagen dan elastin, yang berfungsi sebagai kontraksi dan elastisitas
pembuluh darah. Fungsi lapisan sel otot polos pada dinding organ berongga :
 Sebagai tenaga penggerak untuk mengubah volume organ dan fleksibilitas dinding
yang secara langsung berpengaruh terhadap fungsi fisiologis organ.
 Memindahkan muatan di sepanjang saluran pencernaan melalui gerak peristaltik
untuk membantu pencernaan dan pengumpulan nutrisi,
 Membersihkan tubuh dari racun dengan mengosongkan dan mengurangi volume
kandung kemih pada sistem saluran kemih atau pembuangan.
 Serta mengendalikan respons lapisan kulit terhadap perubahan suhu.
2. Otot lurik : Otot lurik atau otot rangka adalah sejenis otot yang menempel pada rangka
tubuh dan digunakan untuk pergerakan. Otot ini mempunyai pigmen mioglobin dan
mendominasi tubuh vertebrata. Otot ini disebut lurik, karena pada otot ini tampak
daerah gelap (miosin) dan terang (aktin) yang berselang seling. Disebut juga otot rangka,
karena melekat di rangka dan juga otot sadar, karena bekerja di bawah kesadaran
(volunter). Ciri-cirinya adalah berbentuk silindris, memanjang dan berinti sel banyak
(multinuklei), bergerak dalam waktu cepat, dan cepat lelah.
3. Otot jantung : Adalah jenis otot lurik tidak sadar yang ditemukan di dinding jantung,
khususnya myocardium. Otot jantung adalah satu dari tiga jenis otot, yang lainnya
adalah otot lurik dan otot polos. Sel-sel yang meliputi otot jantung, disebut
cardiomyocyte atau sel otot myocardiocyteal, dapat berisi satu, dua, tiga dan empat inti
sel (tiga atau empat sangat jarang).kontraksi yang terkoordinasi dari sel otot jantung di
jantung memompa darah keluar dari serambi and bilik ke pembuluh darah dari
kiri/tubuh/sistemik dan kanan/paru-paru. Tindakan yang kompleks ini membentuk sistol
pada jantung.

