Anda di halaman 1dari 15

Analisis Tata Kelola (Manajemen) Pemerintahan Dari Perspektif Good Governance

ANALISIS TATA KELOLA (MANAJEMEN) PEMERINTAHAN


DARI PERSPEKTIF GOOD GOVERNANCE

Oleh :

DR. A. Dirwan. M.Sc


------------------------------------

Abstract : As stated in the preamble of the 1945 Constitution, the goal of our states is to form a
government of the state of Indonesia which shall protect all the Indonesian people and the entire country,
promote the general welfare, the intellectual life of the nation and participate in the establishment of world
peace. This understanding is based on the need of clean government and to accommodate the principles of
good governance. Currently, our government has not been fully able to protect and carry out its functions
as mandated by the 1945 opening which is stated above . This is consistent with the results of research on
Indonesia which governance has not improved significantly and has not been consistent after 15 years of
reform. The data is processed by comparing the implementation of data governance at the beginning of the
reforming process (1996/1998) and the 2009-2014 strategic plan (drawn from the data transparency of
Worldwide Governance Indicators Projects 2010 and Kompas May 20, 2013).

Keywords; good governance, reform , improvement, consistent .

Abstrak : Sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 tujuan negara adalah membentuk
suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan berbangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia. Perumusan tersebut dilatarbelakangi oleh sebuah pemahaman tentang
perlunya pemerintahan negara Indonesia yang bersih dan memenuhi prinsip-prinsip Good Governance.
Pemerintahan belum sepenuhnya mampu melindungi dan melaksanakan fungsinya sesuai yang
diamanatkan oleh pembukaan UUD 1945 di atas. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian tentang tata
kelola pemerintahan Indonesia yang belum mengalami perbaikan signifikan dan belum konsisten setelah
15 tahun reformasi. Data diolah dengan membandingkan data implementasi tata kelola pemerintahan
pada proses awal reformasi (1996/1998) dan Renstra 2009-2014 (disarikan dari data tranparency
Worldwide Governance Indicators Projects 2010 dan Kompas 20 Mei 2013).

Kata kunci: good governance, reformasi, perbaikan yang signifikan, konsisten.

1
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 4 No. 1, September 2013
Analisis Tata Kelola (Manajemen) Pemerintahan Dari Perspektif Good Governance

PENDAHULUAN persatuan dalam mewujudkan tujuan


negara. Di samping itu apabila manajemen
Fenomena pada akhir-akhir ini semakin negara dilaksanakan dengan visi yang
lunturnya pemahaman tentang semangat tepat, efektif dan efisien, serta secara
kebangsaan, menipisnya rasa nasionalisme bertanggung jawab akan tercipta suatu
dan patriotisme komponen bangsa, serta dorongan dalam mewujudkan negara yang
belum terciptanya pengelolaan kuat jauh dari kegagalan.
pemerintahan yang baik, berpotensi
menciptakan perpecahan, yang pada Berbagai definisi perihal penyelenggaraan
akhirnya luntur persatuan dan kesatuan pemerintahan yang baik (good governance),
bangsa. untuk konteks Indonesia pada hakikatnya
sebagaimana yang tercantum dalam
Berdasarkan survei The Fund for Peace Pembukaan UUD 1945 : “…membentuk
Washington DC., tentang Failed State suatu pemerintahan negara Indonesia yang
Index, Mei 2012, Indonesia dinilai sebagai melindungi segenap bangsa Indonesia dan
salah satu negara yang mengarah kepada seluruh tumpah darah Indonesia, untuk
negara gagal (Labolo 2012). Negara gagal memajukan kesejahteraan umum,
adalah apabila tidak kapabel dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut
penegakkan hukum, melindungi melaksanakan ketertiban dunia yang
masyarakat, menjamin hak warga negara berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan partisipasi politik, menjamin dan keadilan sosial…”.
keamanan, memenuhi kebutuhan
infrakstruktur serta berbagai fungsi sosial. Berdasarkan hal tersebut, ada empat point
Beberapa indikator yang dianggap sebagai indikator umum bagi suatu tata
Indonesia masih lemah adalah pemerintahan Indonesia yang baik :
Demographic Pressure, Human Rights dan
Group Grievance. Pertama; Perlindungan yang maksimal
terhadap warga negara, semangat non-
Tekanan demografis dapat dilihat pada diskriminasi atas segala kebijakan dan
seberapa jauh kemampan negara pelaksanaan pemerintahan.
mengendalikan penduduk dan
memproteksi dinamika warga negara. Kedua; Memajukan kesejahteraan umum,
Dalam hal tekanan hak asasi manusia kepentingan yang dijunjung oleh
pada berbagai isu, seperti ideologi, sosial pemerintahan mestilah pararel dengan
budaya, ekonomi, politik, hukum dan kepentingan rakyat, segala sumber daya
keamanan. Oleh karena itu diperlukan yang dimiliki negara digunakan sebesar-
upaya meningkatkan pemahaman konsep besarnya bagi kemakmuran bersama.
pengelolaan negara dengan menciptakan Ketiga; Mencerdaskan kehidupan bangsa,
Good Governance. Melalui partisipasi pendidikan sebagai sarana untuk hadirnya
seluruh komponen bangsa, pengelolaan kecerdasan bagi warga negara harus
negara secara transparan dan tegaknya menjadi prioritas, pemerintah merespon
hukum akan meningkatkan sikap setiap perubahan dan kebutuhan yang ada
komponen bangsa terhadap persatuan dan dalam masyarakat, terutama yang terkait
kesatuan bangsa. dengan tranformasi ilmu pengetahuan dan
Sikap kepedulian, kesetaraan dan keterbukaan informasi.
kebersamaan akan menumbuhkan rasa

2
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 4 No. 1, September 2013
Analisis Tata Kelola (Manajemen) Pemerintahan Dari Perspektif Good Governance

Keempat; Hubungan internasional yang dunia usaha (swasta) dan masyarakat pada
berprinsip pada kemerdekaan, umumnya termasuk partai politik. Good
perdamaian, dan keadilan sosial. governance tidak mudah untuk
didefinisikan secara seragam, karena
Pertanyaan yang timbul apakah negara istilah tersebut memiliki banyak makna
telah mampu menjalankan fungsi-fungsi yang bervariasi dan luasnya substansi
utamanya sebagaimana tertuang dalam bahasan. Keberagaman makna tersebut
pembukaan UUD 1945. Analisis singkat pada hakekatnya memiliki kesatuan tujuan
ini akan menguraikan bagaimana kondisi yang utuh, yaitu pencapaian kondisi
dan upaya pengelolaan negara pemerintahan yang terselenggara secara
berdasarkan pemahaman prinsip Good seimbang dengan kerjasama semua
Governance, agar dapat menjaga eksistensi komponen.
negara, serta dapat meningkatkan
pengelolaan negara sesuai dengan yang Kunci utama memahami Good Governance
diharapkan. Data diolah dengan adalah pemahaman atas prinsip-prinsip
membandingkan data implementasi tata yang ada di dalamnya. Bertolak dari
kelola pemerintahan pada proses awal prinsip-prinsip tersebut, akan didapatkan
reformasi (1996/1998) dan data 15 tahun tolok ukur kinerja suatu pemerintahan.
setelah reformasi ( disarikan dari data Baik buruknya pemerintahan bisa dinilai
tranparency Worldwide Governance Indicators bila ia telah bersinggungan dengan semua
Projects 2010 dan Kompas 20 Mei 2013). unsur-unsur Good Governance. Prinsip-
prinsip Good Governance secara umum
meliputi (UNDP, 1997) : Partisipasi
Masyarakat, Tegaknya Supremasi
KONSEP GOOD GOVERNANCE
Hukum, Transparansi, Responsif,
Pemerintah dalam arti paling dasar Berorientasi pada Konsensus, Adil,
diterjemahkan sebagai sekumpulan orang Efektifitas dan Efisiensi, Akuntabilitas,
yang memiliki mandat yang shah dari dan Visi Strategis.
rakyat untuk menjalankan wewenangnya
dalam urusan pemerintahan (Bappenas,
a. Partisipasi Masyarakat.
2002). Hubungan ini merupakan “kontrak
sosial” antara rakyat sebagai pemberi Warga masyarakat secara keseluruhan
mandat dan pemerintah sebagai pelaksana mempunyai suara dalam pengambilan
mandat. Beberapa hal yang terkandung keputusan, baik secara langsung
dari makna “perintah”, adanya maupun melaui lembaga perwakilan.
“keharusan” yang menunjukkan Partisipasi menyeluruh tersebut
kewajiban untuk melaksanakan apa yang dibangun berdasarkan kebebasan
diperintahkan dan hubungan fungsional berkumpul dan mengungkapkan
antara yang memberi dan yang menerima pendapat, serta kapasitas untuk
perintah, serta wewenang untuk memberi berpartisipasi secara konstruktif.
perintah. Partisipasi masyarakat mutlak
Sedangkan istilah governance lebih diperlukan agar penyelenggaraan
pemerintahan dapat mengenal masalah
kompleks, karena menyangkut beberapa
yang dihadapi, jalan keluar yang
persyaratan yang terkandung dalam
disarankan, serta apa yang dapat
terminologinya. Komponen yang terlibat
disumbangkan dalam memecahkan
dalam governance, adalah pemerintah,
3
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 4 No. 1, September 2013
Analisis Tata Kelola (Manajemen) Pemerintahan Dari Perspektif Good Governance

masalah tersebut. Keikutsertaan warga berkepentingan dan informasi yang


masyarakat dalam forum pertemuan tersedia harus memadai agar dapat
publik, dan keaktifan mereka dalam dimengerti dan dipantau. Semua
menyumbangkan pikiran, urusan tata pemerintahan berupa
menunjukkan bahwa urusan kebijiakan-kebijakan publik yang
pemerintahan juga menjadi urusan berkenaan dengan pelayanan harus
mereka. Salah satu cara adalah diketahui publik. Isi keputusan dan
memberi akses kepada wakil-wakil dari alasan pengambilan kebijakan, harus
berbagai lapisan masyarakat untuk dapat diakses oleh publik dan harus
berpartisipasi menyuarakan diumumkan agar mendapat tanggapan.
kepentingan kelompok yang Aparat pemerintahan harus bersedia
diwakilinya. Perwujudan dari prinsip secara terbuka dan jujur memberikan
tersebut adalah pembentukan forum- informasi yang dibutuhkan publik.
forum pengambilan kebijakan publik
yang memberi akses lebih besar kepada d. Responsif.
masyarakat untuk berpartisipasi.
Lembaga-lembaga dan seluruh proses
b. Tegaknya Supremasi Hukum. pemerintahan harus berusaha melayani
semua pihak yang berkepentingan.
Kerangka hukum harus adil dan Dalam kehidupan sehari-hari,
diperlakukan tanpa pandang bulu, masyarakat atau sekelompok
termasuk di dalamnya hukum yang masyarakat tertentu menghadapi
menyangkut hak asasi manusia. Dalam berbagai masalah dan krisis sebagai
pemberian pelayanan publik dan akibat dari perubahan situasi dan
pelaksanaan pembangunan seringkali kondisi. Dalam situasi seperti ini,
terjadi pelanggaran hukum, seperti aparat pemerintahan tidak boleh masa
penyalahgunaan kekuasaan, dalam bodoh tetapi harus cepat tanggap
bentuk korupsi, kolusi dan nepotisme, dengan mengambil prakarsa untuk
serta pelanggaran HAM. Dalam hal memecahkan masalah-masalah
ini, siapa saja yang melanggar harus tersebut. Aparat juga harus
diproses sesuai dengan ketentuan mengakomodasi aspirasi masyarakat
perundang-undangan yang berlaku. sekaligus menindaklanjutinya dalam
Prinsip supremasi hukum antara lain bentuk peraturan dan program yang
mencakup upaya pembentukan diusulkan. Prinsip tata pemerintahan
peraturan perundangan-undangan, yang responsif antara lain adalah
pemberdayaan lembaga-lembaga penyediaan pusat pelayanan bagi
penegak hukum, penuntasan kasus keluhan masyarakat dan pusat
KKN dan pelanggaran HAM, pelayanan masyarakat.
peningkatan kesadaran hukum dan
pengembangan budaya hukum. e. Berorientasi pada Konsensus.

c. Transparansi. Tata pemerintahan yang baik


menjembatani kepentingan-kepentingan
Transparansi dibangun atas dasar arus yang berbeda, demi terbangunnya suatu
informasi yang bebas. Seluruh proses konsensus menyeluruh dalam hal apa
pemerintahan dan informasi dapat yang terbaik bagi kelompok-kelompok
diakses oleh pihak-pihak yang masyarakat. Perumusan kebijakan

4
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 4 No. 1, September 2013
Analisis Tata Kelola (Manajemen) Pemerintahan Dari Perspektif Good Governance

tentang pelayanan publik dan harus selalu menilai dukungan struktur


pembangunan, dilakukan melalui yang ada, melakukan perubahan
mekanisme demokrasi, dan tidak struktural sesuai dengan tuntutan
ditentukan sendiri oleh eksekutif. perubahan seperti menyusun kembali
Keputusan-keputusan yang diambil, struktur kelembagaan secara
baik oleh lembaga eksekutif maupun keseluruhan dan menyusun jabatan dan
legislatif, harus didasarkan pada fungsi yang lebih tepat. Di samping
konsensus agar setiap kebijakan publik itu, pemerintahan yang ada juga harus
yang diambil benar-benar merupakan selalu berupaya mencapai hasil yang
keputusan bersama. optimal dengan memanfaatkan dana
dan sumber daya lainnya yang tersedia
f. Adil. secara efisien.

Semua warga masyarakat mempunyai h. Akuntabilitas.


kesempatan memperbaiki atau
mempertahankan kesejahteraan Para pengambil keputusan di
mereka, berdasarkan kesetaraan. pemerintah, sektor swasta dan
Instrumen dasarnya adalah peraturan organisasi-organisasi masyarakat
perundang-undangan yang menjamin bertanggung jawab, baik kepada
kesetaraan, dengan komitmen politik masyarakat maupun kepada lembaga-
terhadap penegakkan hukum dan lembaga yang berkepentingan.
perlindungan HAM. Berkurangnya Penerapan prinsip akuntabilitas atau
kasus diskriminasi, dan adanya bertanggung jawab dalam
kesetaraan jender, merupakan bagian penyelenggaraan pemerintahan diawali
dari keadilan. Adil merupakan pada saat penyusunan program
karakteristik yang dapat mendorong pembangunan (program accountability),
akseptabilitas masyarakat pada pelaksanaan, dan penilaiannya (process
pemerintahnya. Keadilan merupakan accountability), sehingga program
salah satu tujuan ingin dicapai oleh tersebut dapat memberikan hasil sesuai
setiap pemerintah. Keadilan lazimnya dengan tujuan yang ditetapkan (outcome
melekat pada para pelaku accountability). Berdasarkan
pemerintahan, khususnya pemimpin. substansinya, prinsip bertanggungjawab
Keadilan bertujuan untuk menciptakan mencakup akuntabilitas administratif,
pemerataan termasuk memberikan hak politik, profesional dan akuntabilitas
dan kewajiban secara proporsional. moral (ethical accountability).

g. Efektivitas dan Efisiensi. i. Visi Strategis.

Proses pemerintahan dan lembaga- Para pemimpin dan masyarakat


lembaga harus membuahkan hasil memiliki perspektif yang luas dan jauh
sesuai kebutuhan warga masyarakat kedepan atas tata pemerintahan yang
dan dengan menggunakan sumber daya baik dan pembangunan manusia, serta
yang ada seoptimal mungkin. Agar kepekaan akan apa saja yang
dapat meningkatkan kinerja tata dibutuhkan untuk mewujudkan
pemerintahan dibutuhkan dukungan perkembangan tersebut. Semua
struktur yang tepat. Oleh karena itu, kegiatan pemerintahan berupa
pemerintahan dari waktu ke waktu pelayanan publik dan pembangunan
5
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 4 No. 1, September 2013
Analisis Tata Kelola (Manajemen) Pemerintahan Dari Perspektif Good Governance

seharusnya didasarkan pada visi dan


misi tertentu disertai strategi
implementasi yang jelas. Lembaga
pemerintahan perlu memiliki rencana
strategis (Renstra) sesuai dengan bidang
0,62
tugas masing-masing sebagai pegangan %
dan arah pemerintahan di masa %
mendatang. Dengan demikian seluruh % -2,5 2,5
Program Pembangunan merupakan % Curva Normal :
wujud dari prinsip tata pemerintahan
yang berdasarkan visi strategis. Perhitungan Indeks Implementasi Tata
Pemerintahan

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk Metoda menggunakan tehnik studi


menganalisis permasalahan pengelolaan kepustakaan dan tehnik perbedaan mean
pemerintahan ditinjau dari sudut Good dan korelasional untuk melihat sejauh
Governance. Untuk itu akan diteliliti mana perbedaan penerapan good governance
perbedaan mean dan korelasi masalah pada awal proses reformasi dan pada
tata kelola pemerintahan antara data pada Renstra 2009-2014. Apabila perbedaan
awal proses reformasi (1996-1998) dan mean signifikan (setelah reformasi mean
data Renstra 2009-2014, lebih kurang lebih tinggi) dan korelasi tinggi berarti
setelah 15 tahun reformasi. implementasi good governance membaik dan
adanya konsistensi dalam mengatasi
Sumber data penelitian dari hasil jajak masalah-masalah yang berhubungan
pendapat 579 responden yang diambil dengan tata pemerintahan. Tehnik analisis
secara acak di 13 kota besar Indonesia data digunakan untuk menguji hipotesis
pada bulan Mei 2013 (secondary data, penelitian semakin membaiknya tata
Kompas 20 Mei 2013 dan Transparency kelola pemerintahan setelah reformasi.
Wordwide Governance Indicators Projects
2010). Indeks data implmentasi tata Dari analisis data diperoleh perbedaan
pemerintahan yang bergerak antara -2,5 mean tidak signifikan (t(selisih tiap pasang) =
sampai 2,5, diolah menjadi persentase 0,0018 lebih kecil dari t0,95(8) = 1,86).
dengan menggunakan distribusi normal. Koefisian korelasi sebesar r = 0,139,
Misalnya untuk indeks -2,5, diperoleh luas sangat tidak signifikan setelah diadakan uji
curva normal 0,0062 atau sama dengan t (tr =0,139 (9) = 0,37 lebih kecil dari t0,975(7) =
0,62 %. 2,36). Kesimpulan belum ada perbedaan
yang signifikan (membaik) dan belum ada
Untuk menghitung indeks secara konsistensi mengarah kepada yang lebih
keseluruhan digunakan curva dibawah ini. diharapkan dalam pengelolaan
pemerintahan setelah reformasi.

6
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 4 No. 1, September 2013
Analisis Tata Kelola (Manajemen) Pemerintahan Dari Perspektif Good Governance

Tabel : Indeks Implementasi Tata Kelola


Pemerintahan Indonesia

INDEKS PERSENTASE (DIOLAH)


AWAL
NO ASPEK RENSTRA AWAL PROSES RENSTRA KETRGN
PROSES
2009-2014 REFORMASI 2009-2014
REFORMASI
RENTANG
1 INDEK PERSEPSI KORUPSI 27,2 32 27,2 32
0 – 100
KETERWAKILAN DAN -0,15
2 -1,17 (1996) 12,1 48,01
AKUNTABILITAS (2009)
STABILITAS POLITIK DAN 0,64
3 -1,03 (1996) 15,15 75,89
KETIADAAN KEKERASAN (2009)
EFEKTIFITAS -0,21
4 0,197 (1996) 97,59 41,68
PEMERINTAH (2009)
RENTANG
-0,28
5 KUALITAS REGULASI 0,398 (1996) 65,17 38,97 -25 - 2,5
(2009)
-0,56
6 PENEGAKAN HUKUM -0,27 (1996) 39,36 27,77
(2009)
PEMBERANTASAN -0,71
7 -0,34 (1996) 36,69 23,88
KORUPSI (2009)
8 KEBEBASAN BERPOLITIK 70,1 76,1 70,10 76,10
RENTANG
9 KEBEBASAN BEREKSPRESI 71,5 77,5 71,5 77,5
0 – 100

Sumber : Transparency Worldwide Governance Indicators Projects 2010 dan Kompas, 20 Mei 2013,
Halaman 1.

7
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 4 No. 1, September 2013
Analisis Tata Kelola (Manajemen) Pemerintahan Dari Perspektif Good Governance

HASIL dan PEMBAHASAN dilaksanakan sesuai dengan harapan


masyarakat. Keprihatinan yang sangat
Sebagai sistem organisasi, pemerintah mendalam telah muncul dalam bentuk
tidak hanya memberi jaminan terhadap berbagai kritik masyarakat Indonesia
semua upaya kearah realisasi visi dan terhadap pemerintahan saat ini, karena
misinya, tetapi juga secara langsung kondisi Indonesia pasca krisis dirasakan
menyentuh kepentingan masyarakat dalam semakin memburuk atau mengarah
bentuk pelayanan. Dalam kenyataan kepada negara gagal.
bagaimana mungkin pemerintah dapat
melayani masyarakat dengan penuh Salah satu penyebab krisis moneter dan
kejujuran dan keikhlasan jika beban yang ekonomi di beberapa negara Asia pada
ditanggung melebihi kapasitasnya sendiri. tahun 1997/1998 adalah kualitas
Apabila pemerintah berupaya bagaimana pemerintahan yang buruk (Husnan, 2000).
menyelesaikan problem ditengah-tengah Tata kelola berfungsi untuk menjalankan
masyarakat, maka pemerintah harus lebih setiap sistem yang telah dipilih dengan
dulu berkeringat untuk menyelesaikan alat tingkat akurasi dan konsistensi yang tinggi,
pembersih (birokrasi) sebelum berharap sehingga terhindar dari moral hazard,
banyak akan berkurangnya masalah yang perburuan rente, dan korupsi. Kebijakan
dihadapi masyarakat. Misalnya sumber ekonomi di Indonesia berantakan begitu
daya nasional hanya dimanfaatkan oleh dijalankan karena rapuhnya tata kelola
kelompok tertentu, akibatnya tumbuh pemerintahan. Kepastian regulasi juga
kecemburuan sosial antar kelompok bermasalah karena dibuat secara
masyarakat yang mengancam kesatuan serampangan sehingga mudah sekali
dan persatuan nasional. dipatahkan di Makamah Konstitusi (jika
berupa UU) ataupun berubah karena tidak
Good governance merupakan indikator sesuai dengan kebutuhan dilapangan.
perbaikan manajemen pemerintahan di Selanjutnya masing-masing prinsip Good
tengah-tengah munculnya berbagai Governance dianalisis sebagai berikut :
permasalahan ekonomi dan politik yang
dihadapi Indonesia. Berbagai kasus a. Partispasi.
pelanggaran hukum, norma-norma dan
etika yang muncul di permukaan belum Alienasi politik menyebabkan sukarnya
mendapatkan solusi hukum yang mendorong partisipasi politik yang
memuaskan masyarakat. lebih tinggi dan konstruktif. Penelitian
Templeton (1966) menunjukkan
Berbagai kebijakan pemerintah yang tidak hubungan yang sangat kuat antara
populer terhadap masalah ekonomi telah alienasi politik dan tingkat partisipasi
menjadi isu politik dan sosial yang politik. Kondisi alienasi politik yang
melibatkan pemerintah sebagai sasaran tinggi cenderung mengakibatkan
“tembak”. Berbagai protes dan demo penarikan diri (withdrawal) terhadap
dilaksanakan untuk menentang kebijakan aktivitas politik nasional.
yang tidak populer tersebut, sehingga
berdampak terhadap semakin buruknya Partisipasi masyarakat dapat terwujud
popularitas dan citra pemerintah. seiring dengan tumbuhnya rasa percaya
Pemberantasan KKN yang menjadi tujuan msyarakat kepada para penyelenggara
gerakan reformasi di bawah pola pemerintahan. Rasa percaya ini akan
pemerintahan yang bersih belum mampu tumbuh apabila masyarakat

8
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 4 No. 1, September 2013
Analisis Tata Kelola (Manajemen) Pemerintahan Dari Perspektif Good Governance

memperoleh pelayanan dan lain pihak, masyarakat yang seharusnya


kesempatan yang setara (equal). Tidak mampu menjadi pengamat dan
boleh ada perlakuan atas dasar apapun penasihat pemerintah dalam
dapat menumbuhkan kecemburuan dan menjalankan strategi yang lebih baik,
mendorong terjadinya konflik sosial ternyata masih belum memiliki
masyarakat. Hasil data penelitian dari kemampuan dan pengalaman
sisi keterwakilan sudah meningkat dari partisipasi yang cukup dalam
12 % menjadi 48 %, namun kebebasan pengambilan kebijakan publik. Hal ini
berpolitik dan berekspresi hanya berujung pada kondisi sosio-politik
meningkat 6 %. negara yang semakin tidak menentu.
Keadaan tersebut tidak hanya
Untuk itu masih perlu didorong agar mengganggu stabilitas keamanan
setiap warga mempergunakan hak nasional, tetapi lebih jauh lagi ikut
dalam menyampaikan pendapat dalam menghambat perkembangan
proses pengambilan keputusan, yang perekonomian negara.
menyangkut kepentingan masyarakat,
baik secara langsung maupun tidak b. Penegakkan Hukum.
langsung. Partisipasi bermaksud untuk
menjamin agar setiap kebijakan yang Mewujudkan penegakan hukum yang
diambil mencerminkan aspirasi adil bagi semua pihak tanpa
masyarakat. Dalam rangka pengecualian, menjunjung tinggi HAM
mengantisipasi berbagai isu yang ada, dan memperhatikan nilai-nilai yang
pemerintah menyediakan saluran hidup dalam masyarakat. Berdasarkan
komunikasi agar masyarakat dapat kewenangannya, pemerintah harus
mengutarakan pendapatnya. mendukung tegaknya supremasi hukum
dengan melakukan berbagai
Meningkatnya kepercayaan masyarakat penyuluhan peraturan prundang-
kepada pemerintah, meningkatnya undangan dan menghidupkan kembali
jumlah masyarakat yang berpartisipasi nilai-nilai dan norma-norma yang
dalam pembangunan, meningkatnya berlaku di masyarakat.
kuantitas dan kualitas masukan (kritik
dan saran) untuk pembangunan dan Hasil penelitian ini, karena banyaknya
terjadinya perubahan sikap masyarakat peraktek korupsi menyebabkan indeks
menjadi lebih peduli terhadap setiap persepsi terhadap korupsi masih belum
langkah pembangunan. Partisipasi memamadai (32 %) dan persentase
aktif masyarakat lebih jauh penegakkan hukum turun dari 39 %
menggambarkan sejauh mana menjadi 27 %. Instrumen dasar
kepentingan mereka telah terakomodir penegakkan hukum adalah peraturan
dengan baik selain melibatkan mereka perundang-undangan, komitmen politik
dalam hal tanggung jawab yang lebih terhadap penegakkan hukum dan
luas. keterpaduan dari sistem yuridis
(kepolisian, pengadilan dan kejaksaan).
Rendahnya partisipasi masyarakat
dalam pengelolaan pemerintahan, Kenyataan belum berkurangnya
disebabkan oleh rendahnya kesadaran praktek KKN dan pelanggaran hukum,
masyarakat tentang pentingnya lambatnya proses penegakkan hukum,
partisipasi dalam pembangunan. Di dan kurangnya kepercayaan

9
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 4 No. 1, September 2013
Analisis Tata Kelola (Manajemen) Pemerintahan Dari Perspektif Good Governance

masyarakat pada aparat penegak niscaya merupakan tantangan utama


hukum. Pembangunan yang selama ini untuk terwujudnya good governance. Isu
dilakukan di Indonesia kurang intens keterbukaan yang merupakan prasyarat
menerapkan pola-pola dasar dalam bagi adanya akuntabilitas publik
pemerintahan yang baik. Ketaatan selayaknya menjadi modus operandi
hukum memberikan landasan bagi untuk mencapai demokrasi yang
pemerintah dalam menjalankan visi substansial. Tanpa adanya keterbukaan
dan misi yang di emban sekaligus dalam proses pengelolaan
memperlihatkan tingkat akseptabilitas pemerintahan, termasuk melawan
masyarakat terhadap pemerintah. korupsi, maka segala upaya yang akan
Dalam hubungan tersebut dibutuhkan dilakukan hanya menjadi angin lalu
kesadaran pemimpin untuk dan akan mati dengan sendirinya.
memberikan contoh sehingga mampu
mendorong terwujudnya tertib hukum. Transparansi merupakan karakteristik
yang memungkinkan terbangunnya
c. Transparansi. kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintah, terutama dalam hal
Transparansi diperlukan untuk kepentingan dan kebutuhan
menciptakan kepercayaan timbal balik masyarakat. Rendahnya transparansi
antara pemerintah dan masyarakat pemerintah berkenaan dengan
melalui penyediaan informasi yang perencanaan dan implementasi
akurat dan memadai. Berkaitan dengan kebijakan, telah menunjukkan
hal tersebut pemerintah perlu proaktif lemahnya itikad baik dalam
memberikan informasi lengkap tentang mewujudkan harapan masyarakat.
kebijakan dan layanan yang
disediakannya kepada masyarakat. d. Responsif.
Menurut penelitian ini salah satu aspek
Responsif di tandai meningkatnya
transparansi adalah kebebasan
kepekaan para penyelenggara
berpolitik dan berekspresi, belum
pemerintahan terhadap aspirasi
menunjukan peningkatan yang
masyarakat, tanpa kecuali. Hal ini akan
signifikan (hanya naik 6 %).
terlihat dari meningkatnya kepercayaan
masyarakat pada pemerintah, tumbuh
KKN adalah salah satu sifat eksklusif
dan meningkatnya kesadaran
yang mempersulit terciptanya Good
masyarakat yang berpartisipasi dalam
governance, karena kelompok yang
pembangunan.
memperaktekan KKN cendrung
tertutup, serta tidak mudah dimonitor Kurangnya rensponsif akan
dan diawasi. Ketertutupan sudah menimbulkan alienasi politik sebagai
bertentangan dengan prinsip equal suatu bentuk kehilangan keterhubungan
opportunity untuk melakukan partisipasi (loss of a relationship), kehilangan
politik secara terbuka. Ditambah lagi partisipatif (loss of participation) dan
peran-peran tertentu dalam kehilangan kemampuan mengendalikan
pemerintahan sudah diblokir oleh grup- (loss of control) dalam kehidupan sosial
grup yang menikmati hak-hak masyarakat (Yinger, 1973). Responsif
istimewa. Regulasi dan praktek pemerintah dapat dilihat juga dari
pengelolaan pemerintahan yang tidak kesungguhan pemerintah memberantas
menerapkan aspek keterbukaan,
10
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 4 No. 1, September 2013
Analisis Tata Kelola (Manajemen) Pemerintahan Dari Perspektif Good Governance

korupsi, yang dalam peneletian ini baru menyangkut nasib elit partai
upaya pemberantasan korupsi turun dalam kualisi. Pola yang ditata dalam
drastis menjadi 23 %. Salah satu wujud logika-logika demokrasi, seperti
dari responsif adanya kepekaan (daya terselenggaranya pemilu yang sehat
tanggap) dari pemerintah dan para untuk memastikan hak politik setiap
politisi di lembaga legislatif dalam warga negara tak terbajak oligarki dan
mengkaji berbagai kebutuhan proses pengambilan keputusan yang
masyarakat. Sebaliknya masyarakat partisipatif melalui mekanisme bottom-
juga dituntut mempunyai daya-tanggap up, belum sepenuhnya terwujud.
yang tinggi dalam memantau berbagai
tindakan kepemerintahan. Hasilnya elite yang muncul akan
bernasib kesepian karena dirinya tak
Responsif adalah karakteristik merefleksikan kepentingan partai dan
pemerintah yang mampu memberikan tak membangun jawaban atas
tanggapan sedini mungkin terhadap kebutuhan rakyat. Parpol kini dinilai
setiap masalah yang dihadapi hanya memperjuangkan kepentingan
masyarakat. Kemampuan elite politiknya dan mengembangkan
memberikan jawaban atas setiap kepentingan konstituen. Citra dan rapor
masalah yang dihadapi masyarakat kinerja parpol nyaris senantiasa
menunjukkan kemampuan pemerintah terpuruk dari waktu ke waktu. Dari
dalam memahami apa yang menjadi hasil penelitian dalam kebebasan
kebutuhan utama masyarakat. berpolitik dan berekspresi belum
Kegagalan merespons setiap masalah mengalami kenaikan yang berarti (
yang dihadapi masyarakat selama ini, hanya 6 %). Kegagalan dalam
menunjukkan ketidakpedulian membangun konsensus dapat
pemerintah serta hilangnya self of meruntuhkan kepercayaan masyarakat
belonging atas problem yang dialami dimana pemerintah dapat dinilai
oleh masyarakat. Dalam kenyataan, mengkhianati amanah yang diberikan.
jangankan kehadiran, pernyataan
pemerintahpun tidak dapat dinilai f. Adil.
sebagai respons positif terhadap
masalah yang sedang mereka hadapi. Adil merupakan upaya memberi
peluang yang sama bagi setiap anggota
e. Konsensus. masyarakat untuk meningkatkan
kesejahteraannya. Tujuan dari prinsip
Karakteristik yang menggambarkan tersebut untuk menjamin agar
kemampuan pemerintah dalam kepentingan pihak-pihak yang kurang
membangun kesepakatan antara beruntung, seperti mereka yang miskin
tuntutan secara bottom-up dan top-down dan lemah, tetap terakomodasi dalam
merupakan bentuk konsensus. proses pengambilan keputusan.
Konsensus juga merujuk pada
bagaimana pemerintah membangun Dalam suatu organisasi nepotisme
kesepahaman yang memungkinkan merupakan hal yang menyimpang,
semua kepentingan dapat diakomodir termasuk mempekerjakan saudara-
pada saluran yang tersedia. Konsensus saudara seorang pejabat di kantornya,
bersama yang dibangun selama ini, sekalipun mereka terbukti sanggup.
Kalau mereka sudah melewati semua
11
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 4 No. 1, September 2013
Analisis Tata Kelola (Manajemen) Pemerintahan Dari Perspektif Good Governance

tes seleksi dengan benar dan lulus, efisien dan efektif. Efisiensi dan
mengapa mereka tidak boleh mendapat efektivitas menjamin terselenggaranya
pekerjaan dan posisi yang mereka pelayanan kepada masyarakat dengan
kehendaki. Melarang mereka bekerja menggunakan sumberdaya yang
dari sisi keadilan, hanya karena mereka tersedia secara optimal dan
sanak dan kerabat pejabat tersebut, bertanggung jawab. Pelayanan
merupakan suatu diskriminasi. masyarakat belum mengutamakan
Selayaknya mereka diterima sampai kepuasan masyarakat, dan belum
terbukti bahwa hubungan kekeluargaan didukung mekanisme penganggaran
membuat mereka melakukan serta pengawasan yang rasional dan
penyimpangan dalam tugas, atau tidak transparan.
bekerja dengan efektif sesuai tuntutan
tugas. Efisiensi dan efektivitas merupakan
karakteristik good governance yang
Dalam hal ini yang perlu dilakukan merefleksikan kemampuan pemerintah
adalah mencegah kemungkinan dan dalam pencapaian tujuan secara tepat
memperkecil kesempatan untuk guna dan hasil guna. Pencapaian
melakukan penyimpangan. Dengan tujuan dengan mempertimbangkan
demikian yang harus berlaku dalam aspek efisiensi dan efektivitas dapat
organisasi bukanlah asas praduga tak mendorong produktivitas pemerintahan
bersalah (presumption of innocence), tetapi menjadi lebih berkualitas tanpa
asas praduga kemungkinan jatuhnya membuang modal yang ada.
seseorang dalam kelemahan dan Kegagalan pemerintah dalam
kesalahan (presumption of fallibility), mempertimbangkan efisiensi dan
karena ketiadaan kontrol. Dari hasil efektivitas membuat pemerintah
penelitian dalam kontek keadilan, kehilangan modal yang besar.
stabilitas politik dan ketiadaan
kekerasan sudah baik (75 %), namun h. Akuntabilitas.
keadilan dalam penegakkan hukum
Sebagai konsekuensi dari pemberian
sangat memprihatinkan (27 %). Berlaku
hak dan kewenangan, penyelenggara
adil merupakan karakteristik yang
pemerintahan dituntut melaksanakan
dapat mendorong akseptabilitas
tugas dan kewajiban secara profesional.
masyarakat pada pemerintahnya.
Dari hasil penelitian persentase
akuntabilitas sudah naik cukup tajam
g. Efisien dan Efektif.
dari sebelum reformasi, namun
Berbagai sumberdaya pemerintahan persentase tersebut masih relatif rendah
bersifat terbatas, sementara kebutuhan (48 %).
masyarakat sangat beraneka ragam dan
relatif tak terbatas. Dari hasil Dalam menjalankan tugas dan
penelitian, efektivitas pemerintah kewajibannya penyelenggara
menurun dari 97 % sebelum reformasi, pemerintahan harus sadar untuk tidak
menjadi 41 % setelah reformasi. hanya berorientasi pada hasil tetapi
juga pada kebenaran dan kewajaran
Dengan demikian pihak-pihak yang dalam proses pencapaiannya. Pembuat
terkait dengan tata pemerintahan harus kebijakan pada semua tingkatan belum
mempunyai kesadaran untuk bersikap memahami bahwa mereka harus

12
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 4 No. 1, September 2013
Analisis Tata Kelola (Manajemen) Pemerintahan Dari Perspektif Good Governance

mempertanggung jawabkan hasil kerja i. Visi Strategis.


kepada masyarakat, hal ini terlihat dari
indeks persepsi korupsi masih rendah Pembangunan harus berdasarkan visi
(32%). Akuntabilitas akan dan strategi yang jelas, serta
meningkatkan kepercayaan dan mengikutsertakan warga dalam seluruh
kepuasan masyarakat terhadap prosesnya, sehingga warga merasa
pemerintah, tumbuhnya kesadaran memiliki dan ikut bertanggung jawab
masyarakat, meningkatnya terhadap kemajuan negaranya. Tujuan
keterwakilan berdasarkan pilihan dan penyusunan visi adalah untuk
kepentingan masyarakat, dan memberikan arah pembangunan secara
berkurangnya kasus-kasus KKN. umum sehingga dapat membantu
dalam penggunaan sumber daya secara
Di dalam pemerintahan yang efektif.
demokratis, segala hal yang dikerjakan
pemerintah harus bisa Untuk mendapatkan visi yang dapat
dipertanggungjawabkan kepada diterima secara luas, visi tersebut perlu
publik. Salah satu faktor mengapa disusun secara terbuka dan transparan,
pemerintah selama ini terkesan serta didukung oleh partisipasi
mandul dalam menjawab setiap kelompok masyarakat. Hal ini belum
problem masyarakat, karena tingginya sepenuhnya dilakukan, terlihat berganti
kepentingan pribadi dan selalu pemerintah berganti pula visi. Kualitas
memikirkan seberapa banyak regulasi dan pemberantasan korupsi,
kekayaan yang dapat dikumpulkan merupakan penjelmaan visi kedepan,
pasca suatu jabatan. persentase kedua hal ini relatif rendah
(38 % dan 23 %). Tidak jelasnya visi
Sering terjadi transaksi illegal untuk dan strategi akan memberikan
mengeruk keuntungan sebanyak kegamangan dalam menyusun
mungkin, dalam bentuk kesepakatan kebijakan perencanaan dan program,
diluar aturan yang semestinya. yang pada gilirannya akan mendorong
Meletakkan tanggung jawab satu- timbul sikap tertutup dan ekslusif
satunya pada sektor pemerintah aparat pemerintah terhadap keterlibatan
bukanlah gagasan ideal untuk masyarakat.
menciptakan pemerintahan yang baik.
Tanggung jawab merupakan nilai yang Visi strategis membutuhkan
mampu menjembatani relasi antara kesinambungan dalam mengawal
pemerintah dan masyarakat untuk agenda-agenda yang telah ditetapkan.
menjamin kelangsungan Pemerintahan yang bertolak dari visi
pemerintahan. adalah pemerintahan yang mempunyai
pandangan jauh kedepan, serta
Tanggung jawab pada elemen memiliki cita-cita yang bersifat jangka
masyarakat dibutuhkan agar panjang dan berkelanjutan.
masyarakat sadar akan output yang
diberikan pemerintah dan memelihara
semua produk pelayanan yang
diberikan, serta ikut bertanggung
jawab terhadap kegagalan pemerintah
yang dipilih oleh mereka sendiri.

13
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 4 No. 1, September 2013
Analisis Tata Kelola (Manajemen) Pemerintahan Dari Perspektif Good Governance

PENUTUP terhambatnya proses reformasi, baik


dalam bidang politik, hukum,
Sebagai penutup dari tulisan ini, maupun ekonomi, yang berujung
disampaikan beberapa hal : pada ketidakberhasilan penciptaan
struktur politik dan ekonomi.
a. Pembukaan UUD 1945, Kedua; Pemerintahan harus dapat
mengamanatkan pemahaman tentang menjamin kepentingan publik secara
perlunya pemerintahan negara seimbang dengan melibatkan
Indonesia yang bersih dan memenuhi kerjasama antara semua komponen
prinsip-prinsip Good Governance. bangsa (negara, masyarakat, dan
Pemerintahan belum sepenuhnya pihak swasta). Melalui proses tersebut
mampu melindungi dan diharapkan akan tumbuh konsensus
melaksanakan fungsinya sesuai yang dan sinergi dalam penerapan program
diamanatkan oleh pembukaan UUD - program tata kepemerintahan yang
1945 di atas. Hal ini sesuai dengan baik di masyarakat. Pelaku-pelaku
hasil penelitian tentang tata kelola tersebut masing-masing memiliki
pemerintahan Indonesia yang belum karakter tersendiri tetapi ketiganya
mengalami perbaikan signifikan dan tidak akan mampu berdiri dan
belum konsisten setelah 15 tahun berkembang sendiri-sendiri untuk
reformasi. mencapai kehidupan yang lebih baik
b. Perlu kemaun dari seluruh komponen bagi setiap lapisan masyarakat.
bangsa, terutama para pemimpinnya, Ketiga; mewujudkan tata kelola
untuk mengimplementasikan konsep pemerintahan yang bersih, efisien
Good Governance dalam dinamika dan efektif, serta menumbuhkan
kehidupan bangsa secara menyeluruh. suasana politik yang demokratis
Di samping itu diperlukan juga melalui keterbukaan, tanggung jawab,
kesadaran dari semua lapisan tanggap akan aspirasi rakyat,
masyarakat untuk berkerjasama menghargai perbedaan, dan jujur
dengan pemerintah dalam memacu dalam persaingan.
langkah dan upaya pemahaman
tersebut. Seiring dengan proses Keempat; menumbuhkan kesadaran
demokratisasi yang terus berjalan, bahwa tertib sosial, ketenangan dan
akan berdampak pada makin keteraturan hidup bersama, hanya
meningkatnya tuntutan akan dapat diwujudkan dengan ketaatan
partisipasi masyarakat dalam terhadap hukum dan peraturan
kebijakan publik. Dengan demikian perundangan yang berpihak kepada
tuntutan penerapan prinsip-prinsip keadilan, menghindarkan penggunaan
tata kepemerintahan yang baik hukum sebagai alat kekuasaan, serta
merupakan keharusan. bentuk-bentuk manipulasi hukum
lainnya.
c. Implikasi. Beberapa hal yang dapat
dikemukan sebagai implikasi : d. Sebagai bagian akhir dari tulisan ini,
disarankan setiap pemimpin dalam
Pertama ; hambatan yang ditemui pemerintahan dapat memberikan
pada pelaksanaan good governance di contoh yang baik, sesuai kata dengan
Indonesia harus dihilangkan, seperti perbuatan, dan jujur kepada diri
kondisi sosio-politik yang diwarnai sendiri maupun orang lain.
oleh tingkat korupsi yang tinggi dan
kekuatan menekan dari masyarakat
yang masih lemah. Pemerintahan Demikianlah tulisan singkat ini
tidak dijalankan oleh kekuatan politik disampaikan, mudah-mudahan ada
oligarki, karena tanpa disadari politik manfaatnya dalam membangun bangsa
oligarki akan mengakibatkan yang tercinta ini.

14
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 4 No. 1, September 2013
Analisis Tata Kelola (Manajemen) Pemerintahan Dari Perspektif Good Governance

DAFTAR PUSTAKA

1. Bappenas. Public Good Governance.


Jakarta, 2002.

2. Griffin, Ricky W. Management. U.S.A:


Houghton Mifflin Company, 1997.

3. Kemenko Polhukam. Wawasan


Kebangsaan. Jakarta, 2008.

4. Labalo, M. Memperkuat Pemerintahan


mencegah Negara Gagal. Jakarta:
Kubah Ilmu, 2012.

5. Max Weber dalam Martin Albrow


(terjemahan). Birokrasi. Yogyakarta :
Tiara Wacana, 1996.

6. Sudjana. Metoda Statistika. Bandung :


Tarsito, 2005.

7. Stoner, James A.F. Management. New


Jersey: Prentice Hall, Inc., 1994.

8. Undang-undang RI Nomor 28/1999.


Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan
Berwibawa. Jakarta, 1999.

9. UNDP. Human Development Report.


Washington D.C., 2013.

15
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 4 No. 1, September 2013

Anda mungkin juga menyukai