Analisis Tata Kelola
Analisis Tata Kelola
Oleh :
Abstract : As stated in the preamble of the 1945 Constitution, the goal of our states is to form a
government of the state of Indonesia which shall protect all the Indonesian people and the entire country,
promote the general welfare, the intellectual life of the nation and participate in the establishment of world
peace. This understanding is based on the need of clean government and to accommodate the principles of
good governance. Currently, our government has not been fully able to protect and carry out its functions
as mandated by the 1945 opening which is stated above . This is consistent with the results of research on
Indonesia which governance has not improved significantly and has not been consistent after 15 years of
reform. The data is processed by comparing the implementation of data governance at the beginning of the
reforming process (1996/1998) and the 2009-2014 strategic plan (drawn from the data transparency of
Worldwide Governance Indicators Projects 2010 and Kompas May 20, 2013).
Abstrak : Sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 tujuan negara adalah membentuk
suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan berbangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia. Perumusan tersebut dilatarbelakangi oleh sebuah pemahaman tentang
perlunya pemerintahan negara Indonesia yang bersih dan memenuhi prinsip-prinsip Good Governance.
Pemerintahan belum sepenuhnya mampu melindungi dan melaksanakan fungsinya sesuai yang
diamanatkan oleh pembukaan UUD 1945 di atas. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian tentang tata
kelola pemerintahan Indonesia yang belum mengalami perbaikan signifikan dan belum konsisten setelah
15 tahun reformasi. Data diolah dengan membandingkan data implementasi tata kelola pemerintahan
pada proses awal reformasi (1996/1998) dan Renstra 2009-2014 (disarikan dari data tranparency
Worldwide Governance Indicators Projects 2010 dan Kompas 20 Mei 2013).
1
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 4 No. 1, September 2013
Analisis Tata Kelola (Manajemen) Pemerintahan Dari Perspektif Good Governance
2
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 4 No. 1, September 2013
Analisis Tata Kelola (Manajemen) Pemerintahan Dari Perspektif Good Governance
Keempat; Hubungan internasional yang dunia usaha (swasta) dan masyarakat pada
berprinsip pada kemerdekaan, umumnya termasuk partai politik. Good
perdamaian, dan keadilan sosial. governance tidak mudah untuk
didefinisikan secara seragam, karena
Pertanyaan yang timbul apakah negara istilah tersebut memiliki banyak makna
telah mampu menjalankan fungsi-fungsi yang bervariasi dan luasnya substansi
utamanya sebagaimana tertuang dalam bahasan. Keberagaman makna tersebut
pembukaan UUD 1945. Analisis singkat pada hakekatnya memiliki kesatuan tujuan
ini akan menguraikan bagaimana kondisi yang utuh, yaitu pencapaian kondisi
dan upaya pengelolaan negara pemerintahan yang terselenggara secara
berdasarkan pemahaman prinsip Good seimbang dengan kerjasama semua
Governance, agar dapat menjaga eksistensi komponen.
negara, serta dapat meningkatkan
pengelolaan negara sesuai dengan yang Kunci utama memahami Good Governance
diharapkan. Data diolah dengan adalah pemahaman atas prinsip-prinsip
membandingkan data implementasi tata yang ada di dalamnya. Bertolak dari
kelola pemerintahan pada proses awal prinsip-prinsip tersebut, akan didapatkan
reformasi (1996/1998) dan data 15 tahun tolok ukur kinerja suatu pemerintahan.
setelah reformasi ( disarikan dari data Baik buruknya pemerintahan bisa dinilai
tranparency Worldwide Governance Indicators bila ia telah bersinggungan dengan semua
Projects 2010 dan Kompas 20 Mei 2013). unsur-unsur Good Governance. Prinsip-
prinsip Good Governance secara umum
meliputi (UNDP, 1997) : Partisipasi
Masyarakat, Tegaknya Supremasi
KONSEP GOOD GOVERNANCE
Hukum, Transparansi, Responsif,
Pemerintah dalam arti paling dasar Berorientasi pada Konsensus, Adil,
diterjemahkan sebagai sekumpulan orang Efektifitas dan Efisiensi, Akuntabilitas,
yang memiliki mandat yang shah dari dan Visi Strategis.
rakyat untuk menjalankan wewenangnya
dalam urusan pemerintahan (Bappenas,
a. Partisipasi Masyarakat.
2002). Hubungan ini merupakan “kontrak
sosial” antara rakyat sebagai pemberi Warga masyarakat secara keseluruhan
mandat dan pemerintah sebagai pelaksana mempunyai suara dalam pengambilan
mandat. Beberapa hal yang terkandung keputusan, baik secara langsung
dari makna “perintah”, adanya maupun melaui lembaga perwakilan.
“keharusan” yang menunjukkan Partisipasi menyeluruh tersebut
kewajiban untuk melaksanakan apa yang dibangun berdasarkan kebebasan
diperintahkan dan hubungan fungsional berkumpul dan mengungkapkan
antara yang memberi dan yang menerima pendapat, serta kapasitas untuk
perintah, serta wewenang untuk memberi berpartisipasi secara konstruktif.
perintah. Partisipasi masyarakat mutlak
Sedangkan istilah governance lebih diperlukan agar penyelenggaraan
pemerintahan dapat mengenal masalah
kompleks, karena menyangkut beberapa
yang dihadapi, jalan keluar yang
persyaratan yang terkandung dalam
disarankan, serta apa yang dapat
terminologinya. Komponen yang terlibat
disumbangkan dalam memecahkan
dalam governance, adalah pemerintah,
3
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 4 No. 1, September 2013
Analisis Tata Kelola (Manajemen) Pemerintahan Dari Perspektif Good Governance
4
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 4 No. 1, September 2013
Analisis Tata Kelola (Manajemen) Pemerintahan Dari Perspektif Good Governance
METODOLOGI PENELITIAN
6
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 4 No. 1, September 2013
Analisis Tata Kelola (Manajemen) Pemerintahan Dari Perspektif Good Governance
Sumber : Transparency Worldwide Governance Indicators Projects 2010 dan Kompas, 20 Mei 2013,
Halaman 1.
7
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 4 No. 1, September 2013
Analisis Tata Kelola (Manajemen) Pemerintahan Dari Perspektif Good Governance
8
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 4 No. 1, September 2013
Analisis Tata Kelola (Manajemen) Pemerintahan Dari Perspektif Good Governance
9
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 4 No. 1, September 2013
Analisis Tata Kelola (Manajemen) Pemerintahan Dari Perspektif Good Governance
korupsi, yang dalam peneletian ini baru menyangkut nasib elit partai
upaya pemberantasan korupsi turun dalam kualisi. Pola yang ditata dalam
drastis menjadi 23 %. Salah satu wujud logika-logika demokrasi, seperti
dari responsif adanya kepekaan (daya terselenggaranya pemilu yang sehat
tanggap) dari pemerintah dan para untuk memastikan hak politik setiap
politisi di lembaga legislatif dalam warga negara tak terbajak oligarki dan
mengkaji berbagai kebutuhan proses pengambilan keputusan yang
masyarakat. Sebaliknya masyarakat partisipatif melalui mekanisme bottom-
juga dituntut mempunyai daya-tanggap up, belum sepenuhnya terwujud.
yang tinggi dalam memantau berbagai
tindakan kepemerintahan. Hasilnya elite yang muncul akan
bernasib kesepian karena dirinya tak
Responsif adalah karakteristik merefleksikan kepentingan partai dan
pemerintah yang mampu memberikan tak membangun jawaban atas
tanggapan sedini mungkin terhadap kebutuhan rakyat. Parpol kini dinilai
setiap masalah yang dihadapi hanya memperjuangkan kepentingan
masyarakat. Kemampuan elite politiknya dan mengembangkan
memberikan jawaban atas setiap kepentingan konstituen. Citra dan rapor
masalah yang dihadapi masyarakat kinerja parpol nyaris senantiasa
menunjukkan kemampuan pemerintah terpuruk dari waktu ke waktu. Dari
dalam memahami apa yang menjadi hasil penelitian dalam kebebasan
kebutuhan utama masyarakat. berpolitik dan berekspresi belum
Kegagalan merespons setiap masalah mengalami kenaikan yang berarti (
yang dihadapi masyarakat selama ini, hanya 6 %). Kegagalan dalam
menunjukkan ketidakpedulian membangun konsensus dapat
pemerintah serta hilangnya self of meruntuhkan kepercayaan masyarakat
belonging atas problem yang dialami dimana pemerintah dapat dinilai
oleh masyarakat. Dalam kenyataan, mengkhianati amanah yang diberikan.
jangankan kehadiran, pernyataan
pemerintahpun tidak dapat dinilai f. Adil.
sebagai respons positif terhadap
masalah yang sedang mereka hadapi. Adil merupakan upaya memberi
peluang yang sama bagi setiap anggota
e. Konsensus. masyarakat untuk meningkatkan
kesejahteraannya. Tujuan dari prinsip
Karakteristik yang menggambarkan tersebut untuk menjamin agar
kemampuan pemerintah dalam kepentingan pihak-pihak yang kurang
membangun kesepakatan antara beruntung, seperti mereka yang miskin
tuntutan secara bottom-up dan top-down dan lemah, tetap terakomodasi dalam
merupakan bentuk konsensus. proses pengambilan keputusan.
Konsensus juga merujuk pada
bagaimana pemerintah membangun Dalam suatu organisasi nepotisme
kesepahaman yang memungkinkan merupakan hal yang menyimpang,
semua kepentingan dapat diakomodir termasuk mempekerjakan saudara-
pada saluran yang tersedia. Konsensus saudara seorang pejabat di kantornya,
bersama yang dibangun selama ini, sekalipun mereka terbukti sanggup.
Kalau mereka sudah melewati semua
11
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 4 No. 1, September 2013
Analisis Tata Kelola (Manajemen) Pemerintahan Dari Perspektif Good Governance
tes seleksi dengan benar dan lulus, efisien dan efektif. Efisiensi dan
mengapa mereka tidak boleh mendapat efektivitas menjamin terselenggaranya
pekerjaan dan posisi yang mereka pelayanan kepada masyarakat dengan
kehendaki. Melarang mereka bekerja menggunakan sumberdaya yang
dari sisi keadilan, hanya karena mereka tersedia secara optimal dan
sanak dan kerabat pejabat tersebut, bertanggung jawab. Pelayanan
merupakan suatu diskriminasi. masyarakat belum mengutamakan
Selayaknya mereka diterima sampai kepuasan masyarakat, dan belum
terbukti bahwa hubungan kekeluargaan didukung mekanisme penganggaran
membuat mereka melakukan serta pengawasan yang rasional dan
penyimpangan dalam tugas, atau tidak transparan.
bekerja dengan efektif sesuai tuntutan
tugas. Efisiensi dan efektivitas merupakan
karakteristik good governance yang
Dalam hal ini yang perlu dilakukan merefleksikan kemampuan pemerintah
adalah mencegah kemungkinan dan dalam pencapaian tujuan secara tepat
memperkecil kesempatan untuk guna dan hasil guna. Pencapaian
melakukan penyimpangan. Dengan tujuan dengan mempertimbangkan
demikian yang harus berlaku dalam aspek efisiensi dan efektivitas dapat
organisasi bukanlah asas praduga tak mendorong produktivitas pemerintahan
bersalah (presumption of innocence), tetapi menjadi lebih berkualitas tanpa
asas praduga kemungkinan jatuhnya membuang modal yang ada.
seseorang dalam kelemahan dan Kegagalan pemerintah dalam
kesalahan (presumption of fallibility), mempertimbangkan efisiensi dan
karena ketiadaan kontrol. Dari hasil efektivitas membuat pemerintah
penelitian dalam kontek keadilan, kehilangan modal yang besar.
stabilitas politik dan ketiadaan
kekerasan sudah baik (75 %), namun h. Akuntabilitas.
keadilan dalam penegakkan hukum
Sebagai konsekuensi dari pemberian
sangat memprihatinkan (27 %). Berlaku
hak dan kewenangan, penyelenggara
adil merupakan karakteristik yang
pemerintahan dituntut melaksanakan
dapat mendorong akseptabilitas
tugas dan kewajiban secara profesional.
masyarakat pada pemerintahnya.
Dari hasil penelitian persentase
akuntabilitas sudah naik cukup tajam
g. Efisien dan Efektif.
dari sebelum reformasi, namun
Berbagai sumberdaya pemerintahan persentase tersebut masih relatif rendah
bersifat terbatas, sementara kebutuhan (48 %).
masyarakat sangat beraneka ragam dan
relatif tak terbatas. Dari hasil Dalam menjalankan tugas dan
penelitian, efektivitas pemerintah kewajibannya penyelenggara
menurun dari 97 % sebelum reformasi, pemerintahan harus sadar untuk tidak
menjadi 41 % setelah reformasi. hanya berorientasi pada hasil tetapi
juga pada kebenaran dan kewajaran
Dengan demikian pihak-pihak yang dalam proses pencapaiannya. Pembuat
terkait dengan tata pemerintahan harus kebijakan pada semua tingkatan belum
mempunyai kesadaran untuk bersikap memahami bahwa mereka harus
12
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 4 No. 1, September 2013
Analisis Tata Kelola (Manajemen) Pemerintahan Dari Perspektif Good Governance
13
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 4 No. 1, September 2013
Analisis Tata Kelola (Manajemen) Pemerintahan Dari Perspektif Good Governance
14
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 4 No. 1, September 2013
Analisis Tata Kelola (Manajemen) Pemerintahan Dari Perspektif Good Governance
DAFTAR PUSTAKA
15
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 4 No. 1, September 2013