C. Jaringan Ikat

Jaringan ikat merupakan jaringan yang berkembang dari mesenkim, yang berasal dari lapisan
tengah embrio (mesoderm). Jaringan ikat ini merupakan penyokong utama dari tubuh hewan dan
ma/nusia, sehingga seringkali disebut juga sebagai jaringan penyokong atau jaringan penyambung.
Sel-sel jaringan ikat berada dalam sejumlah besar matriks (bahan ekstraseluler) yang diekskresikan
sel-sel penyusunnya. Letak sel-sel jaringan ikat tidak berhimpitan rapat atau berpencar-pencar, bila
berhubungan dengan ujung-ujung protoplasmanya.
 Jenis jaringan ikat :
1. Jaringan ikat sebenarnya : Jaringan ikat sebenarnya merupakan jaringan ikat yang
berada di seluruh bagian tubuh hewan karena berada di bawah kulit hewan, yang
berfungsi menghubungkan berbagai organ serta mengisi ruang antarjaringan yang
berdekatan. Berdasarkan susunannya, jaringan ikat dibedakan menjadi jaringan ikat
longgar, jaringan ikat padat, dan jaringan lemak (jaringan adiposum).
 Jaringan ikat longgar : Dibentuk oleh matriks atau substansi dasar yang
mengandung bermacam-macam sel dan serabut. Di dalam matriks pembentuk
jaringan ikat longgar, terdapat empat macam sel, yaitu fibroblas, sel cagak (mast
cell), sel lemak, dan makrofag.
 Fibroblas adalah sel yang menghasilkan serabut kolagen, serabut elastis, dan
matriks
 Sel cagak (mast cell) adalah sel penghasil heparin atau anti pembekuan.
 Sel lemak merupakan sel penimbun lemak.
 Makrofag adalah sel ameboid yang memakan partikel asing, yang berperan
sebagai pelindung tubuh dari bibit penyakit.
 Jaringan ikat padat dibagi menjadi dua, yaitu jaringan ikat kolagen dan jaringan
ikat elastis.
 Jaringan ikat kolagen merupakan jaringan ikat padat yang matriksnya
mengandung berkas serabut kolagen yang padat. Contoh dari jaringan ikat
kolagen ini adalah tendon yang melekatkan otot pada tulang.
 Jaringan ikat elastis adalah jaringan ikat padat yang matriksnya hanya
mengandung serabut elastis. Jaringan ikat elastis ini terletak pada ligamen
yang mengikat tulang-tulang dalam paru-paru, persendian, pita suara, dan
dinding trakea.
 Jaringan lemak (adiposum) merupakan jaringan ikat sebenarnya yang dalam
matriksnya hanya terdapat sel-sel lemak yang penting untuk menyimpan lemak
cadangan. Jaringan lemak berfungsi sebagai pelindung berbagai organ lunak
seperti jantung dan ginjal, sementara pada kulit, jaringan lemak ini berfungsi
sebagai pencegah kehilangan panas.
2. Jaringan tulang atau rangka : Adalah jaringan yang berfungsi sebagai penyokong tubuh.
Oleh karena itu, jaringan tulang dilengkapi oleh rangka yang kaku. Jaringan tulang terdiri
dari sel-sel yang terdapat dalam matriks organik seperti pada jaringan ikat, tetapi matriks
jaringan tulang bersifat lebih keras. Pada hewan vertebrata ada dua jenis jaringan tulang,
yaitu tulang rawan (kartilago) dan tulang keras.
 Tulang rawan (kartilago) merupakan jaringan ikat yang disusun oleh matriks organik
yang mengandung sel-sel kondroblas. Sel-sel kondroblas tersebut menghasilkan
matriks kondrin. Tulang rawan sendiri dibagi menjadi tiga, yaitu rawan hialin, rawan
elastis, dan rawan fibrosa.
 Rawan hialin merupakan tulang rawan yang matriksnya semitransparan dan
mengandung kondroitin sulfat. Rawan hialin ini terdapat pada tulang rusuk,
tulang pipa, hidung, rangka embrio, dan saluran pernapasan (laring, trakea, dan
bronkus).
 Rawan elastik merupakan tulang rawan yang matriksnya agak keruh dan
mengandung serabut elastis kuning. Bila rawan elastik ini dibengkokkan, akan
terasa lentur dan dapat kembali ke bentuknya yang semula. Contohnya adalah
epiglotis, daun telinga, tulang rawan pada faring, dan pembuluh Eustachius.
 Rawan fibrosa adalah tulang rawan yang matriksnya mengandung banyak berkas
serabut kolagen yang padat dan memiliki daya renggang yang lebih kuat
daripada rawan hialin. Contoh dari rawan fibrosa ini adalah simfisis pubis
(persambungan tulang kemaluan) dan diskus antarruas tulang belakang.
 Tulang keras terbentuk dari matriks yang 70%-nya terdiri dari garam-garam
anorganik, terutama kalsium sulfat, dan 30%-nya terdiri dari zat organik, terutama
serabut kolagen. Osteoblas merupakan sel pembentuk tulang yang mensekresikan
bahan organik, garam fosfat, dan karbonat.Saat sekeliling osteoblas menjadi keras,
osteoblas menjadi osteosit. Berdasarkan matriksnya, tulang keras dibagi menjadi
dua, yaitu tulang kompak (tulang keras) dan jaringan tulang spons (bunga karang).
 Tulang kompak memiliki susunan matriks yang padat.
 Tulang spons memiliki susunan matriks yang longgar atau berongga dan berisi
sumsum merah yang memproduksi sel-sel darah.
3. Jaringan darah dan limfa : Jaringan darah merupakan jaringan ikat yang disusun oleh sel-
sel darah merah (eritrosit), sel-sel darah putih (leukosit), dan keping-keping darah, yang
berada dalam cairan yang dinamakan plasma.
 Plasma darah terdiri dari air yang mengandung berbagai zat terlarut yang dialirkan
dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya. Bahan makanan seperti glukosa,
lemak, dan asam amino, dibawa dari usus ke hati, urea dari hati ke ginjal, dan
hormon dari kelenjar buntu menuju berbagai organ yang menjadi target.
 Sel darah merah atau eritrosit memiliki fungsi sebagai pembawa oksigen dari organ
respirasi ke berbagai jaringan.
 Sel darah putih atau leukosit memiliki fungsi sebagai pembunuh bibit penyakit. Sel
darah putih dibedakan menjadi eosinofil, neutrofil, basofil (yang dihasilkan sumsum
merah) dan limfosit, monosit (yang dihasilkan jaringan limfoid).
 Keping-keping darah berfungsi sebagai pembekuan darah.

 Fungsi jaringan ikat pada hewan :


1. Jaringan ikat pada hewan memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
 Sebagai pelekat satu jaringan dengan jaringan lainnya.
 Sebagai pembungkus organ-organ.
 Sebagai pengisi rongga yang ada di antara organ-organ.
 Sebagai pelindung tubuh dari bakteri (jaringan ikat longgar).
 Sebagai pemberi bentuk pada tubuh (skeleton).
 Sebagai pencegah tubuh kehilangan panas (adiposum).
 Sebagai produsen darah (jaringan darah/hematopoietik).

D. Saraf

Jaringan saraf adalah jaringan yang berfungsi untuk menghantarkan impuls (rangsangan) dan
terdiri dari sel-sel saraf (neuron). Jaringan saraf mengirimkan impuls dari panca indera ke saraf
pusat (otak atau sumsum tulang belakang) dan dari saraf pusat ke organ lainnya. Itulah alasan
mengapa kita bisa merasakan sakit, mencicipi rasa masakan, menghirup wangi bunga, melihat
pemandangan, dll.

 Jenis jaringan saraf berdasarkan fungsi :


1. Sel saraf sensorik : Menghantarkan rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan) ke
sumsum tulang belakang.
2. Sel saraf motorik : Menghantarkan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke efektor.
3. Sel saraf penghubung : Merupakan penghubung sel saraf yang satu dengan sel saraf
yang lain.

 Ciri – ciri jaringan saraf :


1. Sebagai alat pengenal perubahan yang terjadi di luar tubuh atau alat penghubung antara
tubuh dengan dunia luar melalui indera.
2. Sebagai alat pengatur atau alat pengendali tanggapan (respons) terhadap keadaan
sekitar.
3. Mengatur dan mengendalikan kerja organ tubuh sehingga organ tersebut dapat bekerja
secara teratur sesuai dengan fungsinya.
 Kesimpulan
Ditemukan bahwa pada hewan ditemukan 4 jenis jaringan, yaitu jaringan epitelium, jaringan otot,
jaringan ikat, dan jaringan saraf. Masing-masing memiliki peran dan fungsinya masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai